Yoni Waduk Lalung, Karanganyar |
Akhirnya!!!!
Kamis, 19 Desember 2019.
Kemisan lagi, juga salah satu keinginan lama yang bisa terpenuhi. Ada tugas dari pekerjaan pula. Serba beruntung ๐
Ceritanya, sekitar satu
tahun lalu, ada postingan dari Akun IG @bpcbjateng tentang situs di dekat waduk
Lalung Karanganyar. Saat itu langsung terbesit rencana, setelah sekian lama
hanya berupa rencana yang tak kunjung terlaksana. Walaupun sebenarnya sudah ada sedulur dari Perpustakaan Karanganyar
@Supriyanto yang saat itu coba saya jawil,
bersedia jadi pemandu, “Waduk Lalung tahu, namun situs kurang paham”, janji Mas
Supri.
Dan kabar baik itu tiba-tiba muncul dihadapan, ketika ada undangan seminar di Loji Hotel Solo, rencana saya tetap
berangkat walaupun tak ada surat jalan, tekad sya ijin tak masuk kerja. Diluar dugaan kegiatan seminar itu malah dibiayai bbm-nya๐๐, malah
ditambah (teman seperjalanan satu kantor: pelan saya memberi kode “Tak
terburu-buru kan?", dan mereka nampaknya tahu 'mesti blusukan'). Foto dulu di Loji Hotel Solo :
Loji Hotel Solo |
Singkat cerita. Dari Loji
Hotel Solo tempat seminar berlangsung, dengan dipandu Mas Supriyanto kami
menuju waduk lalung. Enaknya ada pemandu lokal perjalanan jadi yakin.... karena
pasti bisa langsung ke lokasi tanpa takut kuota.๐
Waduk Lalung : Foto diambil rekan saat saya menelusuri jejak Yoni Lalung |
Kurang lebih 40 menit,
sampailah kami di Waduk Lalung, Berbekal
foto dari Instagram, saya mencoba mencari petunjuk. Yang pertama keberadaan
penjual es degan. Di tikungan dekat pertigaan, saya langsung berhenti karena
begitu yakinnya dengan keberadaan penjual es degan. (Kesalahan terbesar
saya—tak cermat).
foto screenshot panduan saya :
Latar Belakang Penjual Degan inilah yang saya 'keliru duga' :
(Maturnuwun IG Bpcbjateng)
Setelah melepas penat sambil memesan es degan (biar ke tiga
rekan saya termasuk Mas Supri tak bosan) saya mencoba bertanya kepada bakoel
degan. Namun beliau tak paham, kemudian saya nekat ke tengah sawah ketika melihat
pencari rumput. Pikir saya pastinya paham dengan keberadaan Yoni yang saya
tunjukkan lewat gambar di HP. Namun malah menyarankan saya untuk memutari
Waduk, karena ‘mungkin’ watu yang saya cari ada di sisi waduk yang lain.
Diduga Watu Lumpang Lalung |
Dengan langkah lunglai, saya
kembali ke warunges degan itu, satu butir tandas tapi rasanya tak memuaskan
dahaga. Saya memutuskan mencoba menelusuri informasi kemungkinan di sisi lain.
Kembali saya bertanya kepada warga. Masih berbekal gambar HP saya bertanya
kepada warga (rumahnya dekat kantor pengelola Waduk lalung). “Watu lumpang
ya?, sekitar 300m dari sini setelah
melewati sungai”, jelas beliau.
Tanpa pikir panjang kemudian saya semangat 45
dengan jalan kaki. Sebelum melenggang sendiri dengan mantap saya bilang 'sudah ketemu' ke rekan lain. Kira-kira
300m memang ada watu lumpang, namun bukan ini yang saya cari, saya
lanjutkan jalan sekitar 500m barangkali yang saya maksud sekitar sini.
Diduga Watu Lumpang Lalung |
Sampai
kemudian ketemu dengan pak tani yang sedang mencangkul. “Sepertinya disisi lain
Waduk ini mas, di pinggir jalan”, kata beliau memberi petunjuk. Saya kemudian
balik ke parkiran, dengan perasaan masgyul.
“Salah satu rekan tetap memberi
semangat untuk saya mencoba dulu menyusuri sungai karena latar belakang foto
mirip. Sayangnya ternyata jalur yang saya lalui penuh tanaman putri malu, jadilah perih sekali kaki saya, Berat perjuangan kali ini๐. Kepalang tanggung!
harus ketemu.
Masih tak menyerah untuk
mencari dimana keberadaan Yoni Waduk Lalung, saya kemudian bertanya ke 2 orang
pemuda yang berada di Kantor Pengelola Waduk Lalung. “Oh, batu ini ada di tengah
sawah dekat warung makan D’Lalung, di dekat warung degan dan Warung mie ayam
mas”, kata pemuda itu.
Seperti layaknya matahari terbit, semangat kembali
hidup. Setelah berterimakasih saya segera kesana, melewati lapangan kemudian
Warung yang dimaksud nampak dikejauhan.... dan Benar saja, Saya kembali tak
cermat!.
Terlalu pede malah jadinya seperti ini. Tak ingin terlalu lama berlalut dalam
penyesalan. Saya segera mengeksplor.
Yoni Lalung, dekat ayam geprek d'lalung |
Rasanya memang berlipat,
kepuasan penelusuran situs berlipat ganda ketika banyak halangan.
Yoni masih nampak utuh di
penampang atas. Namun Lingga sebagai pasangan Yoni sudah tak ada.
Penampang atas Yoni Waduk Lalung, Karanganyar |
Yang unik adalah bagian
badan Yoni masih polos dan saya menduga malah Yoni ini masih belum jadi. Hmmm
atau malah memang bentuknya sederhana seperti ini ya?
Nampak Depan Yoni Waduk Lalung, Karanganyar |
Close Up,
Badan Yoni Waduk Lalung, Karanganyar : sederhana/ unfinished? |
Di postingan IG Bpcbjateng nampak sebelumnya Yoni ini posisinya ngglimpang/ miring. Sehingga nampak warna badan Yoni sedikit berbeda.
Yoni Lalung berada di sisi selatan Waduk Lalung, Tegalsari, Lalung, Kec. Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, Yoni ini semoga tetap lestari.
Yoni Waduk Lalung, Karanganyar |
Maturnuwun Ketiga rekan yang
turut dalam penelusuran kali ini. Mas Supriyanto (Perpusda Kaaranganyar dan
Mbak Wiwit & Mba Erna) Ojo Kapok ya๐ Spesial kepada Mas Pri๐ Mohon maaf
ya merepotkan.
Link Channel Youtube : Segera setelah jadi ya๐hehehe
Mas Pri Maturnuwun |
Link Channel Youtube : Segera setelah jadi ya๐hehehe
Sampai ketemu di penelusuran
berikutnya.
Ssdrmk di Yoni Waduk Lalung, Karanganyar |
Salam Pecinta Situs dan Watu
Candi
#hobikublusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar