Senin, 10 Agustus 2015

Situs Candisari Mranggen Demak

Situs Candisari Mranggen Demak
Minggu, 9 Juli 2015
      Berjudul "Blusukan Morotuwo", mbolang ke situs di area Demak ini saya lakukan bersepakat dengan Max Trist, yang ternyata  punya mertua di Mranggen juga (Taman sari) sementara saya daerah Kembangarum. Setelah mencari hari yang tepat, nego dengan istri masing-masing (mesti kaget, ga biasane kok ngajak pulang--- ternyata modus... hahahahaha).
    Ku-coba ngabari rekan Romi Romeo, yang asli Mranggen juga (Batursari), jadilah kami janjian di SPBU Mrangen. Lewat naskah ini pula, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. paling telat ya. "Mbocengke berbadan2 ga wani ngebut". Ternyata mas Suryo dan Mas Indra ikut juga. Wah jadilah kami berlima, Serasa Pandawa lima..... (foto by mas trist)
MTsN Mranggen Demak
    Tujuan Mbolang kali ini ada 3 lokasi, Yang pertama Candisari Mranggen, Kemudian Pidodo Karangtengah dan Pilangrejo Wonosalam. Tak menunggu lama, kami langsung menuju lokasi. 
'Ponpes Al Ma'ruf Candisari mranggen
       Melewati Taman Sari, Singgah sebentar di Rumah Mertua Kang Trist. Lewat Taman Sari kemudian ambil jalan menuju Candisari.  Penelusuran yang pertama ini cukup mudah. Karena Mas Trist sudah pernah ke lokasi. 
     Petunjuk yang paling mudah, cari saja MTsN Mranggen Demak, kemudian di samping MTsN ini ada Area Kampus Pondok Pesantren Al Makruf .




     Situs berada di halaman Rumah Beliau Kyai Masrur Kholil. Beginilah nampak Situs Candisari Mranggen :  
Situs Candisari Mranggen                 

Begitulah, kondisi saat saya datang kesini..... 

     "Watu candi ini, hasil pindahan dari sawah yang ta jauh dari rumah beliau", jelas Mas Trist saat memberikan penjelasan kepada kami karena Tuan Rumah, Beliau Kyai Masrur sedang pergi. "Bahhkan menurut Pak Kyai, pemindahan itu dilakukan setelah jam 12 yang sebelumnya slametan terlebih dulu", tambah Mas Trist seperti yang dijelaskan oleh Bapak Kyai Masrur.

      Saat kami ke sini, ya wujudnya seperti ini :
Situs Candisari Mranggen

    Kemudian, setelah minta ijin dulu dengan bu Nyai (yang ijin mas trist tentunya).  Kami menyingkirkan terlebih dulu 'kalabendu' itu.... jadilah nampak sisa keindahan itu :
Situs Candisari Mranggen Demak


     Ketidakjelasan bentuk, membuat kami sangat penasaran penampang tengah. Berlubang seperti umpak/ yoni atau berbentuk apa. Akhirnya berempat mencoba mengangkat, sementara saya tugasnya hanya jepret saja. paling ringan tentu saja... hahahahaha. 
Situs Candisari Mranggen Demak
     Dan memang terlihat berat dari ekspresi ke empat rekan saya.... hehehehe

      Saat pertama kami kesini, mas Tris berhasil memperoleh informasi tentang watu candi ini, "Kui watune ceritane jaman wali songo, salah sawijine wali ditugasi gowo watu kui di nggo masjid Agung Demak.. tapi ora entuk ngerti uwong sak durunge jago kluruk...lha berhubung tekan kono ono pitek kluruk ..akhire di tinggal.." jelas Mbah Kyai Masrur Kholis seperti yang dituturkan Mas Trist kepada kami..

     
Kemuncak Situs Candisari Mranggen
Masyarakat Candisari menyebutnya watu papak. Sementara kami menyimpulkan watu candi bagian atas adalah kemuncak walau masih penuh keraguan. Jika Kemuncak Candi sebesar ini (kadang pagar bangunan candi/kuil suci) maka tentunya begitu banyak reruntuhan candi yang lain. Jika bukan apakah ini...? Karena mengalami K(P)erusakan yang hebat (monggo mo baca pake huruf k/p)... bentuk aslinya terkaburkan. Cerita dan fungsi juga sudah berbeda pula.
Situs Candisari Mranggen

     Sementara yang bagian bawah masih terjadi perdebatan, namun saya pribadi lebih menduga ada beberapa kemungkinan,       
     Antara Umpak dan lapik arca. Saya hampir yakin penempatannya pun hanya melihat asal cocok/ pas saja. Bahkan mungkin penemuan dengan lokasi yang berbeda antar batu kemuncak dan watu lapik/umpak tersebut.
Situs Candisari Mranggen
   Seperti yang saya singgung sebelumnya, jika itu umpak candi maka diperlukan bahan pembuat candi yaitu batu yang berjumlah banyak. Sementara daerah demak ini didominasi dengan batu cadas, Batu kapur dan batu karang. (Yang dulu Demak ini sebagian besar adalah bekas lautan). 
Vandalisme di situs Candisari
     
     Saat ambil gambar close up ada tulisan yang asal-asalan dan malah memperburuk kerusakan watu candi ini. Tulisan " Batu Peninggalan"
    
    Selain batu peninggalan tersebut, didekatnya ada batu candi pecahan yang berukuran kecil :
Watu Candi di Situs Candisari Mranggen Demak
    Setelah mendokumentasikan, sampil beramah tamah dengan santri, niat kami sambil nunggu Beliau Bapak Kyai, eh malah anak-anak santri memberikan info yang menarik. Ada lagi sumur yang cukup tua. "Kata Beliau Kyai masrur, Sumur itu zaman wali", santri tersebut bercerita. "Tak jauh kok dari sini, mari kami antar, kami jalan kami kakak2 langsung menuju lanan di samping MTsN aja.", ajaknya. Ta Sanggup menolak. Akhirnya kami ikuti saja.
Sumur bersejarah : Situs Candisari Mranggen demak
     Ajaib bagi kami, para santri tersebut berjalan kaki, dan kami naik motor.... namun jalan mereka begitu cepat sekali ya....???.
Sumur bersejarah tersebut
     Tak pernah mengering dan selalu jernih. Ukuran batu bata lumayan besar dan tidak umum untuk jaman modern ini. Sebagai sumber air utama pula, untuk semua kegiatan Pondok.
    Perjalanan kami lanjutkan, mencoba menelusuri kembali lokasi awal. Namun hasilnya nihil, walaupun Makam kami telusuri, puluhan warga kami tanyai warga hanya menggelengkan kepala. 
     Kesimpulan saya....
Wajarlah, Situs Agama Hindu ini dulunya berada dekat dengan Kesultanan Islam Demak, ada proses 'aneksasi' mungkin saja. Tapi itulah kehidupan. Yang Lama akan digantikan yang baru, Tak ada yang abadi!

     Kemudian Perjalanan kami Lanjutkan Menuju Situs Pidodo Karangtengah Demak.

Mbolang "Mblusuk Morotuwo"
Di Situs Candisari Bersama Santri Ponpes Al Ma'ruf Candisari Mranggen Demak
Salam Pecinta Situs


Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....
















Gabung yuk...
di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Rabu, 05 Agustus 2015

Menelusuri Watu Candi di makam Desa bergas Lor

foto by max trist
      Penelusuran lanjutan, Info dari Bapak Ris Winner, Info yang kudapat dari beliau, "Ada makam Laskar Diponegoro, yang menggunakan watu candi sebagai pathok". Apa yang kami dapatkan dari penelusuran di luar ekspetasi kami. Kami perlu 3x untuk mendapatkan kisah mbolang ini. Kisah yang pertama, (8 juni 2015)  oleh Max Trist seorang. Ketika ku beritahu ada watu candi yang dipakai untuk makam di dekat sawah reco dan Mbah doel jajal, berkesempatan untuk menelusuri terlebih dulu.       Ku crosschek dengan Pak Ris Winner, ternyata, "Bukan, bukan itu. ini tersendiri kok mas. ga ikut makam umum. masih maju sedikit dari makam, ada pertigaan sawah diseputaran situ." 
    Kisah yang kedua, (5 Juli 2015) Bersamaan waktunya dengan acara buka puasa bersama DEWA SIWA di rumah salah seorang anggota di daerah Ambarawa, Saya dan Eka WP bersepakat dengan Max trist untuk menengok sebentar makam yang sudah di kunjungi.

