Rabu, 05 Agustus 2015

Menelusuri Watu Candi di makam Desa bergas Lor

foto by max trist
      Penelusuran lanjutan, Info dari Bapak Ris Winner, Info yang kudapat dari beliau, "Ada makam Laskar Diponegoro, yang menggunakan watu candi sebagai pathok". Apa yang kami dapatkan dari penelusuran di luar ekspetasi kami. Kami perlu 3x untuk mendapatkan kisah mbolang ini. Kisah yang pertama, (8 juni 2015)  oleh Max Trist seorang. Ketika ku beritahu ada watu candi yang dipakai untuk makam di dekat sawah reco dan Mbah doel jajal, berkesempatan untuk menelusuri terlebih dulu.       Ku crosschek dengan Pak Ris Winner, ternyata, "Bukan, bukan itu. ini tersendiri kok mas. ga ikut makam umum. masih maju sedikit dari makam, ada pertigaan sawah diseputaran situ." 
    Kisah yang kedua, (5 Juli 2015) Bersamaan waktunya dengan acara buka puasa bersama DEWA SIWA di rumah salah seorang anggota di daerah Ambarawa, Saya dan Eka WP bersepakat dengan Max trist untuk menengok sebentar makam yang sudah di kunjungi.

Watu Candi di Makam Desa bergas Lor
    Beberapa watu candi yang berhasil kami temui :

     Ketika kami penasaran, kami mencoba mengangkat, 3 orang masih terasa berat... dan dibawahnya juga nampak watu candi...   


juga Watu candi tak jauh dari lokasi watu sebelumnya

Watu Candi di Jadikan Pathok makam



Watu candi lepas tergolek




Kemuncak

     Bertanya-tanya dalam hati, "Apakah dulu di sekitar makam / area ini ada bangunan suci?", banyak watu candi di makam ini.

       Kisah yang Ketiga, (28 Juli 2015) Selang waktu beberapa hari kemudian saya berkesempatan untuk mampir. Sebenarnya mblusuk kebetulan. Ajakan mendadak dari Mas Radito Prahoro menengok Watu Lumpang di Dsn. Sikunir Bergas Lor langsung iyakan, dan ternyata Mas Dhanny Putra merespon pula turut serta. Jadilah kami bertiga. 
Makam laskar Diponegoro di Bergas Lor (foto by : Ris Winner)
     Janjian di depan kantor Kec. Bergas. Ternyata rute melewati Makam Laskar Diponegoro, info dari beliau Bapak Ris Winner. Beruntungnya Mas Dhanny sudah mengetahui lokasinya, sehingga memudahkan kami bertiga untuk nengok sebelum berlanjut ke lokasi tujuan semula.
     Penunjuknya, dari Kantor Kec. Bergas... ikuti jalan yang masuk ke kiri (bisa setelah/ sebelum yang pada akhirnya akan ketemu. 
        Kira-kira 100m sampai dengan bangunan rumah (memakai bata ringan-putih) yang belum jadi, jalan masuk menuju makam laskar Diponegoro sebelum rumah tersebut. 
   Sampailah kami, Ada 2 makam, yang pathoknya memakai watu candi. 

Komunitas Dewa Siwa di bergas Lor

    Info dari bapak Ris Winner, "Di makam ini, menurut warga sekitar yang dimakamkan adalah 2 tokoh wanita laskar Pejuang P. Diponegoro.". "Energinya juga kuat lo mas!", tambah beliau.   Ketika kami kesini, idem dengan info beliau, mas Radito juga memberitahukan tentang di sini memang makam.
     Selain ketertarikan atas sejarah perjuangan Diponegoro, Bagaimana bisa meninggal dan dikubur di sini... Sungguh sangat menarik dan penuh penasaran dalam benak saya. Beberapa pihak yang bisa berkomunikasi dengan para leluhur saat saya tanya, beliau berdua ini memang laskar yang ditugaskan daerah sini.... seperti pejuang di garis depan/ telik sandi. 
Pathok makam, Watu candi berpola di Bergas Lor
   Kami juga mencermati, Pathok yang digunakan persis seperti watu candi yang berpola dan unsur dari sebuah bangunan

     Sebelum berlanjut mbolang, kami berfoto bersama terlebih dahulu, Mas Dhanny, Mas Radito dan Saya.
Situs watu candi di di Makam Laskar Diponegoro bergas Lor


Salam Pecinta Situs


Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...





Mari Kunjungi dan Lestarikan....












Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Selasa, 04 Agustus 2015

Situs Kalibening Kebondalem Jambu

Lapik Arca Situs Kalibening
     Jumat, 24 Juli 2015
      Mbolang susulan, ditinggal blusuk oleh kawan-kawan Dewa siwa membuat saya 'memaksa' lek Wahid untuk kembali ke-tiga kalinya  ke lokasi.  "Maturnuwun yo lek". Bersama Lek Trisno, saya berangkat dari Perpustakaan Ambarawa. Mbolang kali ini dikejar waktu, Karena Kami juga Janjian jam 5 dengan Mba Derry rencana, kami melihat 2 arca yang 'sale' di situs online. Lokasi kedua nanti di daerah Bringin.
       Tak berpanjang lebar, segera kami menuju lokasi, singgah sebentar di rumah lek wahid tepatnya Desa Ngampin Ambarawa. 
    Kemudian Perjalanan kami Lanjutkan menuju Kalibening, Desa kebondalem Jambu. Petunjuk yang paling mudah, Sebelum kantor Polsek Jambu, ada gang sebelah kanan yang nanjak. Masuk kira-kira 4,5 km. 
Petunjuk 1 : SDN Kuwarasan 01
      Lurus terus. Ikuti penunjuk yang sempat kami abadikan, dimulai dengan Petunjuk 1 : Setelah SDN Kuwarasan. 
Petunjuk 2 : kantor Desa Kebondalem.
     Lanjut saja sampai ketemu dengan kantor Desa Kebondalem, yang berada di perempatan desa dan nampaknya menjadi pusat keramaian Desa. (Petunjuk 2), kemudian.  Ikuti panah merah / ambil jalan menuju arah sumowono (tertulis di rambu-rambu warna biru)
Petunjuk 3
     Sampai ketemu lagi dengan persimpangan jalan yang terdapat pula penunjuk arah, ambil lurus ke arah Kalibening (Petunjuk 3).        Kemudian Cari saja rumah Bapak Her Trimakno, Lapik Arca Situs Kalibening berada di kebun beliau. 
   
Saya. Pak Her dan Wahid
 Kira-kira 100m dari rumah Bapak Her (beliau biasa dipanggil warga), Situs ini berada di cekungan dengat aliran sungai kecil. Setelah minta ijin beliau, kami melanjutkan perjalanan. Parkir motor di pinggir jalan sebelum jembatan (kira-kira 50 dari Rumah Pak Her. 
                                                                                     Ada jalan setapak menurun menuju Situs.. 
     Susuri jalan setapak dan melewati jembatan bambu. kemudian tak sampai 50 meter akan sampailah :
     

      Lapik Arca Situs Kalibening kebondalem Jambu  
Lapik arca Situs Kalibening Jambu
Lapik arca di jalur aliran air
       Berada di dekat aliran air, yang bersumber dari mata air di dekatnya. Dulu, menurut cerita dari anak Pak Her yang penasaran nyusul kami... "Dulu di atas aliran ini, sekitar 10 meter ada pancuran air yang masih digunakan untuk mandi. Airnya bersih dan dingin."
    Namun saat ini, debit air menurun, Lapik arca juga berada di jalur air mengalir saat banjir, banyak sampah di sekitar lapik.  Walau dekat dengan sumber mata air, namun saluran air ini melalui perkampungan terlebih dulu...
     Selain di tempat yang tinggi, subur juga dekat dengan sumber air menjadi penanda dulunya di area ini ada sebuah bangunan suci untuk ibadah pada masa itu. Banyak kemungkinan, diatas Lapik ini. Bisa Siwa, Wisnu, Ganesha atau bahkan ARCA DEWI DURGA Mahisasuramardhini.
Lapik Arca Situs Kalibening Jambu 

      "Bentuknya seperti yoni tapi tak berlubang, untuk cerat ada untuk pembuangan air,  kalo umpak pasti tak bercerat, ada lubang besar atau malah timbul seperti gong untuk meletakan tiang", jelas Mba Derry Adita sang Ketua Komunitas dewa siwa saat kami mintai argumen pelengkap. 
Cerat lapik arca Kalibening jambu

      "Di atas ini, tepatnya di dekat sumber air, ada batu ber' tapak wali'.... yang menurut warga sekitar juga peninggalan masa lalu.". Tambah Bapak Her, memberi tambahan informasi kepada kami.
Lapik Arca Situs Kalibening Jambu
       Namun karena kami dikejar waktu, menelusuri 'tapak wali' segera akan kami agendakan lain waktu. dan Penelusuran situs di Kalibening ini belum berakhir
Situs Kalibening Kebondalem Jambu


     Mbolang susulan: (gambar diambil oleh lek wahid)
Salam Pecinta Situs
ssdrmk di Situs Kalibening Kebondalem Jambu



Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... 

Gabung yuk...

di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Minggu, 02 Agustus 2015

Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen

Arca Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen
     Selasa 14 Juli 2015
      Blusukan kali ini sebenarnya bukan tujuan utama, Rencana akan mblusuk ngabuburit (masih bulan puasa) ke Situs Pakopen Bandungan. Tapi saya berinisiatif untuk nengok terlebih dulu.... dan karena itulah membuat blusukan ini seru, muter-muter, panik dan saling prengut2an.... hahahaha.... Komunitas ber-proses.
     Janjian di depan Balai desa Samban, untuk menuju lokasi situs kami meluncur arah Pemancingan Jimbaran. Proses pencarian ta perlu saya tuliskan (muter2). Sobat tinggal baca hasil akhirnya saja. 
    Kira-kira 1km kemudian ketemu dengan tugu ini, masuk gang dekat tugu tersebut, kemudian ambil yang jalan lurus keatas. Jika kekanan jalan buntu. 
sumber foto : Lek Trist.... "Motornya ketemu, orangnya dimana?
    Ikuti sampai ketemu dengan makam warga Srumbung gunung. Parkir di depan area makam. Yang pertama sampai disini Saya dan Mas Eka WP,  Kemudian berturut-Turut Mas Kusuma Wardhana, Lek Wahid, Bu Noor Hayati dan keluarga serta terakhir lek Trist... Informasi yang sepenggal dari Ketua DEWA SIWA : Di belakang makam dekat sungai... menjadi pegangan kami.... namun..... 10 menit ta ketemu sungai itu.... heheheh "Belakang makam itu sungainya berapa ratus meter mba? ... hehehehe".
     Untung, saat itu ada seorang nenek yang sedang berladang.... Saat kutanya.... kaget beliau. "Kok jenengan ngerthos mas?", Si nenek takjub rupanya. Tidak memberitahukan dimana lokasi arca nandi dan Watu bulus yang saya cari, malah tanya asal saya dari mana. "Lembune teng galengan mriko (sambil menunjukkan arah tenggelamnya matahari), naming nggih niku mpun mboten wonten sirahe. Menawi buluse teng caket lepen", jelas beliau dalam bahasa Jawa, terjemahkan sendiri ya.....
Kali kecil dibelakang Makam Srumbung gunung

     Tak lupa berterimakasih, sambil diiringi tatapan heran.... (kira-kira beginilah tatapan beliau saya artikan "Kok tahu dapat informasi dari mana ya?"), saya mengikuti petunjuk beliau, menuju arah tersebut. Saat menelusuri kali kecil (bukan sungai..) saya disambut seekor ular, yang ekornya saja sama dengan ibu jari kaki saya...., dan ternyata semua rombongan yang terpisah2 kedatangannya semua melihat, Pertanda ini sambutan baik kah?
    Tak berapa lama Arca Nandi Situs Srumbung gunung terlihat di kejauhan
Situs Srumbung Gunung : dibawah Panah merah..  Arca nandi berada
    Tak sabar rasanya ingin segera sampai di dekat arca Nandi Srumbung Gunung. 
    Kemudian....
Arca Nandi Situs Srumbung Gunung
      Nandi tanpa kepala, lama-lama saya jadi terbiasa mbolang ke situs dan mendapati kondisi arca tanpa kepala. Miris. Tapi mau bagaimana lagi.... Karena saya duga tujuannya ya menghilangkan esensi dan dan hakikat arca tersebut. Saya menyebutnya dengan pemusnahan budaya. 
     Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati.
     Arca Nandi untuk pemujaan agama Hindu Siwa. Dia juga adalah guru dari 18 Master (18 Siddha) , termasuk Patanjali dan Thirumular.



Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen
      Arca Nandi Situs Srumbung Gunung Desa Poncorus Bawen, 
Gambar arca nampak dari belakang   :



Saya di Arca Nandi Srumbung Gunung Bawen
      Ketika meng'eksplor Arca Nandi ini, ada seorang Bapak petani yang memberitahukan informasi adanya Watu Lumpang dan Watu bulus tak jauh dari lokasi Arca Nandi ini. 
  Saat itulah saya dan mas Eka sempet Prengut2an... hehehehe  Prioritas pie? lha sing dijemput ki malah seneng neg keblasuk lo ya..--ya to lek wahid?----... wkwkwkwk...
    "Asline jemput Bu Noorhayati opo ponakane? ...wkwkwkwk. "kok semangatmen...." wakakakak... 'nesu leleti lethong'
    Akhirnya, Saya melanjutkan menelusur Watu Lumpang dan Watu Bulus tanpa Mas Eka, apalagi ada kedatangan Mas Kuwuma Wardhana, jadilah saya lanjutkan ke Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung berdua. 

Watu lumpang ada di dekat prasasti ini
   Dari Arca Nandi, saya menelusuri arah utara sesuai petunjuk bapak petani tadi. "Turut di saluran air, nanti penghabisan talud, Watu Lumpang itu berada mas..." jelas Bapak tadi.  Tak menunggu waktu lama, saya dan mas Kusuma menuju lokasi kedua. Kira-kira 100m dari Arca nandi,   
    Sampailah :
Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung

@ssdrmk di Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Difungsikan untuk menumbuk padi dan digunakan pula dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri... "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah... (Mohon koresinya mas Radito Prahoro).
        Setelah dari watu lumpang, sejauh mata memandang terlihat di pinggir sungai batu-batu besar yang bejejer di seputaran sungai. Segera kami berdua (Saya dan Mas Dhana) turun mencari 'Watu Bulus".

    Setelah beberapa lama mencari, Tak lama kemudian nampaklah watu yang memang mirip dengan Bulus = kura-kura air tawar.
Watu Bulus Situs Srumbung Gunung Bawen


    Watu Bulus, saya sangat penasaran awalnya. Apakah mirip dengan bulus yang ada di Candi sukuh Karanganyar....bulus/ kura-kura yang merupakan binatang yang bisa hidup di dua alam ini.

     Salah satu kisah tentang kura-kura :


Samuderamanthana :
      Pengadukan lautan susu yang dilakukan oleh para dewa dan raksasa untuk mendapatkan air kehidupan/amrta. Pengadukan tersebut mengunakan Gunung Mandara dengan Naga Besuki sebagai pemutarnya, kura-kura Akupa yang merupakan penjelmaan Dewa Wisnu menyelam ke dasar laut menjadi pondasi agar gunung mandara tidak tenggelam.



Pembagian Ketiga Dunia : 
a. Dunia Bawah = kura-kura 
b. Dunia Tengah = Gunung
c. Dunia Atas = lingga 


       Karena teringat cerita tentang Kura-kura tersebut. maka kami bergegas.... 
Watu Bulus Srumbung Gunung Bawen
     Namun, beberapa saat mencermati. Saya sedikit ragu.... ini bukan hewan Bulus seperti yang dimaksud. namun potongan/ Lempengan yoni bagian atas. Rupanya memang kebiasaan masyarakat, karena mirip... disebutkah dengan hewan yang mirip tersebut.
    Untuk memastikan, saya menunggu kedatangan crew Dewa SIWA lain. Yang terdengar sudah datang dari riuh nya..... ramai juga... dan ternyata... tulisan saya diatas tadi benar adanya.... Semangat jemput karena... ada makhluk langka itu..... hahahahahaha. Pangapurane ibu Noor Hayati. Ampun Kapok lho....
Yoni Situs Srumbung Gunung Bawen
      Setelah komplit berkumpul, kami mencoba membalik watu bulus ini untuk mengetahui sisi bagian lain. Dan Memastikan sebenarnya apa watu bulus ini. Danwalau sudah bertiga, masih terasa sangat berat, sekaligus harus berhati-hati..... Ternyata :
     


 Yoni berukuran besar.....
 Namun hanya bagian atasnya saja yang masih tersisa. 
Menariknya. Yoni Situs Srumbung Gunung ini dibuat dengan bagian bagian terpisah. 
Yoni Srumbung Gunung Bawen
            Kami mencoba menelusuri di sekitar area, karena di sekitar sungai memang tersimpan bahan-bahan pembuat yang lumayan banyak. tapi beberapa waktu berlalu kami tak menemukan jua.....  

Situs Srumbung Gunung
        Waktu beranjak gelap, dan saatnya berbuka puasa sebentar lagi. Kami memutuskan untuk mengakhiri Mblusukan di watu bulus ini..... Sebelum berpisah, Berfoto bersama Makhluk langka Komunitas Dewa Siwa....
Dewa Siwa di Situs Srumbung Gunung : Potongan Yoni.

Salam Pecinta Situs 
saya di watu bulus Situs Srumbung Gunung Bawen

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....

Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA