Kamis
26 Januari 2016.
Obrolan
dengan tingkat keseruan level tinggi di komentar facebook di salah satu
postingan si bocah paling nakal dewe Eka Budi membuat saya pribadi sangat gatal untuk
segera menelusur ulang, tentu saja minta guide
yang bersangkutan.
Apalagi lebih
dari 1 benda purbakala di satu situs. Setelah berkomunikasi dengan rekan yang
lain, dan menyusun strategi untuk ‘ngerjani’ biar seru sang guide kali ini.
Skenario kami jalankan… DressCode palsu kami lempar, Dresscode warna-warni…
yang sebenarnya kami rancang dengan warna merah saja… warna yang kontras dengan
hijaunya alam.
Batu bata Jumbo di Lengkong Putra |
Singkat
cerita, Saya, Lek Trist (setelah sekian ratus tahun tak blusukan bersama) akhirnya ikut juga, Eka W.P, Eka Budi sang Guide
dan tentu saja Mas Dhany. Kumpul seperti biasa di TB. Dhany Putra, kemudian
kami menuju destinasi kali ini di Wonorejo (disini ada Situs wonorejo)…
Melewati beberapa situs antara lain berturut-turut Ganesha Sidomuncul, GaneshaCongol, Petirtaan, Candi Ngempon, Situs Bodean dan Lumpang Bodean – (Dan kami
yakin masih banyak yang lain yang belum terungkap).
Banon Lengkong Pringapus |
Dari
monumen Gencatan di Wonorejo, langsung ambil jalan ke kiri, kondisi jalan
rusak… hanya tersisa sedikit aspal, mayoritar kerikil. Kira-kira 1km, melewati
sebuah jembatan.. konon dijembatan ini ada petirtaan dan arca, namun kondisinya
saat ini tak diketahui rimbanya. Dari Jembatan maju lagi 200m, ada warung
kelontong sebelah kanan, (tersedia fasilitas meja pimpong). Kami parkir di
sini. Kemudian Jalan Kaki menuju lokasi.
Di
perjalanan, kami di suguhi tinggalan peradaban masa lalu berupa banon, alias
batu bata jumbo.
Berserakan di kebun jati milik warga. Dugaan kami, mungkin
dulu ada bangunan di area ini, melihat dari bekas sumber mata air di area gumuk
ini. Sayangnya bangunan suci / pemukiman ini belum Nampak struktur dasarnya.
Kami
kemudian melanjutkan perjalanan. Menyusuri jalan setapak yang cukup terjal,
menurun curam. Bagi yang bulat hati hati ya, apalagi jika musin hujan… ngglorot resiko paling ringan, atau
malah resiko terberat adalah ngglundung
tanpa rem. (Kebetulan Lek Trist sempat mengabadikan video saat perjalanan
ekstrim kami ini)
Setelah
menuruni gumuk, kemudian kami menemui ladang yang lumayan datar.
Tak
lebih dari lima menit sampailah kami ;
Yoni Lengkong Wonorejo Pringapus : 1 |
Berada
di gumuk kecil Yoni 1, Berukuran sedang namun kondisinya miring. Yang
mengkhawatirkan miringnya ini hanya tertahan akar pohon mangga. Bila Pohon
Mangga ini mati… berakhirlah sudah!
Kami
sebenarnya mencoba memberikan penahan sementara, dengan mengangkat agar tak miring, namun kami
yang berlima ternyata tak membuat bergerak Yoni ini barang sesentipun, walau sudah
mengerahkan seluruh tenaga pamungkas kami….
Menurut
kalian bagaimana? Lapor ke mana? Bisa tidak menggerakkan warga sekitar
biar ini terselamatkan nasibnya?.... Terserah kalian saja. Kami ikut….
Kami
yakin bila dibiarkan begitu saja, Yoni ini akan hancur tergulung ke jurang di
dekat Yoni ini, Sebagai penguat urgensi penyelamatan : 1 m dari Yoni ada tanah yang nampaknya terbelah
karena bergeser.
Struktur tanah nampaknya labil, karena terlihat dari rekahan
tanah tersusun dari batuan krakal. Rekahan tanah memanjang membentuk lubang
dengan lebar sekitar 30cm serta membentuk gua vertikal yang oleh warga dijauhi
karena konon banyak dihuni binatang melata.
Yoni,
bercorak sederhana namun tegas. Bagian Cerat pada bagian ujung gompal sehingga tak utuh lagi, Lubang
lingga berbentuk kotak persegi, namun Lingga sudah raib entah dimana gerangan.
Dimensi
Yoni, (nunggu kemurahan hati mas Eka Budiyono memberikan data hasil meteran beliau.
Kondisi Cerat yang perpotong :
Cerat Yoni (1) Lengkong Wonorejo Pringapus |
Cerat Yoni (1) Lengkong Wonorejo Pringapus |
Cerat Yoni, tak ada penyangga, polos. Saya perlihatkan dari bawah cerat.
Video Amatir dari Eka Budiyono di Situs Yoni 1 Lengkong Wonorejo Pringapus :
Seperti
diawal tadi, Blusukan tim Merah ini memang seperti ada penyusup… ya memang kami
sengaja… biar yang tak pakai merah akan diabaikan di dalam gambar…. Haghaghaghag..
Yoni Lengkong Wonorejo Pringapus |
Sudah
selesai??? Tentu belum… Dari gumuk dimana yoni yang miring ini berada… terlihat
dibawah pohon pisang ada Yoni ke 2 berada.
Yoni berukuran lebih kecil.
Kami segera menuju lokasi…. Yang hanya berjarak 10m saja.
Yoni (2) Lengkong Wonorejo Pringapus |
Yoni berukuran lebih kecil.
Yoni (2) Lengkong Wonorejo Pringapus |
Kami segera menuju lokasi…. Yang hanya berjarak 10m saja.
Yoni (2) Lengkong Wonorejo Pringapus |
Sedikit berbeda dengan Yoni pertama, Yoni kedua ini cerat ada relief kalah, Kondisi Yoni sebelas-duabelas. Yang ini ada keretakan memanjang horizontal melewati cerat.
Cerat Yoni (2) Lengkong Wonorejo Pringapus :
Cerat Yoni (2) Lengkong Pringapus |
Sambil melepas lelah, kami membuka bekal dan yang paling special, #kangentehkotak terpuaskan. Maturnuwun lek Trist… Sing dikangeni Teh Kotake dudu wong e…xixixixiixi.
Kondisi cuaca dan medan yang tak menguntungkan bagi
kami, sehingga kami tak menengok pula petirtaan yang berada di bawah (sisi
belakang) menuruni bawah bukit dimana Yoni pertama berada. (nunggu hibah foto mas Eka Budiyono)
Salam
Tim Merah, Blusukan Budaya itu berbahagia…
Tak Lupa berhenti di dekat Situs Wonorejo, Beli Gorengan.... Medan Ekstreem membuat kelaparan : Murah Meriah.... Terlihat dari cara makan rekan2 yang lahap, 5 menit tandas.
Mari
Ketahui, lestarikan….. Muliakan…..
nb :
nb :
Sayangnya, dokumentasi dan video Lek Tris Rusak... Padahal foto-foto kami yang keren dan lucu ada semua di memori tersebut... Entah karena salah apa kami...
Sehingga, dokumentasi yang saya cantumkan seadanya, mengumpulkan kembali jepretan beberapa rekan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar