Tampilkan postingan dengan label Watu Lumpang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Watu Lumpang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Februari 2018

Lumpang 4,5,6 di Desa Kenteng Susukan


      Rabu 14 Februari 2018. Kerja sambil Blusukan kali ini tak saya duga sama sekali, walaupun doa saya mulai terkabul satu persatu (doa khusus blusukan maksudnya) saat Perpusling bisa sekalian blusukan. Layanan perpustakaan di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang ini yang pertama, setelah sebelumnya beberapa bulan lalu saya pernah blusukan saat survai layanan di lokasi yang sama : lengkapnya di naskah 3 lumpang Kenteng Susukan.
Entah kebetulan atau ditakdirkan memang hari ini, saya bisa turut menyaksikan. Bagaimana usaha melestarikan secara swadaya dan inisiatif para perangkat desa Kenteng, Mengamankan, merawat watu lumpang yang ada di desa Kenteng. “Kebetulan sekali, kami lagi membersihkan lumpang dan rencana akan kami tata sedemikian rupa”, jelas Bapak Muhsin salah satu perangkat desa kenteng menjelaskan kepada saya ketika saya belum keluar dari mobil perpusling. Terpana…. Kaget tapi bahagia. Langsung saya menuju lumpang tersebut. Ternyata bukan watu Lumpang yang pernah saya pernah telusuri. “Ada 3 lumpang lain yang kami amankan untuk pelestarian", jelas Bapak Muhsin, “Besok ketika sudah jadi museum mini tetenger Kenteng, kami akan buat profil dan laporkan ke pihat terkait”, tambah beliau. 
Jadi Total 6 Lumpang saat ini yang ada dan sudah diketahui di Desa Kenteng Susukan Kabupaten Semarang ini.


Lumpang 4
Lumpang 4 di Desa Kenteng Susukan 

Lumpang 4 di Desa Kenteng Susukan 
Lumpang 5
Lumpang 5 di Desa Kenteng Susukan 
Lumpang 5 di Desa Kenteng Susukan 
          Lumpang ke 6 Desa Kenteng Susukan
Lumpang 6 di Desa Kenteng Susukan 


Saat saya kesini masih dalam tahap sementara, baru dibersihkan dan dikumpulkan, semoga saya turut bisa melihat gerak inisiatif perangkat Desa Kenteng ini yang cukup menggembirakan, yaitu melestarikan peradaban masa lalu, kearifan lokal demi kelestarian dan sejarah jatiri Desa Kenteng.


Apresiasi yang tinggi!


 Video Amatir (nunggu edit - uplod youtube)



Salam Pecinta Situs dan Watu Candi





Dapat kondisi terbaru dari rekan yang berkunjung ke Desa Kenteng


#hobikublusukan


Senin, 29 Januari 2018

Situs Watu Lumpang Klero

Situs Watu Lumpang Klero
Selasa, 30 Januari 2018. Cerita saya kali ini memang sebenarnya sudah sejak lama saya inginkan. (ijinkan dulu saya sedikit panjang lebar), Saya kerja di perpustakaan daerah dimana dikerjaan memberikan peluang saya untuk berkeliling ke desa-desa di wilayah Kabupaten Semarang. Dulu sebenarnya intens sekali ke desa saat saya masih dibagian pengembangan perpustakaan desa. Sayangnya saat itu passion saya, menyayangi situs watu candi belum muncul dan melekat di hati – pikiran seperti saat ini. Namun sejak pindah bagian layanan dan lebih banyak duduk dibelakang meja, keinginan ke desa sambil mencari sisik melik keberadaan situs hanya bisa saya simpan dalam hati dan angan.
Angin berubah semilir ketika perpustakaan dimana tempat saya bekerja mendapatkan bantuan armada baru. Saya ditawari untuk jadi driver, tanpa pikir panjang saya terima. Seribu rencana seperti sudah siap meledak. Salah satu hasilnya ya cerita kali ini.
Informasi situs, sebenarnya baru saja saya dapatkan saat blusukan bersama “The Partner of Kemisan” (Ritual Blusukan tiap hari Kamis…, nampaknya sekarang punya kesibukan, saya jadi gak enak, apa Kabar Lek Suryo?), beberapa minggu yang lalu. Bahkan sempat mampir dan mencari ke lokasi ini namun gagal. Selain hujan, saat itu ada mood kami yang rusak karena attitude kenalan di medsos yang mengecewakan : ngerjani. Walhasil saat itu saya dan Lek Suryo gagal. Tulisan ini sekaligus saya minta maaf, karena mendahului menelusuri. (swear... jika kemisan berlanjut tak terke/ jika minta arah ku tunjukkan dengan denah detail namun maaf janji itu hanya khusus untuk Lek Suryo… maaf).
Melihat jadwal perpustakaan keliling yang tercantum desa KLERO, langsung saya tetapkan destinasi. Saat itu saya jadi inget kawan yang kerjanya ‘toh nyowo’, tapi hasile mesakne, saya coba ajak biar hidupnya sedikit berwarna, Selain melihat bagaimana anak-anak kecil senang melihat buku tentu saja plus blusukan, oknum yang saya maksud Mas Eka WP rekan sejawat.
Singkat cerita, setelah tugas selesai, kami lanjut blusukan di lokasi yang masih satu area, tak ada 5 menit sampailah kami. Ngopi sebentar (Saya menang taruhan Ngopi gratis) di warung dekat lokasi kami parkir, Setelah bertanya kepada ibu penjual kopi,  mengeksplor-lah kami dengan beberapa petunjuk.  “Oh watu Lumpang itu dibawah pohon, dulu tak kelihatan tapi tak tahu kapan watu lumpang itu ada. Saya kurang tahu ceritanya. Tunggu saja sebentar lagi juru kunci makam akan datang mas”, jelas Beliau.
Sambil menunggu juru kunci kami kemudian mencari sendiri dimana keberadaan watu lumpang tersebut, dengan bantuan petunjuk beliau. Jika tak cukup cermat, memang terlewat karena tepat berada dibawah batang pohon Kamboja yang miring. (Lek Suryo : “Waktu kui mesti karena hampir setengah 3 ya? Jadi ga fokus? Hehehe. Padahal ini area pencarianmu, pasti terlewati.”)
Situs Watu Lumpang Klero
Kondisi Watu Lumpang, cukup ‘mengenaskan’. Bagaimana tidak? Berada cukup dekat dengan situs yang terkenal, eh ini terkesan dipinggirkan. (Semoga ini prasangka saya saja).
Situs Watu Lumpang Klero
Lumut dibiarkan menggrogotinya,
Situs Watu Lumpang Klero
Lumpang sudah tak utuh lagi, rompal dimana-mana.
Situs Watu Lumpang Klero
Walaupun sederha, bukankah ini adalah juga bukti sejarah? Ach… saya hanya mampu menyesalinya saja. Karena ya saya hanya bisa nulis cerita seperti ini, tak punya kemampuan lebih yang lain. Semoga cerita jelek ini bisa menjadi salah satu yang bisa menyadarkan warga pentingnya merawat hasil olah karya para leluhur.
Watu Lumpang sendiri, diduga mempunyai fungsi beragam, sesuai bentuk hiasan, besarnya serta lokasi. Ada yang digunakan untuk slametan saat upacara penetapan tanah perdikan, ada yang untuk numbuk sesajen, ada pula untuk numbuk biji-bijian bahan makanan. Bahkan ada lagi yang percaya air di watu lumpang berkhasiat. Di suatu lokasi, dimana juga ada watu lumpang, airnya dipercaya sebagai obat awet muda, kemudian di tempat lain berkhasiat sebagai obat sakit gigi. Karena terlalu percaya, kemudian kecewa karena ternyata sakit gigi tak sembuh malah tambah sakit, watu lumpang tersebut di pecah jadi berkeping-keping. Sayang sekali.
Sepengginang waktu, juru kunci tak datang jua, padahal saya ingin sekali menanyakan tentang ikhwal Watu Lumpang dan Makam yang nampaknya dikeramatkan yang menggunakan struktur batu candi untuk nisan.
Makam Klero
Ada pola di batu candi yang dijadikan nisan,
Awan mulai gelap, apa boleh buat bukan takut basah karena hujan, tapi karena kami harus balik kerjaan, sehingga kami tetap berharap dilain waktu bisa ketemu juru kunci tempat ini. Sapai ketemu di penelusuran yang lain…..
Video Amatir : (sabar ya, nunggu proses edit dan upload di channel you tube)
Eka WP di Lumpang Klero
Bersama Rekan dengan satu visi : kerjo terus kapan dolane, kerjo terus duite ngepres dadi stress, mending blusukan.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

ssdrmk di Situs Watu Lumpang Klero
#hobikublusukan

Kamis, 26 Oktober 2017

Watu Lumpang Asinan, Bawen

Watu Lumpang Asinan, Bawen
       Kamis, 22 Oktober 2017. Bonus guide dari Pak Nanang Klisdiarto, rencana awal hanya 2 destinasi saja, yakni Situs Kemloko dan Situs Larangan, keduanya di desa Soborejo Pringsurat Temanggung.
      Kami kemudian balik menuju Ambarawa, melalui Jalur Lingkar Ambarawa, tepat di jembatan Tambakboyo langsung ambil kiri menuju arah Desa Asinan Bawen
      Situs Watu Lumpang yang kami tuju ada didepan rumah warga, Ibu Ngatinah. Berada di teras rumah, kondisi watu lumpang masih baik, hanya terlihat retakan dan sedikit rompal di salah satu sisi luar Watu Lumpang tersebut.
      "Lumpang ini berasal dari Kopen", jelas Pak Nanang seperti yang Ibu Khatimah sampaikan saat penelusuran sebelum bersama kami. "Dibawa oleh suami beliau dengan tujuan ingin merawatnya", tambah Pak Nanang.
      Semoga generasi penerus beliau meneruskan tongkat estafet maksud mulia tersebut.
     Bagaimana tidak, harapan kami atas nasib lumpang ini semoga tetap lestari. Dari begitu panjangnya sejarah masa lampau dari Waktu lumpang ini layak untuk menjadi ciri khas Asinan, karena di area tak jauh, dulu pernah juga ditemukan watu lumpang di persawahan disebelah desa ini (baca link situs: Situs Tambakboyo )
    
    Yang bisa juga menjadi bahan kajian atas fakta temuan Waktu Lumpang yang banyak di temukan sekitar Ambarawa : situs baran #1 situs Arca Baran ; Situs baran #2;Situs Kupang; Situs Watu Lumpang Pojoksari;Situs Kalipawon;Situs Kaliputih;Yoni Situs Kerep;
Penampang Atas Watu Lumpang Asinan, Bawen
     Karena banyak dugaan atas fungsi Watu Lumpang masa Lalu, bila berciri khas ada inkripsi atau tulisan dan atau angka  menjadi penanda anugrah tag sima atau tanah perdikan. Kemudian bisa juga dipakai untuk ritual persembahan dewi sri saat permulaan masa tanam/ panen, atau untuk menumbuk sesajen, Fungsi yang paling umum ya digunakan untuk menumpuk bahan makanan.
       Apapun fungsi dan kegunaan dimasa lalu itu, harus tetap dilestarikan, karena Waktu Lumpang ini adalah jejak sejarah. Close up Watu Lumpang ;
Watu Lumpang Asinan, Bawen

Video Amatir (SUBSCRIBE YA DI CHANEL )

      Pose Lengkap, plus warga.
Watu Lumpang Asinan, Bawen

SALAM PECINTA SITUS DAN WATU CANDI
Watu Lumpang Asinan, Bawen













#takperlutenar

Sabtu, 16 September 2017

Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang

Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
       Sabtu, 16 September 2017. Tawaran blusukan 3 hari yang lalu saat penelusuran di Situs Ki Demang Jatibarang Mijen, Semarang tak mampu kutolak. 
    Pujian pun tak perlu saya ungkap, karena mungkin malah mengurangi pahalanya.. heheheh. Sesuai tawaran, jam 1an saya dijemput dirumah, kemudian menuju lokasi. Tujuan utama penelusuran hari ini adalah runtuhan candi di Trisobo, Meteseh kec. Boja postingan rekan di grup WA dan FB. Walaupun.
Lumpang berada di seberang Warung Es Degan Mijen
     Informasi sangat terbatas dari pengupload,  namun kami berdua tak patah semangat. Tetap berpikir positif, mungkin belum terbuka hatinya berbagi info kepada kami (terutama susahnya info jika saya bertanya... maaf curhat).
      "Sebelum ke Trisobo, mampir dulu di Lumpang Mijen" , kata LekSur. Dari Gunungpati, kami lewat jalur alternatif yaitu SMPN 22 Semarang ambil kiri, Kaligetas, Duduhan (bertebaran situs di area Duduhan Jatibarang) tembus kubota/markas brimob bsb, kemudian ambil kiri melewati pasar Mijen.
     Petunjuk yang paling mudah, dari arah Semarang 100m sebelum Puskesmas Mijen, tepat diseberang warung es degan, "Mas Imam, di beri info rekannya", jelas Lek Suryo sesaat setelah parkir motor di lahan kosong.
Lumpang Mijen di Pojokan

     Lumpang tertanam ditanah dan  masih bertahan.
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
     "Awalnya info yang saya terima lumpang kecil,  saat kutengok ternyata ada lumpang yang berukuran lebih besar pula",  Lek Sur menirukan cerita dari Mas Imam
      Kondisi lumpang nyaris tenggelam didalam tanah, hanya penampang atas yang terlihat. Lumpang juga telah terpotong 30%.
Secara visual asli orang awam seperti saya, lumpang ini nampaknya "benar-benar" ditinggalkan.
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang

     Didekatnya ada lumpang versi kecil. Dengan lubang lumpang nampaknya menyesuaikan ukuran. 
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
    Hanya bisa menduga, jika lumpang yang besar mungkin adalah lumpang yang digunakan bersama untuk ritual orang sekampung pada masa itu, sedangkan yang kecil mungkin digunakan ritual pribadi (tentu saja bangsawan pada masa itu). 
      Maaf ini kesimpulan orang awam seperti saya yang tak punya background arkeolog atau sejenisnya... hanya seseorang yang cinta saja. 
       Dengan kerendahan hati menerima, pencerahan. Walaupun yang saya alami susah mendapatkan cerita dari yang katanya suhu... hahahhaha. Ilmu padi hanya retorika bagi mereka. 
      Maaf saya memang kecewa dengan beberapa oknum tersebut. Karena mungkin memang kisah di blog ini dianggap sebelah mata saja olehnya ... hehehhe, namun bagi saya.... ya memang begitu, saya terima dengan lapang dada, yang penting blusukan dan berbagi ikut meng-edukasi walaupun sepele saja yang saya lakukan. Abaikan jika kalimat tersebut agak lebay... Sesuai suasana... hahaha.

Video amatir :

The Partner, Lek Sur
Suryo Wibowo : di Situs Lumpang Mijen Semarang
Salam pecinta situs dan watu Candi.

Berlanjut penelusuran situs di Trisobo, Meteseh Boja.
#Takperlutenar

Kamis, 06 Juli 2017

Penelusuran Watu Lumpang Klepu #2 : Dusun Klepu Pringapus

Add caption
Kamis, 7 Juni 2017, Setelah dari Situs Watu Lumpang di makam Mbah Gatti Klepu, Penelusuran berlanjut. Keluar dari area perkebunan karet kemudian memasuki perkampungan di sebelah kebun karet ini. 
Yaitu Dusun Klepu, Desa Klepu Kec. Pringapus. Kami (saya membonceng Lek Suryo) mengikuti saja guide kami yang memang sebelumnya pernah ke lokasi ini.
Tak butuh waktu lama, kurang dari 5 menit kami sampai di lokasi yang kedua.
Watu Lumpang Klepu #2 : Dusun Klepu Pringapus 
Watu lumpang berada di pinggiran dusun tepat di kebun palawija milik warga dan berbatasan dengan (nampaknya) villa seseorang, terlihat dari pagar tinggi dan mengelilinginya. Kondisi watu lumpang relatif lebih utuh dibandingkan watu lumpang di penelusuran sebelum ini : penelusuran watu lumpang klepu#1.
Watu Lumpang Klepu #2 : Dusun Klepu Pringapus 
 Saya tak akan membahas lagi fungsi (yang mungkin) watu lumpang. Secara fisik kondisi lumpang masih 99%. Namun keadaan sungguh memprihatinkan. nampaknya watu lumpang ini untuk 'nongkrong' ayam serta tempat yang bikin kerasan (katanya jika anak pup di rumah orang kerasan? hehehehe tertawa miris), terlihat dari warna putih di penampang atas lumpang, yang ternyata bukan jamur. 
Watu Lumpang Klepu #2 : Dusun Klepu Pringapus 
Air di Lumpang juga semakin tak membuat kami betah berlama-lama disini.  berwarna hijau dengan komposisi air yang hanya berapa persen, sisanya... (maaf saya tak tega untuk melanjutkan). Selain tentu saja Nyamuk yang banyak sekali. 
Watu Lumpang Klepu #2 : Dusun Klepu Pringapus 
 Lubang Lumpang yang terlihat sempurna. Sayangnya pemandangan ini kenyataannya tak seindah seharusnya.
Sebelum kami melanutkan Penelusuran Triple Lumpang selanjutnya berfoto lebih dulu, penelusuran Kemisan dengan Trio ini:
Watu Lumpang Klepu #2 : Salam Nyandi
Perjalanan berlanjut, Lumpang ke dua.
Salam Nyandi
Salam Peradaban