Watu Lumpang di Pinggir Jalan Plumbon |
"Tak sengaja, lewat....", mirip lagu Dessy Ratnasari naskah ini mirip.... bukan mirip seterusnya Karena tak ada yang patah hati Di rombongan blusukan kali ini...
Kamis, 25 Oktober 2018. Blusukan Kemisan pernah menjadi tradisi saya ketika ketemu partner, namun sudah sejak lama tak lagi melakukan blusukan tiap kamis. Banyak hal yang menghalangi. Tapi memang blusukan Kemisan akan mengalir bila memang sudah takdir. Seperti kali ini, dipertemukan dengan senior yang sama - sama cinta situs jadi rasanya dibuat mudah langsung ok blusukan. Bagaimana tidak, saya curhat lama ga blusukan, eh ditawari Kamis blusukan area Grabag, Ya... yess aja tanpa berpikir dua kali.
Singkat cerita, setelah ngabari rekan yang mewanti-wanti untuk dikabari, Kami kumpul di Perpustakaan Ambarawa. Saat nunggu, eh kedatangan mantan partner blusukan kemisan yang berjaya di masa lalu... Hehehhe. Saya tak berani nawari, hanya pasangannya saja.... hehehhe.
menuju Grabag |
Masuk pertigaan kira-kira 2km, langsung ambil kanan, Saat kami sedang menikmati suasana persawahan tiba-tiba Pak Nanang mendadak berhenti dan menunjuk arah, sempat mengira sudah sampai namun ternyata....
"Di perjalanan terakhir kemarin, pas lewat sepertinya itu lumpang", jelasnya, dan kali ini pas bersama kami ingin memastikan.
"Di perjalanan terakhir kemarin, pas lewat sepertinya itu lumpang", jelasnya, dan kali ini pas bersama kami ingin memastikan.
Nyantanya memang WATU LUMPANG!
Kondisi Lumpang sudah memprihatinkan, Hanya tersisa 50% bagian bawah saja. Berada di lokasi yang subur, banyak mata air tentu saja bisa memunculkan dugaan awal fungsi watu lumpang di masa lalu.
Watu lumpang sebagai media ritual sesajen untuk pertanian,
Berada di pinggir jalan, sayangnya tak membuat orang peduli. Hanya lalu-lalang tak melirik Samantha selalu. Malah menganggap aneh aktivitas kami ketika mendokumentasikan watu lumpang ini.
Apa boleh buat memang sudah tak peduli, atau bahkan belum menyadari jejak leluhur ini, atau memang tak berdaya??? entahlah...
Karena tak ada satupun yang bisa kami tanyai, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju destinasi utama : Candi Plumbon.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Watu lumpang sebagai media ritual sesajen untuk pertanian,
Watu Lumpang Plumbon |
Berada di pinggir jalan, sayangnya tak membuat orang peduli. Hanya lalu-lalang tak melirik Samantha selalu. Malah menganggap aneh aktivitas kami ketika mendokumentasikan watu lumpang ini.
Apa boleh buat memang sudah tak peduli, atau bahkan belum menyadari jejak leluhur ini, atau memang tak berdaya??? entahlah...
Watu Lumpang di Pinggir Jalan Plumbon Ngablak |
Saya, Mas Dhanny, Mbak Laiva dan Pak Nanang Klisdiarto |
#hobikublusukan
Naskah Berikutnya : (segera)
- Candi Plumbon, Grabag
- Yoni Dusun Nglangon Desa Plumbon, Grabag
- Watu Lumpang Soto Sedep Jambu
- Watu Lumpang Soto Sedep Jambu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar