Rabu, 18 Juli 2012

Candi Ngawen

Candi Ngawen

Bergeliat, memberi Pesan bagi generasi penerus..
Candi Ngawen
     Setelah ke Candi Gunungsari, perjalanan saya lanjutkan ke Candi Ngawen, Keluar dari Candi Gunungsari ambil kiri ke arah Semarang. Ikuti jalan, kemudian sobat akan temui banyak penjual wajik, sampai kemudian sobat temukan papan petunjuk ini.
sesuai dengan tanda di petunjuk warna hijau tersebut, candi Ngawen berada 2,5 dari Jalan Jogja-Mgl.



     Ikuti jalan tersebut, Sobat melewati SDN Gunungpring 04, tak lama kemudian Lapangan sepakbola, terus saja. Menuju Candi Ngawen sobat juga akan melewati Pemakaman Gunungpring, jika melihat papan nama merupakan makam dari Keraton Jogjakarta (Pangeran Singosari/KY. R. Santri).

     Setelah Kompleks Makam Gunungpring... berturut-turut :

1. Menuju Candi Ngawen : Pertigaan Tikungan ambil kiri
2. Menuju Candi Ngawen : Ikuti jalan utama..    
3. Menuju Candi Ngawen : Ambil Kiri




























Peta Candi Ngawen (dari SPBU)



100 meter kemudian Lalu Sampailah....
Candi Ngawen
      Saat saya sampai di Candi Ngawen, 14 Juli 2012. Sedang ada kegiatan restorasi alias penyusunan kembali Candi Ngawen. yaitu Candi ke 4 dari yang paling utara. Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaitu Venuvana (Sanskerta: 'Hutan Bambu')(sumber : wikipedia)

Sejarah Penemuan

Candi Ngawen : di taman depan candi
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1864 oleh seorang Belanda bernama Hoepermans. Ia menemukan arca Buddha yang telah rusak dan menduga bahwa masih terdapat “sesuatu yang lain” tersembunyi dibawah sebuah bukit setinggi 2-3 meter. Penggalian secara intensif mulai dilaksanakan pada tahun 1899, dan sejumlah ahli arkeologi Belanda seperti Brandes, Van Erp, dan Vink turut turun tangan membantu penggalian. Van Erp menemukan sebuah struktur bangunan yang memiliki desain unik dan diduga sebagai sebuah candi. Pada tahun 1920, sawah-sawah yang mengelilingi area penggalian dikeringkan dan proses ekskavasi dimulai. Restorasi dimulai dari candi induk di bagian utara dan berhasil mengkonstruksi kembali satu candi induk, walau tanpa atap dan banyak bebatuan candi yang harus dibentuk ulang kembali. Mungkin ini alasannya mengapa dinding candi tersebut terlihat sebagai campuran semen dan batu kali, bukan susunan batu andesit. Proses restorasi dinyatakan selesai oleh Perquin pada tahun 1927. (http://www.mblusuk.com)
   
  Ketika tiba di sini, sudah tampak terlihat penataan Candi Ngawen yang lumayan indah, dilengkapi dengan taman, kolam dan tempat duduk. menjadikan penyakit lamaku kambuh: Potoria alias narsiss.
      Batu batuan candi yang belum tersusun ditata rapi terbagi menurut perkiraan reruntuhan dari Bangunan Candi Ngawen. Ada 5 Bangunan Candi di sini, 2 Bangunan besar dan 3 Bangunan Candi kecil yang nampaknya perwara. jika saya boleh mengira.
    Kompleks Candi Ngawen mencakup lima bangunan candi dengan letak berderet. Terdiri dari dua candi induk dan tiga candi apit. Candi induk merupakan candi utama, sedangkan candi apit adalah candi yang letaknya mengapit candi induk. Candi apit juga diartikan sebagai bangunan pendamping candi induk. Karena candi induk diapit oleh candi apit, letak dari candi induk ada pada bangunan kedua dan keempat.
Candi Induk mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Lebih lengkapnya: (saya beri urut sesuai letaknya, dari yang paling utara no.1)
Candi Paling Utara, = Apit 1
Candi Ngawen : Apit 1

Beberapa close up dari Candi Ngawen Apit I :

Terlihat hiasan Kala yang masih tersisa, biasanya ditempatkan untuk hiasan pada pintu masuk. 


Batuan Candi yang berfungsi untuk mengunci....

Beberapa relief ornamen candi yang masih tersisa

Yang tersisa hanya pondasinya saja

Terlihat Relief dewa, yang hanya tersisa bagian bawahnya saja....
Didepan Candi Ngawen : Apit 1

Beberapa close up dari Candi Ngawen  : Candi Induk 1

Candi Ngawen : Induk 1. 

Patung singa yang berada di setiap sisi Candi Induk di Candi Ngawen



Relief yang masih terlihat...

 Disetiap sisi ada tempat untuk arca, yang saat ini entah dimana. Sementara itu diatasnya berhiaskan berbagai macam relief, salah satunya kinara-kinari.
 Kinara-Kinari di Candi Ngawen : Candi Induk 1
Relief Dewa

Kinara Kinari : Mahluk Setengah Manusia Setengah Burung

      Arca Budha dengan posisi duduk Ratnasambawa, sayangnya tanpa kepala. Dan Setiap Arca 99% yang ditemukan pasti kepalanya hilang... entah kenapa....

     Proses Restorasi yang kala itu banyak menemui kesulitan karena banyak batuan komponen candi yang hilang, kemudian perbaikan kembali Candi Ngawen :Induk 1 memakai semen dan batuan. Selain juga untuk memperkuat struktur bangunan candi, karena seperti yang kita ketahui Candi Ngawen terletak dekat dengan Merapi yang rentan terjadi gempa.

Kala di Pintu Gerbang Candi Ngawen : Induk 1

Candi Ngawen : Induk 1 tampak dari samping kanan



Beberapa close up dari Candi Ngawen  : Candi Apit 2

Candi Ngawen : Apit 2
Bersama rekan inilah, saya menjelajah di Candi Ngawen Ini. 

Arca di setiap sisi Candi Ngawen : Apit 2...
(Namun kurang jelas arca, hanya nampaknya arca dengan bentuk/relief penyangga.


Candi Ngawen : Apit 1 
Relief yang masih terlihat jelas.
Sebagian Miring....


Potongan Tubuh arca singa

Kala-Makara Candi Ngawen : Candi Apit 1.
Biasanya Kala berada di Pintu Masuk.



Bersemedi diatas Candi Ngawen : Apit 2... Mencoba merasakan ketenangan



Beberapa close up dari Candi Ngawen : Candi Induk 2

Saat saya ke Candi ini sedang direstorasi, Kemungkinan Bentuk Candi Induk 1 dan 2 Sama.
Batuan Baru, Disusun kemudian baru di pahat.... mungkin saja para tukang pahat batu sekarang generasi yang turun temurun mewarisi keahlian bidang pemahatan batu... semoga hasilnya mirip Candi Ngawen : Induk 1

 Patung Budha, dengan kondisi sama dengan Candi Induk 1. sama-sama tanpa kepala....


Beberapa close up dari Candi Ngawen : Candi Apit 3




Beberapa close up dari di Taman, Candi Ngawen



Sampai Bertemu di Candi berikutnya....

Selasa, 17 Juli 2012

Candi Gunung Sari




Candi GunungSari

Di tempat tinggi keindahan terhampar namun terlupakan
Candi Gunungsari
14 Juli 2012, diluar rencana, perjalanan kali ini ku mengajak seorang rekan yang ketemu di tempat kerja. Tanpa memberi kesempatan berpikir ‘kupaksa’ hehehhe..
Jadilah… berangkat dari Ambarawa jam 10, meluncur ke tujuanku kali ini candi di sekitar Muntilan. Ada 2 petunjuk candi yang saat itu ku sempat melihatnya ketika beberapa pekan lalu liburan ke Jogja bersama keluarga.
Rute yang kutempuh Ambarawa-Jambu-Pringsurat, Grabag Soropadan, Magelang-Muntilan. Sambil mengingat2 keberadaan papan petunjuk kedua candi itu, saya mencoba menentukan tujuan Candi pertama yang saya datangi. Yang pertama kulihat petunjuk Candi Gunungsari, perkiraanku Candi Ngawen setelah Candi Gunungsari, eh ternyata salah…Sempat ‘keblabasen” sampai perbatasan dengan Sleman alias gerbang selamat datang DIY, balik lagi akhirnya berubah deh., tujuanku pertama Candi Gunungsari. Dan ternyata petunjuk Candi Ngawen berada setelah petunjuk Candi Gunungsari.
Dari Arah Jogja. Papan Petunjuk Candi Sari (agak) mudah terlihat, Jika Anda berangkat dari Jogja ke arah Magelang, kira-kira di km 24, Anda akan menemukan perempatan yang dikenal dengan perempatan Gulon. Perempatan ini terletak setelah melewati jembatan baru dan stasiun radio Merapi FM. Beloklah ke kiri (barat) di perempatan tersebut.
 sementara jika sobat dari arah semarang tentu sebaliknya alias kudu nengok kanan terus cari petunjuk. Jika dari arah Semarang,  setelah sobat lewat jalur satu arah, mentok atau kembali ke jalur 2 arah, ambil kiri kira2 ehm…kurang dari 2 km di sebelah kanan (lebih enak, jika pake motor yang boncenger yang liat/cari petunjuk ini, soalnya jika pengendara liat ndiri bisa bahaya…), akhirnya… tepat jam 11.(lebih 15 detik) sampailah.
Papan Petunjuk Candi Gunungsari
Gunungsari atau Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang terletak di Desa GulonKecamatan SalamKabupaten Magelang, Provinsi Jawa TengahIndonesia. Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal. Candi Gunungsari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir (wikipedia)
Ikuti saja petunjuk pertama tersebut, bukan jepretan saya yang miring lho ya…tapi memang masangnya miring..(ups) kena usia atau penyebab lain (baca:iseng manusia).. setelah 1 km, sesuai petunjuk (lumayan kurang tepat jika lihat speedometer motor)… 
Ketemu lagi dengan papan hijau ini…Melihat gunung (background) gambar petunjuk tadi. Saya jadi ingat, pernah membaca blog salah seorang senior di dunia pencari batu… jika candi ini diatas gunung…. Dan harus mendaki…alamak salah kostum nic.., alias saya ga pakai sepatu namun sandal, parahnya sandal yang saya pakai untuk acara resepsi…. Wadoeh….
Benar juga, untuk meyakinkan diri, tantangan yang saya hadapi, bertanyalah pada seorang ibu warga yang kutemui…. “CANDI GUNUNGSARI Berada di Puncak gunung itu mas….., setelah ketemu masjid, mas terus aja naik di samping makam, nanti belok kekiri… ikuti jalan setapak itu sampai puncak.”…. lemes dec…. langsung kebayang di benak tantangan didepan mata.
Motor ku parkir didepan masjid,… sebenarnya sedikit ragu, (aman ga ya), namun Seorang bapak penyari rumput meyakinkan, …. “aman nak, Gapapa parkir disitu, banyak juga peziarah ke makam sering parkir disitu kok…” lumayan tenang.
Rute setapak menjak ke Candi Gunungsari
Langsung di suguhi jalan berundak, alias langsung nanjak… (untung tadi sempet beli air minum, hawa sesejuk langsung meresap, menandakan Gunungsari masih banyak pohon2 besar… sekaligus hawa merinding saya alami (hehehe saya penakut juga nic ) lewat makam… untuk menghilangkan ketakutan, ngobrolah saya dengan rekan seperjalanan…(untung tadi ku paksa ikut)… pertanyaan yang puas kujawab : kenapa makam ada di gunung,,, Ya biar cepet saja naik dan ketemu sama penguasa…hehehhe benar atau salah tau lah…. Yang pasti jika banjir ga ikut kebanjiran…wekekekek. Ati2 jangan kelewat bercanda saat di Gunungsari….
Setelah jalanan berundak2, kemudian jalan setapak. Di jalan ini banyak pula bekas jejak motor trail. Benar juga, ketika berpapasan dengan warga yang sedang mencari rumput soal keberadaan Candi Gunungsari, beliaunya menyuruh untuk ikuti saja jejak trail tersebut.
Jalanan semakin menantang saja, Namun terbayar pemandangan yang menakjubkan…. 
Dari atas gunung ini terlihat kota Muntilan… terlihat juga aktifitas penambang pasir di kejauhan… 







Candi Gunungsari
Dan…. Terlihat sudah papan penanda Candi Gunungsari ….

Mulailah saya bercerita dengan gambar….
Candi Gunungsari
Candi ini ditemukan pada tahun sekitar 1998 secara tidak sengaja. Waktu itu salah satu stasiun TV akan mendirikan sebuah pemancar Puncak Gunungsari. Dari hasil survai, ternyata dilokasi ini ditangkap sinyal yang paling kuat. Akhirnya diadakan penggalian untuk ditempat tersebut untuk membuat pondasi pemancar/tower. Saat penggalian ditemukan banyak batu-batu andesit berukuran persegi baik yang polos ataupun yang berornamen. Setelah penggalian diteruskan, ditemukan lebih banyak lagi batu terpendam di lokasi tersebut dan setelah diamati batu-batu tersebut adalah sebuah bangunan candi maka penggalian dihentikan dan dilaporkan ke BP3 Jateng.(dari cerita masyarakat- mohon maaf saya lupa tanya namanya) 


Keunikan Candi Gunungsari, Mencoba mengumpulkan berserak peninggalan nenek moyang, semoga masih berguna…
Jika hujan, batu mirip lumpang ini penuh dengan air, dari gambar sebelumnya...mungkin saja itu tutupnya, mungkin juga dulunya tempat menaruh abu jenasah raja... siapa tahu...








Di Batuan ini banyak simbol-simbol yang mungkin saja mampu bercerita.













uniknya Candi Gunungsari, dengan ditemukaanya (maaf) mirip model tong sampah modern.... (nyindir BP3nic...di Gunungsari ga ada tempat sampah). Karena bisa dibuka tutup, saya mengira ..mungkin dulunya untuk abu jenasah ya??? mohon dimaafkan jika salah....












di Candi Gunungsari juga terdapat Yoni unik, dengan hiasan kepala singa di ujungnya. singa. Yoni ini dibawahnya juga terdapat kaki-kaki. Namun sayang Lingganya sudah tidak ada.















Yoni dari Candi Gunungsari, yang membuktikan Candi ini adalah candi hindu.

Parade Reruntuhan Candi Gunungsari… (mencoba mengoleksi relief yang tersisa)






kira kira simbol itu apa ya artinya: jika sepintas gambar 2 orang, yang satu berdiri yang satu bersujud... antara raja dan rakyatnya mungkin????

relief hiasan yang masih tersisa


Jika terlalu lama dibiarkan, apakah kuat bertahan dengan kondisi seperti ini..????


Tumpukan batu candi ini konon banyak yang dibawa masyarakat/ warga sekitar, sebelum diketemukanya Candi Gunungsari ini, karena mereka tidak tahu.  Biasanya digunakan untuk material rumah, pondasi dll. kemudian atas perundingan warga, tokoh masyarakat dan BP3 Jateng, kemudian sedikit demi sedikit batuan itu di bawa ke atas gunung lagi. Sebuah usaha yang layak diberi apresiasi.

Monyet di Candi Gunungsari
Setelah cape hilang, saya putuskan turun, tentunya setelah puas mengambil gambar dan berfoto di candi Gunungsari. Saat perjalanan turun, tanpa sengaja saya mendengar beberapa ekor monyet berkelahi dengan suara keras… lagi lagi saya teringat kembali (tulisan di blog itu menceritakan adanya Monyet di Sekitar Candi… adrenalin meningkat, wah moga2 ga ada cerita monyet2 itu kejam, soalnya kami ga bawa perbekalan makanan…., tanda lingkaran merah tampak monyet sebelum melarikan diri karna tau kubidik kamera, takut di upload facebook kali… wkwkwk. Sungguh menyesal kenapa saya ga mengingat keberadaan monyet ini… lain kali pasti bawa buah tangan jika kesini… biar bisa poto bareng.
glosotan di Candi Gunungsari
Naik kepayahan, turun apalagi..tambah kepayahan, sampai glosotan…kali ini kulempar kesalahan pada sandalku saja, yang ga bisa diajak kompromi…
Energi terkuras, ngos2an tingkat tinggi, tapi samasekali alias secuil penyesalan ga terbesit. Pengalaman ke Candi Gunungsari membuatku semakin sadar, peradaban bangsa kita, nenek moyang dahulu sungguh tinggi….. pertanyaan terakhir Bagaimana cara membawa batu itu keatas…..????






Sampai ketemu di Candi Ngawen….
Perjalanan Pulang dari Candi GunungSari
Ciau…

Perhatian: …
Jika Ke Candisari…
1.    Dilarang pake sandal, apalagi sandal untuk resepsi. Pake Sepatu kets/olah raga saya sarankan.
2.   Bawa Oleh2 untuk para monyet… boleh Kacang/atau buah2an…. Jangan coklat,burger/pizza… nanti monyetnya ketagihan.
3.   Bawa Kantung plastik besar, untuk bawa sampah (lebih bagus lagi saat turun kantung plastik itu juga terisi penuh sampah yang banyak di sekitar candi)… Belum ada tong sampah di Candi Gunungsari/ kenapa ya? Mungkin ga ada penjaganya… (rumah u penjaga dah mulai rusak… Plis BP3 Jateng perbaiki dong, jika sudah ada dana restorasi dong… bagus lho untuk wisata religi….
4.   Bawa Air Minum.
5.   Jaga Kesopanan… (ini pesen bapak2 yang saya temui, saya salurkan sobat yang pingin kesana)