Selasa, 26 Mei 2015

Yoni Situs Brongkol Jambu Kabupaten Semarang

Yoni Situs Brongkol Jambu
Jumat, 22 mei 2015
Pertigaan Jambu arah Banyubiru
      Setelah Menelusuri Situs Dadung Awuk Di Desa Jambu, Mbolang kami lanjutkan di Desa Brongkol Jambu Kabupaten Semarang. Dari Desa Jambu, Perjalanan Kami lanjutkan ke arah Yogya... Kira-kira 53km... ketemu dengan papan petunjuk arah menuju jalur alternatif arah Banyubiru-Salatiga. 
Penanda arah ke Banyubiru-Salatiga 
    Ikuti Jalan masuk tersebut, Jalur ini bertebaran situs, Selain Yoni Situs Brongkol Kita Akan melewati Situs Candisari Jambu, kemudian ikuti jalan lagi kira kira 50m sebelah kiri (dibelakang makam ada Situs Ngembat, Setelah Yoni Situs Brongkol, kira-kira 1km ada lagi Situs Ngrapah





      Ikuti jalan tembus menuju Banyubiru - Salatiga tersebut, kira-kira 2 km akan ketemu dengan Kantor Desa brongkol: 
     Kemudian tak sampai 800meter sampailah  





Yoni Brongkol ada dibawah Pohon Durian
     Penandanya : Kebun Salak dan Pohon Durian yang tinggi menjulang. Posisi Gambar disebelah kanan bila dari arah jalan raya Semarang - Jogja.           Nampak digambar Rombongan mbolanger....




Posisi Yoni ada di Bawah Pohon Durian tersebut : 
Yoni Situs Brongkol Jambu     

       Warga sekitar menyebutnya "Watu Lumpang", "Sekitar tahun 2000-an alu nya hilang mas...." ungkap seorang warga yang tertarik mendekat saat melihat aktivitas kami. Alu = lingga. Bentuk Yoni sangat sederhana, cerat sudah rusak. Ukuran sekitar 60cm x 60 cm.
     Kaki Yoni sudah patah, dulunya Yoni ini berada di atas pohon durian (sumber warga Dusun Kunir yang kebetulan anggota perpustakaan).       Kemudian oleh warga diturunkan dan dipindah tak jauh dari pohon durian tersebut. Jadi patut diduga umur yoni ini lebih tua dari Pohon durian yang menjulang tinggi ini.      
leluhur pohon Durian Brongkol
      Beberapakali warga berniat menebang pohon durian ini, karena batang pohong mengkhawatirkan, namun tak ada yang berani.... karena kepercayaan warga tentang muasal durian brongkol ya di pohon ini. Cerita lain mengenai Pohon durian brongkol:

    Apakah kalian tahu? kenapa Durian Brongkol terkenal?.......
     Masyarakat brongkol percaya, awal muasal durian brongkol adalah durian ini. Bila durian ini buahnya lebat, maka durian warga pun berbuah lebat pula. Durian ini juga sebagai penanda awal musim durian di Brongkol. 
     Ditambah, Enaknya durian Brongkol bila durian yang berasal dari pohon ini enak, maka enaklah semua..... "Percaya/tidak tak memaksa..."
Yoni Brongkol
      Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kesuburan dan manifestasi dari gua garba. Yang berfilosofi sebagai sumbernya Ibu Pertiwi. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga. Bentuk Yoni  berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. 
     Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga.
      Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga.
     Tanah yang subur, sangat identik dengan keberadaan yoni. Kami duga dulunya di area ini adalah ada bangunan suci.
     Yoni yang berbentuk sederhana ini kami yakin usianya sangat tua, dan mungkin lebih tua dari usia gedong Songo. Dilihat dari bentuk yang sangat polos.


     Bersama Gerombolan Mbolanger "DEWA SIWA: Dari kiri ke kanan : Mba Derry Aditya dan anaknya (Gilang), Saya, mas Eduardus Angga, Mas Eka W Prasetya dan Pak Yophi.
Dewa Siwa di Yoni situs Brongkol Jambu Kab. Semarang
Sampai ketemu di 'Mbolang selanjutnya...

Save This ...
Not Only A Stone



























Salam Pecinta Situs...
Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   

Minggu, 24 Mei 2015

Situs Dadung Awuk Jambu

Situs Dadung Awuk Jambu (Transit Jenazah)
     Jumat, 22 Mei 2015
     Yang suka sejarah masa kerajaan, pastinya idem dengan saya ketika dapat informasi ada situs Dadung Awuk di Jambu pasti tak sabar ingin menelusuri...
   Sepenggal Cerita Tentang Dadung Awuk...

     Adalah Mas Karebet atau populer dengan nama Jaka Tingkir, sebagai Perwira baru di Kasultanan Demak Bintara, yang baru beberapa bulan diwisuda oleh Sultan Trenggana, karena lulus pendadaran ketika Kasultanan itu membutuhkan perwira yang mumpuni dan sakti. Lima tahun menjabat sebagai Komandan Peleton pengawal istana Sultan, kemudian dinaikkan jabatan menjadi Perwira Pengawal Dalam 
   Di pelataran kamandungan siang yang cerah Jaka Tingkir sedang menyaksikan pendadaran prajurit baru, yang setiap awal tahun ada perekrutan prajurit. Alkisah ada seorang pemuda tegap dan kekar bernama Dadungawuk, seorang preman di wilayah Bintara, yang ditakuti masyarakat maupun para prajurit kasultanan. Sang preman itu baru saja mengalahkan seekor banteng, pada zaman dahulu untuk ujian jadi perwira, harus bisa mengalahkan seekor banteng.
     Jaka Tingkir melihat preman tersebut bisa memecahkan kepala Banteng, langsung naik pitam. Dadungawuk diseret keluar dari blabar kawat dan ditantang duel ; "Wajar saja kalau kamu bisa mengalahkan hewan, lawan si Karerbet, bosa ndeso dari Tingkir….!". Panitia penerimaan prajurit baru tak bisa berkutik, hanya diam tercenung saja, karena jabatan Jaka Tingkir, perwira kinasih sang Raja.
     Duel antara Jaka Tingkir dan Dadungawuk semakin seru, ratusan jurus sudah terlewati, sudah hampir lima jam bertarung belum ada yang nampak tanda-tanda kekalahan. Dadungawuk, untuk segera mengakhiri pertarungan itu segera meloncat mundur, dan kedua kakinya berdiri sejajar dengan kuda-kuda semakin merendah, kedua tangannya bertelekan diatas tanah, ia rupanya sedang mempersiapkan aji macan liwung, kedua matanya menatap tajam mulutnya menyeringai. Di tempat yang lain, Jaka Tingkir juga melompat mundur dan hanya berdiri di satu kaki, seperti pendekar pulau Es-nya Kho Ping Hoo, tangan kanan diangkat keatas telapak tangan bagaikan bilah pedang, tangan kiri melipat didada, ia segera mengeluarkan aji Lebur Sakethi.
    Keduanya diam beberapa saat (mungkin sedang membaca mantera saktinya) suasana menjadi hening, namun beberapa saat kemudian terdengar lengkingan keras, dan keduanya sudah beradu ilmu, Dadungawuk kepalanya pecah terkena pukulan aji Lebur Sekethi.
    Peristiwa menjadi gempar, Perwira pengawal Sultan telah membunuh calon prajurit baru, akhirnya Sultan marah, Jaka Tingkir jabatan Kepala Pengawal di 'copot' kemudian diusir keluar dari istana. Dengan Perasaan menyesal, namun "Nasi sudah menjadi bubur" Jaka Tingkir keluar masuk hutan lalu kisah Jaka Tingkir bersambung saat kemudian dia berguru pada Ki Ageng Sela, dan Ki Ageng Banyubiru. Sampai sejarah menuliskan Jaka Tingkir menjadi Raja Pajang Sultan Hadiwijaya. (sumber : sastradiguna)
      Dadung Awuk yang konon berasal dari Pingit, oleh kerajaan Demak kemudian jenazahnya di pulangkan dengan dikawal utusan resmi kerajaan untuk dimakamkan disana, dan dalam perjalanan Rombongan pengantar jenazah Dadungawuk beristirahat di Jambu Lor ini. Tepatnya di Situs Dadung Awuk ini.... 
   Jika melihat lokasi, dengan ciri-ciri berlokasi di bukit/ gumuk. Dekat dengan sumber mata air dan tanah yang subur. Dugaan kami dulu lokasi ini ada sebuah tempat suci/ peribadatan/ sakral... 
    Bagaimanapun Kerajaan Demak adalah Kesultanan, namun tentunya kepercayaan yang turun menurun pada masyarakat tak dapat terhapus begitu saja. sehingga wajar bila istirahat setelah perjalanan yang jauh, jenazah Dadungawuk di semayamkan terlebih dahulu di sebuah bangunan suci yang disakralkan oleh masyarakat pada jaman itu.
      Berlalunya waktu, pergeseran informasi dan lenyapnya bangunan tersebut ditambah aura mistis yang kuat, atau ada tujuan tertentu...masyarakat sekarang lebih mengenal dengan makam Dadungawuk.
Toko Syafina Jambu : Penanda dimana Situs dadung Awuk Jambu
       Menuju Lokasi Situs adung Awuk sangat mudah. Dari Jalur Semarang-Yogyakarta, bila sudah berada di Sekitar Jambu Kabupaten Semarang... Cari Saja Toko Syafina. Situs Berada di Dusun Jambu Lor, Kelurahan Jambu Kabupaten Semarang. 
Gang Masuk Situs Dadung Awuk
     Dari Arah Semarang, Situs berada di sebelah kanan, Gang kecil di depan toko Syafina: 
     Kurang 100m, rumah pertama parkir di rumah tersebut
ijin parkir disarankan/ parkirnya dikebun warga atau di halaman warga sekaligus bilang akan ke situs Dadung Awuk
     Dari Rumah tersebut, menelusuri jalan setapak di samping rumah tersebut, kira-kira 75m (jalan setapak agak mendaki) lalu sampailah:
Situs Dadung Awuk Jambu 

   Masyarakat mengenal situs ini dengan Makam Dadung awuk, entahlah.. kenapa bisa berubah seperti ini.. menurut kepercayaan warga sekitar, tempat ini memang wingit alias angker, ditambah ada 2 penanda yang nampaknya nisan (karena ada taburan bunga pula)..
    Bukti wingitnya: "Mau cari akik mas?", tanya seorang warga saat kami jumpai sebelum menuju lokasi. Mentang-mentang demam akik, acchh...!!! Distorsi informasi rupanya (meminjam istilah Pak Tri Subekso (pamong Budaya Kab.SMG).
   Pertanyaan warga tadi menjadikan sebuah diskusi seru ketika kami diatas....
1. Kenapa masyarakat menyebut situs ini makam Dadung Awuk, 
2. Berada diatas bukit dan dekat dengan sumber mata air juga tanah sekitarnya subur...
--- Diskusi sungguh menghasilkan wawasan kami tambah, atas kemungkinan-kemungkinan di masa lalu... namun kami sepakat, yang paling mendekati adalah :
    Dulunya disini terdapat bangunan suci, semacam tempat pemujaan / candi... yang oleh warga di masa itu sangat disakralkan... lambat laun, tempat sakral tersebut mendatangkan beberapa macam 'energi'... yang kemudian menjadi tempat yang angker. Dugaan kami, para prajurit kesultanan Demak memutuskan untuk beristirahat sebentar/ transit ditempat ini karena ini juga adalah tempat suci. Karena tentu tidak dapat dilepaskan dengan budaya asli, adat istiadat masyarakat pada masa itu walaupun Islam sudah menyebar pula.
      Sisa Batu Candi yang masih nampak :




     Mbolang bersama kami lanjutkan di Situs Yoni brongkol ..... Edisi Kali ini : Gerombolang "MBOLANGER"... : Mas Eka WP., Saya, Eduardus Angga, Gilang, pak Yophie dan Mba Derry Aditya

Situs Dadung Awuk Jambu

Save This... Not Only A Stone
Salam Pecinta Situs


Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   


Selasa, 19 Mei 2015

Yoni Situs Gentan Doplang Bawen

Yoni Situs Gentan Doplang Bawen 
   
      Destinasi kali ini adalah Mbolang lanjutan dari Situs Candi Ngentak Ngampin Ambarawa... Tujuannya info keberadaan Yoni di Sawah Bengkok di Desa Doplang Kecamatan Bawen. (Sumber: http://www.semarangkab.go.id/skpd/disporabudpar/kebudayaan/52-bcb-kecamatan-bawen.html)

     Desa Doplang yang berbatasan dengan Ambarawa ini memang banyak peninggalan purbakala, ada Yoni Di Makam Gayamsari, Pentirtaan di Sendang Se Klotok, kemudian Yoni yang saya tuju ini, dan temuan sekitar tahun 2004 yaitu sebuah arca namun arca itu kini hilang yang berada di dusun candi Doplang Bawen. 
     Cerita singkat tentang Desa Doplang, saya ambil dari wikipedia : Desa Doplang, diyakini oleh masyarakat bahwa sudah ada sejak zaman dulu kala, dengan bukti telah di ketemukannya Yoni di Dusun Jurangsari (di makam Gayam) yang ditemukan pada tahun 1980 an dan yang menemukan adalah Keturunan dari Keluarga DIPOYONO yang berdomisili di Lopait Tuntang, Sedangkan Yoni di dusun Gentan yang memiliki Bentuk dan ukuran yang lebih kecil pada tahun 2004, kemudian ditemukannya lagi Reco di Dusun Candi yang disebut Reco Celeng karena Reco tersebut berbentuk seperti binatang Babi Hutan (CELENG) dan Relief di Dusun Klotok. Semua bukti tersebut menandakan bahwa di Desa Doplang sudah ada perkembangan Budaya yang termasuk Budaya Agama Hindu.

     Seiring dengan berkembangnya Mataram Islam, Agama Islam mulai banyak di anut oleh warga termasuk di Desa Doplang. Salah satu tokoh yang berjasa menyebarkan Agama Islam di Desa Doplang adalah DIPOYONO yang merupakan saudara tiri dari Pangeran Diponegoro. Dipoyono saat menimba ilmu Agama, merupakan teman seperguruan dengan Kyai Langgeng yang sekarang dimakamkan di Taman Wisata Kyai langgeng Kota Magelang. Sementara Dipoyono sendiri, Pusaranya diyakini berada di Pemakaman Gayamsari Desa Doplang berdampingan dengan ditemukanya Yoni di Makam tersebut.
      Semenjak saat itu, perkembangan Agama Islam di Desa Doplang semakin pesat, dengan bukti didirikannya sebuah Surau / Mushola di beberapa lokasi. Juga berdirinya sebuah Masjid di Dusun Krajan Dusun yang diperkirakan dibangun pada tahun 1921 yang diprakarsai oleh Bp. Kyai Soleman dari Demak. Walaupun Agama Islam berkembang, namun budaya Hindu masih kental mewarnai aspek kehidupan masyaerakat Desa Doplang. Hal ini terbukti dengan masih adanya Sesaji yang ditemukan di tempat-tempat tertentu sampai sekarang.
Yoni Situs Gentan Doplang Bawen

      Menuju lokasi, saya lewat jalur Ambarawa, Gang sebelum pasar projo kanan.. Ikuti jalur tersebut melewati beberapa dusun, kemudian bila ketemu dengan Gapura di pinggir sawah, parkir saja di sekitar gapura itu. Karena Yoni ini letaknya di tengah sawah, di pematang. (Gambar arah panah merah dimana lokasi itu berada, sementara motor kami parkir di dekat gapura)
   Secara Administrasi situs ini berada di Dusun Gentan Desa Doplang Kecamatan bawen Kabupaten Semarang, lokasinya di sawah bengkok desa. Konon Yoni ditemukan sekitar tahun 2004, saat penggarap sawah bengkok ini cangkulnya membentur batuan.

