|
Candi Bongkotan, Kertek Wonosobo |
Kamis, 13 Juni
2019. Beberapa tahun lalu, selintas dapat berita tentang sebuah situs di
Wonosobo. Bahkan info tersebut jauh sebelum saya tahu (secara tak sengaja) situs Bogang yang juga di
kota wonosobo, situs Bongkotan ini entah kenapa sangat menarik hati saya...
Setelah sekian
lama keinginan terpendam, akhirnya hari ini bisa saya sambangi candi Bongkotan.
Blusukan Sendiri
sebenarnya tak terlalu asik, tapi bagaimana lagi.... Beberapa yang tertarik ya
hanya sebatas tertarik saja tanpa semangat untuk ikut. Ya sudah.... Blusukan must
go on. Seperti biasanya nyuri waktu kerjaan (niru soalnya.... yang jadi teladan
wae dolan terus) jadi ya coba balance lah. "Kerja terus kapan dolane". Wkwkwk.
|
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang |
dari
kerjaan sekitar jam 9 lebih, lewat jalur Ungaran-Sumowono-Kaloran-Temanggung-Wonosobo,
dengan panduan peta di GMaps saya memantapkan hati, ditambah tawaran Mas Miko
untuk bareng ke Candi Dieng menambah motivasi. Walaupun tentu saja nanti
mempertimbangkan durasi, melihat jalur pulang padat merayap, bersamaan arus
balik lebaran 1440H mestinya butuh waktu panjang agar durasi tak over time.
Juga ketemu
dengan sedulur anyar, Mas Febri yang terlihat dari passion situs nya
sangat menarik. (Sedulur anyar di persitusan adalah penambah suplemen baru
untuk penelusuran, tentu saja tak melupakan sedulur lawas... = Sedulur
saklawase.
|
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang |
Tanpa mengurangi
rasa paseduluran pula, nyuwun pangapunten untuk mas Seto, kali ini memang ku limpe.
Berulang kali merepotkan tentu jadi sungkan.... Heheh. Tapi tenang masih ada
watu gong .....
Tentu saja
memperpanjang tradisi blusukan Syawalan yang biasanya bareng 2 Rekan Komunitas
DEWA SIWA. Lewat GMpas, menuju Candi Bongkotan cukup mudah, walaupun penuh
pengorbanan, jatah beli mie ayam untuk
beli kuota. Wkwkwk.
Singkat cerita,
sampailah saya di Candi Bongkotan.. .
Beruntungnya,
saya ketemu dengan Juru Pelihara, Ibu Siam. Sayang sekali beliau tak berkenan
diambil gambarnya. Saya dapat cerita dari Bu Siam ini pula tentang penemuan
Candi Bongkotan sekitar tahun 1989 pertama kali di ketahui oleh warga
masyarakat, kemudian konon warga xxxxx maaf saya tak tega melanjutkan. Kemudian
tahun 90an dinas terkait (BCB) melakukan penelitian. Maaf untuk data pasti saya
belum tahu kapan kajian dilakukan.
Dari cerita Ibu
Siam, diduga Candi Bongkotan lebih muda
daripada Candi yang berada di Komplek Candi Dieng.
|
Reruntuhan Candi Bongkotan |
Benar benar
Tinggal Reruntuhan saja... kesan pertama saya saat sampai di Candi Bongkotan,
dari jauh yang terlihat ...
|
Reruntuhan Candi Bongkotan |
- jejak sumuran
Candi plus lantai,
|
Sumuran Candi Bongkotan |
Di sumuran ini
yang menjadi 'nyawa sebuah bangunan suci, dimana terdapat 8 unsur batuan
mulia... Entah dimana saat ini.
- Ada Yoni,
tanpa lingga. Bentuk lumayan indah.... Dengan detail relief indah yang mulai aus
dan penyangga cerat berbentuk 2 hewan mitologi kuno : ular Naga dan kita kira
yang masing - masing melambangkan dunia atas dan dunia bawah. Namun sayangnya
keduanya dengan kondisi kepala yang rusak.
|
Yoni Candi Bongkotan |
- terlihat pula
Lapik, dugaan ibu Siam ini bisa Lapik Arca atau tempat menaruh sesaji.
|
Lapik Candi Bongkotan |
- yang menjadi
perhatian saya tentu saja struktur batuan candi yang berdiri tegak, terlihat mirip
lingga namun dengan ukiran yang lebih besar dari Yoni yang berada di pojok
belakang kompleks candi bongkotan.
-Juga terlihat 3
Candi pendamping atau Perwara,
|
Candi Perwara Candi Bongkotan |
Sedih rasanya,
sebuah bangunan suci tinggal reruntuhan.... Walaupun apalah daya saya...
Ketika
berdiskusi, kami (saya, Bu Siam dan Mas Febri) datang lagi Gus Syaiful.... (Di
akhir cerita saya dapat banyak pencerahan mengenai Candi Bongkotan ini).
Jejak Relief,
|
Relief Candi Bongkotan |
Ketika saya
sudah merasa cukup, seperti mendapat jawaban atas rasa sedih saya...., Gus
Syaiful mengajak saya untuk melihat 3 makam kuno. Namun mohon maaf dengan
sangat terpaksa saya tidak mempublish untuk kebaikan semua pihak. Tapi
kesimpulan saya langsung berubah.
Masih bisa
merubah, Candi Bongkotan bukan lagi sebuah reruntuhan jika warga masyarakat sudah
siap lahir batin.... Saya yakin. Bila tidak ada lagi perasaan memiliki yang
berlebihan niscaya Candi Bongkotan akan terlihat nyata.....
|
Pasar Kumandang Bojasari Kertek Wonosobo |
Seperti yang
saya lihat, di samping Candi Bongkotan Ada wisata Tradisional "Pasar
Kumandang", yang pastinya keindahan Candi Bongkotan disandingkan dengan
konsep wisata pasar Tradisional pasti dahsyat... Kalau Gus Syaiful berujar....
Jika SDM siap, pasti akan nampak.... Sesanti yang patut di cermati.
Harapan itu
masih ada..... Saya yakin!
|
kopi khas Bongkotan, Bojasari, Kertek : homemade by Gus Syaiful |
Mampir di rumah
Gus Syaiful, dan saya dapat oleh2 Sebungkus Kopi Robusta khas Bongkotan. Yang
diolah sendiri tangan beliau.... Rasanya ta menyesal saya datang kesini
walaupun saat saya di Candi Bongkotan mengalami hal yang belum pernah rasakan
dari 2010 saat saya keranjingan blusukan situs....
Rem depan motor
yang tak berfungsi dengan baik plus lampu motor mati tak membuat saya
kapok..... Bagi saya itu pertanda.. 3
jam berangkat, sedang pulang hanya 2,5 dan Durasi tetap aman... Plus cerita
berkesan ini bisa saya wariskan ke anak cucu. Sungguh harus bersyukur.
Maturnuwun Mas
Febri, Ibu Siam dan Gus Syaiful
Sampai ke temu
di penelusuran berikutnya
Salam Pecinta
Situs Watu Candi
#hobikublusukan