Watu Candi di Makam Desa bergas Lor
    Beberapa watu candi yang berhasil kami temui :

     Ketika kami penasaran, kami mencoba mengangkat, 3 orang masih terasa berat... dan dibawahnya juga nampak watu candi...   


juga Watu candi tak jauh dari lokasi watu sebelumnya

Watu Candi di Jadikan Pathok makam



Watu candi lepas tergolek




Kemuncak

     Bertanya-tanya dalam hati, "Apakah dulu di sekitar makam / area ini ada bangunan suci?", banyak watu candi di makam ini.

       Kisah yang Ketiga, (28 Juli 2015) Selang waktu beberapa hari kemudian saya berkesempatan untuk mampir. Sebenarnya mblusuk kebetulan. Ajakan mendadak dari Mas Radito Prahoro menengok Watu Lumpang di Dsn. Sikunir Bergas Lor langsung iyakan, dan ternyata Mas Dhanny Putra merespon pula turut serta. Jadilah kami bertiga. 
Makam laskar Diponegoro di Bergas Lor (foto by : Ris Winner)
     Janjian di depan kantor Kec. Bergas. Ternyata rute melewati Makam Laskar Diponegoro, info dari beliau Bapak Ris Winner. Beruntungnya Mas Dhanny sudah mengetahui lokasinya, sehingga memudahkan kami bertiga untuk nengok sebelum berlanjut ke lokasi tujuan semula.
     Penunjuknya, dari Kantor Kec. Bergas... ikuti jalan yang masuk ke kiri (bisa setelah/ sebelum yang pada akhirnya akan ketemu. 
        Kira-kira 100m sampai dengan bangunan rumah (memakai bata ringan-putih) yang belum jadi, jalan masuk menuju makam laskar Diponegoro sebelum rumah tersebut. 
   Sampailah kami, Ada 2 makam, yang pathoknya memakai watu candi. 

Komunitas Dewa Siwa di bergas Lor

    Info dari bapak Ris Winner, "Di makam ini, menurut warga sekitar yang dimakamkan adalah 2 tokoh wanita laskar Pejuang P. Diponegoro.". "Energinya juga kuat lo mas!", tambah beliau.   Ketika kami kesini, idem dengan info beliau, mas Radito juga memberitahukan tentang di sini memang makam.
     Selain ketertarikan atas sejarah perjuangan Diponegoro, Bagaimana bisa meninggal dan dikubur di sini... Sungguh sangat menarik dan penuh penasaran dalam benak saya. Beberapa pihak yang bisa berkomunikasi dengan para leluhur saat saya tanya, beliau berdua ini memang laskar yang ditugaskan daerah sini.... seperti pejuang di garis depan/ telik sandi. 
Pathok makam, Watu candi berpola di Bergas Lor
   Kami juga mencermati, Pathok yang digunakan persis seperti watu candi yang berpola dan unsur dari sebuah bangunan

     Sebelum berlanjut mbolang, kami berfoto bersama terlebih dahulu, Mas Dhanny, Mas Radito dan Saya.
Situs watu candi di di Makam Laskar Diponegoro bergas Lor


Salam Pecinta Situs


Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...





Mari Kunjungi dan Lestarikan....












Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Selasa, 04 Agustus 2015

Situs Kalibening Kebondalem Jambu

Lapik Arca Situs Kalibening
     Jumat, 24 Juli 2015
      Mbolang susulan, ditinggal blusuk oleh kawan-kawan Dewa siwa membuat saya 'memaksa' lek Wahid untuk kembali ke-tiga kalinya  ke lokasi.  "Maturnuwun yo lek". Bersama Lek Trisno, saya berangkat dari Perpustakaan Ambarawa. Mbolang kali ini dikejar waktu, Karena Kami juga Janjian jam 5 dengan Mba Derry rencana, kami melihat 2 arca yang 'sale' di situs online. Lokasi kedua nanti di daerah Bringin.
       Tak berpanjang lebar, segera kami menuju lokasi, singgah sebentar di rumah lek wahid tepatnya Desa Ngampin Ambarawa. 
    Kemudian Perjalanan kami Lanjutkan menuju Kalibening, Desa kebondalem Jambu. Petunjuk yang paling mudah, Sebelum kantor Polsek Jambu, ada gang sebelah kanan yang nanjak. Masuk kira-kira 4,5 km. 
Petunjuk 1 : SDN Kuwarasan 01
      Lurus terus. Ikuti penunjuk yang sempat kami abadikan, dimulai dengan Petunjuk 1 : Setelah SDN Kuwarasan. 
Petunjuk 2 : kantor Desa Kebondalem.
     Lanjut saja sampai ketemu dengan kantor Desa Kebondalem, yang berada di perempatan desa dan nampaknya menjadi pusat keramaian Desa. (Petunjuk 2), kemudian.  Ikuti panah merah / ambil jalan menuju arah sumowono (tertulis di rambu-rambu warna biru)
Petunjuk 3
     Sampai ketemu lagi dengan persimpangan jalan yang terdapat pula penunjuk arah, ambil lurus ke arah Kalibening (Petunjuk 3).        Kemudian Cari saja rumah Bapak Her Trimakno, Lapik Arca Situs Kalibening berada di kebun beliau. 
   
Saya. Pak Her dan Wahid
 Kira-kira 100m dari rumah Bapak Her (beliau biasa dipanggil warga), Situs ini berada di cekungan dengat aliran sungai kecil. Setelah minta ijin beliau, kami melanjutkan perjalanan. Parkir motor di pinggir jalan sebelum jembatan (kira-kira 50 dari Rumah Pak Her. 
                                                                                     Ada jalan setapak menurun menuju Situs.. 
     Susuri jalan setapak dan melewati jembatan bambu. kemudian tak sampai 50 meter akan sampailah :
     

      Lapik Arca Situs Kalibening kebondalem Jambu  
Lapik arca Situs Kalibening Jambu
Lapik arca di jalur aliran air
       Berada di dekat aliran air, yang bersumber dari mata air di dekatnya. Dulu, menurut cerita dari anak Pak Her yang penasaran nyusul kami... "Dulu di atas aliran ini, sekitar 10 meter ada pancuran air yang masih digunakan untuk mandi. Airnya bersih dan dingin."
    Namun saat ini, debit air menurun, Lapik arca juga berada di jalur air mengalir saat banjir, banyak sampah di sekitar lapik.  Walau dekat dengan sumber mata air, namun saluran air ini melalui perkampungan terlebih dulu...
     Selain di tempat yang tinggi, subur juga dekat dengan sumber air menjadi penanda dulunya di area ini ada sebuah bangunan suci untuk ibadah pada masa itu. Banyak kemungkinan, diatas Lapik ini. Bisa Siwa, Wisnu, Ganesha atau bahkan ARCA DEWI DURGA Mahisasuramardhini.
Lapik Arca Situs Kalibening Jambu 

      "Bentuknya seperti yoni tapi tak berlubang, untuk cerat ada untuk pembuangan air,  kalo umpak pasti tak bercerat, ada lubang besar atau malah timbul seperti gong untuk meletakan tiang", jelas Mba Derry Adita sang Ketua Komunitas dewa siwa saat kami mintai argumen pelengkap. 
Cerat lapik arca Kalibening jambu

      "Di atas ini, tepatnya di dekat sumber air, ada batu ber' tapak wali'.... yang menurut warga sekitar juga peninggalan masa lalu.". Tambah Bapak Her, memberi tambahan informasi kepada kami.
Lapik Arca Situs Kalibening Jambu
       Namun karena kami dikejar waktu, menelusuri 'tapak wali' segera akan kami agendakan lain waktu. dan Penelusuran situs di Kalibening ini belum berakhir
Situs Kalibening Kebondalem Jambu


     Mbolang susulan: (gambar diambil oleh lek wahid)
Salam Pecinta Situs
ssdrmk di Situs Kalibening Kebondalem Jambu



Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... 

Gabung yuk...

di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA