Tampilkan postingan dengan label magelang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label magelang. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Juni 2018

Mampir di Yoni Situs Tiban, Desa Bumirejo Mungkid, Magelang

Yoni Situs Tiban, Desa Bumirejo Mungkid, Magelang
         Jumat, 29 Juni 2018. Kali ini destinasi yang memang terakhir, dan kebetulan satu jalur menuju rumah Bapak Budi Susilo, Jujur saja ada perasaan sungkan karena beliau sudah capek, muter-muter mengantar saya ke 5 lokasi. Tapi saya nurut lha dipaksa kok.... hehehehe...
     Dari Yoni yang berada didepan Kantor DPU Kota Magelang kemudian saya masih mengikuti laju motor Bapak Budi Susilo. Hanya sekitar 5 menit kemudian, melalui jalan perkampungan sampailah kami. 
     Kondisi Yoni sudah tanpa Lingga. Terbelah sempurna, entah karena apa. 
Yoni Situs Tiban, Desa Bumirejo Mungkid, Magelang
Lubang Lingga, di Penampang Atas yoni, 
Yoni Situs Tiban
       Yoni berada di halaman rumah Bapak Rochim, yang kebetulan ditunjuk sebagai Jupel oleh BCB Jateng.
     Sayangnya, saat saya kesini udara sungguh tak bersahabat, karena rupanya ada kandang sapi tak jauh dari Yoni ini. Empunya rumahpun tak nampak alias kosong. 
Cerat Yoni Tiban
    Padahal saya ingin sekali bertanya cerita, ikhwal Yoni ini. Apalagi secara resmi beliau jupel pula. Apa boleh buat belum berjodoh.
      Yoni nampak sederhana (bila membandingkan dengan beberapa Yoni sebelumnya yang telah saya telusuri di edisi dolan Magelang kali ini), tanpa ada penyangga cerat. 
      Di salah satu tubuh yoni ada jejak vandalism, sayang sekali tangan tak beranggungjawab ini telah mengotori karya agung pendahulu ini. 
    Entah dipikiranya apa? Walaupun yang tertulis memang angka jaman kompeni masih berkuasa. 











Vandalisme yang dialami Yoni Tiban, 

    Setelah merasa cukup, saya kemudian memohon untuk dapat mampir di TBM Omah Buku yang beliau kelola. 
      Sebelumnya mampir di rumah beliau, yang ternyata mendapatkan ‘warisan’, struktur batu candi saat membeli rumah. 
rejeni nomplok Pak budi Susilo
       Juga ada batu bulat unik, dekat rumah beliau yang konon katanya adalah alat untuk menggiling biji-bijian. Alat yang begitu penting pada masa itu dan masih ada sampai hari ini. 
alat pertanian
    Walaupun tak ada yang peduli. 
    Setelah itu kami berada di TBM Omah Buku (ternyata dekat di jalan raya Semarang-Jogja!) inilah. Saya belajar banyak dari mental pejuang yang dimiliki bapak Budi Susilo…. Salut pak!!



      Bapak Budi Susilo di TBM Omah Buku, 
Budi Susilo Founding of TBM Omah Buku : 
           Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Mampir di Yoni Situs Tiban, Desa Bumirejo Mungkid, Magelang
       Nb: Dolan Magelang edisi kali ini dalam satu rangkaian penelurusan : silahkan klik link berikut ini…. 

6. Yoni situs Tiban Bumirejo 

#hobiku blusukan

Kamis, 29 Juni 2017

Silaturahmi Lebaran 1438H di Grabag Magelang : Tak sengaja melihat dengan Yoni di rumah Pak Lek

Yoni 
     Cerita kali ini sungguh diluar dugaan, setelah sekian lama absen penelusuran situs (karena puasa; biasanya medan berat takut mokah---). Bersama keluarga, Bapak Ibu, Kakak Adik dan semua keponakan. Lebaran Hari ke 5 kami bersilaturahmi ke rumah Pak Lek di daerah Grabag Magelang.
     Mohon maaf karena sesuatu hal lokasi detail tak saya sertakan karena alasan tertentu.
     Kurang lebih dua jam perjalanan kemudian, alhamdulillah cukup lancar. Sampailah kami di Rumah beliau. Suasana yang masih asri dan alami apalagi pemandangan hamparan sawah dan Gunung Andong di depan rumah membuat saya pribadi yang memang mengusulkan keluarga saya untuk bertandang ke Rumah Pak Lek kami ini.
bahagia itu sederhana : memancing di kolam
           Setelah sampai dan bersalam-salaman, kami menyebar di penjuru sudut rumah beliau, sawah kolam, gazebo, sawah dan pendopo. Saya ngikuti anak (Jagad-Bhumi) bermain di kolam ikan. Sembari memancing. 
     Hampir 2 jam kemudian, saat ngikuti anak- yang jalan keliling area rumah, sampai di pendopo, yang terletak di sisi kiri bangunan utama (depan rumah ada bengkel), pendopo terpisah disisi kiri pinggir jalan tepat memandang Gunung Andong. 
      Dan ....
Saya terpana...
Ada Yoni!
     Kebetulan saat saya di pendopo ini, Pak Lek mendekat, "Oh itu Yoni yang dulu di pasrahke warga untuk ku rawat, awalnya di batas desa dan kondisinya memprihatinkan, tak terurus bahkan pernah akan di 'gepuk'", jelas beliau.
    Terlihat jelas memang usaha perusakan Yoni ini, sehingga penampang atas Yoni tak kelihatan sama sekali. Nampaknya bagian atas hampir 30% Yoni ini sudah hilang dirusak. Entah di zaman apa. 
     Lubang lingga berbentuk Kotak, namun sudah tak presisi lagi.
Untuk dimensi ukuran, karena sambil momong sehingga tak sempat saya ukur.
    Bekas tonjolan sisi depan yoni, yang disebut cerat juga masih terlihat jelas.


    













Disekeliling badan Yoni hiasan masih sederhana.
"Aku malah meh dipasrahi maneh 3 Yoni di beberapa makam oleh warga dusun sebelah, biar ada yang ngrawat kata mereka", tambah Pak Lek.
    Ya Pak Lek saya ini memang luar biasa unik, perjuangan nya sungguh menginspirasi saya. 
   Ceritanya begini, (kurang lebih)  karena beliau bercerita sudah beberapa tahun yang lalu.




Saat itu...
    Selepas masa SMA, Pakdhe keluar rumah tanpa pamit 'minggat' bahasanya, karena ingin sekali hidup mandiri. Waktu itu hanya berbekal baju dan sedikit uang saku. Bertahun-tahun hidup di jalan, di beberapa kota dan berbagai pekerjaan kasar dilakoni.     Sering tidur di masjid, di rumah kosong ataupun dimana saja. "Tapi paling sering aku ki turu ning kuburan sing angker", cerita beliau. "Dudu golek nomor atau pusaka, pikiran ku pas jeh nom biyen ki neg lokasi jare wong angker mestine sepi ga no menungso sing ganggu, kan aku seneng tempat sepi gawe nenangke pikiran karo mersudi ati", tambah beliau. Beliau sudah tidur di  ratusan tempat angker dan makam, serta terbiasa tahu batu berwujud arca, lumpang, yoni, nandi ataupun ganesha. 
      Menjadi kernet Bis malam, usaha beliau yang terakhir inilah yang membuat kemampuan otodidak beliau terlihat dan menjadi jalan hidup. Singkat cerita, selain kepintaran yang diatas rata-rata juga seringnya laku prihatin juga tidur ditempat angker (kata orang = Pak Lek menegaskan, itu hanya kata orang, kita harus percaya Gusti Allah), akhirnya beliau menjadi kepala bengkel salah satu armada Bis Malam yang cukup terkenal waktu itu.     
     Saat sudah cukup mapan, beliau kemudian mencari lokasi untuk membuat rumah. (Yang kami kunjungi ini). Kemudian baru pulang bertemu orang tua kandung beliau setelah mendapatkan calon istri.  
   
      Beberapa tahun yang lalu ketika saya bertandang kerumahnya, "ngangsu kawruh", selain saya bercerita tentang hobi saya menelusuri jejak peradaban ini juga tanya informasi keberadaan Yoni di Area Grabag ini. Pesan beliau hanya satu untuk bersungguh-sungguh karena ini hasil olah karya budhi leluhur jadi jangan dilupakan dan paling penting ojo lali marang gusti Allah. "Neg jare wong angker, berarti ono Yoni ne" kata beliau waktu itu sambil tertawa.
       Sebelum pulang, kami sempatkan berfoto bersama dulu, formasi komplit.
Formasi Komplit
 Karena janji beliau kepada masyarakat untuk ikut merawat, nampaknya tak berapa lagi Yoni ini akan kedatangan teman. hehehehe. 
     Semoga saya bisa jadi saksi.


 Salam Peradaban

Senin, 26 Desember 2016

Candi Retno, Secang Magelang

    Selasa, 26 Desember 2016. Penelusuran kali ini bersama duet nekat nglimpebojone... hehehehe. Bersama Lek Wahid saya mencoba menelusuri informasi dari Kang Adjie Negro, senior di dunia penelusuran situs di Temanggung area dan sekitarnya.

    Destinasi yang akan kami telusuri (untuk nama lokasi destinasi saya nunggu Kang Adjie Negro, Saya dan lek Wahid saking asyiknya penelusuran situs terlupa mencatat nama dusun, RT RW dan petunjuk lain nya) :

5. Candi Retno Secang Magelang
6. Yoni Unfinished Dukuh Bandungan Desa Candiretno
8. 3 Lapik Arca
9. Yoni Banyusari

Destinasi ke #4. Candi Retno.
petunjuk arah menuju Candi Retno
    Dari Kecamatan Grabag, kami menyebrang ke Kecamatan Secang Maih di Kabupaten Magelang. Kali ini ke Candi Retno.     Menuju lokasi Cukup mudah karena Candi ini sudah relatif dikenal warga sekitar. 





     Jika kesasarpun akan mudah mencarinya, kemungkinan besar.. kalau anda tak malu bertanya hehehe.. 
Menuju Candi Retno Secang magelang
     Jika jeli di pinggir jalan ada papan petunjuk arah walaupun berukuran kecil, yang biasanya memang terlewat sering tak terlihat. Kamipun pun demikian, celingak-celinguk.. juga terlewat, padahal hanya 50m dari posisi terakhir kami bertanya. memalukan.... hehehe.
   Ikuti jalan di tengah kampung tersebut, masuk kira-kira 1km sampai ketemu petunjuk yang kedua. Dari Jalan cor-coran akan keliatan, Jalan Masuk diapit rumah warga, lebah hanya 2 meter :
jalan menuju Candi Retno
Candi Retno, Eksotis
Candi Retno
     Candi Retno, secara administratif berada di Desa Candiretno Kecamatan Secang Kabupaten Semarang. Candi Retno mengingatkan saya pada penjelahan pertama kali saya mencintai Bangunan Candi akhir tahun 2010 yang lalu, teringat Candi di Trowulan Mojokerto : Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Bajang Ratu , Candi Gentong, dll.
      Sebab mata ini terkagum-kagum adalah batuan penyusun candi (=Bangunan suci masa lalu), yang berasal dari batu bata bukan dari batu andesit seperti pada umumnya candi di wilayah Jawa Tengah.
Bersama  Bapak Ruwadi : Candi retno
     Saat datang kesini, pintu gerbang terkunci, kemudian lek Wahid berinisiatif untuk menemui Juru Pelihara Candi Retno. Setelah beberapa saat, dia kembali ditemani beliau.
    Bapak Ruwadi namanya, Juru Kunci Candi Retno. "Sebenarnya, saya sudah pensiun mas dari Juru Kunci dan saat ini dijabat oleh anak saya. Namun anak saya lagi ke Yogya", jelas Bapak Ruwadi. Candi retno dari depan (sisi utara):
Candi Retno Magelang
    Dari Bapak Ruwadi, seingat kami Candi Retno mulai ditemukan pertamakali di gumuk bambu ini sekitar tahun 70an. Setelah itu mulai BCB mengadakan kajian, penelitian dan akhirnya tersusun sampai sekarang yang terlihat ini. Kami belum tahu apakah akan direstorasi kembali atau tidak.
Candi Retno, Secang Magelang     
      Dari sisa pondasi dan stuktur candi (=bangunan suci) bagian bawahnya saja sangat indah, apalagi kalau candi ini bisa berdiri utuh. Semoga.




   Kenapa saya sebut candi Retno ini Eksotis, ya dari penyebutan namanya saja Candi ini ibarat mustika Yang pendar sinar cahayanya seperti permata, maka ketika berkhayal di masa itu; ketika Candi Retno (entah dulu nama aslinya apa) kokoh berdiri, megah anggun berwibawa, akan bersinar memantulkan cahaya rembulan di malam hari. SASADARA MANJER KAWURYAN!!! (seperti arti nama ini)
     Walaupun yang tersisa hanya struktur bangunan bagian bawah, namun masih memikat. Lebih dekat Candi retno dari berbagai sisi, Ini jejak-jejak kemegahan:
Struktur Dasar candi retno magelang

     Struktur bangunan candi yang berelief dan berasal dari bahan tanah – batu bata=antefik=banon=terakota.




     Di Candi retno sisi selatan Nampak Yoni berukuran lumayan besar dengan posisi masih berada di gundukan tinggi. 
Yoni Candi Retno, Secang Magelang
     Terlihat mencolok, karena berbahan dasar batu Andesit, ditengah batu bata
Yoni Candi Retno, Secang Magelang

      Jika saya boleh mengira-ira, Yoni ini dulunya ada ditengah bangunan Suci (=candi) yang strukturnya dari banon (batu bata) sangat unik bukan ?????

      Kondisi Yoni rompal dibagian cerat, padahal cerat sangat khas sekali ada bentuk mirip Barong / hewan singa. Selain cerat patah sebagian, Lingga sebagai pasangan Yoni ini juga tak ada.
Cerat Yoni Candi Retno, Secang Magelang
    Yang saya masih ragu (Saya belum dapat referensi atau yang memberikan pemahaman kepada saya, jika lubang Yoni Bulat itu apakah tetap sama = tempat lingga ataukah arca?) Untuk sementara saya masih menyimpulkan Lubang arca. (Dengan segala kerendahan hati jika banyak kesalahan mohon ilmunya… saya yang tak punya latar arkeolog, namun hanya pecinta)
     Melihat posisi Yoni diatas Gundukan tanah, kemudian tanah disamping Candi retno ini berupa gumuk, kesimpulan saya candi ini dulu terpendam di bagian bawahnya, dan yang terselamatkan ya yang terpendam itu plus Yoninya. Tapi saya memakai ilmu "gathoklogi" lho ya… hehehe.
Yoni Candi Retno, Secang Magelang
      Keberadaan Yoni menguatkan dugaan saya, candi Retno ini adalah jejak peradaban Hindu kuno di Kecamatan Secang Magelang ini.
Salam Nyandi
Wahid di Candi Retno
  Mari Kunjungi, Kagumi, Jadikan pembelajaran... Lestarikan...
Candi Retno
    Dan Penelusuran terus berlanjut ....

Bahan Bacaan :

Menengok Tinggalan Purbakala yang terbengkalai di Kantor Kecamatan Grabag

Situs di kantor kecamatan grabag
        Selasa, 26 Desember 2016. Penelusuran kali ini bersama duet nekat nglimpe bojone... hehehehe. Bersama Lek Wahid saya mencoba menelusuri informasi dari Kang Adjie Negro, senior di dunia penelusuran situs di Temanggung area dan sekitarnya.
    Destinasi yang akan kami telusuri (Untuk lokasi destinasi saya nunggu Kang Adjie Negro, Saya dan lek Wahid saking asyiknya penelusuran situs terlupa mencatat nama dusun, RT RW dan petunjuk lain nya) :
1. Yoni dan Watu Gentong di Kantor Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
2. Prasasti Tuk Mas
3. Makam Nawangsih
4. Yoni Pucang Gunung 
5. Candi retno
6. Lapik Arca 
7. Yoni Banyusari 
     Destinasi 1# Yoni dan Watu Gentong di Kantor Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Kecamatan Grabag
nyarap sik
      Transit di rumah Lek Wahid di Ambarawa, kami berangkat sekitar jam setengah 10 langsung menuju lokasi. Saat kami sampai kesini, masih ada penggarapan proyek di halaman kantor kecamatan. Sambil istirahat sebentar, karena ternyata kami sama-sama belum sarapan. Akhirnya, masing-masing dari kami 6pc gorengan ; tahu isi dan mendoan tandas di warung depan kantor kecamatan Grabag.
      Setelah itu ngopi dan udud juga... beberapa saat kemudian mulailah kami menuju tujuan kami, Ekplorasi dimulai :
situs Kantor Kecamatan Grabag
      Yoni Knock Down bagian atas, 
Yoni Kecamatan Grabag
     Lubang Yoni berbentuk Kotak persegi presisi, dimana dilubang ini seharusnya berdiri lingga. Menurut nformasi dari Kang Adji Negro : "Lingga ada disekitar Yoni namun tertanam di tanah dan terlihat bagian atasnya namun sulit untuk mencari karena bagian atasnya sudah rompal.", jelas kang Adji Negro.
     Kami sudah berusaha mencari, bertanya pula kepada pekerja proyek barangkali pernah melihat, namun hasilnya nihil.

Cerat Yoni Kecamatan Grabag, 
Cerat Yoni kec. Grabag

Yoni di Kantor Kecamatan Grabag dari belakang, 

     Tak jauh, berdampingan disebelahnya Watu Gentong.,

     Untuk fungsi di masa lalu saya pribadi belum mengetahuinya secara pasti, namun dugaan saya untuk menyimpan air yang digunakan sebagai piranti ritual dalam ibadah umat hindu masa itu... (Menerima koreksi)
Watu Gentong di Kantor Kec. Grabag
         Di satu bagian bekas berlubang, disemen, 

     Lengkaplah keadaan 2 watu berharga tinggalan masa alalu ini....
     Jika melihat kenyataan yang terjadi dan sedang berlangsung, yoni dan watu gentong ini sangat terabaikan, bahkan berada di instansi pemerintahan sendiri. 
      Sepele saja... pindah di ruangan, diberi tulisan penjelasan ini apa, malah menjadi ikon kecamatan. apakah tidak bisa....? ach..... mboh lah!!!! saya ngenes sendiri!!!!

Tinggalan Purbakala yang terbengkalai di Kantor Kecamatan Grabag

    






    Saat perjalanan pulang, keluar dari gerbang Kantor Kecamatan 10m sebelah kiri di warung kaki lima teronggok 2 batu besar yang kami duga unsur / struktur bangunan suci masa lalu dan masih ada kaitan dengan 2 watu situs yang berada di kompleks Kantor Kecamatan Grabak.


    Bersama partner nakal yang ini, Duet Kerjo tapi dolan.... Lek Wahid
Wahid di Situs Kantor Kec. Grabag



     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi : 
Situs di Kantor Kec. Grabag
     Semoga setelah ini ada perhatian.... " Pak Camat Grabag... Sehat? "

Dan Perjalanan berlanjut ke #2