Destinasi #8 Lapik Arca
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Setelah dari Yoni Tidaran Secang,
kami melanjutkan penelusuran informasi masih dari kang Adji Negro. Arahnya dari
Tidaran menuju Secang, kemudian kami mengikuti Petunjuk dari Kang Adji : ”Dari daerah di pinggir jalan yang membuat
tas krombong plastik. Sebelah kiri ada jalan menurun tajam, Ikuti jalan
tersebut”, jelas Kang Adjie.
Kami menyusuri jalan aspal nan curam
tersebut, berganti naik menanjak, kemudian sampai berganti dari aspal menjadi
jalan berbeton. Pertigaan lurus terus, sampai ketemu dengan gang sebelah kiri. Tak
menunggu waktu lama, ikuti gang tersebut lalu sampailah.
Nampak
didepan rumah lapik arca panjang, yang saya baru pertama kali menjumpai. Sangat
amazing bagi saya. Dan kebetulan
sekali bagi kami, tuan rumah lengkap dengan sangat ramah menyambut kami.
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Setelah menjelaskan secara singkat
maksud kedatangan kami, dan kami minta
ijin untuk mendokumentasikannya. Kami dikejutkan dengan, “Di belakang rumah ada 2 lagi mas, namun lebih kecil dan kotak”,
jelas Bapak Dahro “Selain itu ada juga batu
bata jumbo (banon) dan terakota”, tambahnya.
Surprise sekali, Sampai-sampai
rasa lapar kami hilang berganti menjadi energizer
180%. (bukan hilang, tetap lapar namun kami tahan).
Kami langsung mohon ijin melihat 2
lapik yang berada di kebun belakang rumah.
Di perjalanan menuju kebun, kami
menjumpai pula batu bata kuno jumbo yang berserakan, sebagian tertata nampak di
undakan menuju tanah kebun.
Lapik
#2,
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Posisi tergelempang, konon sudah
dari dulu begitu, seperti yang beliau ceritakan kepada kami. Bentuknya mirip
dengan Yoni, ada cerat, ada pula pelipit di badan Lapik, Yang membedakan hanya
tidak ada lubang ditengah penampang atas tempat dimana lingga berada.
Di Cerat, ada relief trap-trapan
bulat (maaf saya tak tahu istilahnya)
Kami tak tahu kenapa Lapik ini masih
diposisi tergelimpang begini, padahal
menurut cerita Pah Dahro, pihak purbakala pernah menginventarisir 3 lapik
ini.Kenapa ya????
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Agak konyol, kami mencoba membalik…
dan tentu saja… walaupun dua orang se-centi pun tak bergerak lah Lapik ini…
ehehehehe… tentu saja bukan karena penagruh kami belum makan siang.
Bukan itu…
Tapi tentu karena batu andhesit ini berkualitas istimewa.
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
10meter dari lapik yang glimpang ini, ada lagi…
Lapik
#3,
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Masih berdiri dengan gagah, dari cerita
pak Dharo pula, Lapik ini masih insitu
dan benar-benar belum pernah digeser barang sejengkalpun.
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Lapik ini layaknya saudara kembar identik dengan lapik yang glimpang tadi. Ukuran, bentuk dan hiasan
nya sama persis hanya berbeda nasib.
Bagai Pinang Dibelah 2 hiasan pada
ceratnya ;
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Lek
Wahid sih bilang, “Yang glimpang kui pas
Upacara rung sarapan, dadi semaput”, seketika mengingatkan saya untuk
segera makan! Hehehehehe
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Bukannya kami membeda-bedakan
perlakuan (2 lapik waktunya tidak sama dengan 1 lapik panjang), namun ada
faktor tambahan, keluarga besar sekali nyamuk menyambut kami. Untungnya
golongan darah saya beda dengan Wahid. Dia menghadapi 10 saya Cuma 2 ekor, itu ibaratnya…
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Kembali ke Lapik Panjang di Halaman depan rumah, Seperti Janji Bapak Dahro Kami ditunjukkan antefik, terakota.... Sangat Indah Sekali
|
Antefik Pendukung 3 Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Penampang atas yang berukuran panjang, membuat kami menduga... lebih dari 1 arca kah? 3 bahkan muat... Tapi arca apa sajakah kami tak bisa mengira lebih lanjut. (Semoga ada yang berkenan memberi pencerahan)
|
Lapik Arca di Desa Candisari Secang magelang |
Di ujung cerat (tempat air mengalir keluar) ada hiasan unik,
Penyangga Cerat berupa ular,
Salam
Pecinta Situs dan Watu Candi
|
Lapik Arca Candisari Secang Magelang |
Beribu terimakasih atas keramahan nya
segenap keluarga Bapak Dahra, (Ibu nya malu foto keluarga… hehehehehe).
Saat kami berpamitan, tiba tiba Bapak Dahro menawarkan kami untuk melihat pula watu purbakala lain, tanpa berpandangan lagi... kami mengekor puteranya Mas Agus Janokonakal untuk diantarkan ke lokasi.. (Bersambung)
Nb
:
1. Penelusuran
Berlanjut
2. Kami
saya sarankan membawa lotion anti nyamuk….