Selasa, 01 Juni 2010

Serat Nagri Ngurawan : Pantai Banyuwangi


Pantai Banyuwangi
(03)

Dipakaikan Asmarajati pada para isteri itu, supaya mereka puas birahinya secara luar biasa. Tentara Urawan yang akan menyerang Bali, tertahan di Banyuwangi. Karena belum ada kapal sebuahpun. Jaya Kusuma memerintahkan kepada para sentana dalemnya, untuk membuat rakit, yang segera juga dapat diselesaikan. Rakit itu terbuat dari bambu dan batang pohon pinang. Beberapa orang beserta senjata dimuat dalam rakit itu, senjata-senjata ditutup dengan kajang hingga tidak kelihatan. Orang Bali harus mengira, bahwa orang yang menaiki rakit itu adalah pedagang, yang kapalnya karam. Lagipula dikira-kirakan, bahwa mereka akan mencapai pelabuhan Bali waktu matahari terbit. Jadi seberangilah selat Banyuwangi dengan tiga buah rakit. Sebelum matahari terbenam mereka sudah tiba di pelabuhan Pabeyan. Mereka mengatakan bahwa kapalnya karam dan mereka pun diizinkan oleh orang Bali mendarat. Tapi baru saja mereka menginjak tanah, merekapun membuka kedoknya sebagai musuh, yang menuntut kapal-kapal yang ada. Menyusul pertempuran yang seru, dimana orang Bali mengalami kekalahan. Pelabuhan Pabeyan diduduki oleh orang Jawa dan beberapa kapal dibawa ke Banyuwangi.
Kapal-kapal diserahkan kepada Jaya-kusuma. Ala-alat dan orang-orang dimuat ke dalam kapal. Sureng-rana akan ditinggalkan di Banyuwangi, tapi ia memaksa ikut. Setelah tinggal semalaman lagi, esok paginya mereka berangkat ke Bali.
Jaya Kusuma naik ke sebuah Parjala yang bernama Tibang getih. Gorap. Jaladara pun ada. Perjalanan selamat. Laut dilukiskan baik sekali. Pagi hari mereka tiba di Pabejan, dimana segala sesuatu sudah dipersiapkan untuk Jaya Kusuma.
Gubernur Pabejan dalam keadaan luka berlari menemui patih Agung untuk memberitahukan bahwa, pelabuhan sudah jatuh kedalam tangan musuh. Setelah pemberitahuan itu, iapun menghembuskan nafas yang penghabisan.
Raja Bali duduk dalam istana, dikelilingi oleh para pembesarnya. Patih Jaja-asmarapun hadir. Sekonyong-konyong datang Agung memberitahukan, bahwa musuh sudah mendarat dan menduduki Pabejan. Raja memerintahkan mengadakan perlawanan. Jaja-asmara keluar. Di pagelaran diumumkan untuk menyerang musuh.
Sementara itu Jaya Kusuma sudah memindahkan tentaranya jauh ke pedalaman. Akhirnya ia tiba di Sapi-gumanang. Di mana ia menyusun pertahanan. Mereka menunggu datangnya musuh, yang tidak muncul juga. Dimaksudkan usul untuk memancing musuh keluar, tapi tidak satupun yang sesuai dengan pikiran Jaya Kusuma. Akhirnya Sureng-rana mengusulkan memajukan ultimatum.jaya Kusuma setuju dan memuji buah pikirannya itu. Disusun sepucuk surat dan dikirim kek keraton dengan utusan berkuda.
Penjaga-penjaga gerbang keraton Bali omong-omong tentang kemakmuran yang besar di Bali saat ini. Tapi menurut ramalan Bali akan segera binasa. Yang seorang tidak percaya sama sekali ramalan itu, sedangkan yang lain mempertahankan kebenarannya.
Para utusan tiba di gerbang dan berhenti. Mereka berbicara dengan penjaga-penjaga tentang maksud kedatangannya. Para penjaga meminta surat yang mereka bawa, untuk disampaikan kepada raja. Tapi para utusan tidak mau memberikannya, mereka hendak menyerahkan sendiri kepada raja. Terjadilah pertengkaran kemudian mereka berkelahi.
Perkelahian diteruskan, orang Bali kalah. Disampaikan kejadian itu kepada Patih Agung, yang pada gilirannya memberitahukan kejadian itu kepada raja.
Laporan diteruskan. Kanjeng Sinuhun Raja menanyakan beberapa mengenai pribadi jaya Kusuma. Kanjeng sinuhunbermaksud menampilkan Jaja-asmara sebagai raja dan menyuruhnya menerima para utusan dengan memakai seluruh pakaian kebesaran kerajaan. Kanjeng sinuhun sendiri hendak tinggal dalam keraton saja. Cau iri hati karena tidak diminta nasehatnya. Kanjeng sinuhun menghiburnya dania berlucu-lucu.
Esok paginya patih Jaja-asmara keluar di penghadapan, berpakaian sebagai raja. Agung dan Taju memukul canang di Pagelaran. Rakyat berkumpul di alun-alun, dilukiskan pakaian raja dan lingkungan sekitarnya.

Serat Selanjutnya : Di Bbawah Waringin Kurung

Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi peradaban agar lestari…. Dari buku Kitab Jawa Kuno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar