Serat Niti Praja : Patih Kerajaan
Mesir
Patih
Kerajaan Mesir
(03)
Ada kisah Patih Kerajaan Mesir, sangat terkenal bijaksana,
Koja Jajahan namanya, dan rakyat yang dipangkunya, semua perintahnya enak, para
raja mengikutinya, mereka segan dan mengasihi, para Bupati Pamong Praja j ika hendak menghadap raja disambut oleh
Patih dengan Ramah tamah.
Dijamu semua punggawa dan menteri, para bupati yang
menghadap raja, dikenyangkan sesukanya, busana, panah keris sabuk harum bunga
disajikan, sampai diluar kekenyangan, laksanamengalir, semampunya member
hidangan, ketika semua hendakmenghadap raja, patih Koja mengiring di belakang.
Tiga pembant nya, yang membawa tombak untuk upacara yang membawa kaskul dan kursinya. Ia
berkain panah lusuh, pakaian tambal respati, sabuknya kalekah, kainnya hitam,
kerisnya Landeyan benguk, sang patih santun berlebih, tapi matinya dikhianati
orang.
Sebaiknya para patih, jangan terlena dengan kejujuran,
bagus bersikap santun bijaksana, tapi dalam hati hendaklah selalu waspada
pahamilahisinya bumi, dan kutang singa, waspada dan teliti, jangan memudahkan
urusan, jika mendekap Gajah Banteng, dan Kancil
maka hati-hatilah.
Jika eengkau percaya kepada Tuhan, dijadikan jaksa oleh
sang Raja, seperti timbangan lakunya, maka cermatlah menimbang suatu persoalan,
teguhlah jangan berubah, jangan mengharapkan dunia jika tidak benar jangan
mengharapkan suapan, jika goyah maka Negara akan menjadi suram, jangan skeedar
berbelas kasihan.
Ketauilah olehmu uang suap, sabda yang bohong akan menjadi
racun, istri cantik godaannya, jaksa seperti api menyala, kabar seperti kayu
kering, nama seperti tungku, apinya perkataan, asapnya sayub-sayub, padukan
seperti ikan dalam air,masuklah sungguh-sungguh.
Kerjakan tuntas tanpa piranti, dipecat dicuci dengan air,
bersihkan ccucianmu, rantangilah dengan tutur kat, beri bumbu dengan sahid,
pangganglah dan periksalah, rebus dengan api menyala, nyalanya yang anteng,
jaksa nama kedudukanmu, jangan berbohong, setialah kepada raja.
Jaksa nama kedudukanmu, merasalah jika diberi kekuasaan
bersabda, ingatlah keadilan raja,, jaksa tangan kanan raja, memeriksa orang
senegara, terang suramnya istana, jika tidak benar lakumu. Demikian ditulis
dalam Nitipraja, nista madya utama, jika Jaksa bersih tidak menginginkan apapun.
Jaksa madya jika mengiringi, ditawari menawari, agar benar
dihadapan orang banyak, semua jaksa mengikuti maka iringlah, agar mendapat
hasil, seperti perang tersulut, disebar dimedan, seperti kampak mencari mangsa,
dalam air luasnya dijelajahi, tidak lain daripada air.
Nistanya jika jkasa mau menerima suap, lalu merakit bahasa
untuk menipu, melihat-lihat tidak sabar, berusaha menutupi diri, apakah engkau
seperti aku, dalam mencari penghasilan, dalam duduk makannya daun selembar,
hasil dari tanaman yang diolah, berlindung dibalik penghasilan orang lain.
Banyak cara orang mencari hasil, sekretaris berlindung
dibalik kertas dan pucuk pena, tukang gajah berlindung dibalik angkus, pandai
emas berlindung dibalik api, juru sungging berlindung dibalik keindahan, adapun
tuwaburu, malah hhanya berlindung di hutan, umpamanya ia mencari kijang maka ia
memasang jarring dan jebakan.
Besar kecil tertindih gunung, menyamar-nyamar olehnya
mengungsi mencari ilmu, pendeta berlindung dibalik tapanya, sama dengan yang
ditenung, seperti burung lincah menari, olehnya mencari penghasilan,
sepertiikan bekecipak lihai karena badannya kecil, tapi tajam tajinya.
Ingat-ingat sopan santun, jangan hanya suka mencari
kesaktian, ketahuilah permata raja, tata hukum kerajaan, dalam menjalankan roda
pemerintahan, renungkan dalam hati, biasa sampai dusun, hiasilah dirimu dengan
kesantunan, jangan bergaul dengan durjana, seeprti kijang, tinggal di hutannya.
Dekat dengan prang tercinta, yang dekat dalam raja, dalam
lindungan keluarga, palanĕ jika berkata, jika keluar diduduki, seperti sederet
singa, sang naga menurut diseret singa galak, naga dimangsa jadi santapannya,
biji-biji dedaunan.
Manusia yang terkasih, terutama yang mengabdi kepada Tuhan,
tidak menolak apapunkehendaknya, disuruh engkau tunduk, peluklah lehernya
jangan ragu, ibaratnya meskipun disuruh mencium pipi naga jangan mengelak,
segera ciumlah jangan cemas hatimu, agar mendapat kebajikan darinya.
Serat (Serat Nitipraja ) selanjutnya : Biji Tumbuh Daun
Berkembang
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com
untuk membagi peradaban agar bisa terbaca anak-cucu…. Dari buku Kitab Jawa Kuno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar