Arca Durga di Makam Handayaningrat |
Video amatir Yoni Warna warni :
Video Amatir Yoni Karang :
Sebelum bertandang kerumah Mas Yogga, sebenarnya ingin mampir ke lokasi dimana ada Yoni dengan 2 lubang di penampang atasnya, namun ternyata lokasi tersebut terkunci rapat (di pengging). Akhirnya kami langsung menuju rumah beliau dengan melewati Yoni Mie Ayam Pleret Pengging.
Singkat cerita, setelah bertukar kabar baik, ngobrol ngalor ngidul, Mas Yoga menawari kami untuk mampir ke makam Handayaningrat. Mumpung belum hujan katanya. Memang awan pekat menggantung di langit menunggu jatuh saja.
Dari rumah mas Yogga, (karena keluar masuk
gang saya tak mampu mengingat, hubungi saja beliau….hehehe), kira-kira 10 menit
kemudian sampai. Destinasi kali ini terlihat dari kejauhan sebuah pohon yang
sangat besar, ya… makam ada di bawah pohon tersebut.
“Ada
arca Durga Mahisasuramardini di dalam
area makam”, jelas Mas Yoga. Sesaat kami tiba, warga (seorang nenek),
menawari kami bunga mawar untuk nyekar : 10k. Bonusnya kami dicarikan juru
kunci yang memang pagar makam tergembok. Saat menunggu inilah, kami berkeliling
di sekitar makam, disisi makam ada bangunan peristirahatan para peziarah yang
juga dilengkapi bagan silsilah Handayaningrat yang juga adalah menantu Raja
Majapahit : Brawijaya V, istri dari Putri Retno Pembayun.
Kami kemudian bergerak disisi yang lain,
yang lumayan rimbun oleh beberapa pohon, ternyata jejak sebuah bangunan masa
lalu pernah ada disini, salah satu bukti ya ini, Kemuncak :
Kemuncak di Makam Handayaningrat |
Cukup lama, nenek tadi mencari juru kunci
makam, terus telang kami gelisah, karena angin mulai bertiup kencang dan hujan
hanya menunggu waktu saja.
“Nyuwun
sewu nak, wau kulo teng saben”, jelas Kakek juru kunci sambil membuka
gembok gerbang makam. “Monggo, Ki Ageng
niku (sambil menunjuk sebelah kanan), ingkang sebelahipun ingkang garwa”,
jelas beliau.
Dengan
berdoa sebisa kami, sekaligus mohon ijin kepada Ki Ageng ingin
mendokumentasikan arca durga.
Setelah selesai, kemudian kami menaburkan
bunga mawar ke makam dan beberapa titik termasuk di depan arca Durga yang masih
ditutupi kain.
Kami bertiga, saling berpandangan mata,
terlihat jelas kode bahasa tubuh kami semua meyiratkan tak berani untuk minta
ijin. Karena kami tahu Arca ini begitu di keramatkan. Namun, kami tetap mencoba
mencari cara, karena tujuan kami semata-mata baik adanya. Agar cerita peradaban
tak lenyap begitu saja. Semoga terjaga niat kami.
Tanpa kami sepakati, di waktu yang sempit…
akhirnya kami menyingkap kain dan segera menyentuh langsung, senang rasanya
bisa melihat hasil olah budi olah karya leluhur.
Karena kami takut, beberapa foto saya
pribadi tak bisa kami lihat, blur
semua padahal Lek Suryo saya foto hasilnya oke, plus hanya beberapa saja kami
sempat mengabadikan.
Arca Durga.
Arca Durga |
Kondisi
sudah di cat hitam mengkilap.
Kondisi
ukiran tangan lumayan terlihat jelas, hanya kepala arca yang musnah.
Namun
perbawa arca ini masih kuat kami rasakan.
Semoga
tetap mulia dan lestari,
Selain
adrenalin karena waktu yang sempit (=baca juru kunci tak lihat aksi kami) hujan
mulai deras, sederas-derasnya, maka terpaksa kami menyudahi.
Karena waktupun sudah mulai petang, walaupun hujan sangat deras,
tapi kami bertiga sepakat untuk kembali ke rumah Mas Yogga Wahyudi dulu,
sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Sebelum Pulang, selain dapat blusukan
plus, kami juga dapat "cakar bakar super pedass", cocok sekali suasana sore,
hujan dan hawa yang dingin… Matursembahnuwun mas Yogga….