Candi Dudak di Dusun Dudak |
Minggu, 24 April 2016. Lanjutan blusukan bareng crew Dewa Siwa setelah dari Petirtaan kuno Cangkiran Mijen Semarang. Dari petirtaan kami menuju area Jatibarang. Dimana bertebaran beberapa situs, bahkan beberapa waktu lalu ada proses eskavasi di area Jatibarang.
Dari Cangkiran menuju BSB/Ngaliyan, sebelum mako Brimob Semarang ambil kanan,masuk jalan ber-paving kira-kira 300m ada pertigaan ambil kanan lagi... bila kiri menuju Duduhan (dusun fenomenal di Semarang karena banyak watu candi) : watu candi di warung Mie Ayam, Yoni di wumah warga, Yoni di kebun warga dan bekas eskavasi Candi Duduhan.
gambar 1 ( ipal komunal mijen) |
Ikuti jalan gang kampung, cari dusun Dudak (saat ini berganti nama menjadi Sidodadi, Kelurahan Mijen Kecamatan Mijen Semarang/ cari petunjuk gambar 1.
Dari petunjuk tersebut, motor kami tinggal di rumah bulik nya Mas Imam ; "Kita jalan kurang lebih 1 km menyusuri saluran air, melewati pematang sawah dan menapaki jalan setapak di ladang warga", pandu mas Imam. Untuk selengkapnya jalan menuju lokasi kami dokumentasikan dalam bentuk video amatir, hape lek Suryo..
Part 1 :
Part 2
Part 1 :
Part 2
Singkat cerita, setelah kami jalan kaki cukup lama, akhirnya sampai juga....
Candi Dudak di Dusun Dudak |
dari penelusuran wawancara mas imam ke beberapa tetua masyarakat, didapatlah kisah tutur tinular : "Alkisah, pada jaman dulu tersebutlah nama Raden 'Wonoyudo", beliau kasmaran pada seorang putri dari kerajaan sebelah... saat ingin melamar putri raja tersebut.... Raden wonoyudo dibegal (rampok). (Saat ini dikenal dengan nama kampung dungbegal), karena kalah segalanya Raden wonoboyo terbunuh dan kemudian dimakamkan di dusun Dudak ini warga.
Gumuk Candi Dudak Mijen Semarang |
"Dulu gumuk itu banyak sekali batu bata yang berukuran besar, ada hiasan, relief bahkan banyak patungnya", cerita Mas Iman, seperti yang dituturkan kakek tetua masyarakat dusun Dudak. "Ada juga tatanan batu yang menyerupai lantai/ pondasi, namun banyak yang di bawa pulang, dipakai untuk pawon, pondasi rumah." tambahnya. "Seiring berlalunya waktu, tumpukan batu batu itu secara alami tertimbun tanah dan lapuk, ajur sedemikian rupa seperti yang terlihat sekarang",
Ada berbagai kisah, sejarah yang beredar mengenai Candi Dudak ini, agar takk membingungkan cukup satu aja (diatas) tentang Raden Wonoyudo yang saya selipkan... Sambil menunggu kajian historis dari pihak berwenang.
Tak jauh dari Candi Dudak ini, ada pula Candi Duduhan yang baru di eskavasi beberapa bulan yang lalu. Jika ditarik garis lurus tak sampai jauhnya melebihi 100m. Dugaan saya pribadi masih ada kaitan. Entah itu sebuah kompleks bangunan suci atau malah sebuah area istana. Bila pula melihat ciri khas sebuah Candi, biasanya ada pelengkap yang disebut perwara, mungkin juga .
Kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikaji mendalam.....
Yang masih jelas nampak :
Blusuk Mingguan Bersama Komunitas Dewa Siwa :
Save This Not Only a Stone!!!!
Mari Kunjungi.... Lestarikan dan Selamatkan
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar