|
Blusukan Marathon DEWA SIWA |
Hari Minggu (Ahad), 14 Juni 2015
Kegiatan perdana Komunitas Dewa Siwa mengunjungi situs-situs di sekitar Kabupaten Semarang. Kami menjadikan judul "Blusukan Marathon" karena memang tujuan blusukan yang spesial jumlahnya.
Titik kumpul "blusukan Marathon" di Perpustakaan Ambarawa (Samping terminal Ambarawa) Jam. 09.00WIB. Jam 9 kurang 10 menit, saya sampai di perpustakaan dan sudah ada 2 personel yang menunggu :
Berturut turut personel yang gabung :
Sambil menunggu rekan yang belum datang, Salam perkenalan plus briefing terlebih dahulu... Selain kegiatan ini perdana, banyak personel yang baru ketemu face to face kesempatan kali ini. Di awali dengan doa bersama.... Blusukan Marathon kami mulai,
Jalur melewati pasar projo, gang sebelah kiri masuk, kira-kira 2 km, perempatan ambil kiri. (jalur lengkapnya di naskah blog-link di atas). Karena personel yang banyak, atas pertimbangan keamanan, kami parkir motor di rumah penduduk
|
Menuju Sendang Seklotoj |
Menuju Lokasi para pembolang situs melalui Pematang sawah.
... Ornamen burung, arti ornamen burung adalah filosofi manusia mencari jati dirinya, hidupnya burung itu di atas (terbang) tapi kalau mau cari makan hanya turun sebentar cari makan dan kemudian naik lagi... itu diumpamakan manusia tinggalnya diatas (masih memiliki watak DEWA)/lepas duniawi... itu cuma paweling manusia sebelum dilahirkan manusia dulu dulunya ROHnya adalah DEWA yg terkena karma menjadi manusia... (Sumber : Mas radito Prahoro ).
|
Relief Burung di Sendang Se Klotok |
Ornamen burung ada lagi yang berada di bawah dekat air, Menurut Mas radito ada pula ornamen trisula yang terpendam di bawah ornamen burung yang ke 2 ini :
Beberapa jepretan Personel Komunitas Dewa Siwa di Sendang Seklotok :
|
di Sendang Se klotok : DEWA SIWA |
|
di Sendang Se Klotok : Air Belerang + hangat |
Pak Yophie: Kasihan ulat nya pak...dipukul tongkat se gede itu.....
Mas Eka mencoba kedalaman sendang sekaligus menghilangkan KKP ya? wkwkwkwk.... Di sebelah Kiri Pak Tri Toro dan mas Bowo mesti Mbatin : "Wis gede senengane kok keceh ae...."
"Was here", kurang lebih begitulah yang di katakan Mas Suryo Idein, Tapi tak tahu yang di benak Mas Indra Umar Mulah... hehehehe
Setelah merasa cukup meng-eksplore Petirtaan kuno ini, kami berlanjut ke Destinasi ke-2 :
2. Yoni Situs Gayamsari Doplang Bawen
|
Yoni Gayamsari Doplang Bawen |
Dari Se Klotok kembali lagi menuju jalan Doplang, ke arah Harjosari. Perempatan ambil kiri, kemudian ketemu dengan masjid :
Kemudian kami parkir Motor dirumah warga, karena yoni berada di makam belakang pemukiman. Lalu kami sampailah :
|
Yoni Gayamsari Doplang : Komunitas Dewa Siwa berkerumun |
Situs Gayamsari Doplang Bawen sudah terdaftar di Dinas Pariwisata, dengan adanya papan peringatan / larangan UU No 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.
Kondisi Yoni Situs Doplang ini ‘rompal’ bagian depan dan hampir 80% ditumbuhi lumut.
Beberapa Dokumentasi Personel Dewa Siwa (terlihat di ID samar dalam gambar) :
Perjalanan masih panjang, Kami teruskan Tujuan ke-3 : Menuju Yoni Situs Gentan Doplang. Jalan terus melewati Dusun Candi Desa Doplang, Konon di Dusun ini ada Bangunan Candi yang entah sekarang sisanya dimana, karena menurut info yang saya dapat... Batu penyusun candi sidah berubah menjadi talud, Pondasi dan urugan. Selain bangunan candi yang musnah juga ada Arca Celeng=Babi yang telah hilang di tangan kolektor jahat.
3. Yoni Situs Gentan Doplang Bawen
|
Yoni Gentan Doplang : berada di pematang tengah sawah |
Dari Dusun Candi terus saja, ketika melewati persawahan sobat pelan-pelan sampai menemui gapura batas desa. Parkir Motor di balai Desa. Susuri Pematang Sawah di penunjuk panah merah, Sampai ketemu :
|
Yoni Gentan Desa Doplang Bawen |
Yoni ukuran lebih kecil dan sederhana dibandingkan Yoni Situs Gayamsari Doplang. Beberapa foto peserta Blusukan Marathon di Situs Gentan Doplang :
Karena sudah tidak jaim, Sebelum lanjut ke Situs selanjutnya kami berfoto 'keluarga' terlebih dulu, Seluruh personel Blusukan Marathon Komunitas Dewa Siwa:
Matahari yang mulai terik, ta menyurutkan langkah kami. Bahkan Semakin semangat walau keringat sebutir jagung sudah bermunculan....
Dari Situs Gentan Doplang, Perjalanan kami lanjutkan ke Yoni situs Gandekan Harjosari Bawen. Melalui jalur menuju Gn. Kendalisodo... (menurut info yang kami dapat di Gn. Kendalisodo beberapa situs masih tersisa, saat ini masih aktif digunaan untuk ritual semedi), pertigaan kami ambil kiri. Arah menuju KUA Bawen/ RM. Rahayu.
Yoni Situs Gandekan Bawen
|
Yoni Situs Gandekan harjosari bawen |
|
Yoni Gandekan : Rompal. |
Kondisi Yoni sudah berpindah lokasi. Menurut info yang kami dapat, Area ini rencananya akan dibuat perumahan. Karena Persawahan, Diurug dan Yoni kemudian dipindahkan dengan crane, dalam proses pemindahan inilah menyebabkan sisi depan yoni bakian kiri rompal. Namun entah mengapa... kabarnya tanah ini malah terbengkalai.
Tak jauh dari Yoni Gandekan ini, terdapat sumur tua yang konon seumur dengan Yoni ini, Di seberang jalan sumur beberapa waktu silam masih ada batu candi yang tersebat di sawah, namun saat ini sama sekali tak nampak lagi.
Foto personel DEWA SIWA:
|
pra personel Dewa Siwa: Yoni Situs Gandekan Harjosari
|
|
G1. Menuju Yoni Randugunting |
Dari Situs Gandekan Harjosari, Blusukan kami lanjutkan Yoni Situs Randugunting. Dari Gandekan melewati jalan Solo Semarang,
|
G2. Menuju Yoni Randugunting |
Kemudian menyebrangi gang tepat setelah SPBU, Kemudian kami mencari makam Randugunting (Semua personel belum pernah ke lokasi ini..., jadi mbolang sesi ini butuh penelusuran terlebih dahulu)
Yoni berada di belakang makam Desa Randugunting Bergas:
Yoni dari sisi lain :
Yoni dari atas :
Para Personel Dewa Siwa "Selonjoran" melepas penat... dan merasakan sejuknya udara segar di sekitar Yoni Randugunting.
Tak Jauh dari Yoni Situs Randugunting, ada sendang yang dikeramatkan oleh warga.
Bahkan menurut warga dulu sebelum Bupati x mencalonkan diri sempat mandi di sendang ini.
