Kamis, 17 September 2015

Situs Mbodean Klepu Pringapus

Situs Mbodean Klepu Pringapus
Kamis, 17 September 2015
     Mbolang kali ini adalah lanjutan dari informasi yang di janjikan Mas Dhany Putra saat blusukan ke Watu Lumpang Bodean Pringapus. "Menepati janji", ujar mas Dhany. Dan memang benar, sekitar sore hari tiba-tiba langsung uplod banyak foto watu candi yang membuat yang melihat 'kepo'. Yang paling bikin gregetan adalah lokasinya dekat sekali dengan posisi watu lumpang yang saya telusuri beberapa saat yang lalu.
     
Pertigaan Klepu
Singkat cerita, menuju Situs Mbodean Klepu Pringapus ini dari Jalan Raya Semarang Solo, Bila dari Semarang Pas di polsek Bergas pertigaan (traffict light), Masuk arah kiri. Kira-kira 3km kemudian sampai di pertigaan Klepu.  ambil kiri lagi. Jalan melewati Dsn. Klepu sampai melewati hutan karet, dan jalan menurun. 

Masjid Bodean
     
     Sampai di jalan menurun laju pelan - pelan saja. Penandanya adalah Masjid Dusun. Bodean. Bila sudah terlihat masjid Bodean, maka sobat sudah sampai.





     Situs berada di arah panah. Tepat dibawah pohon Kresen.
Situs Mbodean Klepu Pringapus

Dewa Siwa : Diskusi di Mbodean
     Dari sisa watu candi yang terlihat, membuktikan dulunya memang ada sebuah bangunan suci di area Bodean ini, saya yakin 100%. 
    Saat kami diskusi ringan, ada seorang warga yang mendekat dan dengan tatapan curiga langsung bertanya kepada kami, kira-kira begini: "Ada apa ini mas?" tanya warga tersebut.      Beberapa dari kami mencoba menjelaskan tujuan kami, masih dengan curiganya,
 "Ini jangan dibawa!". Dengan sabar kami mencoba menjelaskan lagi, bahwa kami adalah Komunitas pecinta Situs dan watu candi, bukan kolektor
     Bahkan kami punya cita-cita dan harapan ikut melestarikan peninggalan leluhur ini. Sampai tulisan ini saya buat, beliau belum berkenan memberitahukan nama. Hanya yang membuat berkerut kening, di FB nama beliau "Sinambi Nunggu Ajal".. Sebuah pilihan nama yang tak biasa... 
Umpak Terbalik  : Situs Mbodean Klepu Pringapus

     Setelah beberapa waktu kami mencoba menjelaskan dan tetap bersabar, akhirnya sedikit perubahan sikap dari warga tersebut. 

    Walau masih tak percaya namun ada sedikit rasa bersahabat yang kami rasakan. Semoga dengan tulisan ini, beliau paham dengan aktivitas kami. "Salam Pecinta SItus Nggeh pak....". Setelah ngobrol, Bapak Ajal malah bercerita dan menghubung-hubungkan keberadaan situs ini dengan beberapa lokasi yang beliau tengarai ada peninggalan pula. Namun karena kami belum jelas belum kami coba telusuri lebih lanjut.


Umpak Situs Bodean
     Setelah memberi pengertian kepada bapak Ajal, Kami memutuskan untuk sekedar melihat penampakan atas Umpak yang dibalik tersebut. Dan, saking beratnya kami akhirnya bertangan enam membalik umpak ini.
       Lebih dekat, dengan Umpak Situs Bodean Klepu Pringapus.







 Sedikit 'rompal', nampaknya dulu pernah (mungkin) ada usaha untuk mengalih fungsikan....
      Pola yang indah, presisi keakuratan nya sungguh luar biasa

  Lubang dimana biasanya tiang sebuah bangunan ditempatkan.
    Setelah kami rasa cukup, dan beranjak pergi. Mas Dhany mencegah, "Sebentar, ada yang seru lagi..... ikuti aku.." kata beliau. 
Watu candi bertebaran di pinggir jalan area ini : situs Bodean
     Dan dengan bertanya, tanya kami mengikutinya. "Cukup jalan kaki, kita seberangi jalan", tambahnya. "Perhatikan pandangan mata kalian..hahahahah!!!", sambil tertawa terbahak-bahak. 
     Dan memang ternyata... Disepanjang pinggir jalan ada tatanan watu candi berbentuk kotak didepan rumah warga.... Kompak crew Dewa siwa yang ikut penelurusan bersumpah serapah terkejut ...









   
poskamling bodean
    Selain di pinggir jalan, Mas Dhany kemudian mengajak kami untuk berjalan di Rumah warga. tepatnya di belakang Pos Kamling. Tepatnya di Rumah Warga. 
     

      Surprise bagi saya pribadi ada Kemuncak yang mempesona. 

    Berukuran Lumayan besar, bila kami bayangkan, sebuah bangunan suci yang berdiri ada di Bodean ini dulunya pasti besar. 



Gambar 1 
    Setelah minta ijin, kami menurunkan terlebih dulu pot bunga yang berada diatas watu candi ini.
   
      Satu persatu kemudian kami balik, dan terlihat seperti berikut ini : 

 Gambar 1 : lubang kuncian
Kemuncak candi Situs Bodean Pringapus

    Sambil memandangi sisa kemegahan Situs Mbodean ini, kami mencoba menggali informasi dan cerita tentang peninggalan ini. 
   Namun hasilnya hanya sebatas, dulunya memang ada watu candi yang banyak sekali, namun pembangunan menjadikan watu candi itu ikut menjadi materialnya. "Jaman kakek buyut saya". jelas bapak itu.
Mas Dhany : menggali informasi situs bodean
     Nampak Mas Dhanny bertanya pada si pemilik rumah, dimana kemuncak itu berada.
"Dirawat nggeh pak....."







       Mbolang bersama : Suryo, WahidDhany dan Saya, Serta berkesempatan foto bersama warga yang berkenan menjadi narasumber singkat : Bapak Ajal (posisi di tengah sendiri, berambut gondrong) 

DEWA SIWA di Situs Mbodean Klepu Pringapus

Save This...Not Only a Stone
saya di Situs Mbodean Klepu Pringapus
     Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya... Mari Kunjungi dan Lestarikan.... 

Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Minggu, 13 September 2015

Ekspedisi menelusuri Candi (yang baru ditemukan) di Gedongsongo

Runtuhan candi di atas Candi IV Gedongsongo
Minggu 13 September 2015
    Sudah sejak lama, sejak postingan mas Parmadi di Grup DEWA SIWA tanggal 8 Agustus 2015 tentang pencariannya di atas Candi Gedong IV. Rasa 'harus segera', tambah pula di panas-panasi rekan yang sudah bisa mblusuk hari Minggu 9 Agustus 2015. Bagai cacing kepanasan saya lihat postingan rekan tersebut. 
     Akhirnya, serba kebetulan. Situasi dan kondisi yang sangat mendukung, 13 September 2015 hari Minggu saya bisa Mbolang kesini. Padahal biasanya susahnya minta ampun kalo hari Minggu...
Candi gedong IV Gedongsongo
      Dengan beberapakali negoisasi, akhirnya Saya, Lek Trist dan Mas Radito bersepakat janjian di Parkiran Gedongsongo Jam 1 Siang. Ketika sudah lengkap formasinya, ditambah sang mistery guestnya lek trist, bergegaslah kami. Setelah membayar Tiket @Rp. 7500,- kami langsung masuk gerbang Candi Gedong Songo.  Tujuan Kami langsung menuju Candi ke IV.
Istirahat dulu di Candi Gedong IV
     Fisik dan logistik memang benar-benar harus dipersiapkan, untuk mengimbangi usia yang sudah tak terlalu muda lagi...hehehehe. Kami sempatkan istirahat di sekitar candi Gedong IV.
    Sambil beristirahat, kami melihat-lihat sambil mencoba mereka-reka puzzle runtuhan candi di area Candi gedong IV. 
     Semoga bisa di rekontruksi lagi.. melihat banyaknya watu candi yang bertumpuk. Kemuncak, yoni, umpak relief banyak kami lihat di area ini. Beberapa watu puzzle masa lalu :



Jalan Setapak diatas Candi IV
         Setelah pulih, kemudian perjalanan kami lanjutkan. "Diatas Candi Gedong IV itu ada jalan setapak yang nanjak, ikuti jalan setapak itu sampai ketemu dengan gumuk belerang. Posisi candi ada di belakang gumuk itu".. jelas rekan DEWA SIWA yang kesana duluan.
Lorong menuju Candi diatas Gedong IV
      Kira-kira 200m saja, melewati pohon pinus dan rumputan liar yang sepinggang orang dewasa, namun tenang... aja jalan setapak yang berbentuk lorong dari tumbuhan liar tersebut, menambah kesan alami dan eksotisnya pemandangan.
 Hawa panas dan bau belerang menyergap kami, namun terasa tempat ini sangat alami, sangat eksotis.
   Terlihat sisa-sisa panasnya belerang, ada beberapa tumbuhan yang mati terbakar. Bahkan batu nampak gosong berwarna hitam legam. 
      Karena petunjuk sudah dekat, kami segera mempercepat langkah, karena tahu sudah dekat dengan tujuan kami kali ini. Dan Candi yang masih 'Perawan' inilah penampakannya.
Candi diatas Candi gedong IV

     Masih alami, tanpa sampah. Menandakan Candi ini tak banyak diketahui khalayak umum. Secara pribadi saya malah bersyukur, "semoga jarang yang paham", agar tetap bersih seperti ini. Suasana saat saya disini, begitu tenang dan nyaman. 
     Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Candi diatas Candi gedong IV
      Terbatasnya informasi yang saya dapat, kapan ditemukan, fungsinya serta apakah candi ini paling atas posisinya? pertanyaan yang tak bisa menemukan jawaban.        Candi Gedongsongo diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra sekitar abad ke-9 (tahun 927 masehi). (informasi dari papan sejarah di area Taman Gedongsongo)

Runtuhan Batuan Candi





































Close up Kemuncak Candi










    
          
Relief yang masih terlihat


Ada beberapa jenis batu yang kami lihat, dari warna dan kekerasan watu candi tersebut.

  


Batu berpola unik














    Tak jauh dari runtuhan candi ini, bila kita menyusuri jalan setapak ke arah selatan, maka akan terlihat pula candi tersembunyi yang lain :  candi tersembunyi di Gedong 9

Video Mbolang :
(Menunggu kerelaan kontributor handal nan baik hati: Lek Trist)

++ : mistery quest adalah Max Trist yang berwenang menjelaskan... heheheheh

      Mbolang Bersama DEWA SIWA, Lek Trist, Mas Radito, Mistery guest dan saya.

Tetap jaga Kebersihan, Jangan NYAMPAH!!!!

Mari kunjungi dan Lestarikan...


Salam Pecinta Situs...
Gabung yukk dengan Komunitas Pecinta Situs DEWA SIWA

Kamis, 10 September 2015

Watu Lumpang di candi ngempon

Kamis, 10 September 2015

     Mbolang kali ini edisi menemani mas Romi Romeo yang asli Mranggen Demak, berpetualang 'njlajah milangkori'. Beliau penasaran dengan 'Petirtaan Derekan".
     Personil yang respons ajakan beliau awalnya Mas Suryo Idein dan Mas Hendrie. Tak berpikir dua kali saya langsung berangkat. 
     Dengan lebih dulu mampir ke Candi Ngempon, bagi saya pribadi ini kunjungan saya yang keempat kalinya ke Candi Ngempon.
    Rute, dari pertigaan pasar karangjati. Dari Arah Semarang ambil kiri tepat di polsek Bergas. Jalan terus, kira-kira 3km kemudian ada papan petunjuk arah menuju Candi Ngempon yang hanya berjarak 700m dari jalan Raya Pringapus. 
      Melewati Kawasan industri/ Pabrik dan perkampungan kemudian sobat akan disambut Pintu gerbang Candi Ngempon.
     Menyusuri jalan yang lumayan licin jika hujan. Kemaraupun harus berhati-hati karena tak rata. 
   Alangkah menyedihkan... perhatian yang kurang dari instansi yang berwenang. Jika terjadi sesuatu di kemudian hari baru kelabakan saling menyalahkan. Seperti sebuah berita mengenai Petirtaan Derekan yang yang berada di seberang candi ngempon ini : http://regional.kompas.com/read/2012/03/02/09463487/Suasana.Candi.Ngempon.Mirip.Lokalisasi
     Watu Lumpang di Candi Ngempon :
Candi Ngempon 


          Keberadaan Watu Lumpang di Area Candi Ngempon ini, saya belum tahu masih insitu ataukan pindahan di sekitar wilayah candi : Informan yang terbatas. 
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Salah satu fungsi digunakan dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri
      "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah..."
     Selain itu, juga digunakan sebagai salah satu sarana untuk penyiapan sesaji (ditumbuk) dan kemudian dipersembahkan kepada para dewa.



      Blusukan Bersama DEWA SIWA : SayaRomi, Suryo dan  Hendrie
    
Perjalanan Berlanjut ke Petirtaan Derekan. 

      Berlatar Candi Ngempon, Mari Muliakan Titipan Leluhur ini :





Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs
Gabung yukk dengan Komunitas Pecinta Situs DEWA SIWA