Minggu, 12 Juli 2015

Menelusuri Jejak Situs Pleburan Semarang


30 Juni 2015
     Terimakasih kepada beliau Kang Daru Lelana dan Kang mas Roso, berkat percakapan fb nya yang 'kusadap" hehehehe. Saya jadi dapat info Sangat Penting ini.... Ada Peninggalan situs purbakala di Tengah kota Semarang!.
    Seorang rekan yang kuberi tahu malah sempat mempertanyakan kebenaran info ini... Apa benar? setelah ku yakinkan... eh malah dia kesana dulu.... , walau sebenarnya memang ku pancing biar survey dulu.... wkwkwkwk... ngapurane kang max trist .
     "Lokasi Situs Berada di Makam Kyai Sukolilo Pleburan" bunyi info tersebut. Menuju Lokasi sangat mudah, namun saya yang beberapa tahun belajar di dekat Pleburan (Hayam Wuruk)... sama sekali ga menyangka ada situs di tengah kota. Menuju Situs : Kami Janjian di depan Gedung Wanita, setelah Kami; saya, max trist dan Wahid berkumpul. Kami meluncur menuju lokasi dengan Lek Trist yang di depan, karena beberapa hari yang lalu sudah mblusuk terlebih dulu. Kira-kira 100m dari Gedung Wanita, Arah POLDA Jateng...           
Gang nanjak menuju makam Sukolilo

 Sampai di Wonderia, di seberangnya ada Gang/ jalan menuju Pleburan Raya. Tepat di samping Sekolah AKIN (Akademi Kimia). Masuk Gang tersebut, kira-kira 100m lagi ada gang sebelah kiri yang menanjak cukup curam menuju RT 04 RW II...

Gerbang Makam Sukolilo Pleburan   
 Ikuti tanjakan, sampai ketemu dengan Gapura Makam Pleburan.

      Suguhan Pertama, Kepala Arca yang telah Rusak.... :

Kepala Arca Situs Pleburan

     "Kyai Sukolilo murid dari Sunan Kalijaga", tutur Bapak Mudi sang Juru Kunci Makam. Kami hanya manggut-manggut saja. Dimana mata memandang, kami melihat batuan candi yang bercecer dimana-mana. 
     Dimakam Kyai Sukolilo sendiri, Batuan yang digunakan untuk nisan saya duga adalah Lingga, dengan ciri khasnya di bagian bawah bersegi delapan, dan 'kijing'nya berasal dari 'tatanan' watu candi. 
Makam Kyai Sukolilo Pleburan Semarang
    Selain makam Kyai Sukolilo di samping kanan dan kirinya ada pula makam yang memakai watu candi :


     Selain Lingga yang dipakai untuk 'pathok' makam, juga watu candi kotak yang berceceran di beberapa makam.
   
 Bahkan, menurut Bapak Mudi, "Setiap menggali makam baru, banyak ditemukan Bata berukuran besar". 
   Yang menambah bukti, adanya sebuah Bangunan Suci di area ini.
Batu Bata besar di Situs Pleburan

     
    Bapak Mudi menunjukkan tulisan di batu, "Konon yang mata batinnya awas saja yang mampu membaca" terang beliau.
    Tak Jauh Makam Kyai Sukolilo...
     


   Di bawah pohon Bendo Ada Potongan Kepala Arca... Awalnya diskusi kami mengarah berdebat  Kemungkinan-kemungkinan itu arca apa. Namun Pak Mudi ternyata punya solusi yang cukup menarik. "Biar tidak penasaran saya balik....". Sambil ritual minta ijin terlebih dahulu, langsung saja beliau balik....
    Dan seperti dugaan kami, Arca yang menghadap batang pohon memang rusak. Tapi setelah melihat sisi yang satunya.. Kami bertiga sepakat... ini Kepala Arca Ganesha yang cukup besar....

