Rabu, 14 September 2016

Watu Lumpang di Wujil Bergas

Watu Lumpang di Wujil Bergas
     Blusukan "Kemisan masih berlanjut, kali ini bersama Mbah Eka W Prasetya.... "Tak terke"jawabnya secepat kilat. Saat saya messanger-an. Sekalian menelusuri lokasi lain sambungnya. Berawal dari postingan sior di dunia per-watuan purbakala impor dari luar kota. Pinisepuh Mbah Miko dan Mbah Adji.
Watu Lumpang di Wujil Bergas : dibawah tulisan merah
     Sangat menarik hati saya.... Kok ya sering lewat tak menyangka ada Watu Lumpang itu.
     Start  dari alun-alun lama Ungaran, berangkat jam 2 langsung meluncur ke lokasi, melalui jalur belakang  karena saya pembonceng tak tertib kali ini... lupa bawa helm.                             Petunjuk arah yang terdekat adalah Pertigaan SDN Wujil 02 Bergas. Dari SD Wujil 02 ambil arah ke kanan (bila sobat dari stadion wujil. Kira -kira 100m lihat ke kanan secara teliti di lahan kosong milik warga.
wujud watu lumpang kuno : Wujil Bergas
     Menurut info yang didapat Mbah Eka, Lahan ini Milik warga Bapak Dawam.  Terlihat dari kiri, kanan dan belakang lahan yang sudah berdiri rumah, saya kok punya perasaan tak baik.... Secepatnya ini di selamatkan... Terserah pihak RT/RW ataupun Desa/Kelurahan memindahkan agar aman dan tak bernasib sama dengan watu peninggalan lain yang akhirnya menjadi watu urugan atau pondasi.
Watu Lumpang di Wujil Bergas
    Watu lumpang, diduga pada masa itu digunakan untuk ritual tertentu, mulai dari ritual penetapan daerah sima atau wilayah perdikan (merdeka dari pajak), ada pula digunakan untuk ritual suci menumbuk sesajen atau bahkan digunakan untuk ritual tertentu lainya.
    "Terakhir kita lewat setelah blusukan, watu lumpang ini masih tertutup pohon dan banyak ilalang yang menghalangi pandangan", jelas Mbah Eka W.P
    Terlihat dari bekas tanah yang di pacul, lahan kosong ini mulai di perhatikan oleh pemiliknya.
     Sebenarnya saya sudah mem-video kan blusukan kali ini.... sayangnya hilang....
---
     Maaf hasil foto bareng, tak terfokus, maklum selftimer kurang sempurna karena alasnya bergerak... : 

Salam Pecinta Situs Watu candi
@ssdrmk di Lumpang Wujil

Blusukan kemisan berlanjut...

Rabu, 07 September 2016

Mau Lihat Tinggalan watu purbakala dilestarikan? tentu saja Di Kantor Desa Banyuwangi Kec. Bandongan Magelang


Begini seharusnya...... Tak saling melempar Tanggungjawab. Tapi saling Memberikan Dukungan

Di Kantor Desa Banyuwangi Kec. Bandongan Magelang

Yoni di Balai Desa Banyuwangi Magelang
     Rabu, 7 September 2016. Maih di penelusuran di hari yang sama dengan destinasi Utama yaitu Candi Selogriyo, sebelumnya mampir pula di Situs Makam Kalijoso
    Tujuan ketiga ini adalah Yoni di Balaidesa, yang beberapa saat yang lalu di posting oleh rekan senior perblusukan di Gruk Dewa SIwa. Sekalian saja pikir kami....
Perempatan Trasan Bandongan
    Dari Candi Selogriyo, kami keluar menuju arah Bandongan, pasnya di Jalan Bandongan-kaliangkrik.      Kira-kira 7km sampai ketemu dengan perempatan trasan tepat disamping jembatan, ambil kanan. masuk ke desa Banyuwangi. Kemudian cari Balai Banyuwangi. 
Balaidesa Banyuwangi Kec. Bandongan Magelang
    Awalnya kami sempat kesasar - keblabasen 1 km lebih. kemudian balik lagi dan mengutuki diri kami yang tak awas.... Mungkin fokus yang lain ...
   Sesaat sampai disini, kami dapati pintu kantor desa tertutup rapat, padahal adzan dhuhur barusaja berkumandang. Ach tak mau berpikiran yang enggak2... kami langsung ingin secara detail mengeskplor.
        Yoni Yang berukuran besar namun cerat sudah raib.
     Yoni sendiri adalah manifestasi dari Dewa Siwa, banyak juga yang mengungkapkan bahwa yoni dan lingga sebagai satu kesatuan yang melambangkan Dewa Siwa dan Shaktinya (Kelamin=kesuburan)

Mas Dhany saat mengintip di jendela
    Saat kami (saya dan lek Suryo dandan dan kemudian foto-foto ... Mas Dhany (Seperti yang diungkapkan pada saya) dalam bahasa jawa--- Maktratab atine, ketika ngintip di jedela.... sumpah serapah langsung berloncatan dari suara kerasnya. Spontan kami berdua... Hush opo to ach... kui...lho...kuiiii delok deweee!...
 Saya mencoba mengulang aksi mas Dhany mengintip dan ekspresinya yang luar biasa terperangah itu... 4x jepret sama sekai berbeda. Padahal terus terang itu ekspresi terkejut paling heboh pertamakali saya lihat dalam hidup saya. Yakin!!!.
    Beberapa gambar berikut, adalah pandangan mata kami dari luar jendela. 


     "Eidyan... joss gandhos,, desane peduli banget ki", spontan reaksi saya pribadi. Mengingat di tempat asal kami ga ada... dan susah untuk seperti ini.


     Kami sangat Kagum, salut apresiasi yang tinggi. Sayangnya Kantor desa Sudah Tutup dan kami tak bisa menyentuh langsung watu-watu  purbakala itu. 

     "Eh Jendelane ga dikancing ki", mas Dhany histeris. Nampaknya serasa ingin lompat saja. Namun.... Heheheheh. tepat saat kamu buka jendela... Bapak Carik dan Staf Desa datang.... hehehehe. "Nderek ningali watu niki nggeh pak", ijin kami. Diluar dugaan...
     "Wah Masuk saja mas", Bapak Carik mempersilahkan kami. Wow..... "Malu aku", bisik mas Dhany..... Kami ter-ngekek bareng...
     Segera penjelasan panjang lebar kami simak dari beliau Bapak carik "Bapak Cholik".
   "Kami ingin merawat peninggalan leluhur ini, kalau bukan kami lalu siapa lagi?", ungkap Bapak carik.
    Semua watu purbakala, dikumpulkan satu persatu dari kebun, alas, rumah warga. "Kami secara persuasif mendekati warga yang menyimpan atau ada tinggalan ini. Mereka respon bahkan ada yang mengantar sendiri", jelas Bapak Carik.
     "Konsep kami ini menjadi ikon Desa Banyuwangi Kec. Bandongan ini, sekaligus wisata sejarah bagi anak sekolah maupun orang luar", urai Bapak tersebut.
   "Beberapa waktu yang lalu, pihak terkait; BCB pun koordinasi dengan kami siap memback up 100%, tapi kamipun tak ingin bergantung. Karena ini adalah ke Khas san wilayah kami", tegas Bapak Carik.
    Seperti yang beliau ceritakan kepada kami, akan dibangun mini musium di Balai Desa banyuwangi Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang ini.... Apa tidak wah? apa tidak keren????!
    Ach... andaikan semua pejabat seperti beliau ini... pastilah tak banyak yang sia-sia watu purbakala di sekitar kita......


     Video Amatir (Property by Mas Dhany) : Nunggu copyan dari Hp beliau)...segera setelah diperoleh akan saya uplod di you tube dan bagi di sini.

    Foto dengan Bapak Cholik, Carik Desa Banyuwangi Kec. Bandongan Kab. Magelang :



Salam Pecinta Situs dan Watu Candi


 Sungguh ini pengalaman berbeda yang selama ini  kami dapat dari blusukan kami. Semoga ini menjadi bahan kajian dan merawat watu purbakala itu tak hanya lembaga tertentu saja. malah pihak terdekat seperti Desa atau sekolah malah paling pas...  menurut saya.. tentu saja ada supervisi darii pihak terkait..... Ach-- maaf hanya obrolan di warungkopi saja tulisan satu pragraf ini....---


    Nb :
-Maturnuwun kepada Mas Dhany dan Lek Sur yang memberikan dokumentasinya, yang berjasa sekali hingga Blog ini lebih hidup.
_ Maturnuwun sanget kepada Bapak Carik, Bapak Cholik yang ramah dan terbuka menerima kami, serta segenap perangkat desa yang mempersilahkan kami untuk dekat dan "menyentuk" watu purbakala yang dilestarikan ini... Salut apresiasi dan sungguh semoga apa yang dilakukan njenengan semua bermanfaat dan menjadi contoh bagi pihak lain. 
Salam