Yoni Situs Gentan Doplang Bawen
     Lingga yoni adalah berkaitan dengan Tri Purusa yaitu :
- Siwa sebagai simbol lingga sedangkan
- Brahma, dan Wisnu bersama-sama disimbolkan dalam pranala sebagai dasar yaitu yoni.

       Bentuk Yoni  berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat.  Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Air yang dimaksud adalah air suci saat ritual keagamaan pada saat itu.
    Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga. Yoni adalah peninggalan kuno masa/ periodisasi hindu... diduga adalah bersamaan dengan masa kerajaan mataram kuno....

     Yoni Situs Gentan Doplang Bawen berdimensi :
Panjang : 59 cm
Lebar : 59 cm
Tinggi : 50 cm (hasil ukuran rentang jari mas Wahid wkwkwk..
       Di tengah penampang atas yoni terdapat lubang tempat dimana Lingga berada... namun keberadaan lingga tak diketahui lagi keberadaanya. 


     Bentuk Yoni agak berbeda, bagian atas lebih lebar. Kondisi yoni masih sedikit pelapukan dibagian cerat :
 

 Saya dan Mas Wahid di Yoni Situs Gentan Doplang Bawen

  Entah terlewat atau tertutup rerumputan bahkan sudah terpendam... namun kode inventarisir tak kami temui...... sungguh bila ini diberi peneduh tentu lebih awet.... dan pastinya Lestari untuk anak cucu....

Sampai ketemu di 'Mbolang selanjutnya...

Save This 
Not Only A Stone
@ssdrmk di Yoni Yoni Situs Gentan Doplang Bawen
Salam Pecinta Situs...

Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   

Senin, 18 Mei 2015

Menelusuri Jejak Candi Ngentak Ngampin Ambarawa

Situs Candi Ngentak Ngampin Ambarawa
      Jumat, 14 Mei 2015...
sumber : foto mas wahid
   Berawal postingan foto anak rekan mbolanger Mas Wahid  yang dibelakangnya ada sebuah batu..., Kemudian, beberapa kali saya tanya dan mencoba menelusuri lokasi sendiri.. dengan berbekal info tersebut namun nihil....
    Akhirnya karena penasaran sekaligus lama tidak mbolang... saya nekat membuat postingan agenda 'mbolang'. di Grup Dewa Siwa Dan Akhirnya karena mungkin banyak yang berhalangan, hanya saya dan tentu mas wahid yang menelusuri jejak Candi ngentak Ngampin ini.
       Keberadaan Candi Ngentak berbalut misteri.. Karena hanya segelintir warga yang masih mengingat keberadaan situs di lokasi ini. Ngampin merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Ambarawa, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Jambu (Kabupaten Semarang). Situs Candi Ngentak Berada di salah satu wilayah Ngampin, seperti nama situs... Berada di Dusun Ngentak Lingkungan Ngampin Kulon. Kuliner Serabi "Ngampin" sangat khas dan bisa dicoba di sini.... Di Pinggir jalan raya kuliner ini dijajakan 
serabi ngampin
        Janjian sekitar Jam 3 Sore., Ketemu langsung dengan Pak Ari yang kebetulan rumahnya di dekat situs ini. Beliau berkenan mendampingi serta menjelaskan bagaimana dulunya situs ini... 
       Berminat menelusuri pula? Dari deretan kuliner Serabi Ngampin ini terus saja arah Yogya, Di Depan SMPN 3 Ambarawa, sebelum SPBU Ngampin... sebelah kanan ada jalan gang. Seperi nampak digambar : 
    





Masuk Gang kira-kira 50m sampailah :
Situs Candi Ngentak Ngampin
situs candi ngentak ngampir di area rumah ini
      "Dulu situs ini pernah dieskavasi, awal tahun 90an, kira-kira 1m sampai 2m ada pola bangunan terbuat dari batu bata dan batu candi. tapi entah kenapa ditutup kembali", Jelas bapak Arik. Situs ini berada di area rumah alm mbah Tjip... yang masih tetangga dekat dengan Bapak Arik. 

