Watu Lumpang Seleses |
Rabu, 23
Maret 2017. Kali ini berawal dari ketidaksengajaan melihat sebuah postingan
dari Tapak…., di Grup Ambarawa tentang watu Lumpang. Segera saya kumpulkan
beberapa informasi keberadaan watu lumpang tersebut dari komentar dari
postingan tersebut. (Kalimat ini atas perkenan ijin dari beliau mas Tapak
Sakti: masih menunggu permitted). Kenapa saya sangat ingin langsung menelusuri lokasi? Jawabanya, Karena
beberapakali saya menelusur sumber Air Seleses ini hasilnya nihil. Dibeberapa
naskah sebelumnya pernah saya tulis, dan yang paling mencolok adalah telah
hilangnya Golek Kencono : diduga Arca
dewa Siwa dari kawasan di mata air seleses ini.
Ketika saya
mendapati informasi keberadaan ‘teman’
lain yang mungkin saja berkaitan dengan keberadaan golek kencono tadi maka saya tak menunda waktu. Di area ini, tak
terlalu jauh ada beberapa tinggalan seperti struktur bangunan suci (=candi),
juga yoni menjadi bukti nyata, sebuah peradaban yang luhur masa itu yang
bersemayam disini.
Dan kebetulan
saat saya berkomentar di status tersebut, ada rekan merespon “sang absurb” Mbah Eka, = status e belum
jelas tapi dedikasi atas pekerjaane saya akui joss gandhoss..--- end. Singkat cerita kami janjian di
Perpusda Kab. Smg (alun2 lama Ungaran) –tempat kerja saya---. Start jam 3 sore, walaupun langit gelap berarak,
namun tak menyurutkan semangat kami. Melalui jalur belakang, setelah melewati
dusun demi dusun sampailah kami di depan sebuah pabrik (Tahu mungkin), di bawah
sumber mata air Seleses (Yang entah mulai tahun berapa sudah diambil PDAM, dan
hanya menyisakan beberapa puluh debit air untuk pertanian).
Berbekal
Informasi, “Didekat PDAM, dibelakang POS
Satpam.” Dari gambar yang diposting juga menambah pelengkap petunjuk bagi
kami.
Di pinggir kali, dibawah pohon kresen kami turun....
Berada di sungai yang jernih. Dan beberapa detik kemudian setelah kami
meminta ijin security, kemudian kami
telusuri tepian sungai di samping kanan Pos satpam.
Dan
Ketemulah,
Watu Lumpang Seleses |
Berada di
lereng sungai, diantara bebatuan alam dan ditutupi rumput liar, maklumlah
banyak orang yang tak mengetahuinya…. Hehehe security yang kami minta ijin saja malah tanya, “Apa iya ada mas?”, hehehehe. (seperti
yang Mbah Eka ceritakan ulang kepada saya.). Untung Mbah Eka bawa pisau
lipatnya, setelah saya bersihkan secukupnya mulailah kami mencoba secara detail
mendokumentasikan gambar Watu Lumpang Seleses.
Watu Lumpang Seleses |
Beruntungnya,
tas ransel saya ada meteran, untuk mengetahui dimensi lumpang ini, bejo double…
kamera Nikon bernomor seri kantor masih di Tas Ransel, karena sebelumnya
mendokumentasikan kegiatan di Perpus Ambarawa. Keberuntungan saya berlipat-lipat
dengan satu titik cerah di seleses ini.
Watu Lumpang Seleses |
Bentuk
Lumpang tak bulat sepenuhnya, melihat dari cirri fisik lumpang nampaknya
beberapa mengalami kerusakan sehingga membentuk sudut bukan bulat sepenuhnya.
Dugaan saya terbentur batuan yang hanyut karena banjir. Perdebatan lumayan
seperti debat pilkada terjadi antara saya dan mbah eka insitu atau Lumpang ini
hanyut terbawa aliran = posisi asli diatas, dibukit yang sama dimana golek kencono’ berada.
Watu Lumpang Seleses |
Setelah kami
nongkrong agak lama disertai berbagai pandangan dan ilmu kira-kira, kesimpulan
sementara dari berbagai asumsi, berbagai argumen lumpang ini insitu, alias dari
dulu dilokasi ini..
Tapi pasti berkaitan dengan beberapa peninggalan di area
Seleses ini.
Watu Lumpang Seleses |
---sekali lagi kami mohon kiranya dimaklumi, pengetahuan kami
hanya tak sedalam laut atlantik (rodo lebay)--- mohon pencerahanya para ahli.
Adapun
berbagai dugaan fungsi lumpang pada masa lalu, tak akan saya bahas disini, para
ahli pasti lebih tahu… hehehehe.
Batu-batu
yang berlimpah disungai ini, dan Lumpang diantaranya,
Rasa
penasaran yang rasanya ingin keluar dari angan-angan, kemudian kami mencoba
menyusuri hulu sungai, karena kami yakin tak hanya watu lumpang ini saja. Untuk
kali ini kami tak menemui hasil, namun keyakinan kami suatu saat akan berjodoh.
Tapi keanehan yang kami lihat, hulu sungai ini tak ada aliran air… maaf kami
terlupa mendokumentasikan hulu sungai dimana berada di area mata Air Seleses
yang suasanya sungguh ‘berbeda” dengan puluhan pohon besar dan tua-nya…
Artinya ; walaupun air sudah disedot habis PDAM, pohon-pohon besar ini tetap
menjaga aliran air untuk pertanian warga. Yang Kuasa memang adil… Semoga
manusia tetap adil untuk merawat pohon pohon ini.
Di Gerbang batu Seleses, berlatar belakang
Mata Air Seleses.
Karena waktu durasi masih longgar, kami
mencoba melanjutkan ke satu daerah bernama Si Petir-Sikreo, dimana ada beberapa
Arca yang terpendam di lumpur sawah. ---Tunggu saja naskahnya--- Karena masih
terpendam dan padi nya belum panen.
Salam
Peradaban !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar