Senin, 23 November 2015

Yoni Situs Duwet Tambangan

Situs Yoni Duwet Tambangan Mijen
Senin, 23 November 2015
    Berawal dari info postingan mas Pra Vlatonik, tanggal 23 November 2015, dan postingan susulan serta kesediaan  Mas Daru Lelana jadi guide blusukan, kebetulan beliau sedang KKN di area Kelurahan Tambangan. Akhirnya gayung bersambut. Jadilah saya meluncur minta bantuan Mas Daru Lelana.
Kantor Kelurahan Tambangan : petunjuk 1
    Janjian di Kantor kelurahan Tambangan Mijen (posko KKN beliau)--petunjuk 1. 
petunjuk 2 : menuju situs duwet
  Tanpa berbasa-basi, setelah bersua kali pertama, kami langsung meluncur. Selain waktu yang terbatas, rasa penasaran saya menambah ingin cepat ke lokasi. Dari Kantor Kelurahan Tambangan, 50m kearah BSB/ Ngaliyan. Pas di perempatan ambil ke kanan, ikuti jalan gang tersebut. Kira-kira 500m ada jlan bercabang yang ditengahnya ada poskamling. Ambil kanan lagi, 100m ada gang sebelah kiri berpaving (petunjuk 2). Masuk gang ini, sobat jalan pelan-pelan saja sampai ketemu dengan rumah (petunjuk 3) ini, ada jalan di samping rumah.
Petunjuk 3
Saya Parkir di belakang rumah tersebut. dari Belakang rumah tersebut Yoni terlihat di posisi kiri.

    


   
     Dan Sampailah Kami di Situs Duwet Tambangan Mijen Semarang.
Yoni Situs Duwet Tambangan Mijen

    Oleh pemilik lahan, situs ini dibuatkan semacam penanda plesteran mengelilingi Yoni- tumpukan watu candi yang kotak berukuran besar. 
bersama ibu pemilik lahan
   "Biar orang tahu mas, watu ini peninggalan leluhur. Jadi bukan watu sembarangan", jelas Ibu pemilik lahan yang saat kesini sedang berladang.
     Kondisi Yoni sudah tanpa lingga serta cerat yang telah rusak/ gumpil, Selain Yoni, di sekelilingnya ada 5 buah watu kotak berukuran besar. 
Cerat yoni Duwet Tambangan
    Saya sendiri sampai bosan mengungkapkan perasaan kecewa, saat lagi... lagi.. dan lagi menemui Yoni yang (di)rusak cerat tempat lingga berada.      Pada Penampang Atas Yoni selain terdapat lubang dimana Lingga di tempatkan. Ada juga di pinggiran yoni pembatas agar air yang mengalir tak tumpah namun mengalir melalui lubang di cerat.
Penampang Atas Yoni Duwet Tambangan Mijen

    Air yang dimaksud adalah air suci yang disiram ke lingga yang digunakan saat ritual pemujaan.
  Lubang tempat lingga Yoni Situs Duwet Tambangan Mijen ini berbentuk persegi. "Air di tengah watu itu dipercaya warga bisa mengobati sakit gigi mas", jelas ibu pemilik lahan. 
Air di Lubang Lingga : Yoni Tambangan
 "Namun itu dulu saat jaman kakek saya, kalau sekarang memang mmasih ada orang yang 'menyepi' di sini namun tujuannya berbeda", tambahnya.


    Lingga yang merupakan simbol perwujudan dewa siwa setelah berpasangan dengan Yoni (Shakti dewa siwa) menjadi lambang kemakmuran. 
Yoni dan watu kotak : sebuah  kesatuan bangunan suci
     Khalayak umum emngenal simbol Yoni sebagai simbol wanita sementara Yoni lambang laki-laki.
    Keberadaan Watu candi, kotak berukuran besar membuktikan adanya sebuah bangunan suci yang dulu dijadikan pemujaan para pemeluknya.
    Ada dua kemungkinan, bisa berwujud bangunan batu seutuhnya (yang saat ini orang familiar dengan menyebut candi) atau batu hanya dipakai sebagai pondasi/ alasnya saja. Sementara bagian atasnya terbuat dari kayu atau bahan lain. 


     Tak Jauh dari situs ini, kira-kira 2m ada tumpukan watu candi yang identik dengan watu candi...




     video amatir di lokasi Situs Duwet Tambangan Mijen.

     Saat berbincang dengan Ibu Pemilik Lahan tersebut (Saya lupa namanya). kami dapat Informasi keberadaan Watu Lumpang Di daerah Kesetra Masih di Kelurahan Tambangan ini. Karena Waktu tak memungkinkan, saya nunggu mas Daru Lelana survai saja.... hehehehe

Mblusuk Spesial : 
saya dan mas daru lelana

Save This, Not Only a Stone
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Mari Kunjungi, Hargai dan Lestarikan.....

Sabtu, 14 November 2015

Yoni Situs Cangkiran A.K.A. Mbah Badur

Yoni situs Cangkiran Mijen Semarang


14 November 2015
Depan Terminal Cangkiran : Petunjuk 1

      Awalnya mendapat kabar diajak mblusuk bersama wartawan media nasional di lokasi ini. 
     Namun beberapa hari sebelumnya memberi kabar urung dilaksanakan, karena ada keperluan yang mendadak. Beberapa rekan yang awalnya tertarik ikut namun waktu menunjukkan jam 09.00  tak satupun nampak batang hidungnya.
Gerbang Gang Badur : Petunjuk 2

   Akhirnya hanya kami berdua (Saya dan Lek Trist) yang hampir 1 jam menunggu di Depan terminal Cangkiran.
      Kami putuskan untuk segera ke lokasi. Dari Terminal Cangkiran, situs ini sangat dekat sekali. 
Gang Badur : Petunjuk 3
         




     Dari tempat nongkrong kami, sambil sarapan arem2 dan bubur kacang ijo.... Gambar petunjuk 1 saya ambil.
     Menuju Lokasi masuk Gang perkampungan tepat disamping Indo****(Gambar petunjuk 2).
  Masuk jalan perkampungan tersebut. Kira-kira 100m, kemudian akan ketemu dengan tugu 10 Program Pokok PKK RT 02 RW III Cangkiran. tepatnya di Gang Badur (Petunjuk 3).
     Sampai di Petunjuk 3, Sahabat ambil kiri, gang sedikit naik jalan berpaving tersebut. Kira-kira 500m ketemu dengan TPQ Assalam. Situs Yoni Cangkiran persis ada di belakang TPQ ini.




     Inilah Situs Yoni Cangkiran itu: 
Yoni Situs Cangkiran a.k.a Mbah Badur

    Situs ini tepatnya berada di RT 02/ III Kelurahan Cangkiran Kecamatan Mijen Semarang. Masyarakar sekitar lebih mengenal dengan 'Watu Cangkir' Mbah Badur. dan konon karena mirip dengan Cangkir (Gelas untuk minum/ mug) jadilah nama daerah ini menjadi "Cangkiran".
        Penggambaran Siwa selain sebagai manusia, seringkali digambarkan dalam bentuk lingga. Lingga yang digambarkan sebagai kelamin laki-laki biasanya dilengkapi dengan Yoni sebagai kelamin wanita. Persatuan antara Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. Dalam mitologi Hindu, yoni merupakan penggambaran dari Dewi Uma yang merupakan salah satu sakti (istri) Siwa.
     Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi.
Watu Cangkir : Cikal Bakal nama Cangkiran
     Bentuk Yoni bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang yang berfungsi untuk meletakkan lingga. 
     Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. 
Yoni Cangkiran
     Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.   Saat sampai kesini, kondisi pagar digembok.        
    Beruntunglah saya, beberapa hari sebelumnya lek Trist, pernah kesini.... (ceritanya ini mbolang guide), dari pengalaman-nya pula. Kami minta tolong ibu-ibu yang rumahnya didepan Situs cangkiran untuk meminjamkan kunci. 
      Singkat cerita, akhirnya kami bisa masuk, untungnya ada "turahan jajan", jadi bisa untuk si kecil (anake ibu tadi).... biar gak kapok minjamkan kunci. hehehehe.
    Di situs ini terdapat 2 Yoni yang berbeda ukuran dan berbeda kondisi pula. Yoni yang besar tanpa lingga, sementara Yoni yang sedikit lebih kecil masih dengan Lingga namun sudah rusak/ tak utuh lagi, pecah.
    Yoni yang besar ;
Yoni Situs Cangkiran Mijen Semarang
     Yoni Yang besar kondisinya cukup terawat, Masih mulus walau ada sedikit retakan di ceratnya. Sehingga warga berinisiatif membuatkan penyangga cerat Yoni. Yoni ini unik karena terdiri dari Pasangan perbagian, bukan Yoni satu kesatuan.
Penampang atas bagian yoni Situs Cangkiran
   Penampang atas Bagian Yoni, terdapat lubang lingga dan bidang lekukan batas penahan air...
Lubang Yoni, tempat Lingga
    Kondisi Masih mulus, secara overall nampak terawat. Di bagian Penampang Atas Yoni, terdapat Lubang tepat seharusnya Lingga berada. 
    Namun Warga sekitar geleng kepala saat kutanya keberadaan lingga. warga hanya menyebut dulu ada 'alu'-nya tapi sekarang hilang.        Keunikan Yoni Cangkiran : Lubang Lingga cenderung bulat.
Bagian tengah yoni
     Bagian Badan Yoni / Bagian tengah yang terdapat bidang panil/ berpola sederhana.
   Beberapa bagian nampak sudah 'gumpil'. Namun terlihat masih baik kondisinya. 
     Perbedaan warna sekilas menandakan perbedaan lamanya sinar matahari, hujan dan hasil terpendam di tanah. Di Badan Yoni ini nampak sedikit cerah, dibandingkan penampang atas Yoni yang kehitaman.
Bagian Bawah Yoni
     Bagian bawah Yoni, berupa pasangan yang terpisah. Keunikan lain Yoni Situs Cangkiran. Kondisi sekitar Yoni Cangkiran ini relatif baik. Nampak rapi dengan lantai yang diplester. Lumut pun jarang terlihat. Salut!
Yoni Cangkiran
   Detail sambungan seperti 'lego' antara bagian atas dan bawah yoni.






     Cerat Yoni, Tempat mengalirnya air suci yang disiram ke Lingga.

Cerat Yoni Cangkiran
     Di Bagian cerat ini diberi penyangga oleh warga, karena nampaknya ada sedikit keretakan, yang bila dibiarkan tentunya cerat menjadi patah.
Penyangga cerat Yoni Cangkiran
   Penyangga cerat yang retak, sekaligus untuk menutupi retak itu warga memberi semen alias di plester. (maksudnya baik memang, walau nilai artistiknya berkurang)
    Keunikan lain, Yoni Cangkiran ini hiasan pada Ceratnya. Selain sederhana, namun masih terlihat detail keindahanya. 
Hiasan cerat Yoni Cangkiran
    Hiasan Cerat Bagian Bawah,









   Hiasan Cerat Bagian atas, unik.
relief sederhana di cerat yoni cangkiran    

  Yoni yang lebih kecil ;
  


Yoni yang satu ini, masih sama dengan Yoni yang berukuran besar. Terdiri dari beberapa bagian alias bukan satu kesatuan.

Yoni Cangkiran
     Dengan Kondisi yang telah pecah di beberapa bagian. Oleh warga penataan bagian atas dan bawah dipisah karena penampang atas yoni telah pecah. Bahkan Cerat nampak telah patah dan ditaruh di antara tumpukan.

lingga situs cangkiran
Lingga 
     Dalam Lingga Purana di jelaskan makna lingga adalah simbol Dewa Siwa (Siwa Lingga). Seperti filosofis yang terkandung di dalamnya. Semua wujud diresapi oleh Dewa Siwa dan setiap wujud adalah lingga dan Dewa Siwa dalam hal ini sebagai simbol pemujaan terhadap Tuhan itu sendiri yang diyakini sebagai Sang Pencipta. Kemudian di dalam Siwarti kalpa di sebutkan lingga merupakan simbol siwa yang di puja untuk memuja siwa. Kitab Siwa Purana dan Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung ini semakin memperkuat pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam perwujudan sebagai Siwa.

Dapat di tambahkan seorang intelektual Hindu Swami Harshananda pada Sri Ramakrisnha Ashrama menyebutkan Lingga dan Yoni sebagai Simbol Tuhan God dan umat Hindu yang universal: secara literal Siva artinya keberuntungan dan Lingga artinya satu tanda atau satu simbol. Dari sini Sivalingga adalah satu simbol Tuhan yang agung dan semesta yang sepenuhnya adalah keberuntungan.


      Ada juga yang menyebutkan bahwa Lingga lambang api, sebagai lambang dari kekuatan atau kekuasaan, sedangkan Yoni merupakan melambangkan bumi, keduanya itu saling bertolak belakang, namun bila keduanya bersatu akan melahirkan kekuatan atau energi, itulah makna pertemuan antara lingga dan yoni.

   Adapula yang menjelaskan bahwa bersatunya Lingga Yoni melambangkan Kesuburan.
     Lingga Yoni merupakan salah satu bentuk ikon Siwa yang paling banyak digunakan, ditemukan hampir di semua mandir Siwa.      Bentuknya bundar, eliptik, citra aniconic, biasanya diletakan di atas dasar bundar, atau pitha. 
cerat yoni yang patah
     Sivalinga adalah simbol paling kuno paling sederhana dan Siva, khususnya Parasiva, Tuhan di luar semua bentuk dan sifat-sifat. Pitha merepresentasikan Parashakti, kekuatan Tuhan
cerat yoni patah   








 Di depan, yoni, terselip ada Lapik Arca berbentuk padma,

lapik arca
    Keberadaan Lapik Arca ini, menegaskan adanya bangunan suci pemujaan di situs ini. Untuk informasi arca apa yang dulu diletakkan di atasnya, saya tak bisa mendapatkan secara pasti. Entah masih terpendam, rusak ataupun sudah hilang di'curi' orang.    
     Dari seorang warga yang tertarik dan mendatangi kami, saat mendokumentasikan situs ini, Kami dapat cerita, "Mbah Badur-lah yang membuat watu cangkir ini mas..., bisa dibilang seniman nya. Jika digali masih banyak watu candi yang terpendam. Alu itu bahkan dulu ada ditengah lorong jalan itu (sambil menunjuk jalan di samping TPA), karena di tengah jalan gang tersebut, sering mengganggu karena kadang warga 'tersandung', akhirnya diangkat dan dipindah ke lokasi yang saat ini.", jelas Beliau.
Di situs Mbah Badur : Mas trist, anak pengambil kunci dan bapak informan

      Makam mbah Badur yang berada di sebelah, nampak masih dirawar dan dijaga kebersihan, "Ya sebagai penerus kita harus menghargai leluhur mas, apalagi Mbah Badur ini cikal bakal Cangkiran ini", tambah beliau.


Video Amatir saat di Lokasi : Situs Cangkiran.




Mbolang weekend bersama kang trist



Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Mari Kunjungi, Hargai dan Lestarikan

Kamis, 05 November 2015

Situs Watu Lumpang Dukuh Jatisari Mijen Semarang

Watu Lumpang Dukuh Jatisari
Kamis, 5 November 2015
     Setelah berhasil masuk area peternakan ayam untuk menengok Candi Tempel. Kami Berlanjut ke Situs Watu Lumpang Dukuh, Jatisari mijen. Informasi yang kami dapatkan adanya 3 buah watu lumpang yang sangat berdekatan.
     Beruntungnya kami, karena sehari sebelumnya Rekan Dewa Siwa (Lek Wahid --- walaupun gagal masuk Candi Tempel), tapi tetap berkenan memberikan informasi dan foto petunjuk menuju watu lumpang itu.
petunjuk 1
   Dari Candi Tempel, Kami keluar gang kemudian ambil kanan. Sampai di pertigaan kemudian jalan ke kiri. Sampai di perempatan kecil ambil jalan kekanan (jalan berpaving sebentar kemudian tanah), saat saya kesini sedang proses pembangunan perumahan, Ketemu lagi dengan jalan berpaving dan kemudian sobat perhatikan area pinggir jalan di kebun sengon (petunjuk 1).
Watu Lumpang 1 : Situs dukuh Jatisari
    Situs Berada di Dukuh, Desa Jatisari Kecamatan Mijen Semarang. Berjumlah 3, Watu Lumpang sebelah kiri jalan / area 1 
     Watu lumpang ini, erat kaitan dengan budaya masa lalu yang agraris. 
     Watu Lumpang Situs Jatisari Mijen ini kondisinya memang memprihatinkan. Terendam tanah, hanya terlihat penampang atas. Saat kami kesini banyak pula sampah yang berserakan. Walau masih nampak ada beberapa sisa pembakaran Dupa.
Watu Lumpang 1 : Situs dukuh Jatisari

     "Konon air di watu lumpang itu tak pernah habis", cerita kang Mas Roso. Dan disini, saat kami mendokumentasikan Watu lumpang ini. kami kedatangan seorang pemuda yang tertarik dengan aktifitas kami.          
    Setelah berpanjang lebar dan ternyata-oh ternyata beliau Kang Mas Roso itu, yang selama ini hanya bercakap lewat FB. 
Watu Lumpang 2 : Situs dukuh Jatisari
       Tak jauh dari Watu Lumpang area 1, di seberang jalan/ ada 2 watu lumpang pula. 

Watu Lumpang 2 : Situs dukuh Jatisari
     Namun dengan kondisi yang berbeda (dibanding dengan watu lumpang 1). Selain air nampak sudah mengering, di sisi luar watu lumpang nampak kerusakan. 
Watu Lumpang 3 : Situs dukuh Jatisari
      Nampaknya aura di Watu lumpang yang ini tak lagi sekuat watu lumpang yang pertama. 
    Berjarak sekitar 2m saja, ada lagi watu lumpang yang ketiga. Namun, kondisi Watu Lumpang yang ketiga lebih mengenaskan lagi, hanya tinggal kepingan. 
Watu Lumpang 3 : Situs dukuh Jatisari
     Yang masih nampak bekas lubang di watu lumpang tersebut.
    Banyak batuan kecil, yang nampaknya adalah sisa hasil perusakan Watu lumpang yang ketiga.
     Pecahan watu identik bekas watu lumpang yang ke - 3
Watu lumpang 2 & 3 : Situs Watu Lumpang Dukuh Jatisari Mijen
    Ngobrol dengan Kang Mas Roso menambah informasi keberadaan situs di area Sekitar Mijen. "Purun dadi guide nggeh mas?" tanya saya. Ya... Hanya waktu yang nanti menjawab... hehehehe

Video Amatir saat berada di sini : 

Di watu Lumpang Dukuh Jatisari : area 1
Di watu Lumpang Dukuh Jatisari : area 2
Save This Not Only a Stone....
Mari Kunjungi dan Lestarikan