Situs Pleburan Semarang


    Menurut saya pribadi, Ukuran Arca Ganesha ini Kurang Lebih sama dengan Ganesha Mbah Doel Jalal Bergas Lor Kabupaten Semarang.
     Ada sisa batu berelief, yang kami duga adalah potongan sisa perusakan kepala arca ini : 
Batu Datar berbentuk lingkaran: 
Situs Pleburan Semarang

        Di Bagian Barat Makam Sukolilo, kira-kira 2 meter ada batu bulat berukuran besar, kami duga adalah Lapik Arca (Batu landasan dimana arca berdiri). 
Situs Pleburan Semarang
     Di Bagian Bawah Makam, tak jauh dari lapik arca tersebut ada batu bulat berukuran lebih kecil 
     Batu Candi di Makam Sukolilo : 



             Batu Candi Berjejer menjadi lantai di makam 
Situs Pleburan

Batu candi yang lain :
Sepotong Batu Relief yang masih tersisa....

     Dugaan saya, ini adalah potongan sebelah kiri Kala Makara, yang biasanya posisi ada di atas pintu masuk sebuah bangunan. 
    Saya Membandingkan dengan Kala Makara Situs Ngampin Ngentak Ambarawa, --mohon maaf bila salah--- menunggu koreksi....
Lapik Arca dan potongan Cerat Yoni
Situs Pleburan Semarang
Batu-Batu Candi Berpola







Lingga Patah di Pucuk nya

      Baru saja ditemukan, namun hilang lagi, saat survai kesini, Max trist dengan jiwa "pemburu" nya nemu potongan atas lingga....
     

    Potongan Pucuk Lingga yang ditemukan di bawah Pohon Randu














   Di Bawah Pohon Randu inilah Pucuk Lingga Berada...








    Setelah disatukan :











Max trist menunjukkan Dimana Lingga itu harusnya berada
     Namun saat saya kesini beberapa hari kemudian Lingga itu hilang.... Hanya beberapa Hari!!!!!


    Sebelum Pulang, Kami ambil Gambar Bersama Juru Kunci Makam Sukolilo. Dari Kiri-Kanan : Max Tris, Bapak Mudi, Wahid dan Saya.
Rombongan Dewa Siwa : Di Situs Pleburan
Ziarah di makam yang penuh batuan Candi.....
Si Makam Sukolilo Pleburan

    Dari Informasi Bapak Mudi (Juru Kunci Makam), ada sendang di bawah makam, dekat pohon beringin besar, yang erat kaitannya dengan situs ini. Namun Karena Wahid harus pulang, jadilah hanya kami berdua yang menelusuri.
Menuju Makam
   Dari Makam, Ambil Kiri, jalan menurun. Pertigaan kiri, kira-kira 30m ambil kiri lagi. Ketemu dengan Pohon beringin yang cukup besar. 
     Namun Sendang tak nampak jejaknya, Sudah dibangun menjadi sumber mata air tertutup yang di ambil dengan cara disedot memakai genset dan pompa air. Padahal ada legenda disini. 
Pohon di Sendang dekat Makam Sukolilo
     Air yang jernih dan tak pernah kering walau kemarau panjang... Bahkan info yang saya dapat Sendang ini dulunya berkhasiat....
Hendri di Situs Pleburan
   Saat beranjak pulang, ada yang memanggil kami, dan ternyata mas Hendrie Samosir 'nyusul', kemudian kami sempatkan kembali lagi ke makam. Obat kecewa beliau... hehehe ...








Save This Not Only a Stone!



***Sebuah coretan dari sisi lain....

     Pleburan yang menurut hemat saya pribadi adalah bukan hanya sebuah nama yang didapat begitu saja... Namun tentu ada kejadian luar biasa yang telah terjadi. Berasal dari Kata : 

Peleburan

 [KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA]

1le·bur a 1 luluh atau hancur mencair (tt logam yg dipanaskan): baik besi maupun baja -- apabila dipanaskan dl suhu yg tinggi; 2 ki rusak binasa; punah sama sekali: seluruh kampung -- oleh gempa yg dahsyat itu;
sama -- sama binasa, pb
 bersahabat sehidup semati;
-- sel Tan terjadinya peleburan antara dua sel dl kultur jaringan dan dihasilkannya sel baru atau hibrida baru; -- tunggal Ek penggabungan dua atau lebih perusahaan sejenis menjadi satu perusahaan;
me·le·bur v 1 menjadikan lebur (luluh); menjadi cair (tt logam): timah ~ pd 332oC; 2 membubarkan diri kemudian bergabung dng yg lain (tt perkumpulan): beberapa partai politik telah ~ menjadi satu;me·le·bur·kan v 1 menjadikan lebur (luluh); meluluhkan; mencairkan (tt logam): tukang emas itu sedang ~ emas di dl kui; 2 membinasakan; menghancurkan sama sekali: pasukan kita berhasil ~ benteng pertahanan musuh;~ diri 1 menyatukan (menggabungkan) diri dng yg lain: partai kecil sebaiknya ~ diri ke dl partai yg besar; 2 memasukkan diri ke dl; masuk ke: orang asing yg ~ diri ke dl kebangsaan Indonesia memperoleh hak dan kewajiban yg sama dng warga negara Indonesia lainnya;ter·le·bur adv telah dilebur;
le·bur·an n sesuatu yg telah dilebur (tt logam yg sejenis, perkumpulan); hasil melebur: ia menuangkan ~ besi itu ke dl cetakan;pe·le·bur·an n 1 proses, cara, perbuatan melebur; 2 tempat meleburkan (logam dsb) 
2le·bur n, ke·le·bur·an ark n lubang yg dalam (untuk menangkap binatang besar dsb); pelubang 
3le·bur ===debur 

Peleburan [THESAURUS]

lebur 1) a cair, larut, leleh, luluh, lumer, padu;
2) v berpadu, bersatu, menunggal, menyatu;
3) a ki binasa, hancur;
ant 1) padat
melebur v 1) meluluh, melumer, mencair;
2) bercampur, berfusi, bergabung, berhimpun, berpadu, bersatu, membaur, menyatu;
ant 1) memadat
meleburkan v 1) meluluhkan, melumerkan, mencairkan, membaurkan, mempersatukan, mempertemukan, mencampurkan, menggabungkan, menyatukan;
2) meluluhlantakkan, membinasakan, menengkarapkan, mengancaikan, menggempur, menghancurkan, menumpas, merapun, meredam, meremukkan, merusak;
ant 1) memadatkan

peleburan n 1) peluluhan, pelumeran, pencairan;
2) asimilasi, fusi, inkorporasi, merger, pembauran, penggabungan, penyatuan, percampuran, perpaduan
ant 1) pemadatan;
2) pemisahan




      Pleburan menjadi penada sebuah kejadian, "Bahwa pernah terjadi proses Peleburan dua budaya  saya mengambil istilah Budaya lama di lebur (cocokkan sendiri ya dengan salah satu arti di KKBBI diatas) menjadi budaya baru... caranya dengan meleburkan budaya yang lama... diganti dengan budaya yang baru.

Caranya : 

Dirusak, Diganti fungsi ataupun dikeramatkan.

---- Tak mampu lagi menulis apa yang ada dipikiran saya.... (menjawab tantangan Mas Awan Dilangit... nyuwun sewu mas belum cukup ilmu untuk analisa detail....)
Semoga kebenaran lah yang hakiki.....

    Karena di tempat ini terjadi peleburan itulah... kemudian lambat laun masyarakat mengenal lokasi ini menjadi Pleburan.

    Tak Jauh dari situs ini, di area TBRS juga terdapat sendang kuno yang airnya mengalir dengan jernih dan sejuk.... Banyak yang menduga pula erat kaitannya dengan situs Pleburan ini
     Bukit dimana situs ini berada, dulu sebelum proses pendangkalan di Semarang, situs ini langsung berhadapan dengan laut..... 
 Saya yakin 100% Semarang (atau apapun nama kunonya) sebelum Kerajaan Demak ada budaya yang lebih Kuno.... Namun tentu saja...sejarah diciptakan dan ditulis oleh penguasa saat itu....
     ---- end

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA



Senin, 06 Juli 2015

Menelusuri jejak Situs Purbakala di Kawasan Wisata Gua Kreo

Situs Goa Kreo
    Minggu 21 Juni 2015
Gerbang Wisata Gua Kreo
      Setelah mendapatkan informasi lagi (=mengikuti) fb Kang Daru Lelana. Tak sabar rasanya langsung eksekusi mbolang. Karena saat Ke gua kreo dengan keluarga ternyata terlewat. Mendadak (spekulasi) saya hubungi Max Trist... saya ajak beliau untuk pagi-pagi sekali Mbolang ke Gua Kreo. "Apa ya ada?" pertanyaan juga sama, rupanya ta kalah penasarannya dengan saya. Akhirnya Janjian di gerbang masuk Gua Kreo jam 9. Setelah berbincang sejanak dengan petugas di Gerbang masuk, kami segera melanjutkan perjalanan. Sebelum ke Kawasan Wisata Gua Kreo, kami terlebih dulu menuju Makam Talun Kacang.
       Bersumber dari Percakapan Kang Daru Lelana pula, kami mencoba menelusuri awal muasal Dusun Talunkacang. dengan ziarah ke Makam Kiai Pacul dan Nyai Pacul. Mohon maaf karena kami tak ketemu dengan juru kunci makam, kami tak berani untuk ambil gambar. 
   Kemudian kami lanjutkan masuk ke Gua Kreo :
  Terlebih dulu bayar Tiket dan Parkir motor Total Rp. 8000,-
Pak Tasno
          Dikumpulkan oleh masyarakat di Pojokan tempat parkir Mobil, Menurut bapak Tasno, Petugas di pos keamanan Gua kreo yang kami temui, watu candi itu asalnya di sawah yang sekarang digenangi menjadi Waduk Jatibarang. Atas inisiatif warga kemudian dipindahkan ke lokasi yang sekarang. Namun Kurangnya informasi, semacan papan pemberitahuan menjadikan masyarakat tak tahu batu ini apa. Dari Penelusuran saya memang belum ada inventarisir/ belum didata.
     Situs Watu Candi Di Parkiran Mobil Kawasan Wisata Gua Kreo:
Situs Gua Kreo (Talun Kacang Kandri)
     "Watu Lumpang dan Watu lesung", Warga talun Kacang mengenalnya demikian. Kondisi Watu Lumpang Masih Lumayan, Maun Watu Lesung sudah pecah. Entah kerusakan karena apa... sudah lama ataukan dalam proses pemindahan saya belum tahu.   
      Ada 2 Watu Lumpang. Menurut Bapak Tasno, Watu Lumpang yang berbentuk Kotak adalah peninggalan yang tidak terlaluu lama, istilahnya Watu lumpang masa penjajah istilah beliau. Karena beliau masih ingat. Saat kecil, masih banyak warga yang membuat watu lumpang seperti itu.
Watu Lumpang Gua Kreo
      Untuk Watu Lumpang yang bulat serta watu lesung. Saya meyakini awalnya ada watu pendukung lain: Arca dewa/ atau bisa pula dewi Sri. Karena biasanya Watu Lumpang diletakkan di dekat tanah pertanian warga. Watu lumpang dan watu lesung ini digunakan untuk menumbuk padi. (sumberkhoirulfadli.blogspot.com)
watu Lesung Gua Kreo

















     Sementara itu, info dari max trist tentang keberadaan batu andesit di tengah bukit kreo, membuat saya tertarik. Walau tentunya rintangan cukup berat karena cuaca semakin panas, sementara kami tetap puasa. Tapi Show must go on...
   Perjalanan Kami Lanjutkan ke bukit diatas Gua Kreo, Saat perjalanan sambil menikmati pemandangan yang cukup mempesona... Kami terheran-heran.... saat saya terakhir kesini... ditengah bukit ini banyak sekali Kera yang berkeliaran... Tapi kok sekarang sepi ya?
     Sebelum Naik ke bukit, Kami memperhatikan Batu berukuran besar dan Berpola. Kami Meyakini di Bukit Kreo ini dulu ada sebuah bangunan.
Watu berpola di Bukit Kreo

  

















       Sangat jarang orang naik ke bukit kreo, karena selain jalan yang curam, juga kalah pesona dengan Gua kreo itu sendiri. Selain dulunya di sini tempat bermukim banyak Kera. namun saat saya kesini sepii sekali. Aneh..... pada pergi kemana ya?
     
       "Dulunya di bukit itu adalah tempat Kanjeng Sunan kalijaga bertemu dengan 4 kera berwarna, Hitam, Putih Merah dan kuning, Kata Bapak Tasno.
    "Dan Batu itu sebagai tetenger dimana Kanjeng sunan Kalijaga pernah duduk dan bersemedi di situ", tambah Beliau.
     Puncak Bukit Kreo berketinggian 350 meter di atas permukaan laut. 
    Monumen ini dibangun untuk menandai petilasan Sunan Kalijaga saat beliau bersama para punggawa dan empat kera yang membantu, mengadakan acara selamatan dengan makan bersama, sebagai rasa syukur mereka telah berhasil mengambil kayu jati dari tempat yang sulit. Lauknya adalah sate kambing.
     Seusai makan, tusuk-tusuk sate itu dibuang ke tanah hingga terdengar suara gemerincing. Tempat dibuangnya tusuk sate itu kemudian tumbuh serumpun bambu yang dinamakan bambu kerincing. Ajaibnya, batang bambu itu ketika dipatahkan tercium aroma daging kambing.
     
     Pemandangan Menakjubkan dari Bukit Kreo :


Gua Kreo


      Kedalaman gua kreo mencapai 25 meter. Sekitar 10 meter di sebelah kanan Gua Kreo, ada lagi sebuah gua bernama Gua Landak. Gua Landak kedalamannya 30 meter. Tapi gua ini dibuat oleh pengelola Gua Kreo.

Tutur Tinular Gua Kreo

     Konon Legenda Gua Kreo tak terpisahkan dengan legenda asal mula nama Jatingaleh, sebuah kelurahan di lereng Bukit Gombel, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Dikisahkan, dahulu seorang wali yang punya kemampuan lebih : Sunan Kalijaga, dapat berkomunikasi dengan tumbuhan dan binatang.  Bahkan, ada pula pohon-pohon yang dipercaya bisa berpindah tempat.

     Menurut kepercayaan masyarakat, kayu jati yang akan digunakan sebagai salah satu saka guru Masjid Agung Demak, adalah potongan kayu dari pohon jati yang berada di lereng Bukit Gombel. Ajaibnya, sewaktu Sunan Kalijaga akan mengambil kayu jati di kawasan tersebut, ternyata pohon jati itu sudah tidak ada.

     Sunan Kalijaga kemudian mencari ke mana pohon jati itu berpindah. Dia terus mencari sampai ke hutan yang saat ini dikenal sebagai kawasan Gua Kreo. Sedangkan tempat asal pohon jati itu kemudian diberi nama Jatingaleh (bahasa Jawa) yang artinya ”jati berpindah”.
     Akhirnya Sunan Kalijaga menemukan kayu jati yang berpindah itu, tetapi berada di tempat yang sulit untuk diambil. Dia kemudian bersemadi di dekat sebuah gua, hingga datang empat ekor kera, masing-masing berbulu merah, kuning, putih, dan hitam. Kera-kera itu menyampaikan niat baik ingin membantu Sunan Kalijaga mengambil kayu jati yang diinginkan. Sunan Kalijaga menerima bantuan mereka dengan senang hati, akhirnya kayu jati itu berhasil diambil dari tempat yang sulit.
     Saat Sunan Kalijaga dan sahabat-sahabatnya hendak membawa kayu jati itu ke Kerajaan Demak untuk dibuat saka guru Masjid Agung Demak, keempat kera itu menyatakan ingin ikut serta. Karena mereka bukan manusia, Sunan Kalijaga keberatan. Namun sebagai balas jasa, kera-kera itu mendapat anugerah kawasan hutan di sekitar gua. Mereka diberi kewenangan ngreho (bahasa Jawa) yang berarti ”memelihara” atau ”menjaga”. Dari kata ngreho itulah nama Gua Kreo berasal, dan sejak itu kera-kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai pemelihara atau penjaga.

   
******
    Sebelum berlanjut, foto dulu di pintu masuk waduk jatibarang






    
     Mencoba Menelusuri kembali informasi yang saya dapat mengenai Keberadaan Petilasan Jati Ombo
Lanjut ke ...: 
       Menelusuri jejak Sunan kalijaga di Jati Ombo, Sodong Jatibarang Kecamatan Mijen Semarang. Lokasi tak jauh dari Kawasan gua Kreo, atau sisi sebelah barat.


Jati Ombo
     Petilasan Jati Ombo merupakan Lokasi Raden Mas Sahid atau Sunan Kalijaga menebang pohon jati (Tectona Grandis)

   
          Selain itu, ada pula legenda di Jati Ombo ini mengenai Abah Sunan Bintulu dan Nyai Siti Khatijah, Bambu Kerincing dan Mata Air yang dipercaya memiliki Khasiat.
    Di Kompleks Petilasan Jati Ombo terdapat namyak mata air yang muncul ke permukaan yang kemunculannya diakibatkan ditebangnya pohon Jati yang digunakan sebagai Soko Guru Masjid Agung Demak. Air dari mata air ini dipercaya dapat menjadi sarana penyembuhan berbagai penyakit, juga dipercaya dapat melancarkan rezeki dan jodoh.
    Selain digunakan sebagai media penyembuhan maupun ritual (bagi kelompok masyarakat tertentu) air di gunakan pula sebagai sendang (keperluan mandi-cuci warga) serta pengairan sawah

@ssdrmk di Jatiombo : foto by maxtrist
Funny Pictures
Funny Pictures in Gua Kreo
     Sebenarnya niat hati ingin melanjutkan menelusuri keberadaan Jatikalang, yang juga punya keterkaitan dengan Sunan Kalijaga mencari Kayu Jati. Namun karena kondisi sudah habis-habisan saya putuskan untuk pulang, dan semoga suatu saat saya bisa menelusuri kembali...
   
Tugu Sedandang
 Saat perjalan pulang, menyempatkan diri ambil gambar Tugu Sidandang, yang bangunanya serupa candi....namun tentunya 'value' nya berbeda.... 
     Kawasan di Sidandang ini konon ingin dijadikan Agrowisata, namun gagal.

To Be Continue.....
-----
Kesimpulan saya pribadi ada 2 masa sejarah yang berbeda di Kreo. Keberadaan / bukti situs tersebut, Menegaskan bahwa sebelum Legenda Sunan Kalijaga datang ke Kreo sudah ada kebudayaan lama.... mohon maaf pengetahuan yang dangkal.. saya ta berani menuliskan lebih lanjut mengenai kesimpulan pribadi saya..... biarlah zaman nanti yang menjawab kebenaran....


Puasa? Mbolang jalan terus ....
saya dan kang trisno

Save This Not Only A Stone
ssdrmk di situs Gua Kreo
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA