Tampilkan postingan dengan label Bawen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bawen. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2016

Jejak bangunan Purbakala di Kebonan Desa Jatijajar Bawen : Tersisa Batu Candi

Situs Kebonan Desa Jatijajar Bawen
  
     Kamis, 22 Desember 2016 Ritual blusukan "stiil go on", Kali ini gara-garanya 2 hari sebelumnya, mas Dhany dan Lek Wahid posting blusukan 'tak senonoh'nya alias situs (dekat) dengan eek di daerah Dsn. Kutan Desa Randugunting Bawen Kabupaten Semarang. Karena tak mau kalah, dan menganut paham "BLUSUKAN GARIS KERAS", saya tak mau kalah... buang jauh rasa jijik.. Karena blusukan situs lebih indah.
     Singkat cerita, setelah konsolidasi dan melempar ajakan kemisan di grup WA.... yang turut serta Blusukan garis keras kali ini : Mbah Eka WP, Mas Eka Ucrit dan tentu saja guide mas Dhany.

     Saat perjalanan, diskusi dan saling bertukar informasi menjadi kebiasaan kami. Dan tepat sampai di depan Coca **** Bawen, mas dhany berceletuk, "Dimakam belakang Alfa***t ini ada watu candi". Spontan kami menjawab hampir bersamaan, "Mandeg, ayo kita telusuri!".

    Menuju makam, dimana watu candi berada melalui gang sangat sempit, di pemukiman kos kos-an yang sangat padat. Jika kesulitan tanya saja sama warga/ warung si sekitar Parik coca****.
Makam kebonan jatijajar

      Yang terlihat ketika pertamakali tiba di depan makam adalah tatanan rapi watu struktur sebuah bangunan suci masa lalu = candi. Berpola dan terlihat jelas kuncian maupun ciri watu yang tak biasa.










   Dari informasi yang kami dapatkan, warga mempercayai makam yang paling atas  adalah Makam TUMENGGUNG SLAMET SENTONO atau TUMENGGUNG_MAYANG yang berasal dari keraton kasepuhan Solo. namun pastinya kami belum dapat sumber tertullis, hanya berasal dari gethuk tular warga yang kebetulan berada di makam saat kami kesini

     Selebihnya, jejak sejarah kabur... 

     Maaf ini cerita tambahan : seperti komentar seseorang di media sosial di statusnya Mas Eka Ucrit " Kurang Lebih (Ini kejadian nyata) silahkan tanya Mas Eka Ucrit  : 
" Kakean ngarang,,,,,, koyo ngerti2 o. Kene seng di lahirke nk kono ae ra ngerti critane ek. Ijeh do bocah we og cah cah...",       Saya pribadi maklum, yang mendasari oknum tersebut berkomentar seperti itu karena mungkin beliau tidak tahu atau bahkan sebenarnya tahu namun ada keterkaitan cuma keterkaitan itu permufakatan jahat terhadap situs (baca kolektor mafia yang suka memperjualbelikan arca) ... hahahahaha
     Dan semoga yang seperti beliau ini mendapat pencerahan.... agar sejarah bangsa, jatidiri kita tak kabur.... agar kelak anak cucu kita tak hanya generasi yang dapat cerita dari Mbah Google, namun bisa secara langsung menyentuhnya.... membuktikaknya.. dan mempelajari untuk bersikap dan bertingkahlaku di masa yang akan datang... Seperti Jepang/Cina lah... mereka negara berkarakter, jadi bisa menguasai dunia... 


Video Amatir, sambil latihan Mannequin Challenge :




Blusukan menelusuri jejak sejarah peradaban Masa Lalu

selfie di situs Kebonan jatijajar Bawen
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
di Situs Kebonan jatijajar Bawen
   Blusukan berlanjut menuju destinasi awal : Dusun Kutan Randugunting (Link Segera terhubung setelah jadi)

Selasa, 15 November 2016

Mengejar Yang Tersisa di Ngrawan Bawen : Arca Ganesha

Arca Ganesha Ngrawan Bawen
      Masih rangkaian di Blusukan Salam Jengkol Bersama Lek Wahid, Mbak Derry dan Mbah Eka. Setelah di reruntuhan Candi Ngasem, Watu Lumpang Kenteng Jetis Bandungan. Selanjutnya tujuan kami adalah Arca Ganesha di Ngrawan.
     Dari Lek Wahid, informasi keberadaan Situs ini berawal dari postingan Mas Artdie di Grup Facebook Dewa Siwa 14 november yang lalu..., kemudian respon memberikan penunjuk arah plus di hari H malah jadi guide.
     Janjian di Pertigaan Ngrawan, Dusun Keongan, pananda paling mudah dari arah Ambarawa, melewati SMK N 1 Bawen, Kemudian sebelah kanan ada gang yang khas ada petunjuk jahit sepatu plus sepatu berukuran jumbo... Masuk 100m, lalu sampailah.... (Mohon ijin mas Artdie foto saya cantumkan ya)
Arca Ganesha Ngrawan (foto by artdie)
   Awalnya kami mengira ini adalah nandi yang terpendam separuh, namun setelah kami minta ijin warga, ternyata 'sepotong' Arca Ganesha yang tinggal pinggang kebawah, mengingatkan kami satu arca yang tak jauh dari Ngrawan : Arca Baran Gembyang  = sama sama tinggal sepotong bagian bawah.
Ganesha Ngrawan (foto by Derry)
     Kami sepakat tanpa berdebat melihat ciri-ciri sisa tambun nya perut, kemudian bentuk tangan dan posisi duduk. 100% kami sepakat ini Arca Ganesha. Kemudian tanpa di setting beberapa dari kami menyebar ke sekeliling membentuk perimeter, karena keyakinan kami yang lain, tentu ada batu pendukung yang lain.
sumber : http://blog.sivanaspirit.com/

     Ganesha sendiri adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
     Dalam relief, patung dan lukisan, sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. 
    Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa) (diolah dari berbagai sumber).
      Hasil penelusuran rekan, tak jauh dari lokasi Arca Ganesha memang ada satu batu berbentuk kotak, presisi yang kami duga salah satu unsur struktur bangunan yang berkaitan dengan arca Ganesha ini.









    Foto close up potongan Arca Ganesha, memperlihatkan ciri khas : 

Perut tambun Ganesha
      















     Foto dari Belakang :
Arca Ganesha Ngrawen Bawen

 Foto dari Samping :

Arca Ganesha Ngrawen Bawen

   
      Ketika mengerumuni potongan arca Ganesha ini, warga banyak yang penasaran. Setelah itu kami malah mendapatkan banyak informasi. Dulu memang banyak dan pernah dikumpulkan menjadi satu dirumah mantan kepala desa beberapa periode silam. 
    Bergegas kami mencoba menggali informasi, yang kata warga istri bapak kades tersebut masih ada. Dan kami disarankan untuk bertandang kerumah beliau. 
    Dan hasilnya, Kami sangat terlambat... tahun 90an.. memang benda purbakala itu dikumpulkan di depan rumah Bapak Kades, dengan maksud untuk diselamatkan dari mafia kolektor. namun karena gangguan-gangguan di luar nalar, kemudian benda purbakala tersebut dikemblikan dilokasi awalnya. Namun saat ini sudah banyak yang hilang. entah.... Begitu kurang lebih yang kami dapat.
     Namun yang pasti, benda cagar budaya di area ini erat kaitan dengan tinggalan yang berada di dusun lain : Arca Nandi Mustikajati dan Watu Candi bertumpuk di Belakang Poskamling Ngrawan Bawen.
     Semoga masih ada yang tersisa, dan suatu saat kami sempat menelusurinya... untuk kami bagi ke keturunan kami nantinya....

Beberapa yang terjepret kamera :
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Mari Ketahui, dan Lestarikan

nb :
Terimakasih kepada para kontributor foto (all blusuker today)

Kamis, 12 Mei 2016

Menelusuri jejak Petirtaan kuno di Merakrejo Harjosari Bawen

Situs Petirtaan Merakrejo Harjosari Bawen
      Kamis, 12 Mei 2016, Berawal dari informasi dari pengunjung perpustakaaan, "Di tempat kos ku dulu ada arca dan watu candi di Sendang mas, di Merakrejo.
    Tanpa berbasa-basi, saya langsung mengorek informasi dan tak lupa jalan penunjuk arah. Karena tentu saja hari ini ritual "Kemisan" masih berlanjut. Sebenarnya kemarin Janjian dengan Mas Dhany Putra untuk penelusuran di makam tak jauh dari toko beliau, namun informasi ini sangat berat untuk saya lewati. Segera setelah  Suryo Idein rekan duet "Kemisan" merapat ke perpus, berangkatlah kami. 
Gang Masuk Menuju Lokasi : Merakrejo
     Dari Ambarawa menuju Ungaran, jalan menurun area Merakmati putar arah tepat didepan pintu utama PT. APACinti setelah jembatan penyebrangan. Kira-kira 100m melewati sebuah toko modern xxxmart. Kemudian masuk ke Gang Merakrejo I, Lingkungan Merakrejo RW VIII. 
    Ikuti jalur jalan kampung tersebut, sampai dengan pertigaan, kemudian ambil kiri jalan menurun... (harus berhati-hati, terutama jika hujan). Sampailah....
Petirtaan Merakrejo
Petirtaan kuno di Merakrejo Harjosari Bawen

      Merakrejo atau yang dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama Merakmati. Sebuah nama misterius... Ada rekan yang menceritakan tentang asal muasal merakmati.... konon pada masa itu, tersebutlah di jaman wali ada tokoh yang sedang perjalanan melewati suatu daerah 'lereng gunung ungaran", kemudian tokoh tersebut melihat 2 ekor merak yang sangat indah di atas pohon sedang bertarung. Salah satu merak tersebut jatuh dan mati. Karena hal itu, seorang tokoh tersebut akhirnya menandai daerah ini dengan nama Merak Mati.
dokumen Mamrti
        Namun ada pula, rekan yang lain,
     Bahwa Nama Merakmati dulunya adalah sebah ibukota Kerajaan Mataram Kuno. Kutaraja Mamrati. Dari sumber di naskah yang saya dapat, (lupa dari mana) memang pernah ada migrasi/ dipindahnya ibukota dari kawasan Dieng ke Lereng Ungaran.
    Memang sebaran tinggalan diarea ini terlampau banyak.... Sungguh menjadi bukti yang bila bisa berpikir maka akan ketemu jawabnya

     Sayangnya, saat saya menelusuri jejak petirtaan kuno ini, arca yang tadinya ada di petirtaan ini telah raib. Hanya menyisakan watu candi kotak berpola yang ditata sedemikian rupa.

     Gambar Close up:





     Jejak walau samar namun masih tak terbantahkan....!!!!!
Petirtaan kuno di Merakrejo Harjosari Bawen

NGopi capucino + jadah bakar sik
     Daripada pusing memikirkan perlakuan generasi yang katanya Generasi IT ini...lebih baik Ngopi dan Jadah Bakar dulu ach....
Sendang Merakrejo
   Tak Jauh, ada sendang yang sumber airnya berasal dari air tanah yang diangkat pohon tua di atas sendang. Namun Air sendang tak lagi deras memancar.
Watu candi terceceri di kali
     Didekatnya mengalir aliran sungai yang tak lagi jernih (Banyak sampah)... ada satu watu yang saya curigai .... salah satu bagian petirtaan... dari warna dan bentuknya.    


Video Amatir : 




Blusukan Bersama Lek Suryo :

Save This Not Only a Stone!!!

Mari Kunjungi dan Lestarikan...
   ++++Semoga arca yang hilang hanya diamankan pihak desa... semoga...

Minggu, 02 Agustus 2015

Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen

Arca Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen
     Selasa 14 Juli 2015
      Blusukan kali ini sebenarnya bukan tujuan utama, Rencana akan mblusuk ngabuburit (masih bulan puasa) ke Situs Pakopen Bandungan. Tapi saya berinisiatif untuk nengok terlebih dulu.... dan karena itulah membuat blusukan ini seru, muter-muter, panik dan saling prengut2an.... hahahaha.... Komunitas ber-proses.
     Janjian di depan Balai desa Samban, untuk menuju lokasi situs kami meluncur arah Pemancingan Jimbaran. Proses pencarian ta perlu saya tuliskan (muter2). Sobat tinggal baca hasil akhirnya saja. 
    Kira-kira 1km kemudian ketemu dengan tugu ini, masuk gang dekat tugu tersebut, kemudian ambil yang jalan lurus keatas. Jika kekanan jalan buntu. 
sumber foto : Lek Trist.... "Motornya ketemu, orangnya dimana?
    Ikuti sampai ketemu dengan makam warga Srumbung gunung. Parkir di depan area makam. Yang pertama sampai disini Saya dan Mas Eka WP,  Kemudian berturut-Turut Mas Kusuma Wardhana, Lek Wahid, Bu Noor Hayati dan keluarga serta terakhir lek Trist... Informasi yang sepenggal dari Ketua DEWA SIWA : Di belakang makam dekat sungai... menjadi pegangan kami.... namun..... 10 menit ta ketemu sungai itu.... heheheh "Belakang makam itu sungainya berapa ratus meter mba? ... hehehehe".
     Untung, saat itu ada seorang nenek yang sedang berladang.... Saat kutanya.... kaget beliau. "Kok jenengan ngerthos mas?", Si nenek takjub rupanya. Tidak memberitahukan dimana lokasi arca nandi dan Watu bulus yang saya cari, malah tanya asal saya dari mana. "Lembune teng galengan mriko (sambil menunjukkan arah tenggelamnya matahari), naming nggih niku mpun mboten wonten sirahe. Menawi buluse teng caket lepen", jelas beliau dalam bahasa Jawa, terjemahkan sendiri ya.....
Kali kecil dibelakang Makam Srumbung gunung

     Tak lupa berterimakasih, sambil diiringi tatapan heran.... (kira-kira beginilah tatapan beliau saya artikan "Kok tahu dapat informasi dari mana ya?"), saya mengikuti petunjuk beliau, menuju arah tersebut. Saat menelusuri kali kecil (bukan sungai..) saya disambut seekor ular, yang ekornya saja sama dengan ibu jari kaki saya...., dan ternyata semua rombongan yang terpisah2 kedatangannya semua melihat, Pertanda ini sambutan baik kah?
    Tak berapa lama Arca Nandi Situs Srumbung gunung terlihat di kejauhan
Situs Srumbung Gunung : dibawah Panah merah..  Arca nandi berada
    Tak sabar rasanya ingin segera sampai di dekat arca Nandi Srumbung Gunung. 
    Kemudian....
Arca Nandi Situs Srumbung Gunung
      Nandi tanpa kepala, lama-lama saya jadi terbiasa mbolang ke situs dan mendapati kondisi arca tanpa kepala. Miris. Tapi mau bagaimana lagi.... Karena saya duga tujuannya ya menghilangkan esensi dan dan hakikat arca tersebut. Saya menyebutnya dengan pemusnahan budaya. 
     Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati.
     Arca Nandi untuk pemujaan agama Hindu Siwa. Dia juga adalah guru dari 18 Master (18 Siddha) , termasuk Patanjali dan Thirumular.



Situs Srumbung Gunung, Desa Poncoruso Kec. Bawen
      Arca Nandi Situs Srumbung Gunung Desa Poncorus Bawen, 
Gambar arca nampak dari belakang   :



Saya di Arca Nandi Srumbung Gunung Bawen
      Ketika meng'eksplor Arca Nandi ini, ada seorang Bapak petani yang memberitahukan informasi adanya Watu Lumpang dan Watu bulus tak jauh dari lokasi Arca Nandi ini. 
  Saat itulah saya dan mas Eka sempet Prengut2an... hehehehe  Prioritas pie? lha sing dijemput ki malah seneng neg keblasuk lo ya..--ya to lek wahid?----... wkwkwkwk...
    "Asline jemput Bu Noorhayati opo ponakane? ...wkwkwkwk. "kok semangatmen...." wakakakak... 'nesu leleti lethong'
    Akhirnya, Saya melanjutkan menelusur Watu Lumpang dan Watu Bulus tanpa Mas Eka, apalagi ada kedatangan Mas Kuwuma Wardhana, jadilah saya lanjutkan ke Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung berdua. 

Watu lumpang ada di dekat prasasti ini
   Dari Arca Nandi, saya menelusuri arah utara sesuai petunjuk bapak petani tadi. "Turut di saluran air, nanti penghabisan talud, Watu Lumpang itu berada mas..." jelas Bapak tadi.  Tak menunggu waktu lama, saya dan mas Kusuma menuju lokasi kedua. Kira-kira 100m dari Arca nandi,   
    Sampailah :
Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung

@ssdrmk di Watu Lumpang Situs Srumbung Gunung
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Difungsikan untuk menumbuk padi dan digunakan pula dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri... "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah... (Mohon koresinya mas Radito Prahoro).
        Setelah dari watu lumpang, sejauh mata memandang terlihat di pinggir sungai batu-batu besar yang bejejer di seputaran sungai. Segera kami berdua (Saya dan Mas Dhana) turun mencari 'Watu Bulus".

    Setelah beberapa lama mencari, Tak lama kemudian nampaklah watu yang memang mirip dengan Bulus = kura-kura air tawar.
Watu Bulus Situs Srumbung Gunung Bawen


    Watu Bulus, saya sangat penasaran awalnya. Apakah mirip dengan bulus yang ada di Candi sukuh Karanganyar....bulus/ kura-kura yang merupakan binatang yang bisa hidup di dua alam ini.

     Salah satu kisah tentang kura-kura :


Samuderamanthana :
      Pengadukan lautan susu yang dilakukan oleh para dewa dan raksasa untuk mendapatkan air kehidupan/amrta. Pengadukan tersebut mengunakan Gunung Mandara dengan Naga Besuki sebagai pemutarnya, kura-kura Akupa yang merupakan penjelmaan Dewa Wisnu menyelam ke dasar laut menjadi pondasi agar gunung mandara tidak tenggelam.



Pembagian Ketiga Dunia : 
a. Dunia Bawah = kura-kura 
b. Dunia Tengah = Gunung
c. Dunia Atas = lingga 


       Karena teringat cerita tentang Kura-kura tersebut. maka kami bergegas.... 
Watu Bulus Srumbung Gunung Bawen
     Namun, beberapa saat mencermati. Saya sedikit ragu.... ini bukan hewan Bulus seperti yang dimaksud. namun potongan/ Lempengan yoni bagian atas. Rupanya memang kebiasaan masyarakat, karena mirip... disebutkah dengan hewan yang mirip tersebut.
    Untuk memastikan, saya menunggu kedatangan crew Dewa SIWA lain. Yang terdengar sudah datang dari riuh nya..... ramai juga... dan ternyata... tulisan saya diatas tadi benar adanya.... Semangat jemput karena... ada makhluk langka itu..... hahahahahaha. Pangapurane ibu Noor Hayati. Ampun Kapok lho....
Yoni Situs Srumbung Gunung Bawen
      Setelah komplit berkumpul, kami mencoba membalik watu bulus ini untuk mengetahui sisi bagian lain. Dan Memastikan sebenarnya apa watu bulus ini. Danwalau sudah bertiga, masih terasa sangat berat, sekaligus harus berhati-hati..... Ternyata :
     


 Yoni berukuran besar.....
 Namun hanya bagian atasnya saja yang masih tersisa. 
Menariknya. Yoni Situs Srumbung Gunung ini dibuat dengan bagian bagian terpisah. 
Yoni Srumbung Gunung Bawen
            Kami mencoba menelusuri di sekitar area, karena di sekitar sungai memang tersimpan bahan-bahan pembuat yang lumayan banyak. tapi beberapa waktu berlalu kami tak menemukan jua.....  

Situs Srumbung Gunung
        Waktu beranjak gelap, dan saatnya berbuka puasa sebentar lagi. Kami memutuskan untuk mengakhiri Mblusukan di watu bulus ini..... Sebelum berpisah, Berfoto bersama Makhluk langka Komunitas Dewa Siwa....
Dewa Siwa di Situs Srumbung Gunung : Potongan Yoni.

Salam Pecinta Situs 
saya di watu bulus Situs Srumbung Gunung Bawen

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....

Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA