Situs Makam Gandekan, Harjosari Bawen |
Kamis, 2 Maret 2017. Terusan dari Penelusuran Jejak Peradaban di Tegalgogo Kel. Wujil
Kec. Bergas Kabupaten Semarang, karena batas waktu masih lumayan tersedia. Saya
dan mas Nungki ditawari berkunjung ke Makam Gandekan oleh Lek Suryo. Dimana
dimakam tersebut banyak struktur Batu Candi yang di pakai untuk makam keramat.
Berawal dari Blusukan beberapa waktu sebelumnya, dimana saya saya tak ikut,
konon ceritanya berjodoh ketemu dengan jejak peradaban Makam gandekan ini di
detik detik akhir dimana sang Bhagaskara beranjak tenggelam di gantikan oleh yang elok ‘Sasadara’.
Penelusuran 1 |
“Ki amargo bocah uyeng-uyenge 2, yen wis
peteng metu landhepe”, jelas salah satu dari rekan saya.
Dari Wujil
Bergas, kami menyusuri jala perkampungan melewati Kalitaman, Bergas Lor-kidul, Samban-Srumbunggunung(jimbaran)
kemudian Gandekan (Harjosari). Paling mudah adalah Pabrik APAcinti Bawen,
Posisi Makam ada didekatnya.
Makam Nyi Gandek |
Di sektar area ini ada beberapa jejak peradaban
berbentuk situs purbakala salah satunya Yoni Gandekan. Hanya sedikit orang yang
tahu, tentunya terkecuali yang berdomisili di Gandekan Harjosari pastilah tahu
Makam ini. Makam Ki Gandek dan Nyi
Gandek.
Berada di
puncak gumuk (bukit kecil) dimana
makam Gandekan ini berada. Menurut warga, nama Gandekan asal muasalnya dari nama
sing mbabat alas alias yang
pertamakali membuka hutan untuk perkampungan yaitu Ki Gandek dan Nyi Gandek.
Jadi bukan gandekan bahasa yang itu Mas Dhany Putra.. hehehe
Kalau dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, tulisan bapak W.J.S. Purwodarminta… Kata 'Gandek" berasal dari bahasa Jawa yang berarti suruhan raja
Seorang warga
yang kami jumpai, berpesan ketika masuk area makam Ki Gandek dan Nyi Gandek
Alas kaki dilepas, makam dikeramatkan, dirawat dan dijaga kebersihan serta kelestarian
oleh warga, sering pula warga dari jauh datang untuk ziarah, berbagai acara
Kampung seperti nyadran, sedekah bumi, dll juga dilaksanakan diarea
ini.
Makam Gandekan |
Berbagai
bentuk Batu Candi yang ditata sedemikian rupa membentuk Kijing=nisan=makam.
Saya tak akan membahas Detail- Saya tampilkan Gambar saja
Makam Keramat Gandekan |
Ditambah keberadaan watu candi di makam umum desa Gandekan, yang terletak di lereng bukit bawah makam Keramat gandekan ini. (Saya masih nunggu kontributor foto dari rekan raja PHP = yang kali ini saya limpe--)
Hipotesis
yang pertama tentu saja makam ini berada di gumuk, dimana ciri khas sebuah
bangunan suci masa lalu yang berada dipuncak gunung/ bukit agar semakin dekat
kepada sang Maha Kuasa. Yang kedua, di area ini konon dulu dekat dengan sebuah
petirtaan--Sendang suci—kuno yang saat ini sudah ditutup dengan lantai/ pondasi
industri (mencoba mengupas ingatan atas obrolan dengan rekan). Hipotesis yang
ketiga. Kemudian keberadaan Yoni yang cukup besar serta sumur kuno dan bekas
pondasi di dekatnya (namun sudah musnah) menandakan adanya area ibadah dan
pemukiman disekitar Gandekan ini.
Mie Ayam Black Cafe |
Bukti selanjutnya,
di seberang jalan nasional Solo-Semarang, ditengah pemukiman warga ada barisan
3 yoni serta di makam sebelah desa tersebut ada struktur bangunan candi dan
bekas petirtaan kuno yang sayangnya Arcanya telah hilang dicuri mafia! Belum lagi tulisan Seorang pendeta kerajaan
Padjajaran yang melakukan perjalanan ritual suci mengitari Gunung Suci di Jawa,
beliau pernah singgah di Gunung Karungrungan (=Ungaran) tentunya berkaitan
dengan sejarah, konon pernah dipindahnya ibukota kerajaan Dari Kawasan Dieng
Plateau ke Lereng Gunung Ungaran. Keberadaan pusat kerajaan tentunya banyak
pula bangunan suci.
Maaf 3 alinea
saya diatas hanya dugaan saya tentang bangunan suci yang mungkin ada di Gumuk,
di Makam Gandekan ini. Ketika dugaan-dugaan
itu bermunculan, disertai dengan keberadaan jejak peradaban yang tertinggal
menjadi konsep berpikir bagi saya pribadi…. “Terserah Kalian Mau berdebat apa, Disini dulu ada bangunan!”, itu
kesimpulan saya.
Sebelum
mengakhiri penelusuran kamisan ini, seperti biasa wisata kuliner terlebih
dahulu, saat berangkat tadi kilatan mata melihat tulisan Mie Ayam Rp.6000,- jadilah
… di Pertigaan menuju pertapaan Kendalisodo-Doplang. Trio Kemisan, Jejak Peradaban,
Makam gandekan |
Salam
Peradaban!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar