Minggu, 25 April 2010

Kerajaan Kendan


Kerajaan Kendan

Kendan Gunung - salah satu daerah terjal di kendan
Di Jawa Barat, Kerajaan Kendan telah eksis sejak tahun 536 sampai dengan 612 M. Kendan berubah nama menjadi Galuh (permata) ketika masa Wretikandayun, penerus Kendan menyatakan diri melepaskan diri dari Tarumanagara (Sundapura). Karena Terusbawa merubah Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda (pura). Sejak tahun 670 M ditatar sunda dianggap ada dua kerajaan kembar, yakni Sunda Pakuan dan Sunda Galuh.
Naman Kendan seolah tenggelam dalam kebesaran nama Galuh, sangat jarang diketahui masyarakat tentang wilayah dan kesejarahannya, kecuali beberapa masyarakat yang berminat mendalami sejarah Sunda. Bagi sejarawan sunda eksistensi Kendan tidak dapat dilepaskan dari Galuh. Kendan danggap cikal bakal Galuh. Bahkan sejarawan Sumedang di Musium Prabu Geusan Oeloen membedakan Galuh Kendan dengan Galuh Kawali.
Situs Peninggalan Kerajaan Kendan di Kp. Kendan Nagreg
Letak Kendan
Kendan didalam catatan sejarah Jawa Barat diperkirakan terletak disuatu daerah diwilayah Kabupaten Bandung, ditepi sebuah bukit (Kendan), + 500 meter sebelah timur stasiun kereta api Nagreg. Terdapat daerah hunian yang bernama Kampung Kendan, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg. Namun berdasarkan on the spot, letak Kendan berada di sebelah barat stasiun nagreg dan termasuk Desa Nagreg.
Bukit Kendan yang dimaksud sangat jauh untuk disebutkan memiliki jejak Sejarah, mengingat perbukitan Kendan saat ini sudah hampir habis akibat tanahnya dieksploitasi untuk bahan pembuatan bata merah.
Danau Purba di Kendan
Disekitar Nagreg dan Citaman ditemukan pula suatu tempat yang disebut masyarakat sekitarnya “tempat pamujaan”, Sayang istilah tempat pamujaan dalam paradigma masyarakat sunda dewasa ini dikonotasikan negatif, karena sering digunakan “pamujaan”, suatu cara meminta harta kekayaan kepada mahluk gaib, dan dianggap menyekutukan Tuhan. Sama dengan istilah pesugihan.
Nama Kendan lebih dikenal dalam dunia arkeologi, identik sebagai pusat industri perkakakas neolitik pada jaman purbakala. Batu Kendan sudah lama disebut-sebut dalam dunia kepurbakalaan. Disinyalir daerah Kendan sudah ramai dihuni penduduk sejak sebelum tarikh masehi.
Pasir batu bukit Kendan sampai saat ini masih di eksploitasi penduduk setempat, karena mengandung bahan perekat yang sangat cocok untuk pembuatan gerabah. Haji Atang pemilik bukit itu sekarang, memanfaatkan bukit kendan untuk dijadikan bahan campuran bata merah. Konon kabar menurut cerita Pak Anang, keponakan Haji Atang, pada waktu jaman belanda kakeknya mengeksploitasi tanah Kendan untuk dikirim ke Belanda dari stasiun Nagreg melalui Pelabuhan Surabaya, bahkan pembangunan gedung sate dan gedung lainnya di kota Bandung disinyalir menggunakan bahan dari bukit Kendan. Mungkin keberadaan setasiun Nagreg pada awalnya tidak dapat dilepaskan dari Daerah Kendan. Stasiun ini merupakan saksi bisu dari diangkutnya material Kendan kedaerah lain.
Didaerah Kendan pernah ditemukan ditemukan sebuah patung kecil. Para akhli sejarah menyebutnya patung Dewi Durgi. (saat ini disimpan di museum Jakarta). Sedangkan di dalam prasasti Jayabupati disebutkan, bahwa : kekuatan Durgi dianggap kekuatan Gaib. Dalam cerita Lutung Kasarung, Nini Dugi dianggap berasal dari Kanekes.
Keberadaan patung Durga ditempat pamujaan menimbulkan spekulasi dari beberapa akhli sejarah. Pleyte (1909) mensinyalir daerah tersebut termasuk daerah “Kabuyutan”. Sama dengan daerah Mandala, atau Kabuyutan yang ada diwilayah Cukang Genteng, dekat Ciwidey Kabupaten Bandung.
Kerajaan Kendan selain dikenal melalui gerabah purbakalanya juga disebut-sebut di dalam Naskah Carita Parahyangan dan Naskah Wangsakerta. Kedua sumber dianggap duplikasi dari Pararatwan Parahyangan. Sayangnya Pararatwan Parahyangan saat ini tidak diketahui rimbanya. Namun karena dijadikan sebagai naskah rujukan maka Pararatwan Parahyangan dipastikan keberadaannya lebih tua dari Naskah Carita Parahyangan dan Naskah Wangsakerta.
Kisah Kerajaan Kendan
Bersumber pada naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 4 (naskah wangsakerta), yang selesai ditulis tahun 1602 saka (1680 Masehi) di keraton kasepuhan Cirebon. Resiguru Manikmaya, Raja pertama Kendan Sang Resiguru Manikmaya dating dari Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga Calankayana, India Selatan. Sebelumnya, ia telah mengembara, mengunjungi beberapa negara, seperti: Gaudi (Benggala), Mahasin (Singapura), Sumatra, Nusa Sapi (Ghohnusa) atau Pulau Bali, Syangka, Yawana, Cina, dan lain-lain. Resiguru Manikmaya menikah dengan Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman, penguasa ke-7 Tarumanagara (535-561 M). Oleh karena itu, ia dihadiahi daerah Kendan (suatu wilayah perbukitan Nagreg di Kabupaten Bandung), lengkap dengan rakyat dan tentaranya. 
Resiguru Manikmaya, dinobatkan menjadi seorang Rajaresi di daerah Kendan. Sang Maharaja Suryawarman, menganugerahkan perlengkapan kerajaan berupa mahkota Raja dan mahkota Permaisuri. Semua raja daerah Tarumanagara, oleh Sang Maharaja Suryawarman, diberi tahu dengan surat. Isinya, keberadaan Rajaresi Manikmaya di Kendan, harus diterima dengan baik. Sebab, ia menantu Sang Maharaja, dan mesti dijadikan sahabat. Terlebih, Sang Resiguru Kendan itu, seorang Brahmana ulung, yang telah banyak berjasa terhadap agama. Siapa pun yang berani menolak Rajaresiguru Kendan, akan dijatuhi hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan.
Penerus tahta Kerajaan Kendan, dari perkawinannya dengan Tirtakancana, Sang Resiguru Manikmaya Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa orang putra dan putri. Salah seorang di antaranya bernama Rajaputera Suraliman. Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman dikenal tampan dan mahir ilmu perang. Sehingga, ia diangkat menjadi Senapati Kendan, kemudian diangkat pula menjadi Panglima Balatentara (Baladika) Tarumanagara.
Resiguru Manikmaya memerintah di Kerajaan Kendan selama 32 tahun (536-568 Masehi). Setelah resiguru wafat, Sang Baladika Suraliman menjadi raja menggantikan ayahnya di Kendan. Penobatan Rajaputra Suraliman, berlangsung pada tanggal 12 bagian gelap bulan Asuji tahun 490 Saka (tanggal 5 Oktober 568 M). Sang Suraliman terkenal selalu unggul dalam perang. Dalam perkawinannya dengan putri Bakulapura (Kutai, Kalimantan), yaitu keturunan Kudungga yang bernama Dewi Mutyasari, Sang Suraliman mempunyai seorang putra dan seorang putri. Anak sulungnya yang laki-laki diberi nama Sang Kandiawan. Adiknya diberi nama Sang Kandiawati.
Sang Kandiawan, disebut juga Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang. Sedangkan Sang Kandiawati, bersuamikan seorang saudagar dari Pulau Sumatra, tinggal bersama suaminya. Sang Suraliman, menjadi raja Kendan selama 29 tahun (tahun 568-597 M). Kemudian ia digantikan oleh Sang Kandiawan yang ketika itu telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Oleh karena itu, Sang Kandiawan diberi gelar Rahiyangta ri Medang Jati. 
Material Keraton Kerajaan Kendan
Setelah Sang Kandiawan menggantikan ayahnya menjadi penguasa Kendan, ia tidak berkedudukan di Kendan, melainkan di Medang Jati (Kemungkinan di Cangkuang, Garut). Penyebabnya adalah karena Sang Kandiawan pemeluk agama Hindu Wisnu. Sedangkan wilayah Kendan, pemeluk agama Hindu Siwa. Boleh jadi, temuan fondasi candi di Bojong Menje oleh Balai Arkeologi Bandung, terkait dengan keagamaan masa silam Kendan. 
Sebagai penguasa Kendan ketiga, Sang Kandiawan bergelar Rajaresi Dewaraja. Ia punya lima putra, masing-masing bernama Mangukuhan, Karungkalah, Katungmaralah, Sandanggreba, dan Wretikandayun. Kelima putranya, masing-masing menjadi raja daerah di Kulikuli, Surawulan, Peles Awi, Rawung Langit, dan Menir. Kemungkinan, lokasi kerajaan bawahan Kendan tersebut berada di sekitar Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Pendahulu Kerajaan Galuh.
Sang Kandiawan menjadi raja hanya 15 tahun (597-612 M). Tahun 612 Masehi, ia mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi pertapa di Layuwatang Kuningan. Sebagai penggantinya, ia menunjuk putra bungsunya, Sang Wretikandayun, yang waktu itu sudah menjadi rajaresi di daerah Menir.
Sang Wretikandayun dinobatkan sebagai penguasa Kerajaan Kendan pada tanggal 23 Maret 612 Masehi, dalam usia 21 tahun. Malam itu, bulan sedang purnama. Esok harinya, matahari terbit, tepat di titik timur garis ekuator. Sang Wretikandayun tidak berkedudukan di Kendan ataupun di Medang Jati, tidak juga di Menir. Ia mendirikan pusat pemerintahan baru, kemudian diberi nama Galuh (permata). Lahan pusat pemerintahan yang dipilihnya diapit oleh dua batang sungai yang bertemu, yaitu Citanduy dan Cimuntur. Lokasinya yang sekarang, di desa Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Sebagai Rajaresi, Sang Wretikandayun memilih istri, seorang putri pendeta bernama Manawati, putri Resi Makandria. Manawati dinobatkan sebagai permaisuri dengan nama Candraresmi. Dari perkawinan ini, Sang Wretikandayun memperoleh tiga orang putra, yaitu Sempakwaja (lahir tahun 620 M), Jantaka, (lahir tahun 622 M), dan Amara (lahir tahun 624 M). 
Ketika Sang Wretikandayun dinobatkan sebagai Raja Kendan di Galuh, penguasa di Tarumanagara saat itu, adalah Sri Maharaja Kretawarman (561-628 M). Sebagai Raja di Galuh, status Sang Wretikendayun adalah sebagai raja bawahan Tarumanagara. Berturut-turut, Sang Wretikandayun menjadi raja daerah, di bawah kekuasaan Sudawarman (628-639 M), Dewamurti (639-640 M), Nagajayawarman (640-666 M), dan Linggawarman (666-669 M). 
Ketika Linggawarman digantikan oleh Sang Tarusbawa, umur Sang Wretikandayun sudah mencapai 78 tahun. Ia mengetahui persis tentang Tarumanagara yang sudah pudar pamornya. Apalagi Sang Tarusbawa yang lahir di Sunda Sembawa dan mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Ini merupakan peluang bagi Sang Wretikandayun untuk membebaskan diri (mahardika) dari kekuasaan Sang Tarusbawa. 
Sang Wretikendayun segera mengirimkan duta ke Pakuan (Bogor) sebagai ibu kota Kerajaan Sunda (lanjutan Tarumanagara) yang baru, menyampaikan surat kepada Sang Maharaja Tarusbawa. Isi surat tersebut menyatakan bahwa Galuh memisahkan diri dari Kerajaan Sunda, menjadi kerajaan yang mahardika.
Sang Maharaja Tarusbawa adalah raja yang cinta damai dan adil bijaksana. Ia berpikir, lebih baik membina separuh wilayah bekas Tarumanagara daripada menguasai keseluruhan, tetapi dalam keadaan lemah. Tahun 670 Masehi, merupakan tanda berakhirnya Tarumanagara. Kemudian muncul dua kerajaan penerusnya, Kerajaan Sunda di belahan barat dan Kerajaan Galuh di belahan timur, dengan batas wilayah kerajaan Sungai Citarum. Pada tahun 1482, kedua kerajaan ini dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi), menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran.
Disadur dari tulisan PROF. DRS. YOSEPH ISKANDAR

Jumat, 01 Januari 2010

Serat Pulo Kencana : Musuh dari Pulo Kencana

 Musuh dari Pulo Kencana
(01)
Musuh dari Pulo Kencana mendekat, dengan tentara yang besar Kelana Mendarat. Orang Jenggala Manik Kadiri, Singasari dan Gegelang yang berada di Jenggala Manik untukkeperluan pesta, dikumpulkan, tentara digambarkan.
Pertempuran dengan tentara Sabrang dimulai. Diantara orang Sabrang di sebut Bugis dan lain-lain. Dengan pemimpin Daeng Mabelah. Setelah pertempuran yang hebat, Kelana ditangkap oleh orang Jenggala Manik dan diikat. Bekang Mardeja melihat kejadian itu, berpakaian sebagai lelaki, ia pergi ke medan peperangan dan menantang musuh. Panji maju menemuinya. Setelah bertengkar mulut, Panji menyuruhnya menyerahkan diri dan hendak memperistrinya. Bekang marah. Setelah berpanah-panahan, setelah itu berkeris-kerisan, ia diangkat oleh Panji ke keraton. Sang Kelana, yang lebih suka mat dari menyerah, sudah mati terbunuh. Tentaranya lari kacau balau.
Sebagian orang sabrang menyerahkan diri. Rampasan perang diambil dari pesanggrahan Kelana dan dibawa kepada raja. Setelah mendapat kemenangan ini, raja Jenggala Manik menerangkan dihadapan raja-raja yang lain, bahwa ia hendak menjadi bagawan. Maksudnya itu disetuji dan Panji diangkat menjadi raja Jenggala Manik, dengan nama Dewakusuma. Ini terjadi tahun 935 (mancaguna awiwara). Setelah upacara ini, raja tua berangkat ke Kapucangan, untuk tinggal bersama saudaranya perempuan, Kili.
Panji masuk mendiami keraton ayahnya. Bekang Mardeja dijadikan istri kedua Panji dengan nama Surengrana. Setengah bulan kemudian tamu-tamu para raja pulang kembali ke keratonnya masing-masing.
Setelah beberapa lama ternyata, bahwa Candra-kirana sudah hamil lima bulan dan Bekang tiga bulan. Saat ini Panji mengawini pula putri raja Singasari, namanya Nawang-wulan. Selanjutnya dilangsungkan perkawinan-perkawinan. Lempung-karas mendapatkan putri Urawan yang lebih muda, bernama Ratna Kumuda. Ragil-kuning kawin dengan Gunung-sari, yang diangkat menjadi raja Kadiri, Karena ayahnya mengundurkan diri sebagai bagawan ke Kili Suci. Mindaka kawing dengan Singjang-laga, pangeran Urawan. Tapi ia bodoh sekali, tidak karuan kalau bicara, karena itu ia tidak menjadi raja. Lampung-karas menggantikan mertuanya sebagai raja Gegelang. Raja-raja tua berkumpul di Kapucangan.
Panji beroleh putra dari Candra-kirana: Lalejen dan dari Sureng-rana (Bekang): Tendreman.
Serat selanjutnya : Sri Jayawarsa Digjaya Sastra Prabu
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi kebudayaan

Kamis, 10 Desember 2009

Serat Nagri Ngurawan : Nusa Tembini

 Serat Nagri Ngurawan : Nusa Tembini

Nusa Tembini
(01)

Ada seorang ratu wanita yang berkuasa di Tawang Gantungan. Ia sudah menakhlukkan Kediri. Raja Kediri minta bantuan Urawan. Kerajaan inipun sudah diduduki sri ratu itu, prajurit-prajuritnya terdiri dari kaum wanita, bersenjatakan kembang dan wewangian. Raja Urawan dan Raja Kediri sudah melarikan diri ke Gunung Wilis, dimana itu mereka saling bertemu. Setelah tiba pada Wasi (pertapa) Curiganata, raja-raja itu meminta nasehat bagaimana mengusir muduh dari ibukota negerinya. Wasi berkata bahwa hanya seorang yang bernama Jayakusuma yang dapat melakukannya. Raja Urawan lalu menyuruh putranya, Raden Penjaringan, memanggil kembali tumenggung Jayakusuma dari Bali.
Sementara itu datang bantuan dari Jenggala Manik, tapi sudah terlambat. Mereka meneruskan perjalanan ke gunung, tempat kedua raja sedang berada. Raja-raja itu hendak mengirik tentara Jenggala Manik berperang dan mengusir musuh, tapi Curiganata tengah mencegah rencana itu, karena tidak ada harapan akan menang. Raja Daha marah kepada Curiganata, diusirnya pertapa itu. Tentara Jenggala Manik diberangkatkan juga ke Daha.
Seri Ratu Rumaresi Tawang-Gantungan di Daha, tampi keluar. Didengarnya kabar bahwa serangan balasan akan dilancarkan dari gunung. Ketiga belas anaknya perempuan, harus memimpin tentara yang terdiri dari kaum wanita. Seri rati sendiri tidak turut berperang, ia mendoa. Pertempuran balatentara Jenggala Manik dipukul mundur. Para puteri mengejar mereka ke gunung.
 
Serat selanjutnya : Curiganata
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi peradaban agar lestari…. Dari buku Kitab Jawa Kuno

Selasa, 06 Oktober 2009

Kepuasan Pemustaka Terhadap Koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang


BAB I
Pendahuluan

A.           Latar Belakang


Koleksi perpustakaan ditemukan pada abad ke 13 sebelum masehi di kota Niniveh, Sumeria, awalnya berbentuk tablet tanah liat, kemudian berkembang terus menerus sampai ditemukannya kertas di China pada tahun 105 SM. Sulistyo-Basuki (1992: 19).
Perpustakaan sebagai sebuah tempat menyimpan hasil penuangan ide, pikiran, keinginan, rasa/emosi, karya ke dalam satu bentuk benda. Maksud  atau informasi yang ingin disampaikan bisa berupa pesan atau petuah, catatan peristiwa/ kejadian, kepercayaan, penemuan ataupun imajinasi dan harapan seseorang.
Di Indonesia, setelah ditetapkannya Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, diharapkan perkembangan perpustakaan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan mempunyai koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Koleksi perpustakaan yang baik menurut Stoker (Putranto, 2007: 16) ialah “ Koleksi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Kosumen dari perpustakaan adalah masyarakat pengguna yang dilayani “. Pengguna di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak TK, SD,SMP,SMA Mahasiswa sampai dengan  masyarakat umum.
Salah satu pengguna di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang berasal dari tingkat pendidikan SMA. Siswa SMA termasuk dalam masa remaja yang merupakan masa perkembangan kematangan emosi (early adolescence), kemudian diikuti masa perkembangan kematangan fisik (second adolescence) dan diakhiri oleh perkembangan intelek. Sedangkan ahli psikologi, Vives dalam Rifai (1984: 17) menguraikan tentang proses belajar itu (masa remaja) melalui taraf – taraf perkembangan pendirian, perkembangan ingatan dan khayal, dan diakhiri oleh perkembangan pikiran. Oleh karena itu masa remaja adalah masa perkembangan pikiran yang pesat.
Siswa SMA didalam penelitian ini, masuk kedalam masa remaja, maka kepuasan siswa tingkat SMA terhadap koleksi sangatlah menarik untuk diteliti.

B.      Permasalahan


Dari gambaran latar belakang tersebut di atas tampak bahwa masalah yang dikaji adalah pengguna perpustakaan dengan tingkat pendidikan SMA / usia anak remaja.   Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah studi kepuasan siswa SMA Pemakai Perpustakaan di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang terhadap koleksi.
Secara rinci masalah yang dikaji yaitu :
a)             Bagaimana kepuasan siswa SMA terhadap koleksi bahan pustaka Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.
b)            Faktor – faktor apa saja yang menentukan kepuasan siswa SMA terhadap koleksi bahan pustaka Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang..

C.    Batasan Masalah

Yang dimaksud siswa SMA dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang menjadi pemustaka di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang

D.           Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2008 di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.

E.           Tujuan Penelitian


a)             Untuk mengetahui kepuasan para siswa SMA terhadap koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang..
b)            Untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan kepuasan siswa SMA terhadap koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang

D.     Manfaat Penelitian


a)             Untuk memberikan masukan dan saran kepada perpustakaan umum tentang bagaimana mengelola koleksi bahan pustaka agar kepuasan pengguna perpustakaan terhadap koleksi yang dimiliki dapat tercapai.
b)            Menambah wawasan tentang kegiatan - kegiatan yang ada di Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.

E.        Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi yang berjudul ”Kepuasan Pemustaka Terhadap Koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang” sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan, batasan masalah, waktu dan tempat penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, Landasan Teori, berisi mengenai pengertian tentang perpustakaan umum, koleksi bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, pengguna perpustakaan, kepuasan pengguna, dan hipotesis.
Bab III, Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data.
Bab IV, Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, berisi mengenai sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, sumber daya manusia, kegiatan perpustakaan dan koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.
Bab V, Hasil Laporan Penelitian, berisi mengenai hasil penelitian, analisa data dan grafik analisa data.
Bab VI, Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.



BAB II
Landasan Teori

dalam Bab ini diuraikan mengenai pengertian yang berhubungan dengan permasalahan pokok yang bersumber dari berbagai literatur yang sesuai. Hal – hal yang dijelaskan antara lain mengenai perpustakaan umum, koleksi perpustakaan, pengguna perpustakaan, dan kepuasan pengguna.

A.           Perpustakaan Umum


Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang adalah salah satu jenis perpustakaan yang ada di Indonesia, yaitu perpustakaan umum tingkat kabupaten. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan (Soeatminah, 1992 : 34), Pengertian perpustakaan umum yang lain adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum (Sulistyo-Basuki,1992:46).
Adapun  ciri –ciri Perpustakaan Umum yaitu :
1.             Terbuka untuk umum.
2.             Terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik dan pekerjaan.
3.             Dibiayai oleh umum.
4.             Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka untuk umum.
5.             Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma – cuma
(Sulistyo-Basuki,1992:46).
Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana dan pemanfaatan, dan melayani masyarakat pemakai yang .membutuhkan informasi dan bacaan. (Perpusnas RI, 2001: 5).
Sementara fungsi dan tujuan perpustakaan sebagaimana yang tercantum di dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan adalah sebagai berikut;
-                    Bab 1 pasal 3, perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
-                    Bab 1 pasal 4, perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dari beberapa pengertian tentang perpustakaan umum dan ciri – ciri Perpustakaan umum di atas, maka dapat diketahui keanekaragaman koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan umum, serta beragam tipe dari pengguna perpustakaan.

 

B.           Koleksi Perpustakaan


Perpustakaan adalah tempat terkumpulnya sumber informasi terekam yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara berulang bagi generasi sekarang atau bagi generasi yang akan datang. (Yusuf, 1999: 28)
Sebagai pusat informasi, Perpustakaan menghasilkan output yang diberikan kepada user yaitu koleksi bahan pustaka.  Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam, dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan (Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan: Bab I, Pasal 1 ayat 2).
Menurut Purnomo (2002), koleksi di suatu perpustakaan umum dapat dibedakan 3 jenis: buku – buku referensi (misalnya ensiklopedia, kamus, direktori, penerbitan pemerintah, bibliografi, buku tahunan, almanak, indeks, abstrak, dll). Buku – buku umum/ buku teks yang dapat dibawa pulang dan koleksi terbitan berkala (misalnya majalah, buletin, surat kabar, dll), dan di dalam era teknologi informasi sekarang ini, sebaiknya disediakan pula koleksi audio visual (misalnya: audiocassette, videocassette, cdrom, vcd, dvd dan internet).
            Sementara Harold’s Librarian’s Glossary edisi 8 dalam Susanti (2007: 12) memberikan pengertian perpustakaan sebagai berikut:
1)                   Koleksi buku atau materi lainnya yang disimpan untuk dibaca, pembelajaran, dan konsultasi;
2)                   Tempat, bangunan, ruang yang dikhususkan bagi koleksi buku;
3)                   Sejumlah buku yang diterbitkan oleh penerbit dengan judul yang dikonprehensif, biasanya mempunyai cara khusus seperti subjek, cara penjilidan;
4)                   Koleksi film, foto media nonbuku lain termasuk pita, cakram pita atau cakram komputer dan program;
5)                   (Pengguna khusus dalam pemprograman komputer) koleksi program atau perintah yang dipakai secara rutin dalam proses komputer.
            Dari uraian diatas, dapat diketahui koleksi bahan pustaka merupakan unsur vital di sebuah perpustakaan. Jadi, koleksi bahan pustaka merupakan wadah informasi, yang dituangkan ke berbagai bentuk media untuk dilayankan kepada pengguna perpustakaan. Dan koleksi merupakan faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. (Sutarno, 2005: 66)
Jadi dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan merupakan sumber informasi yang tidak saja menggambarkan hasil karya manusia masa lampau dan masa sekarang, namun juga masa yang akan datang. Bila koleksi perpustakaan dikembangkan tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan akan ditinggalkan penggunanya.
Tiga pilar pokok perpustakaan adalah koleksi, sumber daya manusia (pustakawan), dan pelayanan. Ketiganya, merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin terpisahkan. Koleksi banyak tanpa ada pustakawan, mustahil perpustakaan itu akan berjalan. Pustakawan tanpa koleksi itu berarti tidur panjangnya sebuah perpustakaan, sebab tanpa koleksi tidak akan terjadi pelayanan bagi pengguna

