|
Yoni Situs Candi Kecamatan Ampel Boyolali |
Kamis, 3 Januari 2018, saya sengaja memberikan judul
'romansa', mengutip komentar mas Seno di facebook. Saya pikir cukup bisa menggambarkan
bagaimana jalan cerita blusukan kemisan ini. Penuh rasa memang... seperti
permen.
Berawal dari hutang janji saya, dengan Pak Nanang K,
beliau yang selalu berkenan guide di
banyak destinasi. Timbulah dalam hati saya untuk membalas dengan gantian
mengantar. Ditambah pikiran saya butuh sekali direfresh.
Setelah kami sepakat, kemisan ini meluncur ke Payungan
Kecamatan kaliwungu Kabupaten Semarang. eh
secara kebetulan istri mampir kantor setelah jemput sekolah Jagad, jadilah
kupaksa ikut. Padahal sejak beberapa malam sebelumnya saya ragu, maju mundur
untuk ngajak istri ‘blusukan kemisan couple’
bersama Pak Nanang dan Istri. Sepertinya yang diatas mengabulkan doa atas ide
saya... hehehe
Berangkat dari perpus Ungaran, jam 12an, tepat ketika
Ungaran hujan deras, jalan raya di sekitar traffict
Light tergenang air luapan selokan kami tetap menerjang. Entah kenapa
semangat saya berlipat, walaupun memang anak yang kecil, kami tinggal. Bersama
keluarga memang nyaman. hehehe... (itu terjawab nanti, tapi tentunya butuh baca
sampai selesai dan menyimpulkan sendiri ya…)
Sesampainya di pertigaan Karangjati, saya melihat motor
Mas Dhany standby di TB beliau.
Sambil nyopot jas hujan, saya WA Mas
Dhany.
Begini Percakapannya :
saya:
yuh...
saya:
kumpul ning pak Nanang
saya
: Kaliwungu
Mas
Dhany :Kpn?
saya
: Ki Aku nyopot Mantol Ning ngarep Sidomuncul
Saya
: saiki
----
Saya tak membalas lagi, saya pikir mas Dhany seperti biasa
saat saya ajak, balasnya selalu ‘durasi mepet’, syndrome keset itu gatel, apalagi ini musim penghujan juga basah
tentunya.
Langsung meluncur ke Rumah Pak Nanang, ternyata Mas Seno
sudah menunggu juga sementara Mas Yohannes pun sudah standby di pertigaan Kecandran JLS. Yang penting saya sudah
ngabari mas Dhany, biar tak di komentari nglimpe.
Melewati jalur memutar depan Hortixxxx kemudian melewati Gembol, ehhh tiba-tiba, ada motor sejajar yang berteriak kencang..... "Weee lhadalah... jebul ngapusi, ga no durasi
ki!!!", Mas Dhany histeris lucu. Sumpah serapah (khas), tapi kami tertawa
bareng setelahnya.
|
kloter 1 : romansa kemisan |
Tiba di Rumah Pak Nanang Mas Dhany masih saja histeris
lucu, kami yang berkumpul dan bersiap blusukan membayangkan pulangnya nanti terpontal-pontal biar tak berselimut
keset teles bin gatel...
haghaghgahg membuat semua terhibur... Salam keset teles!!!..
"Sebelum ke tujuan, Kita Mampir dulu di Yoni belakang
pasar Ampel". kata Pak Nanang. Saya surprise....
berarti tak 100% saya menjadi guide...
hehehe.
Anehnya cuaca menjadi berbeda, walaupun mendung, sepertinya
langit mendukung blusukan kemisan kami yang penuh cerita ini.... menunda hujan.
Apalagi si Jagad bersedia menerima tawaran untuk membonceng Mas Dhany, jadilah
Saya serasa Pacaran, tak mau kalah sama Pak nanang dan bu Wahyuni. Mas Yohanes
dengan anaknya, sementara Mas Seno mungkin ngiri
sama Truk gandeng, sedangkan mas Dhany... jadi ‘mas Nanny’, yen boso jowone
momong… hehehehhehe... Maturnuwun. Semoga pahala surga menantimu. Benar-benar
berkah langit untuk kami berdua.
Singkat cerita, sampailah kami di pasar Ampel, kemudian
ada tetenger Tugu, kami ambil kiri, mengikuti jalan tersebut. masuk ke Dusun Candi Desa Candi. Sebuah nama yang
cukup membuat saya tak fokus dengan jalan yang kami lalui, bagaimana tidak,
saya tengok kanan kiri, sampai-sampai ingin bisa melihat kedua sisi kanan dan
kiri jalan bilamana ada batu ‘mencurigakan’ tak boleh terlewatkan.
Namun karena desa ini bukan dalam planning kami untuk
secara detail kami telusuri, akirnya ya kami lewati. Walaupun dalam hati
terpatri untuk suatu saat kembali atau malah ada pembaca yang tertarik
menelusur, bahkan malah penduduk lokal yang memberikan informasi menarik kepada
kami (saya mewakili siap menerima informasi… heheh)
Setelah melewati perkampungan kami kemudian sampai di
jalan yang membelah persawahan. Ternyata Pak nanang menghentikan laju motornya
dan parkir di pinggir jalan.
|
Serunya Blusukan : Mas Yohanes dan Anaknya Tegar |
“Dapat informasi malah dari sopir truk pasir yang meninggalkan
pesan komentar di grup facebook, tentang watu kuno yang tak terawat di Dusun
Candi belakang pasar Ampel”, cerita pak Nanang awal mendapatkan info Situs ini.
Kami kemudian berjalan menyusuri pematang sawah, Situs
berada di pinggir sawah kering yang saat ini ditanami pohon Sengon.
Yoni berukuran sedang, berbentuk sederhana tanpa motif,
relief. Namun tegas dan berwibawa.
Cerat Yoni masih utuh,
|
cerat.. |
Melihat di lubang pada penampang atas Yoni kotak dan dasar
ada semacam kuncian, saya menduga ini Yoni tapi bukan berpasangan dengan
lingga. Ataukah ini Lapik Arca saya belum dapat memastikan. (semoga para ahli bisa mencerahkan saya...)
|
Lubang Yoni : Mungkin Arca |
Mungkin Arca berada yang berada di atasnya.
|
masih rungkut |
Saat kami berdiskusi dan bersih - bersih situs (walaupun cuma nyabuti rumput sekitar Yoni), ada seorang warga yang mendekat dan
nampaknya tertarik dengan aksi kami diskusi dan bersih-bersih situs.
“Watu itu
awalnya disitu”, beliau menunjuk 4m arah Yoni sebelumnya.
“Sedari kecil Yoni
itu ya begitu tanpa ada arca diatasnya”, cerita beliau saat salah satu dari
kami bertanya dimana Arca/ Lingga berada.
Mbah yadi, beliau menyebut nama. Dengan usia kepala 7, masih fasih
menceritakan beberapa sejarah dusun Candi.
Salah satunya tentang warga yang
pernah familiar dengan ‘Candi Merapi’.
|
Informan : Mba Yadi |
Sesaat radar kami langsung fokus, karena istilah ‘Candi
Merapi’, sesuatu banget bagi kami. “Dulu saat merapi meletus hebat, saat saya
terlupa tahun berapa, sepertinya saat saya masih kecil.
Beberapa Gambar dari beberapa sisi :
Waktu itu sangat
banyak pengungsi akibat letusan gunung berapi dan menempati area diluar
pemukiman asli warga dusun Candi. Sehingga warga menyebutnya Candi Merapi. Bukan
nama dari sebuah Candi seperti candi Prambanan”, cerita Pak Yadi Panjang Lebar.
|
Di Yoni Dusun Candi Ampel Boyolali |
Ekspetasi kami langsung meredup, walaupun kami tetap
menyimpan bara keyakinan penyebutan 'nama Dusun Candi Desa Candi' bukan
sembarangan asal comot saja. Atau malah Yoni ini sebenarnya adalah bagian dari bangunan
suci yang megah dan hanya belum ketemu saja.
Apalagi menurut cerita mbah Yadi, yoni
ini oleh warga dikenal dengan watu sikenteng. Sebuah bukti penamaan yang
identik.
Setelah merasa cukup kami kemudian berpamitan.
Khusus naskah ini…. Kami lanjutkan…. Ke destinasi bonus
(saya menjadi pemandu)
Menuju destinasi selanjutnya.
Masih dengan formasi Couple double (Saya-istri dan Pak
nanang Istri), Mas Dhany yang momong Jagad, Mas Yohanes yang momong anaknya
sendiri dan Mas Seno yang masih saja blusukan sendiri (kalah sama truk gandeng
mas…).
Dari Desa Candi
kemudian kami melewati jalan temus menuju pasar hewan ampel, ambil kiri menuju
Kaliwungu Kabupaten Semarang. Tujuanya adalah Candi Payungan yang berada di
Desa Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Tujuan kali ini adalah
gentian posisi pemandu, saya sekitar 2014 sudah pernah menyambangi situs ini.
Selengkapnya di Link naskah Blog : Situs Payungan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
Biar lebih afdol baca dulu ha...hehehe
|
sudah ada jembatan : candi payungan |
Kondisi sudah agak berbeda, saat ini sudah ada jembatan
bambu yang membuat kita tak perlu lagi berbasah - basah jika musim penghujan
karena sungai mengalir airnya (jika kemarau kering).
Kebun juga berganti
menjadi tanaman suket gajah yang
cukup membuat saya jadi kebingungan karena semua tertutupi.
|
Candi Payungan Kaliwungu |
Sempat bingung
namun spekulasi saya berhasil. Tidak malu karena kesasar.
Dan inilah 5 tahun
kemudian kondisi Candi Payungan.
|
Romansa Kemisan |
Kebiasaan baru kami bila di situs saat blusukan yang
Resik-resik situs, minimal mencabuti rumput. Yang paling spesial ya saat sesi
foto double couple blusukan kemisan.
Semua yang pegang HP langsung memotret kami.. hehehhe.
|
hasil jepretan mas Seno |
Secara Pribadi saya
sangat senang, bisa ngajak istri.
Setelah merasa cukup, sebelum pulang, saya tawari sekalian
jalan pulang berlanjut ke Yoni situs Timpik Kecamatan Susukan (Tahun 2005 masih
satu kecamatan dengan Kaliwungu). Semua sepakat, jadinya saya masih menjadi
pemandu.
|
Saya, jagad dan Istri |
Apa Kabar Lek Suryo
Wibowo….? salam dari kami sekeluarga? Nunggu kabarmu lek…segera…. Hehehehhehe--- yen wani tur lanang tenan sich!
Tak ada kabar lain dari Yoni situs Timpik ini, selain berpindah posisi dari dibawah tangga, saat ini pindah sekitar 2m... plus beberapa saat lalu Bapak Camat Susukan (kata warga) meninjau situs ini sekaligus survai lokasi awal
Yoni ini berawal yang konon menurut informasi terdapat banyak struktur candi
yang bila dibangun besarannya tak kalah dari Candi Klero ataupun Candi Ngempon.
Karena Durasi cukup mepet, saya kasihan Mas Dhanny. Walaupun memang
sebenarnya sudah saya tawari untuk sekalian ke Stupa Situs Tawang Susukan.
Namun phobia keset teles memang menakutkan. Alhasil, tak tega saya rasanya.
Saya dan Mas Dhany pulang terlebih dulu
sedangkan rombongan lain berlanjut ke Tawang.
Mengekor terus dari Desa Timpik ke Sruwen, tapi setelah itu
seperti punya ilmu memindahkan raga saja. Plasss!!! hilang begitu…. Sayapun senyum
senyum bahagia. Tenang tak terpontal-pontal… hahaha
(bisa menyimpulkan sendiri ya....)
Sampai ketemu di kisah seru blusukan selanjutnya….
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
#hobikublusukan