Begini seharusnya...... Tak saling melempar Tanggungjawab. Tapi saling Memberikan Dukungan
Di Kantor Desa Banyuwangi Kec. Bandongan Magelang
|
Yoni di Balai Desa Banyuwangi Magelang |
Tujuan ketiga ini adalah Yoni di Balaidesa, yang beberapa saat yang lalu di posting oleh rekan senior perblusukan di Gruk Dewa SIwa. Sekalian saja pikir kami....
|
Perempatan Trasan Bandongan |
Dari Candi Selogriyo, kami keluar menuju arah Bandongan, pasnya di Jalan Bandongan-kaliangkrik. Kira-kira 7km sampai ketemu dengan perempatan trasan tepat disamping jembatan, ambil kanan. masuk ke desa Banyuwangi. Kemudian cari Balai Banyuwangi.
|
Balaidesa Banyuwangi Kec. Bandongan Magelang |
Awalnya kami sempat kesasar - keblabasen 1 km lebih. kemudian balik lagi dan mengutuki diri kami yang tak awas.... Mungkin fokus yang lain ...
Sesaat sampai disini, kami dapati pintu kantor desa tertutup rapat, padahal adzan dhuhur barusaja berkumandang. Ach tak mau berpikiran yang enggak2... kami langsung ingin secara detail mengeskplor.
Yoni Yang berukuran besar namun cerat sudah raib.
Yoni sendiri adalah manifestasi dari Dewa Siwa, banyak juga yang mengungkapkan bahwa yoni dan lingga sebagai satu kesatuan yang melambangkan Dewa Siwa dan Shaktinya (Kelamin=kesuburan)
|
Mas Dhany saat mengintip di jendela |
Saat kami (saya dan lek Suryo dandan dan kemudian foto-foto ... Mas Dhany (Seperti yang diungkapkan pada saya) dalam bahasa jawa--- Maktratab atine, ketika ngintip di jedela.... sumpah serapah langsung berloncatan dari suara kerasnya. Spontan kami berdua... Hush opo to ach... kui...lho...kuiiii delok deweee!...
Saya mencoba mengulang aksi mas Dhany mengintip dan ekspresinya yang luar biasa terperangah itu... 4x jepret sama sekai berbeda. Padahal terus terang itu ekspresi terkejut paling heboh pertamakali saya lihat dalam hidup saya. Yakin!!!.
Beberapa gambar berikut, adalah pandangan mata kami dari luar jendela.
"Eidyan... joss gandhos,, desane peduli banget ki", spontan reaksi saya pribadi. Mengingat di tempat asal kami ga ada... dan susah untuk seperti ini.
Kami sangat Kagum, salut apresiasi yang tinggi. Sayangnya Kantor desa Sudah Tutup dan kami tak bisa menyentuh langsung watu-watu purbakala itu.
"Eh Jendelane ga dikancing ki", mas Dhany histeris. Nampaknya serasa ingin lompat saja. Namun.... Heheheheh. tepat saat kamu buka jendela... Bapak Carik dan Staf Desa datang.... hehehehe. "Nderek ningali watu niki nggeh pak", ijin kami. Diluar dugaan...
"Wah Masuk saja mas", Bapak Carik mempersilahkan kami. Wow..... "Malu aku", bisik mas Dhany..... Kami ter-ngekek bareng...
Segera penjelasan panjang lebar kami simak dari beliau Bapak carik "Bapak Cholik".
"Kami ingin merawat peninggalan leluhur ini, kalau bukan kami lalu siapa lagi?", ungkap Bapak carik.
Semua watu purbakala, dikumpulkan satu persatu dari kebun, alas, rumah warga. "Kami secara persuasif mendekati warga yang menyimpan atau ada tinggalan ini. Mereka respon bahkan ada yang mengantar sendiri", jelas Bapak Carik.
"Konsep kami ini menjadi ikon Desa Banyuwangi Kec. Bandongan ini, sekaligus wisata sejarah bagi anak sekolah maupun orang luar", urai Bapak tersebut.
"Beberapa waktu yang lalu, pihak terkait; BCB pun koordinasi dengan kami siap memback up 100%, tapi kamipun tak ingin bergantung. Karena ini adalah ke Khas san wilayah kami", tegas Bapak Carik.
Seperti yang beliau ceritakan kepada kami, akan dibangun mini musium di Balai Desa banyuwangi Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang ini.... Apa tidak wah? apa tidak keren????!
Ach... andaikan semua pejabat seperti beliau ini... pastilah tak banyak yang sia-sia watu purbakala di sekitar kita......
Video Amatir (Property by Mas Dhany) : Nunggu copyan dari Hp beliau)...segera setelah diperoleh akan saya uplod di you tube dan bagi di sini.
Foto dengan Bapak Cholik, Carik Desa Banyuwangi Kec. Bandongan Kab. Magelang :
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Sungguh ini pengalaman berbeda yang selama ini kami dapat dari blusukan kami. Semoga ini menjadi bahan kajian dan merawat watu purbakala itu tak hanya lembaga tertentu saja. malah pihak terdekat seperti Desa atau sekolah malah paling pas... menurut saya.. tentu saja ada supervisi darii pihak terkait..... Ach-- maaf hanya obrolan di warungkopi saja tulisan satu pragraf ini....---
Nb :
-Maturnuwun kepada Mas Dhany dan Lek Sur yang memberikan dokumentasinya, yang berjasa sekali hingga Blog ini lebih hidup.
_ Maturnuwun sanget kepada Bapak Carik, Bapak Cholik yang ramah dan terbuka menerima kami, serta segenap perangkat desa yang mempersilahkan kami untuk dekat dan "menyentuk" watu purbakala yang dilestarikan ini... Salut apresiasi dan sungguh semoga apa yang dilakukan njenengan semua bermanfaat dan menjadi contoh bagi pihak lain.
Salam