Petirtaan Argosumo |
Sabtu 18
Mei 2019. Puasa bagi banyak orang memang mempengaruhi aktifitas di luar ruangan,
namun bagi kami… “Ngelak-Ngelih… Wani!”. Sebelumnya saya akan bercerita dulu,
layaknya intro sebuah lagu.
Lama tidak
melihat watu, ternyata berpengaruh bagi saya pribadi. Entah karena padatnya
pekerjaan hingga terasa penat.
Beberapakali merencanakan blusukan namun gagal terus karena berbagai hal.
Padahal destinasi mudah sudah direkomendasikan oleh pak Nanang (sampai
koordinatpun sudah jelas). Rasa gemas karena gagal blusukan, ditambah lagi saat
sehari sebelum puasa kedatangan 2 rekan yang ‘njanur gunung’ alias
ndengaren kalau di terjemahkan kurang lebih tumben Mas Eka Budi dan Mas Widjatmiko sudah didalam rumah saya
plus tertawa ngekek. Sempat kaget, apakah ini mimpi (lebay)…
Mereka berdua
nampaknya sedikit pamer (mungkin tahu) dari Candi Argosumo plus ke petirtaan di
dekatnya (saya 3 kali ke sana ga ketemu), “Sekalian padusan”, jelas Mas Eka
Budi Nampak pura-pura polos…. Wkwkwkkw. --- Link Cerita Mas Eka budi : (Link Blog cerita Mas Eka Budi)
Mas Widjatmiko, Saya dan Mas Eka budi |
Sampai
kamis kemarin, disaat hampir putus asa (bukan melebih-lebihkan, tapi suasana
hati saya memang demikian), eh... Mas Age Kharisma ngajak saya menelusuri jejak
peninggalan di area Nglimut Gonoharjo.
Tanpa pikir panjang segera ku terima dan mencoba lobi (3 hari lobi akhirnya istri acc…. Wkwwk) juga ngajak beberapa kawan, Pak Nanang dan Mas Eka Budi, juga lempar ajakan di grup WA. Namun Akhirnya…. hanya kami, (Saya Mas Age dan Pak Nanang - Bu Nanang sing puasa Ngelak Ngelih... Wani! Blusukan)
Tanpa pikir panjang segera ku terima dan mencoba lobi (3 hari lobi akhirnya istri acc…. Wkwwk) juga ngajak beberapa kawan, Pak Nanang dan Mas Eka Budi, juga lempar ajakan di grup WA. Namun Akhirnya…. hanya kami, (Saya Mas Age dan Pak Nanang - Bu Nanang sing puasa Ngelak Ngelih... Wani! Blusukan)
Tiket Gonoharjo |
Kami sepakat berjalan pelan-pelan untuk menyimpan energi. Hari ini sangat sepi,
pengunjung nampaknya hanya kami berempat. Saat melewati Kolam renang, struktur
kemuncak yang berada dibawah pohon kresen tak ada lagi (Pohon kresen juga telah
ditebang) Baca link naskah saya saat kesini (saat struktur kemuncak itu masih
ada). Semoga pihak terkait yang menyimpan. Pengelola mengamankan, bukan mebuang
nya di jurang seperti banyak struktur yang terlanjur berserakan dibawah kolam
renang ini. Semoga.
Kami terus
berjalan, beberapakali istirahat. Tentu puasa memang mempengaruhi laju kami.
Tapi kami bertekad tetap kuat. “Ngelih-Ngelak… Wani! Blusukan.
Di sebuah
jalan menanjak, masih seperti dulu mulai ada beberapa struktur batu candi yang
berserakan. Teringat cerita Mas Miko-Mas Eka tentang keberadaan Jaladwara yang
terpotong (saluran air) di tempat dulu saya dan Mas Setiawan (kawan dari
Kediri) saat ini memang lebih terlihat jelas. Struktur Batuan Candi di sepanjang jalan menuju Candi Argosumo :
Di Naskah saya dulu, kami (Saya dan Mas Setiawan) sempat mereka-reka bagian saluran air ini... cek di link : baca juga ya, klik tulisan ini
Teringat dengan cerita Mas Eka Budi, Kami kemudian mencoba sedikit menelusuri bagian lebih atas, di area datar. Saya yakin dulu belum ada :
Di Naskah saya dulu, kami (Saya dan Mas Setiawan) sempat mereka-reka bagian saluran air ini... cek di link : baca juga ya, klik tulisan ini
Teringat dengan cerita Mas Eka Budi, Kami kemudian mencoba sedikit menelusuri bagian lebih atas, di area datar. Saya yakin dulu belum ada :
Kami
kemudian melanjutkan perjalanan… Sampai di
Candi Argosumo, kami melepas lelah dan mendokumentasikan.
Candi Argosumo, Boja |
Setelah
cukup. Kami kemudian mencari dimana Petirtaan berada. “Maju arah Air Terjun 50m
ambil kanan.
Gila!.... 3kali saya ke Candi Argosumo dan 1 kali melewati jalan menuju Air Terjun kok bisa tak mengetahui Petirtaan ini. Berarti mungkin saya kurang peka.
Seingat saya dulu tak ada jalan menuju petirtaan, juga di area ini rumput sangat lebat. Tapi segera move on saya kemudian mencoba merekontruksi ulang cerita Mas Miko yang menjelaskan bagaimana dugaan bentuk bangunan pentirtaan ini. Tapi memang yang pasti saling berhubungan dengan Candi Argosumo. Konon setiap ritual suci yang dilakukan, dimulai dengan bersuci di petirtaan.
Petirtaan Argosumo |
Gila!.... 3kali saya ke Candi Argosumo dan 1 kali melewati jalan menuju Air Terjun kok bisa tak mengetahui Petirtaan ini. Berarti mungkin saya kurang peka.
Seingat saya dulu tak ada jalan menuju petirtaan, juga di area ini rumput sangat lebat. Tapi segera move on saya kemudian mencoba merekontruksi ulang cerita Mas Miko yang menjelaskan bagaimana dugaan bentuk bangunan pentirtaan ini. Tapi memang yang pasti saling berhubungan dengan Candi Argosumo. Konon setiap ritual suci yang dilakukan, dimulai dengan bersuci di petirtaan.
Terlihat
jelas sisa tatanan struktur batu petirtaan yang masih tertata, yang memberikan
gambaran imajinasi kemegahan bangunan ini dimasa lalu.
Agak keatas, terlihat jejak longsornya tanah diarea ini. Dugaan kami, bangunan utama sudah -longsor. Atau jangan-jangan Candi Argosumo ini bangunan insitunya berada terletak di petirtaan ini?
Agak keatas, terlihat jejak longsornya tanah diarea ini. Dugaan kami, bangunan utama sudah -longsor. Atau jangan-jangan Candi Argosumo ini bangunan insitunya berada terletak di petirtaan ini?
Sebuah pertanyaan yang misteri jawabnya. Namun saya
memang butuh pencerahan. Sambil nunggu narasi komplet dari Mas Widjatmiko.....
Age Kharisma, Bu Wahyuni, Pak Nanang dan Saya : |
Sampai ketemu di kisah blusukan situs selanjutnya...
Petirtaan Argosumo Nglimut Gonoharjo, Boja Kendal |
Salam
PecintaSitus dan Watu Candi
#hobikublusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar