Laman

Minggu, 05 Juli 2009

Serat Niti Praja : Laporan Para Menteri


Laporan Para Menteri
(02)
Tunggulah laporan para menteri, lebih baik belakangan kamu bersabda, lihat dan perhatikan semua laporan, demikian tatakrama raja, terkena sakit tidak berkata, rakyat menunggu perintah, segala perintahmu ditaati, mengatur orang banyak, hati-hati dan bijaklah jangan lupa asal-usul.

Bulatkanlah hatimu kuat-kuat, semua pancaindera di dunia itu bisa menjadi musuh dan kesulitan, jika ada keputusan tiba, surat berisi hal buruk, surat yang menantang, cobaan mengancam kesejahteraan, carilah bantuan kepada orang yang tidak punya tendensi apa-apa, tahu semua yang terjadi di dunia.
Jika kamu ditakdirkan menjadi raja, ada nasihat dalam nitipraja, yang nistaa, sedang dan utama. Nista jika tidak paham, hingga musuh datang, terlalu asyik bersuka-ria, diselimuti oleh nafsu, berjiwa penakut terhadap orang, dikuasai nafsu pribadi.
Itu adalah kenistaan seorang patih, tidak paham kalau menjadi pimpinan, lagi pula tidak tulus ikhlas, kesanggupannya besar, merah bibir perut buncit, perut segala-galanya, jika dipakai laporannya, tidak terhitung kerusakan negara, pikirnya kerusakan rakyat, perintahnya sama dengan berhala.
Hingga banyak yang menunggu, agar terhormat dimata pengikut, menyombongkan diri sendiri, besar angan-angan, lupa siasat musuh, tidak ada bedanya dengan menteri, seperti elang terbang mengangkasa, kemudian menyambar mangsanya.
Tampak baik diluar, mencelakai didalam, merongrong kekuasaan, menginginkan matinya orang lain, sudah bermain hitung-hitungan, seperti pedagang mata pencahariannya, menginginkan perintah, awalnya sanggup, meminta jadi pemimpin, berjanji setia di muka tapi wataknya munafik.
Patih tengah perhatikan dengan teliti, ia menjalankan perintahmu, memimpin semua punggawa, tidak berubah pada kehendak, galau hati nan cemas, mencontoh pelaksanaaan pemerintahan, agar benar pelaksanaannya, tidak ada keinginan untuk memiliki, tidak lupa mengasihi rakyat kecil, terus kemakmuran Negara.
Patih utama harus mengimbangi, terima menerima dengan semestinya, tahu tata hukum sedunia, tindak-tanduknya cekatan, ganti berganti dengan patih, karena menata pemerintahan, hatinya pakewuh itu lebih utama dari yang utama, itulah patih, yang memangku bumi untuk kesejahteraan dunia.
Tidak menyimpan uang segenggam, emas, perak ataupun pakaian kemuliaan, biasa saja dengan raja, sangat setia kepada raja, hatinya ingin mati dalam perang sabil, tidak mengutamakan saudara, tidak mencela musuh, sama tidak memilih posisi, tidak goyah karena celaan, maka ia dipercaya dengan tulus.
Menegakkan hukum kuat bertapa, menahan beban yang sangat berat, berani menerima kematian, demi budi luhur, maka ia dihormati manusia dengan kasih, suka berderma setiap hari, dunianya tidak dihitung, kepada orang yang semestinya diberi bantuan, dan bala punggawa serta para menteri murah hati sekehendaknya.
Semua menteri hormat, rukun-rukun bak saudara sendiri, menjunjung kepada rajanya, penyembahannya tulus, tidak ada hati yang jahil, semua prajurit dan rakyat, segan dan cinta, peringatan dalam Nitipraja ini sudah dilaksanakan oleh Patih dengan segala kebijaksanaan, berupa sandi upaya

Serat (Serat Nitipraja ) selanjutnya : Patih Kerajaan Mesir

Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi peradaban agar bisa terbaca anak-cucu…. Dari buku Kitab Jawa Kuno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar