|
Arca Ganesha Silurah, Batang |
Minggu 24 Januari 2016
|
Peta Batang |
Dari Kecamatan Gringsing kami keluar menuju Jalan Pantura, kemudian seperti tergambar di peta yang jadi pedoman kami (peta batang), kami kemudian langsung menuju Subah, (rencana yang telah kami buat rute Subah-Pecalungan-Bandar-Wonotunggal-SILURAH).
|
ngopi - udud dulu |
Sampai di pasar Subah kami rehat sebentar untuk sekedar mengisi perut dan mengobati dahaga, selain mengecek beberapa info/ pertanyaan saya tentang situs di sekitar subah (dari info telat kang Rahwan, ternyata ada satu yang terlewat : Yoni Kemiri Subah, yang ternyata sudah terlewat), Kembali lagi lumayan menghabiskan waktum padahal tujuan utama kami Arca Ganesha Silurah. Jadi Kami Putuskan blusukan lintas kota next saja.
Karena tujuan kami masih jauh, sebentar saja, 2 batang rokok lah. Kemudian Kami melanjutkan perjalanan. Beberapakali bertanya, karena minim petunjuk arah (Bagi kami orang luar batang, harap maklum. Tak tahu medan dan sangat mengandalkan papan petunjuk).
|
@ssdrmk : menuju silurah Batang |
Akhirnya sampailah di Gerbang Selamat Datang Kawasan Silurah, Tak Sabar rasanya, Segera sampai.... Finally
|
di gerbang silurah, batang |
'Ritual perpisahan', sebelum memasuki gerbang desa Silurah, dengan Motor saya yang sudah menemani blusukan kemana saja sejak tahun 2010
Belum banyak dilakukan penelitian dan kajian tentang situs silurah ini, hanya diketahui keberadaan Prasasti Canggal diduga mempunyai keterkaitan dengan Silurah. (Prasasti Canggal pernah saya unggah di naskah Candi Gunung wukir, dimana prasasti itu ditemukan)
|
Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang |
Prasasti Canggal sebagai bukti sejarah Indonesia yang dibuat pada tahun 732 M atas perintah Raja Sanjaya menyebutkan bahwa “di Pulau Jawa yang masyhur ada seorang raja bernama “Sanna” atau Mahasanna (Sanna yang agung), yang memerintah rakyatnya dengan adil dalam waktu yang lama. Mahassana kemudian berubah menjadi Mahasin, yang kini dikenal dengan sebutan Masin, sebuah desa di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
Pada tahun 684 M Mahasin digempur oleh Sriwijaya. Senna bersama dengan putra mahkotanya lari selatan mendirikan padepokan di Desa Silurah, ditandai dengan adanya situs misterius dengan patung Ganesya dan peninggalan purbakala bercorak Hindu lainnya, sedangkan Sanjaya sebagai putra mahkota diungsikan ke daerah gunung Merapi. Itulah penjelasan yang dikutip situs pemerintah setempat. (sumber : kompasiana)
|
Dari Sisi Belakang : Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang |
Dari beberapa sumber yang saya baca terdahulu, ada mitos di Silurah ini. "Bila seorang mempunyai jabatan datang ke situs ini niscaya akan terjadi masalah".
Dari wikipedia : Ganesa (Dewanagari): adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umatnya, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan.
Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Sementara dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).
Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan".
Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.
Di samping arca Ganesha Silurah ini, tepatnya disebelah kiri dengan posisi lebih rendah berlantai plester biasa, arca tanpa kepala : konon menurut info yang saya dapat Arca ini adalah dewa Siwa.
Keterbatasan informasi, arca ini insitu atau pindahan saya belum jelas. Namun bila benar ini dewa siwa...
Ganesha kan anaknya, "lha apa ga kuwalat? posisinya diatas Siwa?"
heheheheh... cuma mengerutkan dahi saja... tak lebih.
|
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang |
Esensi Arca ini memang tlah hilang, sejak dipenggalnya kepala arca. namun bagi saya pesona arca ini masih mengagumkan.
Walaupun jejak vandalisme terlihat jelas, Namun aura wibawamu masih terlihat jelas.
|
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang |
|
Dari Belakang : Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang |
Sayangnya ada pemasangan MMT di depan arca ini, sehingga pemandangan cukup mengganggu. MMT di depan Arca Dewa Siwa, saya pikir ini mengganggu pemandangan, walaupun tujuanya memang baik.
|
mmt tutupi arca siwa |
Ada narasi tentang Arca Dewa siwa.... Namun malah nutupi arca Desa Siwa. (Semoga yang tersindir tak mengapa).
|
Relief Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang |
Detail relief Arca Dewa Siwa
|
Umpak Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang |
Selain Keberadaan Arca Ganesha dan Siwa Juga terdapat umpak dan watu candi lain. Umpak di tempatkan di sebelah kanan ganesha dekat pagar masuk.
Adapula beberapa struktur watu candi yang ditata di sekitar rumah arca ini
|
watu candi berpola, Silurah batang |
Watu candi kotak dan berpola yang ditata di jalan sebelum pintu masuk rumah arca
Cerita sisi yang berbeda : Awalnya, naskah ini saya rencanakan ada detail foto dari arca Ganesha. Saya sudah pesan Lek Trist. Namun setelah saya tagih jawabanya : "Hilang semua file foto yang didalam pagar, tak logika, padahal foto diluar masih ada", jelas Lek Trist. Kami memang memaksa masuk area rumah arca ini untuk mendapatkan foto secara detail, mungkin itulah yang menjadikan foto di kamera lek Trist Hilang. "Padahal sudah uluk salam", "Saat lompat pagar kakimu injak umpak ga?"tanya saya. Hanya terkekeh... dan langsung..."Pasti itu, ada yang tak berkenan", jawab saya. "Ya Sudah lah"... yang penting niat kami menelusuri jejak peradaban leluhur dengan 'uri-uri' peninggalan nya sudah terlaksana. Mohon Maaf dan ampunan jika tak berkenan, lain waktu kami kembali dengan lebih baik lagi.. Mohon maaf penjaga/ juru kunci, lain waktu kami kesini di waktu yang agak siang.
|
gambar kami samarkan |
Untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras, Bekal dari Lek Tristno kami buka di Warung dekat Rumah Arca ini. (Maturnuwun ibu yang punya warung. Beberapa propertynya kami pinjam sebentar untuk makan. Piring dan Sendok, Bila ada yang cuci piring tak bersih cari Saja yang namanya Lek Suryo di facebook.. hahahaha video nya :
|
melepas penat setelah menelusur silurah |
Karena Hari sudah beranjak Gelap, Kami putuskan petualangan Silurah ini usai. Perjalanan nampaknya lebih berat. karena jalan pulang sangat menanjak....... no pict, no video... melangkah saja susah, teramat berat, jadi ta sempat ambil gambar.
Trio Blusukan Lintas Batas Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist :
|
di Situs Silurah batang |
Mari Kunjungi dan Lestarikan