Candi Batur di Windusari Magelang

Candi Batur di Windusari Magelang
     Rabu, 7 September 2016. Destinasi terakhir setelah sebelumnya berurutan kami menelusuri :

    Candi Batur menjadi puncak penelusuran kali ini masih bersama Lek Suryo dan Mas Dhany. Informasi dari Lek suryo, karena beberapa bulan lalu bersama rekan lain pernah menyambangi Candi Batur ini, dan ternyata benar-benar puncak karena memang ini puncak dari lelah dan laparnya kami. Tapi karena semuanya kena limited time akhirnya kami tunda rasa lapar dan lelah itu, Kami berlanjut.
Lurus Menuju Windusari
      Dari Situs Kalegen, kami menuju pertigaan windusari ) jalan dimana diawal kami menuju Candi Selogriyo. Kalau menuju Candi Selogriyo kami ambil ke kiri... Menuju Candi Batur lurus saja. Sampai ketemu dengan Desa Candisari. Ada Pertigaan kemudian Ambil kiri (Sebelumnya kami bertanya 2x, karena penyakit sang guide kambuh alias lalinan.

    Masuk kira-kira 1km, kemudian dibelakang mushola ada jalan paving block namun lebar hanya 1m saja. Ikuti jalan ini. Namun kami tak merekomendasikan bila hujan. Karena terlihat sangat licin.
     Saat kami bertanya kepada warga, "OOO, sana mas... jalan itu masuk tapi tinggi sekali, apa motor e kuat?", tanya warga itu... dengan yakin. Lek suryo Menjawab, "Kuat pak".... "Mosok Kebo ga kuat?"...  Kira kira 90% sudah kami lalui jalan menanjak berpaving itu dan kemudian......-- Akhirnya saya jalan juga... hahahahah. Capek, Lapar....Jalan lagi... uchhh... "gapopo lah....wis diterke kok maido! hahahahha". 
    Saat jalan kaki itulah, terlihat watu candi terbengalai di puncak bukit yang kami tuju ini. Banyak sekali!!!!!!
Candi Batur di Windusari Magelang

    Secara Administratif berada di Dusun Ngobaran, Desa Candisari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Mungkin karena luasnya sebaran runtuhan candi, banyak unsur batuan yang hilang, rusak jadi Candi Batur ini sampai saat ini belum di restorasi.
   Bahkan saya yakin banyak lagi yang masih terpendam di dalam tanah. Karena Proses restorasi tentunya akan membutuhkan dana yang sangat besar, waktu kajian juga lumayan lama.... namun menurut saya pribadi akan sepadan dengan nilai sejarah itu!
     Saya mencoba mencari referensi tentang keberadaan Candi Batur ini, hanya mendapatkan satu informasi dari tulisan (tangan ke berapa, entah.. : dari blog Ayo dolanN.J. Krom yang menyebutkan bahwa Candi Batur dahulunya juga disebut sebagai Candi Selogono. Selebihnya tidak ada data penting lain yang menjelaskan tentang Candi Batur.
    Di Candi Batur terlihat ada 2 tangga masuk ke Bangunan utama candi, disebelah Selatan dan Utara. Dimasing masing sisi... masih terlihat makara.
Candi Batur : Makara di salah satu sisi jalan masuk 

     Lebih detail Hiasan di Makara :

    





   Masih ada pula Lumpang    :

Video Amatir di Candi Batur : (Property by Suryo Inc) :

      Sebagian gambar sebaran watu candi runtuh dimana-mana :
















    Kami hanya bisa membayangkan, bagaimana indahnya Candi Batur di masa itu... bangunan suci di masalalu di puncak bukit.....
-----
     Kami saking capeknya lupa ber foto grouphie... Blusuk Bersama Lek Suryo dan Mas Dhany :
Suryo
Dhany : Candi Batur
     Ber_dabsmash di Candi batur :
SSDRMK on Candi Batur Magelang
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi !!!     
   ----
    Seperti biasa, penelusuran-penelusuran sebelumnya. Untuk mengobati kelaparan, kami mencari "Mie Ayam". Kali ini di perjalanan pulang tak jauh dari Candi Batur. maturnuwun Mas Dhany... Mie Ayamnya..... 
----
     All foto reruntuhan watu candi copyright by Suryo.inc. (maaf ya lek ga sempet watermark)

- Dan Perjalanan masih berlanjut....