Tampilkan postingan dengan label struktur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label struktur. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Agustus 2018

Situs purbakala di Kantor Desa Bergas Kidul : Watu Umpak


Umpak : Situs purbakala di Kantor Desa Bergas Kidul
Selasa 7 Agustus 2018. Sebenarnya bukan termasuk blusukan, karena terus terang saja serba kebetulan. Bagaimana tidak... ceritanya panjang sekali...
Umpak Bergas Kidul : Sumber dari website dinas
Cerita berawal sekitar tahun 2011-an ketika saya mencari sisik melik keberadaan Yoni yang berubah fungsi menjadi pawon atau alas kompor salah satu (konon perangkat desa) warga Bergas Kidul (Saat itu saya mendapatkan sumber informasi berasal dari sebuah website instansi, namun saat ini instansi tersebut telah pisah dengan instansi induknya, website ini telah hilang, untung saja saya sudah menyimpan dalam bentuk screenshoot).
Beberapakali pas blusukan disekitar area desa Bergas Kidul, selain bertanya situs yang dituju, juga tak lupa untuk bertanya keberadaan yoni ini. Bahkan awal-awal kenal dengan Mas Dhany (paling beliau lupa, jika saya sudah bertanya) malah saya titip pesan untuk dia mencari keberadaan di dapur rumah perangkat kenalannya. Sayangnya berlalu-nya tahun berlalu pula informasi tersebut.
Posisi Watu Umpak 2015
Sampai kemudian 2015, saat saya tak sengaja lewat di depan kantor Desa Bergas Kidul, tak sengaja saat menoleh ..eh di pojok dekat tangga masuk ada batu candi yang menyedot perhatian saya. Tanpa pikir panjang saya balik kanan dan memastikan secara langsung.
Yeah…!!,benar sekali, 'Watu Umpak' dugaan waktu itu.  Karena sudah menjelang waktu Magrib, tak satupun ada yang bisa saya tanya. Akhirnya ya hanya mencoba mendokumentasikan secara detail
Dalam Kenangan 2016 : Di watu Umpak Bergas Kidul
Dan sialnya saya terlupa terhadap info tentang keberadaan Yoni yang selama ini saya sangat cari-cari ingin saya telusuri. 
Tak ingat lagi bentuk, ciri dan bagaimana rupanya. Saking lupanya, saat kedua rekan lama ini blusukan setahun kemudian saya belum sadar juga, (sekitar tahun 2016).
Sekitar pertengahan 2017 Umpak ini sudah tak ada ditempatnya ketika saya kembali lewat. 
Timbul rasa menyesal, belum sempat mengupas tuntas.
Situs purbakala di Kantor Desa Bergas Kidul : Watu Umpak
Namun, hari ini. Agustus 2018 saat datang ke Kantor Desa bersama mobil perpusling, tepat didepan mobil batu itu di tempatkan,  saya seperti ingin meruntuki diri saja. 
Situs purbakala di Kantor Desa Bergas Kidul : Watu Umpak
Ternyata ini (umpak), adalah batu candi yang selama ini saya cari-cari. 
Karena ternyata, setelah saya amati lebih lama, saya ‘pegang’, sentuh secara langsung, nampaknya detail mirip gambar yang saya dapatkan dari website xxxx tersebut. 
Semua orang pasti pernah salah”, itu saja permakluman dari saya, namun saya sangat menyesal baru tersadar watu candi inilah yang disebut Yoni itu. (yang baru ngeh ternyata di deskripsi dibawah gambar adalah umpak. Dengan ukuran yang sama persis.
Posisi Watu Umpak Bergas Kidul 2015
Lega…. Plong sekaligus tertawa geleng kepala mengutuki kealphaanku. Seperti sebuah peribahasa gajah dipelupuk mata tak Nampak, semut di ujung laut jelas terlihat.
Namun semoga pihak desa segera merealisasikan ide membuat wisata edukasi sejarah. 
Agar segera diamankan, tak keburu dicolong mafia laknat (maaf tapi memang seperti itu pengucapannya---hehehhe).  
Detail Watu Umpak terkini (2018),


Di Kantor desa ini sendiri ada beberapa benda tinggalan kuno lain selain umpak, ada kentongan kuno juga lumbung padi kuno yang konon adalah tinggalan di masa kerajaan Demak.
Sampai Ketemu lagi di penelusuran berikutnya.....

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 

#hobikublusukan

Kamis, 24 Mei 2018

Situs Poncol Klero Tengaran


Situs Poncol Klero Tengaran
Kamis, 24 Mei 2018. Lanjutan dari Blusukan Kemisan, edisi Puasa tetap seru blusukan di Klero. Keluar Sendang Klero, awalnya langsung seperti rencana. Tapi mas Dhany ngeyel (dengaren iso ngece, “Durasimu kok cepetmen?!”), ya sudah, semoga ngeyelnya bermanfaat! Akhirnya saya ikuti. Sesampainya di jalan dekat candi Klero kami ambil kiri, kalau sebaliknya kearah jalan utama. Hanya sekitar setengah km saja, sampailah kami di dusun Poncol. Kami bertanya sebanyak 2 kali kepada warga tentang dimana keberadaan Sendang Pawon. Nama ini cukup memantik rasa semangat kami untuk menelusuri, bagaimana tidak? Di lokasi yang berbeda dengan nama berunsur ‘pawon’,  ada situsnya : sebut saja Kalipawon Ambarawa, Karangpawon Candirejo Tuntang, dan Watu pawon Kawengen Ungaran juga tentu ingat Candi Pawon.
Saat kami masuk gerbang Dusun Poncol terus terang ada wangi bunga khas, namun saya pribadi belum ngeh. (tetap baca ya). 100m setelah itu, kami parkir di masjid Dusun Poncol, seperti saran warga yang kami temui. Kemudian kami berjalan menuju Sendang Pawon (Sendang diarah depan masjid, seberang jalan). Melewati ratusan anak tangga yang menurun curam (--terbayang tantangan kami nanti, waktu kembali, semoga sepadan!).
Kemudian sampailah….
Sedndang Watu Pawon Poncol
Disambut ular sawah yang sedang ninis (saat akan saya foto mumpet malu mungkin). Kami celingukan, mengedarkan pandangan barangkali watu purbakala yang kami maksud disekitar sendang. Beberapawaktu kemudian kami pastikan hanya nama saja, kecuali batu unik yang tak bisa kami duga-duga ini apa:
Sendang Watu Pawon Poncol Klero Tengaran
Modus Mas Dhany kembali terulang, akhirnya saya ikuti pula….. wkwkkwkw
Beberapa waktu kami cari, akhirnya kami putuskan yntuk menyudahi. Kami kemudian dengan gontai meniti tanjakan tangga yang menurut kami semakin bertambah jumlah anak tangganya. Beruntung Mas Eka WP tak turut serta, bisa-bisa kumur ‘Degan Hijau’ beliau. Kami kemudian berniat lanjut menuju destinasi terakhir.
Kami kemudian kembali, niat kami langsung menuju sendang berikutnya. Saat lewat di gerbang tadi saya sempat terlintas dalam pikiran “apa ini ya, kok harum sekali??!”, tepat saat saya selesai berpikiran seperti itu. Mas Eka Budi menepuk pundak dan “Stop!”, teriaknya. Saya bingung sejadi-jadinya, kemudian dia balik badan dan berlari. Saya putar balik motor untuk nututi, ternyata…
Di sebuah lokasi (di pinggir jalan) berpagar batako keliling ternyata ada makam kuno. Hanya 1 makam. Makam tersebut memakai watu candi untuk nisannya! Rejeki memang tak akan kemana!
Selain watu candi tersebut yang membetot perhatian kami, keberadaan kayu tua yang sudah mati dan tumbuh disampingnya satu pohon kamboja. Nampaknya bunga kamboja inilah yang tadi saya hirup wanginya, padahal cuma satu pohon saja. Ach..!! saya tak tanggap ternyata. Untung ada Mas Eka Budi yang jeli.
Segera kami mengeksplor.
makam keramat Situs Poncol Klero Tengaran
Watu candi terlihat jelas polanya,
makam keramat Situs Poncol Klero Tengaran
Disekeliling lantai area makam ini sudah dipaving, sehingga kami tak tahu lagi watu candi lain yang mungkin saja digunakan untuk lantai. Berbagai kemungkinan bisa saja ; entah watu candi ini awalnya bagian strukur Candi Klero yang dibawa kesini untuk dijadikan makam. Atau malah diarea ini dulunya ada pula bangunan suci masa lalu? Dugaan berseliweran di pikiran kami.
Makam Mbah Poncol, Situs Poncol Klero Tengaran
Seorang ibu yang rumahnya tepat disamping makam ini, saat kami tanyai hanya bilang, “Makam Keramat mas, sing mbabat alas alias pendiri dusun poncol ini, warga menyebutnya Kyai Poncol”, urai ibu tersebut. Cerita ya hanya terbatas itu. Karena beliau juga menambahkan bukan asli warga Poncol. Semoga suatu saat ada yang melengkapi cerita ini (berkenan meninggalkan komentar). Agar cerita tetap terjalin sampai nanti.
Karena waktu sudah menunjukkan jam 11, kami kemudian segera untuk menuju destinasi terakhir.
Crew Kemisan kali ini, Saya, Eka Budi dan Dhany Putra…,
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Lanjut menuju Sendang "Kali Tanggi" masih di Klero Tengaran. #hobiku blusukan

Kamis, 12 Oktober 2017

Jejak Peradaban di Pagersari Bergas : struktur batuan Candi di 3 makam keramat.

Banon jadi nisan di makam keramat Pagersari
Kamis 12 Agustus 2017. Rencana sebenarnya menelusuri jejak di Tingkir Salatiga untuk kemisan kali ini, namun karena sesuatu hal yang membuat kami berpikir ulang dan mengganti tujuan. Segera, saya dan Lek  Suryo diskusi alternatif lain. Setelah menyepakati kami minta guide Mas Dhanny saja. 
Singkat cerita, hanya Mba Laiva yang merespon ajakan ritual blusukan hari Kamis ini. Dari perpustakaan kami menuju Karangjati dimana Bos Dhanny berada.
Berkoordinasi sebentar, permintaan guide kami hari ini yaitu sekitar area desa Pagersari, dan mas Dhanny bilang Ok!!. Cuuss.... kami langsung gasspoll. Melewati jalur sidorejo sebelah kantor kecamatan Bergas tembus jalan Bandungan, kemudian ambil arah Kalitaman.
Dan ternyata ... eh ternyata, mas Dhanny curang bin gak sehat mungkin, karena buktinya Mas Dhanny sama sekali tak tahu destinasi yang kami maksud sehingga sampai ngrepoti guide
struktur batuan Candi di  makam keramat Pagersari
Mohon maaf ta berani nulis namanya, soalnya saya tak sanggup melawan ketenarannya... jadi pembaca jangan tanya atau cari tahu ya.... don't kepo pokoknya. (Tapi kami ucapkan terimakasih banyak nggeh ....buat beliau)
Destinasi pertama, setelah Kantor desa Pagersari tanya saja jalan menuju Makam desa, menyusuri jalan berpaving, dimana kanan kiri hamparan persawahan. 
Banon di makam Pagersari
Dipinggir jalan sebelah kanan kita akan menjumpai makam yang terpisah sebelum makam desa, kira-kira 100m. Sebenarnya dua kali, beberapa bulan lalu lewat menelusuri Watu Lumpang Pagersari. 
Tapi ternyata sekali lagi saya tak cukup jeli, melupakan protap blusukan.... jangan lupa tengok minimal 101m di perimeter sekelilingnya... jadilah saya geleng kepala tanda penyesalan.
Di kompleks makam ini, ada beberapa nisan yang memakai batu bata berukuran jumbo, khas bangunan masa kuno = banon.
Makam yang lain menggunakan nisan dari batu kotak 'struktur batuan candi'. Beberapa yang tertangkap dalam dokumentasi kami.


        Mari Ketahui, Lestarikan dan uri-uri budaya lokal kita, Kalo bukan kita siapa lagi, kalo tidak sekarang kapan lagi?

Suryo

ssdrmk

Destinasi kedua

 struktur batuan Candi di  makam keramat Segeni Pagersari Bergas
dari makam pertama yang kami telusuri kami berlanjut ke makam kedua. 
Keluar kembali menuju jalan desa Pagersari, ambil kiri sampai ketemu dengan usaha pembuatan Batako, kami parkir di situ dan kemudian melanjutkan dengan jalan kaki menyusuri pematang sawah.
 struktur batuan Candi di  makam keramat Segeni, Pagersari
Warga mengenal dengan makam Segen,. Tapi tak ada yang tahu ihwal sejarah makam ini. 5 makam yang kesemuanya memakai nisan dari struktur batuan candi berbentuk Kotak.

Bukti nyata dulu area ini (termasuk makam penelusuran 1) ada sebuah bangunan suci, tapi entah dimana lokasinya. 
Kenapa bisa kami simpulkan demikian? 
Selain banyaknya struktur batu candi yang tersisa, secara Geografi sangat mendukung dugaan kami. 
Apalagi di sebelah utara adalah Gunung Ungaran yang didalam naskah pujangga dari Sunda mengatakan gunung suci tempat dewa merindukan dewi dewi..




Beberpa dokumentasi struktur batuan candi berbentuk kotak yang kami jepret :



Video amatir: 


Destinasi ketiga, mohon maaf saya pisah karena begitu eksotisnya alam dan saya merasa wajib membuat naskah sendiri yang terpisah.
----bersambung---

Suryo
Salam pecinta SITUS DAN WATU CANDI

ssdrmk : segeni Pagersari


#raperlutenar

Jumat, 04 November 2016

Menelusuri Jejak Cagar Budaya di Tegal Candi, Desa Wujil Kecamatan Bergas kabupaten Semarang

Tegal Candi Wujil Bergas
      Jumat, 4 November 2016, Satu bulan tak blusukan benar-benar membuat saya kehilangan fokus... entah karena saya mungkin saking tergila2-nya pada situs... atau hanya alasan kurang jalan-jalan saja. entahlah.... walaupun badan masih belum fit karena batuk masih hinggap di tenggorokan, tapi tawaran Mbah Eka WP untuk diboncengke tak bisa aku tolak.
     Janjian jam 10, kami langsung meluncur ke TKP, dan ternyata sahabat lain telah standby di Wujil pula, Mas Eka Budhi sebagai penunjuk jalan serta Mas Dhany. Jadilah kami berempat (Sebenarnya berlima dengan putrinya mas Dhany). 
        Sebelumnya, Kawasan Wujil ini adalah kawasan favorit saya, dekat dengan situs Kalitaman-nya yang sangat indah dan luar biasa misterius bagi saya. Juga masih satu desa dengan Watu Lumpang Wujil.
      Jejak Cagar Purbakala ini berada di depan rumah warga Bapak Minin (Anak-nya adalah kawan dari mas Eka Budhi) di Wujil Kolang Kaling secara Administratif di RT 09 RW I Kelurahan Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Melihat 3 bongkah batu ini, warga yang tak memiliki passion terhadap sejarah pasti acuh dan tak peduli. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Padahal sungguh luar biasa jika melihat dari kacamata pecinta situs, Begitu besarnya (saya menduga) ini struktur bagian bawah sebuah bangunan suci... tak terbayangkan struktur bagian atasnya. 
      Beberapa lubang berbentuk kotak, kami duga adalah kuncian dari batu diatasnya. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Dari obrolan kami dengan warga yang tertarik dengan aktifitas kami dan kemudian turut gabung dan banyak cerita kepada kami. Dulu banyak ditemukan batu bata berukuran jumbo disekitar struktur watu ini. Bahkan dari sumber yang lain disekitar sini pernah ditemukan arca Ganesha yang kemudian dijual ke mafia kolektor Rp.600rb.
Kolang kaling - Tegal Candi, Wujil Bergas
   Posisi awalnya 3 struktur watu candi bagian bawah ini di tengah-tengah kebun. Kemudian salah satu warga berinisiatif menarik dengan truk kemudian dipinggirkan.

       Kami kemudian mencoba mencari disekitar, dengan menelusuri perimeter  100m di sekeliling situs ini. Ternyata jejak keberadaan Batu Bata Jumbo masih ada di belakang rumah ... tak jauh dari keberadaan struktur watu candi ini. 
    Kami Lanjutkan ke Pemakaman Umum warga, beberapa keunikan masa lalu terlihat disini. Ada makam yang nampaknya di keramatkan, dari informasi yang saya dapatkan, beliau yang bubakyoso desa dan ulama penyebar agama.
     Di salah satu nisan terdapat inskripsi nama yang cukup berbeda, dengan huruf arab


     Setelah dari makam, kemudian kami lanjutkan penelusuran Jejak Cagar Budaya yang lain di Wujil ini...      








     Blusuk mendadak bersama : Mas Eka Budi, Mbah Eka WP, Mas Dhany.
sumber foto : Dhany Putra corp.
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Di tegal candi Wujil

















     Ketahui, Lestarikan.... harusnya cukup Mudah...

Kamis, 04 Februari 2016

Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur

Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur
Kamis, 4 Februari 2016
    Adalah blusukan lanjutan dari Situs Watukebo Kalikayen Ungaran Timur. Dari Dsn. Watu Kebo kami melanjutkan perjalanan  menuju Dsn Kebontaman Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur. Keberadaan situs ini sudah sejak lama saya peroleh informasinya dari rekan DEWA SIWA : Lek Trist.
Batas wilayah ungaran - tembalang
     Mengikuti jalur menuju Tembalang Kota Semarang, dsn. Kebontaman ini memang dsn. Kabupaten Semarang yang berbatasan langsung dengan Kota Semaramg.
          Kira-kira 5km kemudian kami sampai, jalan menuju Kebontaman relatif bagus, sudah betonisasi. Untuk mempermudah petunjuk arah, cari saja batas wilayah kabupaten/kota. (foto batas wilayah saya ambil dari arah Semarang. Terlihat ada pertigaan, sahabat ambil arah kiri (jika dari Ungaran sebaliknya, ambil kanan). Susuri jalan kampung laju pelan saja. Tak sampai 200m dengan penanda lapangan bola voli dan sampailah....
Tertinggal satu didepan rumah ini :
Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur
      Sebelum ketemu, kami sempatkan bertana pada warga, kebetulan warga tersebut nampaknya juragan kayu. Tanpa diduga dengan senang hati, "Saya antar saja mas, dekat kok", kata beliau sambil jalan kaki. "Dulu di lapangan bola voli dan sekitarnya banyak ditemukan watu candi, bahkan ada beberapa patung. Ada yang katanya dibawa Museum tapi lebih banyak yang dijarah mas", jelas beliau. Sayangnya saya terlupa tanya nama bapak pemandu kami tersebut.
     "Watu ini hanya sisa-sisa, yang mungkin tak sempat dijarah, dulu lokasi awalnya ya dilapangan juga", tambah bapak tersebut. 
     Seorang nenek si empunya rumah, mendekat dan menimpali, "Yang terpendam di bawah rumah juga banyak mas, banyak juga yang telah di 'pething' (di remuk dengan ukuran kecil untuk ngecor--), karena warga tak paham peninggalan seperti itu", tambah nenek itu.
     "Beberapa hali yang lalu beberapa WNA juga kesini mas, Yang tertarik itu malah orang jauh, kalau warga sudah tak acuh", tambah Bapak itu lagi.

    Kenyataan yang bikin sesak dada kami!!!!! namun inilah Fakta dan realita
      Watu candi yang berpola indah dan nampaknya menjadi struktur dari sebuah bangunan suci ini nampaknya sudah di inventarisir dinas terkait. Namun ya Sebatas itu saja.....

      Video Amatir di Kebontaman : 

Partner Blusukan "Kemisan" :
Suryo di Kebontaman
Salam Pecinta Situs
Mari Kunjungi Dan Lestarikan
was here; SItus Kebontaman
Save This Not Only a Stone!!!!!!

tambahan : 
    Sebenarnya pingin menelusuri dan mencari jejak masuk rumah kayu di samping rumah ini, karena saya sangat curiga dengan batu yang dipakai umpak penyangga tiang di beberapa sisi rumah, tapi karena selain gerimis, hampir magrib si nenek punya rumah tersebut tak ramah..... (sory sensor, omongane nylekit--UUD)