Tampilkan postingan dengan label Candi di Boyolali. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Candi di Boyolali. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Maret 2019

Candi Telo, Cepogo Boyolali



Candi Telo, Cepogo Boyolali
Rabu, Maret 2019, Destinasi blusukan terakhir. Candi Telo. Saya memberanikan diri untuk mencoba memberanikan diri bertanya kepada Bapak Kades tentang dimana lokasi Candi Telo ini. Terus terang sebenarnya selain bertanya lokasi, saya pribadi ingin menggali cerita sejarah dan cerita lain dari situs yang berada di Desa Kembang Kuning ini, termasuk “Candi Telo” (Semoga dilain kesempatan kami bisa silaturahmi langsung dengan Bapak kades).
Ketika mendengar kali pertama keberadaan ‘Candi Telo’ dari Pak Nanang Klisdiarto, menjadikan saya menduga-duga kenapa Candi ini di kenal dengan Candi Telo?
Saat akan beranjak ke Candi Telo, gerimis mulai menghalangi kami, namun  tanggung… kepalang basah… hujan-hujanan sekalian saja pikir kami…. ‘udan sansoyo edan blusukan’, begitu kira-kira sesanti untuk motivasi kami. Walaupun tak ada jaminan nanti sampai dirumah tak masuk angin lalu kerokan.. hehehehe…
Dari Yoni Embung Kembang Kuning, kami kemudian menuruni jalan desa, pertigaan ambil kanan. Masih menelusuri peta GMaps kiriman dari Pak Ody Dasa yang mengarahkan kami melewati jembatan, jalan menanjak kemudian kami ternyata (keblabasen) sampai di Pasar Desa Tumang. Yang mengingatkan kami pada sebuah batu yang bertuliskan angka tahun. Hasrat hati ingin sekali namun…. Karena tak ada guide akhirnya kami urungkan.. hehhehe. Dari Pasar Tumang kemudian kami balik arah. Tepat sebelum turunan tajam kami ambil kiri. Ternyata kami memasuki perkambungan perajin wajan (perkakas memasak). Ingin sebenarnya bawa oleh-oleh buat istri… tapi malu dengan rekan …wkwkwkkwkw. Sempat bertanya dua kali untuk memastikan sekaligus tidak terkena sorot mata curiga. Sampailah kami di Poskampling. Kami Sarankan motor parkir di sekitar Poskampling tersebut, jalan selanjutnya jalan sangat curam, paving berlumut., Saya dengan scopy, roda sempat mleset tak bisa berhenti.
Berhenti di rumah terakhir sebelum sungai, lanjut dengan jalan kaki. Menyeberangi sungai (untung tidak banjir). Beberapa saat clingukan mencari…   akhirnya ketemu juga Candi Telo.
Candi Telo, Cepogo Boyolali







      













 Telo saya artikan sebagai salah satu jenis tanaman ubi saja…. Bukan umpatan. Hehehehe. Telo yang oleh orang kota dikenal dengan nama Ketela pohon, saya cari di sekitar Candi Ini ternyata tak ada. Saya kira karena pengaruh rimbunnya bambupetung di sekitar area ini.
Dugaan saya malah dulu di reruntuhan bangunan suci (=candi) ini dulu ada satu atau beberapa batu yang berbentuk mirip Telo…. Apakah lingga atau ornament/struktur? Saya malah percaya itu… Karena biasanya penamaan atau penyebutan warga terhadap sesuatu biasanya mirip dengan benda atau makhluk di sekitarnya.
Bila melihat keberadaan Bangunan suci yang dekat dengan aliran air (sumber air= saya yakin dulu ada sumber air disekitar sini atau bahkan malah ada petirtaan dan bangunan ini pasti tak berdiri sendiri. Namun letak yang tak berada di puncak, timbul pikiran saya… Bangunan ini menjadi tempat sebelum ke  Bangunan Utama. Atau istilah yang (kayaknya kalau tidak salah) ‘Damasala’
Begini imajinasi saya… :  Warga atau pemimpin ritual keagamaan, sebelum beribadah… Mensucikan diri dulu di petirtaan. Kemudian menyiapkan segala sesuatu termasuk kesucian jiwa di Bangunan ini (di Candi Telo), setelah itu berlanjut beribadah ke Bangunan Utama diatasnya.
Mohon maat itu adalah imajinasi saya pribadi, untuk merekontruksi logika saya pribadi. Tentunya lemah dalam pembuktian, jadi saya menerima pencerahan…..
Namun satu yang pasti, Adanya bekas Papan peringatan  BCB, membuat saya sedikit tercenung… Berarti sudah pernah diperhatikan… namun kenapa kini enggak?
----  Semoga pihak desa tergerak…. Potensi natural alamnya sangat dahsyat. Semoga tetap bersih suci dan lestari.
Nampak mirip dengan watu lumpang…
Milip Watu Lumpang di Candi Telo, Cepogo Boyolali
Close up Candi Telo, Jejak struktur Bangunan Suci itu .... Struktur dasar yang masih tersisa:


       Salam pecinta situs dan watu candi.
Kami di Candi Telo, Cepogo Boyolali (Saya, Eka Budi Dan Seno)
Vlog di channel Youtube :

Semoga ada pembaca yang berkenan membagi kisah lebih detail tentang Misteri Candi Telo ini.... (mohon tinggalkan pesan ya)

Candi Telo, Cepogo Boyolali

         Sampai Ketemu di Kisah Penelusuran Berikutnya

#hobikublusukan

Selasa, 01 November 2011

Candi Sari : Cepogo Boyolali


Candi Sari : Tak Tersentuh - Merana Sendiri

Candi Sari Cepogo Boyolali

Lokasi :
Kec.Cepogo, Kab.Boyolali
 
Jumat, 28 Oktober 2011 dengan seorang tetangga Gunawan yang aslinya Boyolali ku tekadkan untuk ekspedisi candi. Walaupun tetanggaku itu sama sekali ga tahu keberadaan candi. Loh..????? untuk tujuan pertama Candi Sari terlebih dahulu. Nama candi ini, sama dengan candi yang dekat dengan candi Prambanan. Tapi apakah se anggun Candi Sari di prambanan itu, mari nanti kita cermati.
 Berangkat jam setengah duabelas, dari Ungaran, kemudian Jumatan di Tuntang. Setelah itu rute yang kulalui seperti pada umumnya bila menuju ke Solo. Saya melalui JLS Salatiga agar lebih cepat. Sampai di terminal Boyolali, ambil kanan, gang pertama sebelah kanan masuk. Rute saya melalui jalur perkampungan. Mulai dari desa Winong, lanjut kemudian desa Jelok. Rehat sebentar di dusun Bakulan, tepatnya warung mie ayam (karena mie ayamnya berasa kacau, jadi tidak kutulis nama mie ayam itu). 
....Nanti sahabat cari saja petunjuk  Dimana Cepogo berada.
Tidak ada petunjuk, ke Candi Sari Cepogo Boyolali ini, memaksa saya untuk cari orang untuk bertanya, mulai dari anak-anak sampai dengan nenek-nenek tidak luput ku tanyai. Ada yang menjawab ku jadi jelas, aja yang ngasih jalan tapi malah buat bingung…..
Keramahan penduduk Cepogo jangan disangsingkan, setiap bertanya mereka menjawab melebihi ekspetasi kita. Bahkan saat ku Tanya seorang anak kecil (kira2 10 tahun) yang lagi bermain sepeda, pingin mengantar. Tapi karna …”Mosok di terke cah cilik….!!! Hehehehe”. Dengan sombongnya kutolak tawaran anak kecil itu. Setelah sampai dipertigaan Pratjimoharjo (ada gerbang warna hijau)  sahabat ambil kiri, bila kekanan menuju Candi Lawang (tujuan ke II).
Mulailah jangan malu untuk bertanya, sama sekali tidak ada petunjuk untuk menuju Candi Sari. WHY?....
tetengernya pohon beringin ini
Letak candi sari ini tersembunyi, berada didekat Lapangan Desa Candisari dan berada diatas bukit kecil dinaungi rindangnya pohon beringin yang besar diman candi ini bisu berdiri.
Candi Sari: Bersama kawan
Saat mencari candi Sari ini pun saya kebetulan. perasaan saya ketika melihat pohon beringin itu, ditambah keberadaan pohon tua didepannya ingin rasanya menengok ada apa di atas bukit tersebut, makamkah?, ternyata memang Candi Sari berada di situ.

Selain petunjuk yang tidak ada, papan nama candipun rusak. Yang paling menyedihkan, candi ini terbengkalai. Hanya terlihat persis seperti pondasi candi saja, dengan ditata seadanya. Reruntuhan candi pun hanya tertinggal sisa saja, entah karena lapuk dimakan usia, tergerus zaman atau paling mungkin adalah ulah manusia tak beradab, para pencuri arca candi pasti sudah bergentayangan disini.
Candi Sari : papan Nama kok disini?

Candi Sari : yang tersisa
Candi Sari : Nandi
Candi Sari : Yoni
 Keberadaan candi perwara malah tak berbentuk, bahkan Yoni berada lima langkah dari reruntuhan candi Sari (hhehehe---biar ga sedih nyanyi saja sambil itung langkahmu sob). Malah Nandi juga kehilangan wajah, alias kepalanya di curi, “Dibuat sup kali ya? Sup kepala kerbau hhhh..Dasar!!!!".
Rindangnya pohon beringin
  Sedikit terobati dengan kesejukan di Candi Sari, Pohon beringin yang besar dan rindang menyejukkan jiwa, ditambah pemandangan gunung merapi yang gagah nan di sebelahnya, membuat nyaman kita berada di sini.
 Di Candi Sari pun ada satu pohon eksotis. mungkin juga pohon tua, tapi saya ga tahu jenis pohon apa...
Candi sari ini bercorak Hindu sedangkan yg di kalasan bercorak Buddha. Hal ini diketahui dengan adanya Yoni, arca nandi dan puncak candi yg berbentuk ratna. Lokasi candi berada diatas bukit kecil yg dijadikan lahan pertanian warga sekitar.
Coretan usil di Batu candi
selain tak terurus banyak pula coretan usil pengunjung....

PARADE RERUNTUHAN CANDI SARI....





teronggok seperti tiada artinya lagi
 ketika berjalan pulang, ada satu batu candi yang berada di luar area candi, dan ini semakin membuktikan candi ini sudah LAMA GA DIURUS....
setelah cukup puas, saatnya melanjutkan perjalanan ke Candi Lawang....
Candi Sari : Petualangan Eksotis