Laporan Para Menteri
(02)
Tunggulah laporan para menteri, lebih baik belakangan kamu
bersabda, lihat dan perhatikan semua laporan, demikian tatakrama raja, terkena
sakit tidak berkata, rakyat menunggu perintah, segala perintahmu ditaati,
mengatur orang banyak, hati-hati dan bijaklah jangan lupa asal-usul.
Bulatkanlah hatimu kuat-kuat, semua pancaindera di dunia
itu bisa menjadi musuh dan kesulitan, jika ada keputusan tiba, surat berisi hal
buruk, surat yang menantang, cobaan mengancam kesejahteraan, carilah bantuan
kepada orang yang tidak punya tendensi apa-apa, tahu semua yang terjadi di
dunia.
Jika kamu ditakdirkan menjadi raja, ada nasihat dalam nitipraja,
yang nistaa, sedang dan utama. Nista jika tidak paham, hingga musuh
datang, terlalu asyik bersuka-ria, diselimuti oleh nafsu, berjiwa penakut
terhadap orang, dikuasai nafsu pribadi.
Itu adalah kenistaan seorang patih, tidak paham kalau
menjadi pimpinan, lagi pula tidak tulus ikhlas, kesanggupannya besar, merah
bibir perut buncit, perut segala-galanya, jika dipakai laporannya, tidak
terhitung kerusakan negara, pikirnya kerusakan rakyat, perintahnya sama dengan
berhala.
Hingga banyak yang menunggu, agar terhormat dimata
pengikut, menyombongkan diri sendiri, besar angan-angan, lupa siasat musuh,
tidak ada bedanya dengan menteri, seperti elang terbang mengangkasa, kemudian
menyambar mangsanya.
Tampak baik diluar, mencelakai didalam, merongrong
kekuasaan, menginginkan matinya orang lain, sudah bermain hitung-hitungan,
seperti pedagang mata pencahariannya, menginginkan perintah, awalnya sanggup,
meminta jadi pemimpin, berjanji setia di muka tapi wataknya munafik.
Patih tengah perhatikan dengan teliti, ia menjalankan
perintahmu, memimpin semua punggawa, tidak berubah pada kehendak, galau hati
nan cemas, mencontoh pelaksanaaan pemerintahan, agar benar pelaksanaannya,
tidak ada keinginan untuk memiliki, tidak lupa mengasihi rakyat kecil, terus
kemakmuran Negara.
Patih utama harus mengimbangi, terima menerima dengan
semestinya, tahu tata hukum sedunia, tindak-tanduknya cekatan, ganti berganti
dengan patih, karena menata pemerintahan, hatinya pakewuh itu lebih utama dari
yang utama, itulah patih, yang memangku bumi untuk kesejahteraan dunia.
Tidak menyimpan uang segenggam, emas, perak ataupun pakaian
kemuliaan, biasa saja dengan raja, sangat setia kepada raja, hatinya ingin mati
dalam perang sabil, tidak mengutamakan saudara, tidak mencela musuh, sama tidak
memilih posisi, tidak goyah karena celaan, maka ia dipercaya dengan tulus.
Menegakkan hukum kuat bertapa, menahan beban yang sangat
berat, berani menerima kematian, demi budi luhur, maka ia dihormati manusia
dengan kasih, suka berderma setiap hari, dunianya tidak dihitung, kepada orang
yang semestinya diberi bantuan, dan bala punggawa serta para menteri murah hati
sekehendaknya.
Semua menteri hormat, rukun-rukun bak saudara sendiri,
menjunjung kepada rajanya, penyembahannya tulus, tidak ada hati yang jahil,
semua prajurit dan rakyat, segan dan cinta, peringatan dalam Nitipraja ini
sudah dilaksanakan oleh Patih dengan segala kebijaksanaan, berupa sandi upaya
Serat (Serat Nitipraja ) selanjutnya : Patih Kerajaan Mesir
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi peradaban agar bisa terbaca anak-cucu…. Dari buku Kitab Jawa Kuno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar