Kamis, 04 Mei 2017

Makam Ndowo Dusun Cekelan Kaloran Temanggung

       Kamis, 4 Mei 2017. "Sekalian jalan pulang usul saya...." Teringat informasi dari Mba Derry Adtya keberadaan sebuah Makam kuno (Makam Dowo) di belakang Situs Umpak Kaloran - Istana Wurung saat penelusuran medio 2014 .
     Setelah telp dan meminta ancar-ancar Mba Derry, "50 meter lewati pematang sawah. Makam pasangan ada di Dusun Krajan kira-kira 3km dari istana Wurung itu", jelas Mbak Derry dari Seberang gunung. 
  Jadilah, dari Yoni Ngesrep Desa Kedungumpul, walaupun perasaan rada tak tenang karena durasi berkedip kuning, namun tetap terkalahkan dengan rasa ingin segera menyambangi Situs Makam Ndowo. 
   Berhenti di warung sebelah Situs Istana Wurung. 
Makam Dowo Kaloran
      Sambil Ngopi kami mencoba menggali informasi dan petunjuk arah. Kebetulan ketika sampai di warung hujan seperti tumpah dari langit. 
     "Wah sekarang rumputnya 1m mungkin mas, setelah juru kunci nya meninggal tak ada yang menggantikan apalagi dulu sering Bapak tentara membersihkan namun sudah sejak lama Makam Dowo terabaikan", urai Ibu penjual di warung kopi. 
Makam Dowo Kaloran
   Kepalang tanggung kemudian berbekal,payung - Jas hujan dan tekad membara untuk segera menelusuri jejak peradaban, di Situs Makam Sentono Dowo (warga menyebutnya demikian).
   Mitos yang berkembang :  konon pernah ada 2 makam punggawa dari Majapahit ketika melanglang buana di daerah Kedu ini tertarik untuk menetap dan dimakamkan di sini. 
Makam Dowo yang saat ini kami telusuri adalah Makam "Kakung', sementara Makam sang istri berada di dusun Kranggan yang berjarak 3km dari Makam Dowo. 
Makam Dowo Kaloran TMG
(Penelusuran Makam pasangan Makam Dowo semoga saja suatu saat nanti terlaksana.
    Saat sampai setengah perjalanan, Hujan turun lebih deras, sehingga kami memutuskan untuk berteduh di barak tempat pembuatan batu bata. Banyaknya barak pembuatan batu bata... konon banyak ditemukan Banon, Batu Bata kuno yang berukuran besar. bahkan Ada relief nya - antefik yang ternyata banyak dibawa pulang oknum. 
Makam Dowo Kaloran TMG
    Jika itu mitos... Bagaimanakah sejarah sebenarnya harus diceritakan? Saya yang bukan background sejarah/arkeolog atau tidak punya kemampuan lain (dunia lain) sehingga tak bisa mengetahui dari sisi lain. Namun jika diurutkan secara logika.... Kawasan kedu saat jaman Majapahit apakah sampai sini budayanya? 
     Apakah tidak seharusnya berkaitan dengan Mataram kuno ketika beribukota di daerah Kedu?
      Mba derry punya beberapa alternatif antara patok batas wilayah dan atau bakalan batu prasasti. 
    Saya idem dengan batu ini adalah Bakalan Prasasti, untuk jawaban liar saya sic begini : Jadi berkembang (yang saya sebut mitos) seperti yang dikenal warga sebagai makam sentono dowo ini, Prosesnya waktu yang lama... beribu-ribu tahun rentang waktu dari jaman dahulu.... fungsi yang sudah berubah, ketika makhluk astral lain akhirnya mendiami area ini.     
Watu candi di Makam Dowo
    Kemudian berpuluh generasi berikutnya malah percaya kepada makhluk astral yang bercerita tentang ikhwal sejarah tempat ini.. intinya Sejarah itu adalah abu-abu, kecuali ikut mengalaminya.
     Walau kami bertiga namun ternyata kompak... inggrang-inggring semua takut ular. Karena rumput setinggi pinggang kami benar benar menutupi Makam Dowo. Selain tentu saja suasana yang lumayan gawat menjadikan kami tak terlalu berani berlama-lama. Apalagi tak ditemani juru kunci atau warga. Untung saja Mba Derry Punya dokumentasi ketika masih terawat (foto atas perkenan beliau):






    Sementara Makam Dowo (Istri), yang berada di Kranggan...



    Dengan segala kerendahan hati dan dangkalnya pengetahuan saya... menerima informasi (sejarah) lain tentang makam Dowo ini

     Selfie dengan ketakutan..... Takut ular....
Makam Dowo Kaloran
Salam Peradaban

1 komentar: