Gedongsongo
|
Pagung Kesenian Rakyat di Pintu Masuk Gedongsongo |
Dimulai tanpa rencana, sama sekali, bahkan tidak kepikiran hari ini saya hunting foto ke Candi Gedong Songo, saat ngobrol dengan seorang teman kerja, lha kok yang dekat belum di “eksplor?”, seperti tersadar dari tidur… kok iya ya…. Candi Gedongsongo belum ku jelajahi.
Kamis 11 Mei 2011 Jam 4 sore, dengan membulatkan hati harus ke Gedongsongo. Saat berangkat, sudah dihadang cuaca yang kurang bersahabat. Tapi dengan kebulatan tekat, tetap ku teruskan niat ke Gedongsongo. Perjalanan kurang lebih dari Ungaran-Bandungan-Gedongsongo membutuhkan waktu 30menit (lumayan ngebut). Setelah Parkir, dan membayar Tiket Masuk Rp. 5.000,-. Mulailah ekspedisi Gedongsongo kali ini.
Candi Gedongsongo ini, sesuai dengan namanya ; Gedong yang berarti bangunan dan Songo yang berarti Sembilan. Jumlah candi ada 9 buah dengan kondisi yang bervariasi dan letak yang agak berjauhan. Candi Gedongsongo ada di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Semarang Kecamatan bandungan. Berada di Lereng Gunung Ungaran. Kepercayaan nenek moyang kita bahwa:
Gunung adalah tempat persembahan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan ini merupakan tradisi masyarakat lokal pra Hindu. Sedangkan gunung juga merupakan tempat tingga dewa-dewa menurut tradisi Hindu yang saat itu sedang berkembang secara global mempengaruhi hampir separuh dunia. Tradisi lokal biasanya terkurangi perannya oleh tradisi global, ternyata keduanya mampu berdiri setara di Gedongsongo.
|
Vanaprasta |
Di Candi ini, biasa disebut Kompleks Candi Gedongsongo juga dilengkapi dengan pendopo,panggung kesenian/hiburan rakyat, taman, kios kerajinan dan makanan. Juga ada jasa berkeliling dengan kuda, yang terbaru, sejak tahun 2010 kemarin ada fasilitas baru yang sudah diresmikan Vanaprasta Gedongsongo Park (rumah heritage, meditasi/yoga, spa&reflexiology, kolam rendam, resto).
Candi Gedongsongo adalah candi hindu yang dibangun abad VIII SM pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Tahun 1740, Loten menemukan kompleks Candi Gedongsongo. Tahun 1804, Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedongsongo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911.
Candi Gedong 1
|
Relief Kera |
|
reruntuhan candi perwara |
|
Candi Gedong I dari atas |
|
Yoni di Candi Gedong I |
Sekitar 200 meter dari pintu masuk, kita temui Candi Gedong I, seperti namanya,
Candi Gedong I ada di posisi pertama yang akan kita jumpai saat masuk ke Gedongsongo. Relief di candi ini seperti candi candi hindu lain, ada relief batara kala, hewan hewan seperti naga, kera dll. Di belakang kanan candi ada reruntuhan yang dulunya dimungkinkan candi perwara/pendamping candi ini. Di dalam candi, adapula yoni sebagi tempat dupa untuk peribadatan zaman dulu. Sementara itu dibelakang candi ada aliran air yang sangat jernih. Atap candi I tidak sempurna dalam susunannya. Mungkin karena lapuk dimakan usia atau bisa juga banyak batu candi yang dibawa oleh para kolektor. Bisa suja karena rusak disambar petir. Karena bila hujan, kawasan candi ini relatif tinggi intensitas terjadinya petir, walaupun sudah ada usaha memasang alat penangkal petir. Di dalam candi masih ada yoni, sementara lingganya sudah tidak ada.
|
Candi Gedong II |
Menuju candi Gedong 2, ada beberapa perubahan jalan menuju kearah Candi II, jalan yang baru sedikit lebih jauh dari jalan sebelumnya, memutar memasuki vanaprasta park. Karena terburu buru, dan masih banyak pengunjung yang menerobos lewat bekas jalan yang lama saya jadi ikut-ikutan. Antara Candi I dan Candi II melewati Pemandian air dingin disebelah kiri jalan, sementara di sebelah kanan Vanaprasta Park, hutan pinus (seingat saya di hutan pinus itu ada tempat pertapaan, semoga benar, dulu saat turun dari puncak gunung Ungaran pernah melewati jalur gedong songo ini). Juga masih ada sisa dari gardu pandang. Tinggal bangunan yang tidak diketahui bangunan itu dipergunakan untuk apa.
|
Candi Gedong II |
Pemandangan di Gedong II lebih indah dari Candi Gedong I. Sebelum masuk area candi ada sebongkah batu besar yang seringkali menjadi tempat berfoto ria bagi pengunjung candi. Disamping kiri dan depan candi ada reruntuhan candi yang belum tersusun dengan baik. Untuk bangunan candi utama ini kondisinya masih bagus, dibandingkan dengan Candi Gedong I.
|
Candi Gedong II |
Pada saat berada di Candi II, keadaan sudah mulai gelap, bau belerang semakin kuat yang berasal dari mata air panas yang ada di dekat Candi Gedong III ( dekat : terletak di lembah di depan Candi Gedong III, dengan jalan yang sama untuk menuju Candi Gedong IV)
|
Candi Gedong II |
|
Pemandian Air Panas |
Karena konsisi sudah mulai tidak bersahabat; kabut mulai turun, Guntur bersahutan tanda sesaat lagi hujan, serta saya (mungkin) pengunjung terakhir yang masih di kawasan ini, ekplorasi Candi Gedong III sementara dengan berat hati hanya bisa menampilkan gambar dulu, itupun versi malam... Candi Gedong III masih utuh, juga candi perwaranya masih bisa dinikmati baik yang berada didepan maupun disamping, akan tetapi karena kondisi sudah tidak memungkinkan lagi… dengan sangat terpaksa ekpedisi kali ini harus saya akhiri, (bersambung)
|
Candi Gedong III |
|
Sate Kelinci |
Oh ya… Apabila anda berkunjung ke Gedongsongo, jangan lupa mencoba Sate Kelincinya… dijamin mantabzzz……