Sebelum Berlanjut ke target situs selanjutnya :
|
Komunitas DEWA SIWA di depan Makam Randugunting |
Situs Kenangkan Bergas
|
gg. Menuju situs Kenangkan |
Perjalanan kami lanjutkan menuju Situs Kenangkan Bergas, Dari Randugunting keluar kearah jalan Raya Semarang-Solo, kemudian jalan kira2 2km melewati Pabrik Sosro. Sampai ketemu dengan Gang (nampak di gambar). Masuk gang tersebut, kira2 50 meter ada gang ke kiri masuk. Sebelum masuk. Tepat di gang kecil tersebut, depan warung pecel ada Jejeran tumpukan Kemuncak Candi dan Batu candi yang ditata dibuat pijakan untuk masuk ke rumah :
Kemudian, kami parkir dirumah orangtua Mas Radito Prahoro (Info situs berasal dari beliau) yang dekat dengan makam dimana Situs Kenangkan berada.
Batuan Candi Berserakan di areal makam Warga Kenangkan :
Tak Jauh dari makam, menelusuri jalan dibelakang makam... di Sungai
Menurut informasi, ada Arca hindu di pinggir aliran sungai.
Salah satu foto perjalanan menelusuri arca tersebut :
Arca Di Situs Kenangkan Bergas Kidul
Arca dari Belakang:
Arca dari Samping :
Dulu ada 2 arca seperti ini, cerita mas radito....
Batu berelief tak jauh dari arca hindu
Batu relief yang di simpan di rumah warga :
|
Situs Kenangkan : Watu candi berelief |
Kuburan kuno (Petilasan di area kos-kosan) yang menggunakan batuan candi :
|
Situs Kenangkan bergas kidul |
Tepat di sebelah petilasan (yang oleh warga juga ada yang menyebut makam kuno) ada watu candi di dekat tembok belakang rumah warga :
Puas kami menelusuri jejak situs Kenangkan.. kami beristirahat terlebih dahulu, Kebetulan Rumah Ortu mas Radito warung makan, jadi sebagian makan di sini, atau banyak pula yang membawa bekal dari rumah.
Beberapa crew Dewa Siwa menunya sama dengan saya, nasi kikil+gorengan+es marimas Rp. 6rb: "Murah meriah bikin kenyang"....
Nampak di gambar Mas eka lahap makan buatan istri di area makam :
|
Eka W Prasetya
Setelah cukup istirahatnya, kami berlanjut ke :
Situs Diwak (SPBE) Bergas
Dari Situs Kenangkan kami menyebrang, terlebih dulu memutar arah di depan Sidomuncul. Kemudian ikuti Papan Nama SPBE... Kebetulan situs berada di dalam area SPBE. Karena Mas Radito salah satu karyawan SPBE tersebut, Rombongan DEWA SIWA cukup mudah untuk berkunjung ke situs ini.
Di Situs ini terdapat umpak berbentuk kotak berhias, dan 7 umpak sederhana serta 1 Lapik arca yang pecah.
Umpak close up :
Umpak dan Lapik arca :
Batu bata berukuran Besar
Watu candi tak jauh dari umpak
Diskusi santai tentang situs Diwak :
All Crew foto bersama :
Setelah puas berdiskusi, Perjalanan kami lanjutkan menuju Arca Ganesha Banjaran karangjati,
Jalur menuju kesana coba klik link di tulisan cetak tebal tersebut.
Berada di dekat Pabrik Garmen USG Congol, namun kondisinya sungguh memprihatinkan. Sangat Memilukan.
Ganesha (Dewanagari) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala / bencana serta Dewa kebijaksanaan. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).
Crew DEWA SIWA, Sebagian yang nampak
Karena saking semangatnya, salah satu crew cedera Hamstring.... Makanya kang Eka W. Prasetya : ati-ati, lihat jalan...
Rupanya tak menyerah... Beliau dengan semangat DEWA SIWA tetap ingin melanjutkan Blusukan ke tujuan Selanjutnya,
Situs Gembongan karangjati
|
|
Jalan Masuk Lemahabang |
Dari Ganesha Congol.. ada 2 Rute Alternatif.. Yang paling mudah lewat gang depan Kantor BPJS kemudian setelah Makam ambil kanan, gang pertama kiri... Kira-kira 50m . Lalu Sampai Sebuah Madrasah. Situs Gembongan ada di halaman rumah warga seberang Madrasah Tersebut. Jika Rombongan Dewa Siwa saat menuju situs ini setelah dari Ganesha Banjaran (masih menelusuri/mencari keberadaan situs) melalui jalur gang setelah Ara Shoes.
Di Halaman Rumah Warga, Nandi dan 2 Lapik Arca Berada :
|
Situs Gembongan Karangjati |
Dulu banyak ditemukan, Arca Batu candi bertebaran pula. Namun karena masyarakat sini kurang perhatian. Arca tersebut di hancurkan, watu-watu candi di timbun tanah (terpendam di dalam rumah) begitu saja...
Bahkan ada satu arca di hancurkan oleh seorang oknum xxxxx (mohon maaf kami rahasiakan)
Nandi yang merupakan wahana dewa Siwa, memperkuat dugaan kami bahwa situs ini adalah peninggalan masa Hindu. Keberadaan Nandi ditambah Lapik arca berbentuk Padma ini kuat dugaan kami dulu ada Arca (mungkin) Siwa yang ukurannya lumayan.
Nandi
Lapik Arca
Umpak terpendam di batas tanah belakang rumah :
"Dulu Ada yang nawar 2 M mas... tapi kami ga berikan, karena kami sadar ini peninggalan leluhur" kata Ibu yang punya rumah.
Perjalanan kami lanjutkan, Menuju situs ke 10.Arca Ganesha "Mbah Dul jalal" Bergas Lor
|
Ganesha 'Mbah Doel Jalal" |
Menuju Lokasi....
Keluar dari Situs Gembongan Karangjati Kami meluar menuju Jalan Masuk Ke Arah Bandungan. Kira-Kira 500m gang sebelah kiri masuk. Ikuti jalan aspal tersebut kira2 200 m sampailah.
Close up Ganesha "Mbah Doel Jalal"
Foto bersama di Arca "Mbah Doel Jalal" Ganesha Bergas Lor.
Situs Kalitaman, Wujil bergas
Berlanjut ke Situs yang kesebelas, atau yang terakhir dalam acara Mblusuk Marathon ini. Settingan kami memang Situs Kalitaman terakhir... selain pemandangan yang akan didapat menakjubkan (berlatar Gunung Ungaran, juga menuju situs ini butuh perjuangan). Jadi Yang kami harapkan akan sangat membekas di hati crew DEWA SIWA
|
Sendang Kalitaman |
Arca Ganesha Mbah Doel Jalal, Kami keluar menuju arah Bandungan. Kira-kira 1km ada gang sebelah kanan (ada papan nama LPK bahasa) ikuti gang tersebut melewati perumahan, Kemudian sampai gapura Selamat datang Kelurahan Wuji... Tak Lama menjumpai Sendang Kalitaman dan Makam Sesepuh
Parkir motor di area sendang kalitaman, kemudian kami menelusuri jalan setapak melewati sebuah makam kuno sesepuh desa. Untuk rute selengkapnya di link Blog sasadaramk.
Betebaran Batu berpola, Umpak dan Yoni di Situs ini :
|
Umpak Situs Kalitaman |
|
Yoni belum Jadi di Situs Kalitaman bergas Ungaran |
Di Situs ini menjadi tempat kami beristirahat, melepas lelah.... namun saya amati tak ada wajah menyesal ikut... walau saya yakin cape sekali mereka....
Beberapa menikmati pemandangan menakjubkan yang berlatar bekalang gunung Ungaran. Banyak pula yang mendokumentasikan dan ber-selfie ria. Namun ada pula yang sekedar duduk 'meriung' berdiskusi. sambil menghabiskan bekal dan persediaan air minum.
|
Crew DEWA SIWA Sebelum pulang: Tak terlihat keletihan di Situs Kalitaman |
|
Perjuangan turun |
Sampai ketemu lagi di even Blusukan Marathon II di lain waktu lain tempat... Salam Pecinta Situs.
Save This Not Only a Stone
Mari Kunjungi dan Lestarikan
Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA