Senin, 15 Oktober 2018

Dua Watu Lumpang Spesial Di Desa Manggihan Getasan

     Salah satu Blusukan Gila yang pernah saya lakukan...




       Senin, 15 Oktober 2018. Entah setan mana yang tiba-tiba merasuki alam bawah sadar saya, pagi setelah apel...saya langsung melempar ajakan ke beberapa rekan... padahal saya pun yakin tak ada yang bisa karena ini hari senin. Tentu saja mereka semua mulai beraktifitas...
   Eh tanpa dinyana, Pak Nanang merespon positif, bahkan mengamini untuk guide ke Gunung Telomoyo yang sejak lama saya bermimpi blusukan ke area ini.
     Gila, tentu saja.... Tanpa rencana sama sekali, durasi Jam 1 siang, sementara Pak Nanang Jam 2. Start dari perpustakaan Ungaran saya jam 10, kemudian setelah jemput beliau, kami melewati Jalur Lingkar Ambarawa kemudian berbelok menyusuri jalan Banyubiru melewati Rawapening. Pertigaan Ambil kanan menuju jalan alternatif kearah Getasan. 
      Karena saya menngikuti apapun petunjuk arah dari Pak Nanang, walaupun saya yang netir motor... di pertigaan yang ada tugu kami ambil kanan, sesampainya di desa Seturun desa Manggihan Kecamatan Getasan. "Kita Parkir disini dulu, mampir sekalian sudah sampai sini", jelas Pak Nanang. Saya bingung sekaligus senang... ini diluar rencana sama sekali.... gila!...
        Tepat dibelakang rumah tempat saya parkir, ada Watu lumpang, 
Watu Lumpang Seturun Manggihan : 1
    "Untungnya ini musim kemarau, kalau musim hujan, Kotoran Kerbau Lethong,  itu bikin sesak napas dan jalan berjingkat, salah salah bisa terperosok", ucap Pak nanang.
Watu Lumpang Seturun Manggihan : 1
         Watu Lumpang manggihan ini berukuran lumayan besar, juga cukup tebal. Yang Unik adalah lubang di Watu Lumpang karena berbentuk Kerucut bukan seperti mangkok. 
Watu Lumpang Seturun Manggihan : 1
    Bentuk lubang yang kerucut tersebut cukup bikin mengkerut dahi kami, berbagai kemungkinan bisa jadi menjadi fungsi Watu Lumpang ini dimasa lalu. Jika watu Lumpang untuk menumbuk biji/ sesajen tentunya jika bentuk kerucut akan tidak maksimal hasilnya. Alat penumbukpun berbentuk lancip. Bingung saya....
      Dugaan sementara saya, berubah bentuk lubang lumpang karena berlalunya ribuan tahun.
     "Kadang masih terdengar orang menumbuk Lumpang ini, juga musik gamelan di malam-malam tertentu. Suara-suara ini bisa didengar oleh orang yang punya kemampuan lebih", jelas Pak Suhedi salah satu warga yang menemui kami.
     Watu lumpang 1 ini juga lumayan tebal, Selain berdiameter cukup lebar, lebih dari 1m (pastinya semoga ada yang merevisi) memakai ilmu kira-kira... 
Watu Lumpang Seturun Manggihan Getasan
       Di beberapa sudut Watu Lumpang sudah rusak, Semoga warga masyarakat tergugah untuk melestarikan jejak peradaban ini.

    Sesaat sebelum saya mengucapkan "Maturnuwun" kepada pak Nanang karena dengan blusukan cukup dekat tak akan tergesa-gesa saat pulang, eehh langsung diserobot..."Belum selesai disini.... masih ada satu lagi... Kita pindah dibawah sana....", sambil menunjuk arah. Kemudian saya memindahkan motor, dan blusukan ini benar diluar perkiraan dan....  Gila! sangat seru!!!
Nanang Klisdiarto : Situs Mangghan getasan
     Pengobat Stresss, adalah blusukan, 
   
     Karena motor sangat susah untuk mendekat ke lokasi, medan terjal jalan berbatu. Akhirnya kami jalan kaki, kira-kira 5 menit kemudian sampailah... cukup dekat dari jalan desa. Yang membuat jauh memang kondisi panas saat kami blusukan gila ini.
Watu Lumpang Seturun Manggihan yang kedua, 
Watu Lumpang Spesial Di Desa Manggihan Getasan : 2
     Dengan kondisi sedikit lebih rusak dibanding Watu Lumpang yang pertama, Namun kesimpulan sama saja. Sudah Diabaikan!
        Lubang Lumpang Normal, tak seperti Yang pertama, 
Watu Lumpang Spesial Di Desa Manggihan Getasan : 2
Watu Lumpang Spesial Di Desa Manggihan Getasan : 2
      Dulu di dekat watu Lumpang ini pernah ada sumber mata air yang sangat jernih. 
Bersama Pak Suhedi
     Namun semenjak pohon Randu mati. Kemudian masyarakat juga jarang  memanfaatkan sendang akhirnya lama-lama hanya menjadi bekas nya saja. 
    Bahkan saat ini sudah ditutupi sampah, sendang tersebut. (cerita dari pak suhedi)
    Juga sama tebalnya, 
      Di beberapa lokasi, ada misteri yang belum terpecahkan, seperti keberadaan makam budho di dekat kebun cengkeh masih didusun Seturun ini, kemudian di bawah kebun dekat sungai dulu dada banyak struktur batu candi. Namun karena keterbatasan waktu tidak kami telusuri.
Watu Lumpang Spesial Di Desa Manggihan Getasan : 2
      Karena Adzzan Dhuhur sudah berkumandang, kami menyudahi. Selain waktunya shalat, tak pas rasanya masih di kebun, tentunya banyak ular yang mencari mangsa.
        "Kita lanjut ke Telomoyo, ajak Pak Nanang. Saya dengan tersenyum terpaksa menolaknya...hehehhe. ini sudah cukup pak... sudah cukup gila! heheheheh...
     Kami kemudian pulang. dan seperti tepat rencana mendadak saya. Tak melebihi durasi saya... Eh sampai dirumah Pak Nanang istrinya sudah dirumah, padahal kata Pak Nanang jam 2.... Tanpa basa-basi saya langsung mbradhal pulang...wkwkwkwkkw. terciduk!
Pak Nanang K di manggihan
    Bila lama gak blusukan bisa gila mungkin, melihat rekan lain terus eksis...heheh.. ini sudah lebih dari cukup mengobati kangen blusukan.
Matursembahnuwun Pak Nanang!

Di Situs manggihan Getasan
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.
#hobikublusukan

Kamis, 27 September 2018

Ada Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Kamis, 27 September 2018. Bagi saya pribadi, Istilah blusukan "Kemisan" mungkin akan punah jika hari ini tak ketemu rekan sesama (gila mblusuk) yang jenuh pula di tengah penatnya pekerjaan. Jika sudah takdir hanya perlu sedikit senggolan jadilah kisah ini. Tentu bukan dalam arti senggolan seperti bis menyenggol truk, tapi saling kabar-kabaran mengenai kemungkinan blusukan. Tentu saja posisi saya adalah yang di guide,  karena memang saya banyak ketinggalan langkah jauh dibanding rekan lain.
Sasaran saya kali ini untuk minta antar memang Mas Eka WP, dimana ketika saya membuat naskah sebelum ini, yaitu yoni Ngablak Srumbung Magelang. Mas Eka WP dan Eka Budi juga blusukan. Dengan dokumentasi yang memaksa saya menjadi tak punya bahan pamer yang lebih kuat, karena yang saya blusuki hanya 1 yoni sementara mereka dalam satu lokasi ada lumpang berjumlah delapan, juga Yoni, Lesung. Saya seperti ingin pamer tapi mereka membalas hanya membunuhku telak…. Tapi mengajarkan pribadi saya untuk membumi saja, bagaimanapun yang arogan, suka pamer dan sok kemaki pamer merasa yang paling….  ya jangan ditiru…hehhee, saya yang mengalami sendiri. Kalah telak.
Awalnya Setengah spekulasi pula, jika mau ngantar berarti saya beruntung jika tidak ya tidak apa-apa, eh dapat respon ketia ku ajak blusukan malah nawari Nge Trip ke lokasi lain karena akan buat video profil wisata pakai drone... wah tanpa pikir panjang langsung saya bersiap. 
Tapi jika sudah takdir, Kemisan harus tetap berlangsung ya apapun yang menghalangi akan menyingkir. Ternyata didetik terakhir, Rekan Mas Eka WP membatalkan agenda tersebut karena ada kunker dari kabupaten lain. Jadilah, daripada nyengoh, ayo kuantar ke Kandri saja!... Kemunculan mas Eka sangat mengejutkan... dan IYESSSS... kata pertama yang muncul.
Gerbang Sendang Gede Kandri
   Menuju lokasi sangat mudah, tentu saja. tak sampai 15 menit sampailah kami, sebuah tempat dimana ada sebuah cerita saat saya SMA, maksunya saya sering main kesini. hehehehe, juga saat kerja di SMP-SMA Semesta, saya langganan "Mie Ayam Lumayan", di Kandri ini. Masih adakah? yang paling dikenang adalah penjualnya rocker banget!.
 Destinasi pertama kami adalah adalah Sendang Gede. Saya jadi teringat teman di FB dengan akun Rwin, saya sempat beberapakali tukar menukar komentar... 
Saya menyesali insting saya untuk datang kesini tak saya lakukan. Saat itu ketika beliau beberapakali posting sendang membuat gapura bentar di pintu masuk jalan ke Sendang Gede, saya hanya memendam saja keinginan berkunjung.
Padahal seorang rekan juga menginformasikan keberadaan kekunoan di Sendang Gede Kandri, tapi entah mengapa saya tak ngeh. Walaupun memang seorang rekan SMA yang saya tanya, malah yakin di Sendang Gede tak ada situsnya. 
Untungnya Blusukan Kemisan ini, saya menemui taldirnya untuk ke lokasi ini, Hari ini di Kandri!. Setelah Lapangan Desa Kandri, langsung ambil kanan. dan sampailah kami...
Situs Purbakala di Sendang Gede Kandri

        Ada 2 Watu Lesung di pinggir Sendang. Sedikitnya informasi maupun cerita legenda/ mitos maupun sejarah pastinya misteri bagi saya. satu satu nya informasi yang saya dapat ternyata 2 Watu lesung ini bukan insitu atau sudah pindahan dari tempat aslinya. Konon tak jauh dari lokasi ini, namun saya tak mendapatkan detail dimana.

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang : Watu Lesung
Fungsi Lesung tentu saja umum di ketahui untuk menumbuk biji-bijian, tak menutup kemungkinan watu lesung ini bukan lesung yang dimaksud di masa ini. Bisa saja sebagai media empu pembuat senjata untuk menyelupkan bakal senjata (maaf ini hanya imajinasi liar saya saja----
Bila dimasa itu sudah ada watu lesung seperti ini, tentunya peradaban sudah tinggi. hasil karya nenek moyang memperhatikan pula estetikanya. Salah satu keunikannya, menurut saya  keberadaan lubang mirip lumpang di salah satu ujung watu lesung.

Konon batu bulat pasangan yang ada di dalam lubang (lumpang) Lesung itu sejak ditemukan. Ditemukan saat sebagian masih tertutup tanah, batu bulat ini berada di posisi yang sama.
Watu Lumpang kah ini? 
Cukup lama kami di lokasi ini, cuma mungkin kedatangan kami ta pas momentumnya. tak ada orang yang ke sendang yang bisa kami tanyai lebih jelas.
Situs di Sendang Gede Kandri
Kami kemudian melanjutkan perjalanan, ke lokasi yang lebih WOW... (kata Mas Eka WP). Sangat penasaran saya... 
"Yang akan kita lihat ini adalah MAHAKARYA!!!", mas eka bercerita sambil berapi-api. Ternyata ada orang yang masih peduli bahkan ingin nguri-uri, yang sangat surprise beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren di Kandri ini...
ini lah penampakan spesial itu... Saya langsung terdiam... Gemetar bahagia hati saya..... sekaligus sangat respect. Walaupun di hati kecil saya Gelo setengah mati. Kandri yang sangat spesial ini baru hari ini saya tahu.... 
Tak hanya 1 (satu) tapi banyak, benda purbakala yang diselamatkan dari sekitarnya. Ada Lumpang, Yoni, Umpak. Konon mas Eka WP yang pernah ketemu dengan salah satu santri di sini bercerita bahwa, santri sangat dilarang untuk menaiki, merusak, atau mencoret benda benda ini. Karena benda ini sangat bersejarah. 
Sungguh ketokohan yang patut mendapatkan apresiasi yang tinggi....
Mulai dari Yoni, 



Kemudian Barisan Lumpang, 


Struktur Bangunan, 


       Untuk detail dari lokasi mana saja saya pribadi tak mengetahuinya. Namun cukuplah bagi saya pribadi mengetahui pelestarian benda-benda suci ini. Dibanding dilokasi awalnya yang tak diperulikan, ditelantarkan, bahkan dirusak....
     Saya membayangkan, Desa Kandri yang terkenal dengan Desa Wisata... dilengkapi pula dengan museum sejarah.... Saya tak bisa menyangkal potensi besar ini. Outbond siswa yang kerap PLS di Kandri di suguhi pula edukasi sejarah yang sangat bernilai.

Mas Eka WP, 
Eka WP di Situs Kandri gunungpati
Salam Pecinta Situs dan Watu candi


#hobikublusukan

Minggu, 23 September 2018

Ada Yoni di Dekat Candi Ngempon : Blusukan Project Videografi

(1) Di Candi Ngempon











(2) Di Candi Ngempon
       
   Minggu, 23 September 2018. Butuh 2 kali ke lokasi ini, untuk saya memantapkan hati menulis kisah ini... selain itu, pas momentum waktunya dengan salah satu impian pribadi yaiitu membuat video dokumenter. 
      Bersama rekan-rekan yang sama-sama tertarik pula, tak banyak alasan, dan punya level semangat yang sama, kebetulan memanfaatkan ada momentum lomba... jadilah bonus  naskah ini. Untuk projectnya rahasia dulu saja ya... tapi ya masih seputaran dunia persitusan, suatu saat nanti pasti saya ceritakan dalam kisah blusukan/ channel youtube saya. 
      Perjalanan yang pertama Saya, Mas Miko, bu Noorhayati dan Pak Nanang dan bu Nanang setelah blusukan Watu Lumpang di belakang coke merah, tanpa kami rencana, ngumpul di Toko Mas Dhany, di bonusi guide. "Ada watu mirip Yoni plug in", mas Dhany meyakinkan kami.   kemudian mampir di Candi Ngempon 
the couple
    Jadilah, Setelah parkir kemudian menyusuri jalan setapak di samping Candi Ngempon (Saat sampai disini jam 4 candi ngempon sudah terkunci). 
   Melewatinya, melewati temuan baru kemudian menyeberangi sungai. 
     Sungai dengan batuan-batuan besar sungguh sangat eksotis. Walaupun saat kami menyeberang dua rekan senior butuh perjuangan ekstra tapi malah menambah keseruan. Saya membayangkan sungai ini tanpa sampah... pasti sangat indah. 
    "Tanpa sengaja saat saya mencoba blusukan mencari jejak, berkeliling memeriksa sejauh 100m / mengelilingi seperti tentara memeriksa perimeter keadaan sekelilingnya... saat anjlok dari trap diatasnya, yang saya injak ya batu ini. walaupun tertutup daun namun membuat saya histeris sejadi-jadinya", jelas Mas Dhany. Kemudian karena pertimbangan agar batu ini tak dijadikan alas pancikan, atau diinjak-injak, kami berinisiatif memindahkan ke lokasi yang sekarang, 2m kearah atas. Jadi aman", tambah Mas Dhany. 
    Berada dibawah pohon kelapa, 
     Sayangnya, ada 2 musibah... 
Yang pertama, Sandal Jepit Mas Miko pedhot  di sini, hehehehhe. yang kedua... Helm bu Noorhayati hilang di tempat parkir.. (di perjalanan yang kedua, saya dengar kabar pencuri helm yang biasa beroperasi di parkiran Candi Ngempon katanya sudah ditangkap--semoga!)
     Bagian bawah, yang nampaknya adalah potongan, 
Add caption

     Kami memang belum yakin ini yoni, bisa jadi adalah bagian struktur bangunan, baik atap atau dasar sebuah bentuk bangunan. Bagian penampang atas struktur (mirip Yoni) dimana ada lubang lingga. Tapi saya memang ragu. 
di Candi Ngempon : belum teregristrasi
       Bisa jadi itu adalah lubang kuncian. Saya sendiri terus terang masih bingung. Semoga ada pembaca yang memberi pencerahan. 
       Bersama di perjalanan yang pertama, selfie mode on...

saya, Pak Nanang, Mas Miko, Bu Nanang, Mas Dhany dan Bu Noorhayati
     Perjalanan kedua, hari ini, saat selesai mengambil gambar video untuk project bareng tim. Eh ada mahasiswa Arkeolog dari UGM yang tanpa kami duga ketemu saat akan kami jadikan model pengunjung Candi Ngempon. 
    Singkatnya, ketiga mahasiswi ini penasaran juga ingin ikut serta blusukan Yoni. "Lokasi hampir berdekatan dengan Yoni di penelusuran yang pertama", jelas Pak Nanang yang kali pertama menemukan keberadaan Yoni ini. (Ingat, menemukan dalam arti yang saya maksud bukan seperti Graham bell menemukan telepon, atau saat James Watt menemukan lampu lho ya...--kadang ada yang baper mempermasalahkan kata yang sebenarnya tak penting, bukan itu esensinya).
     "Kalau yang satu ini 100% saya yakin Yoni", kata salah satu mahasiswi yang turut diblusukan ini.
     Tak ada informasi mengenai keberadaan Yoni di area ini, apakah awalnya adalah satu bagian dengan Candi Ngempon dan berpindah karena pernah akan di curi. Atau memang insitu, sebagai pendukung keberadaan Candi Ngempon....
Yoni Ngempon
     Mungkin belum teregristrasi pihak terkait, semoga pihak BCB / Juru Kunci Candi Ngempon atau Pamong Budaya ada yang membaca blog saya yang sederhana ini kemudian mengamankan. 
     Jejak masih terlihat bagian Cerat Yoni, 
Cerat Yoni Ngempon
    Lubang Yoni dimana seharusnya lingga berada sudah berisikan tanah.
Lubang Lingga Yoni Ngempon
    Sampai ketemu lagi di blusukan happy selanjutnya, "sedulur kui opo anane!"
Dari kanan : Mas Artdie, Pak Nanang, 3 Masiswa Arkeologi UGM (saya lupa anamanya), Bu Nanang,
Saya dan Mas Eka Budi

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 














     #hobikublusukan