C.           Pengguna Perpustakaan


Di dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, di dalam Bab I pasal 1 ayat 9, memberikan istilah mengenai pengguna perpustakaan, yaitu pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
Secara harafiah, pengguna berarti orang yang menggunakan (Sitanggang, 2004: 225). Pengguna perpustakaan merupakan tujuan utama layanan informasi dari suatu perpustakaan, informasi yang ditawarkan telah di alih media ke dalam bentuk koleksi bahan pustaka. entah itu buku, CD, ataupun bentuk koleksi bahan pustaka yang lain.
 Sulistyo-Basuki (1992: 200) dalam buku Teknik dan Jasa Dokumentasi membedakan beberapa jenis pengguna yaitu sebagai berikut: 
1.                   Pengguna yang belum terlibat aktif dalam kehidupan, seperti siswa dan    mahasiswa;
2.                   Pengguna yang mempunyai pekerjaan, maka informasi yang berkaitan dengan pekerjaan. Kelompok ini digolongkan berdasarkan aktivitas utama, misal: manajemen, riset, pengembangan, produksi dan jasa. Adapun perbedaan pengguna berdasarkan aktivitas atau bidang spesialis misalnya pegawai negeri, pertanian dan industri. Di samping itu, dapat pula dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan dan tanggung jawab seperti profesional, teknis, asisten, dan administrasi;
3.                   Pengguna umum yang memerlukan informasi umum untuk keperluan khusus. (Sulistyo-Basuki 1992: 200)
Pengertian pemustaka (Pengguna Perpustakaan) didalam penelian ini adalah siswa SMA Definisi dari siswa adalah murid pada tingkat sekolah dasar dan menengah (Sitanggang, 2004: 715).

D.           Kepuasan Pengguna


Dalam Kamus Bahasa Indonesia kepuasan adalah perihal/ perasaan puas, kesenangan karena sudah merasa terpenuhi keinginan hatinya (Poewadarminta, 2005: 913) Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makna dari kepuasan, penulis akan  mengemukakan  pendapat  dari beberapa  ahli.
Kepuasan  menurut Gerson ( 2002 : 5 ) adalah bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampui harapan pelanggan, biasanya pelanggan merasa puas.
Sedangkan Oliver dalam Irawan (2003: 3), kepuasan adalah hasil penelitian dari konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.
Di dalam bukunya Oliver (1997: 2) secara lebih jelas mendefinisikan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dibawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.
            Pengukuran kepuasan pengguna menurut Evan, (1976: 167) yang meliputi kriteria – kriteria sebagai berikut :
1.                   Kepuasan pemakai akan layanan yang diberikan
2.                   Besarnya kegiatan perpustakaan
3.                   Komposisi subyek dalam koleksi perpustakaan
4.                   Jenis bahan dalam koleksi perpustakaan
5.                   Jenis bahan dan perbandingannya dengan masing – masing kelompok pemakai
6.                   perbandingan antara bahan pustaka yang dibutuhkan dengan yang diperoleh.
Ahli lain berpendapat bahwa kepuasan pengguna terhadap perpustakaan antara lain ditentukan oleh ( Lancarter, 1997):
1.                   Kinerja pelayanan yang mampu menempatkan sekecil mungkin tingkat kesalahan dan berusaha memberikan yang terbaik terhadap permintaan pengguna.
2.                   Responsif  Terhadap setiap keinginan pengguna
3.                   Kompeten dalam melayani disertai dengan teknis etika berkomunikasi yang baik
4.                   Akses terhadap informasi yang dicari relatif cukup mudah dan akurat
5.                   Ruangan dan peralatan penunjang tertata dengan baik dan nyaman
            Pendapat tersebut diperkuat oleh George dan Walls (1987: 81), Kepuasan pengguna terhadap perpustakaan antara lain ditentukan oleh :
1.                   Kualitas koleksi yang disajikan harus menampilkan isi dan fisik yang maksimal
2.                   Ketersediaan koleksi harus memenuhi kebutuhan pengguna dan beragam serta mudah ditemukan
3.                   Fasilitas temu kembali informasi, seperti katalog dan indeks harus ada
4.                   Staf perpustakaan harus bersikap peduli dan ramah, ahli, serta senantiasa bersedia membantu pengguna
5.                   Waktu pelayanan yang telah ditentukan dilaksanakan konsisten dan konsekuen.
Tjiptono (2001: 129) dalam bukunya menerangkan bahwa kepuasan pengguna perpustakaan dapat dicapai dengan melakukan 4 hal, yaitu:
a.                    Mengidentifikasi/ mengenali siapa penggunanya. Perpustakaan perlu mengidentifikasi pengguna, baik itu pengguna pasif maupun aktif.
b.                   Memahami tingkat harapan pengguna atas kualitas
c.                    Memahami strategi kualitas layanan pengguna
d.                   Memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pengguna.
Kemudian dalam bukunya yang lain, Tjiptono (2004: 130) menggambarkan konsep kepuasan pengguna sebagai berikut :
















Tujuan Perpustakaan
 



Kebutuhan & Keinginan Pelanggan
 






Koleksi Bahan Pustaka
 










Harapan Pelanggan terhadap Produk
 


Nilai Produk bagi Pengguna
 






Tingkat Kepuasan Pengguna
 




 










Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pengguna
 Inti dari kepuasan pengguna menurut Fournier dalam Barnes (2000: 12) ada 5 hal, yaitu:
1.                   Kepuasan pengguna adalah suatu proses yang aktif dan dinamis.
2.                   Kepuasan tersebut seringkali mmiliki dimensi sosial yang kuat.
3.                   Makna dan emosi merupakan komponen integral dari kepuasan.
4.                   Proses kepuasan bergantung pada konteks dan saling berhubungan meliputi paradigma model dan mode.
5.                   Kepuasan selalu berkaitan dengan kehidup dan kualitas hidup itu sendiri.
Dengan demikian dapat artikan bahwa kepuasan pengguna diperoleh apabila koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan harapan dari pengguna perpustakaan, yaitu mendapatkan koleksi bahan pustaka sesuai yang diinginkan. Indikator kepuasan pengguna yaitu; kelengkapan koleksi, kemutakhiran koleksi, kondisi koleksi, kualitas koleksi.

E.           Hipotesis


Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan pemikiran sampai terbukti melalui data terkumpul. (Arikunto, 1998 : 67 ). Jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini, didasarkan pada kajian literatur yang telah diuraikan di atas dapat dijadikan hipotesis penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho      :       Tidak ada Kepuasan Siswa SMA terhadap koleksi bahan pustaka di  Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang. 
Ha      :       Ada Kepuasan Siswa SMA terhadap  koleksi bahan pustaka di  Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang. 
. 




BAB III

Metode Penelitian


Metode penelitian adalah suatu cara untuk mengetahui suatu permasalahan dalam penelitian, dengan menerapkan langkah – langkah yang sistematis dengan tujuan untuk membuktikan suatu fenomena atau gejala. Kesimpulan dari uji kebenaran penelitian bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam rangka memperoleh data yang lengkap dan akurat.


A.           Jenis dan Metode Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.(Hasan, 2004: 7). Penelitian deskriptif menjelaskan melalui uraian dengan berdasarkan data yang telah diolah.

B.           Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti, yang dimiliki variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut. (Sugiarto, 2001 : 13). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, seperti yang dikutip dari Arikunto (1998 : 97) Variabel Penelitian sebagai gejala yang bervariasi, gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Sedangkan menurut Nasir (1983 : 149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam – macam nilai. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini mempunyai dua macam variabel yang di ambil :
1.                   Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain.
2.                   Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor yang keberadaannya ditentukan oleh adanya variabel bebas.
( Heryanto, 1996 : 4)
Variabel bebas dilambangkan dengan huruf x dan variabel terikat dilambangkan dengan huruf y.
Variabel bebas ( x )        : Independent  :  Koleksi Bahan Pustaka
Variabel Terikat ( y )      : Dependent    :  Kepuasan Siswa SMA

C.           Definisi Operasional

Petunjuk mengenai bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel dalam penelitian. Variabel – variabel tersebut, sebagai berikut :
1.                   Variabel Bebas (x) Independent
a.       Koleksi Bahan Pustaka
2.                   Variabel Terikat (y) Dependent
a.       Kelengkapan koleksi
b.       Kemutakhiran koleksi
c.       Kondisi koleksi
d.      Kualitas koleksi

D.           Populasi dan Sampel
1.                   Populasi
Menurut Arikunto (2002 : 37) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yaitu semua elemen yang ada di wilayah penelitian. Populasi di definisikan sebagai seluruh objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, nilai tes, atau peristiwa – peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. (Haryanto, 1996 : 21)
Berdasarkan uraian di atas populasi dapat di artikan bahwa populasi di dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan subyek / individu yang diteliti dengan karakteristik yang sama.
Populasi di dalam penelitian ini adalah semua pengguna perpustakaan dengan tingkat pendidikan SMA, yang berjumlah 432 orang siswa SMA.

2.                   Sampel
Sampel merupakan contoh individu yang menjadi bagian dari populasi (Hadi, 1986 : 70) sedangkan menurut Sugiarto (2001 : 2) sampel adalah anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.
Sampel di lakukan dengan menggunakan metode sampling kemudahan (Convenience Sampling). Pada pengambilan sampel dengan cara ini, sampel diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Dengan kata lain sampel diambil/ dipilih pada tempat dan waktu yang tepat (Sugiarto, 2001: 38).
Sampel yang diambil, sebanyak 10% dari populasi. Sampel yang diambil sebanyak 50 siswa SMA. Cara pengambilan yaitu dengan memberikan kuesioner kepada 50 orang pemustaka dengan tingkat pendidikan SMA yang ditemui terlebih dahulu oleh peneliti.

E.                  Metode Pengumpulan Data
1.            Kuesioner
Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk di jawab secara tertulis pula oleh responden ( Heryanto : 1996 : 16)
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner

Variabel


Indikator

Positif

Negatif

Jml
Koleksi
- Kelengkapan koleksi
- Kemutakhiran koleksi
- Kondisi koleksi
- Kualitas koleksi
2, 3,4,5

6,7,8

9

11,12
1



10

5

3

2

2
JUMLAH PERTANYAAN

12

Tabel 3.2 Sistem Penilaian
Pernyataan
Positif
Negatif
Sangat Puas
Puas
Netral
Tidak Puas
Sangat Tidak Puas

5
4
3
2
1
1
2
3
4
5


2.            Observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung untuk memperoleh data dan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian ( Subagyo, 1991 : 42 )

3.            Dokumentasi
Yaitu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206).
Adapun metode dokumentasi di sini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa, nama sekolah, jenis kelamin dan alamat siswa

F.                  Metode Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian melalui tahap - tahap pengolahan data sebagai berikut :
1.       Penyuntingan. Pada tahap ini seluruh kuesioner yang kembali diperiksa kelayakannya.
2.       Penyusunan dan perhitungan data. Perhitungan data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu berupa lembar hitung. Pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan rumus persentase dan skala Likert.
3.       Tabulasi. Data yang terkumpul setelah disusun dan disusun dan hitung, selanjutnya disajikan dengan bentuk tabel. Perhitungan frequensi dilakukan dengan menggunakan system tally (ijiran), yaitu dengan memberi tanda coret atau ijiran.
4.       Pengolahan data. Data yang ditabulasi disajikan dalam bentuk frekuensi dan kemudian menganalisanya untuk memperjelas arti dari data yang telah ditabulasikan tersebut.
Rumus Persentase    : 
                                             P = F/N x 100%
Keterangan              :           P : persentase
                                             F : Frekuensi jawaban dari responden
                                             N : jumlah sampel yang diolah

Dalam pengolahan data tentang kepuasan siswa SMA terhadap koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, frekuensi kepuasan siswa SMA terhadap koleksi, kelengkapan koleksi, kemutakhiran koleksi, kondisi koleksi, kualitas koleksi dengan perhitungan persentase. Dan untuk parameter penafsiran data dari responden Siswa SMA di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang adalah :
0%                              : tidak satupun
0,1%-25%       : sebagian kecil (sangat rendah)
26%-49%        : hampir separuhnya (sangat rendah)
50%                : separuhnya
51%-75%        : sebagian besar (tinggi)
76%-99%        : hampir seluruhnya (sangat tinggi)
100%              : seluruhnya
Sumber dari Walizer (1978), dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi, (Undip, 2006)
Sedangkan pada pengolahan kuesioner bagian kedua kepuasan siswa SMA pemustaka terhadap koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, dilakukan dengan menusun suatu skala. Skala yang digunakan adalah Skala Likert yaitu skala melalui urutan rangking menjadi sangat setuju (SS), Setuju (S), netral/ biasa (BS), tidak stuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Pemberian skala untuk skala positif memiliki nilai skala SS = 5 sampai STS = 1 dan untuk pernyataan negatif adalah kebalikan dari positif yaitu STS = 5 sampai dengan SS = 1.
Tahap yang terakhir adalah penafsiran dari perhitungan skor nilai pertanyaan bagian kedua, dilakukan dengan teknik nilai interval (singarimbun, 1989).
4,21  - 5,00                 sangat baik
3,41  -  4,20                baik
2,61  - 3,40                 cenderung belum baik
1,81  - 2, 60                tidak baik
1,00  -  1,80                sangat tidak baik

BAB IV
Gambaran Umum

Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, berisi mengenai sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, sumber daya manusia, kegiatan perpustakaan dan koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.

A.    Sejarah
Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Semarang mulai berdiri sejak dikeluarkannya SK. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor 041/1293/1988 tanggal 6 Oktober 1988 tentang Pembentukan Perpustakaan Umum Kabupaten Daerah Tk. II Semarang. Dalam pengelolaannya Perpustakaan Umum Kabupaten Semarang yang telah bediri tersebut menjadi tanggungjawab bagian Hukum & Ortala Setwilda Tingkat II Semarang, yaitu Sub Bagian Perpustakaan.
Pada tahun 1992, Bagian Hukum & Ortala dipecah menjadi dua bagian, yaitu Bagian Hukum dan Bagian Ortala, maka pengelolaan Perpustakaan Umum menjadi tanggungjawab Bagian Ortala
Pada tanggal 17 Nopember 1996 status Perpustakaan Umum Kabupaten Tk. II Semarang berubah menjadi Unit Pelaksana Daerah (UPD) sesuai dengan Perda Kab. Dati II Semarang Nomor 17 Tahun 1996.
Pada tanggal 10 Januari 2001 dengan ditetapkannya Perda Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2001, maka status UPD Perpustakaan menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Perpustakaan, yang secara struktural berada dalam naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.
Sesuai dengan Perda Nomor 21 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan Daerah, berubah menjadi Kantor Perpustakaan Daerah sampai sekarang.
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun Sejak berdiri, Kantor Perpustakaan telah mengembangkan unit Pelayanan Perpustakaan Ambarawa di Jl. Mgr. Sugiyopranoto No.13 Kecamataan Ambarawa, yang diresmikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang pada tanggal 13 Desember 2007.

B.     Struktur Organisasi
Berdasarkan Perda No 21 tahun 2005 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan Daerah,maka struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kabupaten Semarang dapat digambarkan sebagai berikut :








Gambar. IV.1
 
 







C.    Visi dan Misi
Visi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang adalah “Terwujudnya Budaya Baca Masyarakat           
Melalui misi sebagai berikut :
1.             Menumbuhkan kebiasaan membaca Sejak usia dini.
2.             Menumbuhkan minat baca dan belajar sepanjang hayat.
3.             Menumbuhkan pribadi yang cerdas, berbudaya, terampil dan mandiri.

D.    Sumber Daya Manusia
1.       SDM Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang dengan jumlah pegawai seluruhnya 25 orang dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut:
a.       Sarjana                                    : 7 orang
b.       Sarjana Muda                         : 4 orang
c.       Diploma III Perpustakaan      : 5 orang
d.      SLTA                                      : 6 orang
e.       SMP                                        : 1 orang
2.      Secara Struktural & Fungsional terdiri dari
a.       Kepala Kantor                        : Eselon IIIa
b.      Kasubag TU                           : Eselon IVa
c.       Kasi Akuisisi & Pengolahan   : Eselon IVa
d.      Kasi Pengembangan               : Eselon IVa
e.       Kelompok Jabatan Fungsional
E.     Kegiatan Perpustakaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2008 antara lain :
1.       Publikasi, sosialisasi minat dan budaya baca
-          Mengadakan story telling bersama Ibu Bupati Semarang.
-          Mengadakan sory telling bersama Ibu Wakil Bupati Semarang dalam rangka peresmian Unit Pelayanan Perpustakaan Umum Ambarawa.
-          Mengadakan lomba – lomba untuk pelajar dan masyarakat (TK,SD,SMP, SMA, Ibu PKK dan Masyarakat Umum) dalam rangka promosi perpustakaan.
-          Melaksanakan pendataan perpustakaan Se Kabupaten Semarang.
2.       Pengembangan minat dan budaya baca
-          Terbentuknya Kelompok Peduli Pustaka (KPP) di enam wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang.
-          Pelatihan Jurnalistik siswa SMA/K/Ma Se Kabupaten Semarang.
3.       Penyediaan bahan pustaka Perpustakaan Daerah
-          Bertambahnya koleksi bahan pustaka : 2.775 eksemplar.
-          Pengembangan automasi perpustakaan
-          Entry data
4.       Pemasyarakatan minat baca dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar.
-          Terselenggaranya pelayanan perpustakaan.
5.       Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, khusus, sekolah dan perpustakaan masyarakat
-          Terlaksananya Bintek Perpustakaan untuk pengelola perpustakaan
-          Sosialisasi Undang – Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

F.     Koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.
Koleksi yang dimiliki Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, terdiri dari buku bacaan umum, referensi, majalah, surat kabar, antara lain :
a.       Jumlah koleksi yang dimiliki sampai tahun 2007.

Jumlah Total
Non Fiksi
Fiksi
Judul
Eksemplar
22.282
32.452
13.115
22.124
9.167
10.329

Gambar. IV.2

b.      Majalah
Pengadaan dari pembelian rutin : 8 judul majalah.
c.       Surat kabar
      Pengadaan dari pembelian rutin : 4 judul surat kabar
d.       5 terbitan pemerintah
Hadiah  : 21 judul




G.    Data Pengunjung Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2008.
Pengunjung Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, berbagai tingkat semua kalangan masyarakat. Rekapitulasi data pengunjung pada Semester II Tahun 2008  sebagai berikut :

REKAPITULASI DATA PENGUNJUNG SEMESTER II
KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG
 TAHUN 2008
STATUS
L/P
JULI
AGU.
SEPT.
OKT.
NOP.
DES.

JUMLAH

SD
L
189
158
250
396
460
394
1,847
P
387
252
315
424
534
522
2,434
SLTP
L
101
169
243
447
470
395
1,825
P
305
365
353
472
598
554
2,647
SLTA
L
227
192
331
433
551
484
2,218
P
408
492
536
440
660
624
3,160
MAHASISWA
L
124
95
205
160
164
169
917
P
128
109
176
165
166
173
917
PNS
L
41
43
70
88
126
110
478
P
39
32
66
77
114
118
446
UMUM
L
755
695
869
793
932
912
4,956
P
389
291
472
612
703
623
3,090
JUMLAH
L
1,437
1,352
1,968
2,317
2,703
2,464
12,241
P
1,656
1,541
1,918
2,190
2,775
2,614
12,694
JML SELURUHNYA

3,093
2,893
3,886
4,507
5,478
5,078
24,935

Gambar. IV.3




BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasannya dari semua data yang telah dikumpulkan. Masalah yang diteliti adalah kepuasan siswa SMA pemakai perpustakaan di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang terhadap koleksi yang dilayankan.
            Populasi dalam hal ini adalah seluruh pengunjung Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang. Sebagai sampel dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 50 orang siswa SMA.

A.     Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Dalam pengolahan data berikut ini tentang kepuasan siswa SMA pemakai perpustakaan di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang terhadap koleksi yang dilayankan, frekuensi kepuasan Siswa SMA terhadap koleksi, Kelengkapan koleksi, Kemutakhiran koleksi, Kondisi koleksi, Kualitas koleksi dengan perhitungan persentase.

1.       Kelengkapan Koleksi
a.       Jawaban responden tentang kepuasan terhadap penyediaan koleksi buku yang dicari oleh pengguna, susah atau mudah untuk ditemukan/ didapat.
Kemudahan mendapatkan koleksi mempengaruhi kepuasan pengguna terhadap perpustakaan tersebut. Oleh karena itu penulis menyebarkan pertanyaan kepada responden untuk mengetahui tingkat kemudahan menemukan koleksi. Hasil dari penyebaran kuesioner, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1

Jawaban responden tentang kemudahan mendapatkan koleksi buku yang dicari pengguna
No
Jawaban Responden
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
1
2%
2
Puas
16
32%
3
Netral
15
30%
4
Tidak Puas
14
28%
5
Sangat Tidak Puas
4
8%

Total
50
100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 orang, 32% atau 16 orang menyatakan puas dengan pencarian koleksi buku yang mudah untuk ditemukan. Sebanyak 2 % atau 1 orang responden sangat puas dan sebanyak Sementara responden yang menyatakan sangat tidak puas hanya sebanyak 8% atau 4 orang dan 28% atau 14 orang yang menjawab tidak puas.

b.      Jawaban responden tentang keragaman koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.
Salah satu bentuk kepuasan terhadap koleksi di perpustakaan adalah beragamnya koleksi yang dimiliki, sehingga pengguna bisa memilih berbagai judul dalam satu subjek yang sama. Dari penyebaran angket diperoleh data tentang prosedur layanan yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2

Jawaban responden tentang koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang Beragam
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
7
14%
2
Puas
26
52%
3
Netral
11
22%
4
Tidak Puas
6
12%
5
Sangat Tidak Puas
0
0%

Total
50
100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 50 orang, mayoritas responden menjawab puas yaitu 52% atau 26 orang atas pertanyaan yang diajukan.

c.       Jawaban responden tentang pengguna selalu mendapatkan buku yang dibutuhkan.
Alasan utama pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dari buku, dan disertai alasan - alasan yang lain seperti mencari hiburan melalui buku buku bacaan ringan, dari penyebaran angket diperoleh data seperti pada tabel berikut:





Tabel 5.3
Jawaban responden tentang tentang pemenuhan kebutuhan pengguna mendapatkan koleksi
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
4
8%
2
Puas
13
26%
3
Netral
12
24%
4
Tidak Puas
19
38%
5
Sangat Tidak Puas
2
4%

Total
50
100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban responden adalah sebagai berikut: sebagian besar responden menjawab tidak puas yaitu sebanyak 38 % atau 19 orang responden dan hanya sebagian kecil yang menjawab sangat puas.
d.      Jawaban responden tentang kelengkapan koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang
Penulis ingin mengetahui seberapa puas responden terhadap kelengkapan koleksi yang dimiliki Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, dari penyebaran angket kepada responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.4

Jawaban responden tentang kepuasan pengguna mengenai kelengkapan koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)

1
Sangat Puas
1
2%
2
Puas
10
20%
3
Netral
22
44%
4
Tidak Puas
13
26%
5
Sangat Tidak Puas
4
8%

Total
50
100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jawaban responden yang menjawab sangat puas hanya sebanyak 2% atau 1 orang dari 50 orang responden. Sedangkan responden yang menjawab sangat tidak puas juga hanya sebagian kecil 8% atau hanya 4 orang responden.
e.       Jawaban pengguna tentang kepuasan terhadap koleksi yang memenuhi kebutuhan pengguna.
Penulis ingin mengetahui seberapa besar pemenuhan kebutuhan pengguna, dari penyebaran angket dapat diperoleh data sebagai  berikut:
Tabel 5.5

Jawaban pengguna tentang kepuasan terhadap koleksi yang memenuhi kebutuhan pengguna
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
4
8%
2
Puas
18
36%
3
Netral
18
36%
4
Tidak Puas
9
18%
5
Sangat Tidak Puas
1
2%

Total
50
100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat tidak puas hanya sedikit, yaitu sebanyak 2% atau 1 orang responden. Sementara, sebagian besar responden atau sebanyak 36% atau 18 orang menjawab puas atas pertanyaan yang diajukan.




Grafik tingkat kepuasan siswa pemakai perpustakaan terhadap kelengkapan koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang:
Gambar. 5.1
 
Text Box: Persentase



2.      Kemutakhiran Koleksi
a.       Jawaban tentang kepuasan pengguna terhadap koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang yang selalu baru.
Salah satu kepuasan pengguna terhadap koleksi dapat ditentukan oleh koleksi yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Dari penyebaran angket yang telah dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:



Tabel 5.6
Jawaban responden tentang koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang yang selalu baru
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
4
8%
2
Puas
24
48%
3
Netral
16
32%
4
Tidak Puas
6
12%
5
Sangat Tidak Puas
0
0%

Total
50
100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban responden sebanyak 48% atau 24 orang menjawab puas, dan 0% atau 0 orang responden yang menjawab sangat tidak puas atas pertanyaan mengenai koleksi perpustakaan yang selalu baru..
b.      Jawaban responden tentang kepuasan pengguna terhadap penambahan koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang.
Penambahan koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah akan dapat memberikan pengaruh terhadap kepuasan pengguna, dapat dilihat hasil penyebaran angket pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.7
Jawaban tentang kepuasan pengguna terhadap penambahan koleksi di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
14
18%
2
Puas
24
48%
3
Netral
9
18%
4
Tidak Puas
3
6%
5
Sangat Tidak Puas
0
0 %

Total
50
100 %


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban responden mayoritas menjawab puas sebanyak 48% atau 24 orang, dari 50 orang responden, dan 0% atau nihil responden yang menjawab sangat tidak puas atas pertanyaan yang diajukan.
c.       Jawaban responden tentang koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang yang selalu up to date.
Ilmu pengetahuan di dunia yang selalu berkembang harus diikuti oleh penambahan koleksi yang up to date, sesuai dengan perkembangan jaman. Berdasarkan angket yang di jawab responden, data yang diperoleh dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.8
Jawaban responden tentang koleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang yang selalu up to date
No
Jawaban Responden
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
Sangat Puas
4
8%
2
Puas
16
32%
3
Netral
15
30%
4
Tidak Puas
15
30%
5
Sangat Tidak Puas
0
0%

Total
50
100 %