Tampilkan postingan dengan label kaliwungu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kaliwungu. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 September 2019

Mampir di Situs Magelung Kaliwungu : Lapik yang penuh Misteri


Situs Magelung Kaliwungu
      Sabtu, 28 September 2019. Naskah ini adalah rangkaian cerita blusukan bersama Komunitas Dewa Siwa ditambah Komunitas Exsara. Tujuannya ‘Anjangsana Komunitas ke Kendil Wesi dan Pecud : sesama Komunitas Pecinta situs dan watu Candi. Awalnya, situs Magelung ini tak masuk dalam rencana blusukan kami, tapi kejutan dari Mas Age Kharisma. (Link Naskah Komplit segera terhubung setelah jadi)
     Ceritanya rombongan terbagi beberapa kloter, Kloter I, dengan motor roda 2, setelah kumpul di Pertigaan Boja kemudian Meluncur melalui jalur Boja Kaliwungu Menuju Kendal. Kami jalan pelan-pelan sambil menunggu kloter 2 yang mengendarai mobil.
     Sambil menunggu rombongan yang naik mobil kami sepakat akan berhenti di tengah perjalanan. 

     Kata Mas Age : “Nanti di xxxxmaret saja, didekatnya ada lapik!”.
     Setengah terkejut  tak percaya kami kemudian mengekornya.

     Sesampainya di minimarket tersebut kami langsung berhenti. Sambil rehat sejenak untuk ngadem… 
     Karena cuaca sangat terik, sekaligus membeli air mineral untuk bekal. 
     Tapi rata-rata dari kami langsung tahu dimana lapik berada…..
Situs Magelung Kaliwungu : Lapik yang penuh Misteri
     Menurut info yang kami dapat, kebetulan tempat dimana kami berhenti kami bisa mendapatkan cerita….. 
Magelung Kaliwungu
     Tentang asal muasal Lapik Arca tersebut, konon dulu dibawa oleh Kakeknya yang merupakan pekerja Perhutani. 
     Dulu sempat berpindah-pindah. Namun bisa kembali lagi. 
     Untuk lokasi tepatnya, tak ada yang tahu dimana lapik arca itu berasal. 
    Kami hanya mengira-ira, mungkin lokasi berkontur gumuk, dekat dengan mata air bisa menjadi titik lokasi bila menelusuri jejak.
Situs Magelung Kaliwungu : Lapik yang penuh Misteri
     Diskusi kami berkembang dengan berbagai kemungkinan, salah satunya ada arca/ yoni/ sebuah bangunan yang dulunya menjadi satu kesatuan dengan lapik ini.
Penampakan dari atas : 
     Tapi sayang, ditempatkan di pinggir jalan raya membuat riskan rusak. Bahkan salah satu sisi terlihat bekas tersenggol mobil.
     Kami juga mendapatkan kabar sedih….. dari si empunya rumah… yang terlihat gelagat memang kurang respect dengan Lapik ini.. semoga bisa tersadar…. Kemudian mau nguri-uri apa yang dulu di niatkan leluhur beliau, saat membawa dari lokasi awalnya. 

Situs Magelung Kaliwungu
Minimal memindahkan ke tempat layak dan aman, mungkin pula bisa di beri peneduh. Jikapun tidak…. Semoga pihak terkait, terutama pihak desa mau merawat jejak sejarah desa… dimana Lapik ini bisa ditelusuri ulang jejak dengan peninggalan yang berwujud, bukan hanya mitos, legenda ataupun tutur tinular saja.
Sebagian Rombongan I,
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Situs Magelung Kaliwungu : Lapik yang penuh Misteri
#Hobikublusukan
1. Yang anda baca ini
3.Candi Boto Tumpang 2
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
5. Candi Bale Kambang
6. Arca Ganesha Tersono

Senin, 11 Maret 2019

Mampir di Watu Lumpang Pager, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

Watu Lumpang Pger, Kaliwungu

Senin, 11 Maret 2019.
Apa kabar kawan lama? Malam sebelum kisah blusukan ini terjadi dan bisa aku tulis menjadi sebuah cerita yang bisa saya kenang, maaf terasa agak mellow sedikit. Terus terang saya merindukan blusukan bersama kawan lama ini. 
Kantor Desa Pager Kaliwungu
Kembali ke beberapa tahun lalu, saat pertamakali saya mulai  blusukan situs, saat itu lewat FB kami berkenalan, nampaknya karena kesamaan hobi akhirnya berlanjut ke blusukan bareng. Max Trist nama kawan lama ini. 
Saya mencoba melobi untuk kembali blusukan bareng ke suatu tempat. Walaupun memang entah kenapa untuk menyamakan niat blusukan begitu susahnya, entah kenapa. Bagimanapun saya tetap merencanakan untuk blusukan. Dengan atau tanpa kawan lama ini, walaupun tetap berharap bisa….   
Watu Lumpang Pager
Berkat Pamong budaya pula, secara tak sengaja cerita ini bisa tejadi, berawal dari Mas Bram senior di fakultas sastra (tapi beda jurusan), beberapa hari yang lalu, bertanya kemungkinan layanan perpusling (baca ditempat) saat rangkaian kegiatan HUT Kabupaten Semarang di Desa Pager Kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang. Lewat WA, tentu saja ku respon bahwa perpustakaan siap. 
Apalagi bisa berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan HUT Kabupaten Semarang ini. Singkat cerita. 
Setelah apel ternyata saya mendapatkan dispo surat permohonan layanan perpusling tersebut.
Bersama rekan, ternyata sama-sama tak mengetahui lokasi dimana kegiatan itu diselenggarakan. Ditambah surat tertinggal di meja. Alhasil, menuju desa Pager sempat bertanya 2x kepada warga. Kemudian bertanya pula ke Kantor Desa Pager dimana kegiatan HUT Kabupaten Semarang dilaksanakan.
Singkat cerita, setelah layanan selesai, kemudian kami balik ke Kantor desa Pager untuk meminta kelengkapan surat tugas kami, eh tepat saat mobil perpusling masuk gerbang desa…..  Sumpah serapah, menyesal … kenapa pandangan saya pas datang di pagi sebelumnya tadi gak melihat ini….
Watu Lumpang Pager
Ya Watu Lumpang….. 
Watu Lumpang Pager
Bahagia tiada terkira…. , sekali lagi niat blusukan eh tanpa sengaja dihadapkan dengan indahnya  Watu Lumpang. 
bersama perangkat desa Pager (saya lupa namanya)
Tanpa harus merencanakan perjalanan, bisa nulis kisah penelusuran situs purbakala.
"Sejak saya kecil, posisinya memang sudah disitu”, jelas salah seorang perangkat yang menemani saya. Kebetulan saat saya bertanya ke dalam kantor desa, dan memastikan apakah itu Watu Lumpang perangkat tersebut mengganggukkan sambil berjalan keluar, nampaknya berniat menemani saya. Sambil bercerita.
Namun sayang sekali, posisi watu lumpang ini sudah tertanam sekitar 75%, sehingga jika orang awam… terutama generasi muda tak akan ngeh jika ini watu lumpang yang pada masanya (dulu) pernah menjadi sebuah media sakral di beberapa ritual yang lekat dengan kehidupan pada masa itu.
Watu Lumpang Pager : separuh tertanam di plesteran
Ada Watu Lumpang yang digunakan sebagai sarana ritual penetapan Tanah perdikan,kalau yang watu lumpang ini spesial.... bisa ada inripsi atau tanda lain, sementara watu lumpang pada umumnya digunakan untuk ritual persembahan dewi sri, atau ritual keagaman lain. Ada lagi untuk menumbuk biji-bijian sebagai bahan makanan. 
Namun saya tentu menerima pencerahan dari para ahli arkeologi tentang fungsi Watu Lumpang ini dimasa lalu dan ketika keberadaan waktu lumpang ini membuktikan fakta apakah sebenarnya....
Watu Lumpang Pager
Semoga kisah ini (walau saya sedikit bermimpi) bisa menggugah para generasi muda Desa Pager untuk  nguri-uri  tinggalan leluhur mereka. 
Sekaligus menyadarkan pemerintahan desa, ada tetengar desa yang terlantar dihalaman. 
Hanya butuh sedikit perhatian, diangkat…ditempatkan di lokasi yang layak… bisa menjadi penanda sejarah, literasi sejarah warga… semoga.
Salam Pecinta situs dan watu candi.
#hobiku blusukan