Yang masih tersisa di Situs candi Ngentak : 



Batu Bata berukuran besar.... yang berserakan :




    Di lokasi inilah dulu sempat dilakukan penggalian.... :

     




    
     Tidak Jauh dari Situs,  terdapat mata air "Sendang gayam" yang tak pernah kering walaupun kemarau panjang. Di Dekat Mata Air, kemudian tanah subuh menjadi sebuah ciri dimana ada sebuah tempat yang dulu disakralkan alias sebagai tempat ibadah masa mataram hindu...(kesimpulan sementara saya).     

     Sebelum Pindah lokasi saya sempatkan untuk berfoto bersama, dari kiri ke kanan : Pak Ari, Mas Wahid dan saya 

       Setelah menelisik di seputaran Rumah alm Mbah tjip, (saya sarankan untuk yang ber-golongan darah AB membawa lotion anti nyamuk, kalau tidak...nasipnya sama seperti Mas Wahid... "Bancakan Nyamuk"... Gol. darah Lain tentu lebih baik juga pake lotion anti nyamuk). Kami di perlihatkan batu berelief di rumah bapaknya Pak Ari,yang letaknya berseberangan dengan Rumah alm. Mbah Tjip... untuk melihat lagi temuan kala...:          Kala(makara) adalah salah satu bentuk wajah raksasa dan diapit oleh relief wanita cantik, desain ornamentis yang selalu menghiasi bagian atas pintu candi-candi di Jawa. Bentuk kalamakara ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang memiliki fungsi spirutual, yaitu sebagai 'tolak balak' (pengusir roh-roh Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak ancaman batin yang tidak tampak secara lahiriah. 

    Dalam cerita Hindu dan Budha, KALAMAKARA itu awalnya berupa dewa yang tampan. Ia mendapat hukuman dan kutukan dari Sang Hyang Widi, berubah menjadi raksasa yang buas dan setiap binatang yang dijumpainya dimakan dan diterkamnya. Dan terakhir memakan tubuhnya sendiri dan tinggal kepalanya yang kita sebut KALAMAKARA itu. (sumber:http://serbasejarah.blogspot.com)
Kala Situs Candi Ngentak Ngampin Ambarawa
     Jika, mengikuti sumber literatur itu, keberadaan kala makara ini sangat meyakinkan saya bila dulu ada sebuah bangunan berwujud candi... entah pendarmaan ataupun pemujaan... dan dugaan saya.

     Relief Kala Dari Belakang : 








      Dari Kalamakara, kami berlanjut ke 'Watu Lumpang'... Jalurnya... dari Kala berada keluar arah ke kanan/ masuk dari gang awal lagi terus keatas... pertigaan pertama ambil kiri..







Setelah ambil kiri... jalan 50m, ambil kiri lagi : 







    Lalu Sampailah, watu lumpang berada di pinggir sungai...
watu lumpang situs ngentak ngampin Ambarawa
     Karena keterbatasan sumber informasi mengenai fungsi dan sejarah... untuk sementara "watu Lumpang saya tunda info... update setelah dapat info  yang benar.

Cerita dari Warga : "Dulu Watu Lumpang 'digelundungkan' ke sungai tapi balik lagi mas.."






     Ada 3 mata air dan sungai yang dekat dengan posisi watu lumpang ini




Save This Not Only a Stone
di Watu Lumpang Situs Candi Ngentak Ngampin Ambarawa
Salam Pecinta Situs....



Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA