“Sebenarnya saya sudah tak lagi mood untuk nulis cerita ini” ….
Yoni Ngablak Srumbung Magelang |
Selasa, 18 September 2018. Sampai Hari H, saya masih ragu apakah saya benar-benar jadi diajak berkunjung ke Perpustakaan Desa Juara II Nasional Lomba Perpustakaan Desa Tahun 2018, dalam rangka belajar, menimba pengalaman : Perpusdes Muda Bhakti Desa Ngablak Kec. Srumbung Kabupaten Magelang.
Sesudah apel, barulah rekan memastikan saya ikut, dirombongan akhir. Sempat membuat status, di IG yang otomatis terkoneksi dengan FB. Dengan kalimat bernada minta rekomendasi situs di area Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Saya iseng saja.
Sambil mencoba search di google kemungkinan keberadaan situs di desa ini, ternyata nihil, sementara di FB ada rekan yang respon namun ya hanya respon tak berarti.
Tanggapan dari 3 rekan berbeda (2 rombongan) bernada lain di pesan japri WA, menjawab pertanyaan saya dengan kata “Saya juga sedang blusukan”, mungkin mereka tertawa ngekek, ketika di status saya tadi tak mendapatkan respon positif… = tapi Pamer. Walhasil saya hanya bisa pasrah saja. Tentunya dengan memohon saya minta diantar di lain waktu. Hehehhe….
Sempat mampir di Perpusda Kabupaten Magelang, sebenarnya ada dua rekan yang ingin saya ‘repoti’ pinjam laptopnya untuk cari data keberadaan situs di area yang saya tuju. Eh sayangnya kedua rekan ini malah pergi…. (mungkin sengaja – akan ditagih guide blusukan…hahahah). Ya sudah…..
Perpustakaan Desa Muda Bhakti Desa Ngablak Srumbung Magelang |
Lebih dulu saya ceritakan, mengenai Perpustakaan Desa Muda Bhakti Desa Ngablak Kec. Srumbung Kabupaten Magelang ini. Yang menjadi tempat belajar mengenai pengelolaan perpusdes. Saya menyimpulkan, Perpusdes Muda Bhakti lebih dari layak menjadi Juara 1 Provinsi Jateng dalam Lomba Perpusdes Tk. Jateng Tahun 2018 dan Juara 2 Tk. Nasional. Saat saya mendokumentasikan beberapa fasilitas, sarpras dan koleksi serta foto kegiatan, mata saya tertuju pada area tepat di depan tangga menuju lantai 2.
“Pojok Museum”, langsung terngiang bisikan-bisikan entah dari mana… “Pastinya didaerah ini banyak sekali peninggalan purbakala yang bisa melengkapi pojok museum ini”, benak saya berbisik.
Fasilitas lain yang bikin saya kagum adalah bagaimana perpusdes ini mencari sumber pendanaan yang mandiri, contohnya membuat kedai kopi. “Sayang sekali kopi biji salaknya belum matang, jadi kami tak sempat merasakan bagaimana rasanya”
Saat saya berniat menuju kedai untuk nge-Teh bareng bersama rombongan dan tuan rumah, saya merasa ada yang menarik saya untuk menoleh! xxxxxxx. Hanya 2 detik saya terpana, kemudian tanpa berpikir macam-macam saya langsung menuju Yoni…. “Apa disana tak ada bunga seperti itu”, Tanya pak kades dari kejauhan. (cerita ngrasani ini saya dapat cerita dari rekan saat perjalanan pulang, tepat ketika saya setengah berlari menuju Yoni, terlihat dari posisi di kedai memang yang saya foto hanya bunga pacar banyu yang warna warni… hahahahah)
Kondisi Yoni memang sangat indah dari kejauhan, karena seperti dikelilingi bunga warna-warni, namun saat didekati, ternyata yang kelihatan itu adalah bagian belakang. Sementara bagian Depan telah rompal, termasuk bagian Cerat Yoni yang ikut musnah. Sementara dibagian lubang dimana Lingga berada sudah ditanami bunga warna ungu…. Seperti kelamnya Yoni…. (intermezzo), dimana kadang ungu diasosiasikan warna kesedihan dalam kesendirian.
Menurut Bapak yang punya rumah, Yoni ini adalah pindahan dari sungai yang tak jauh dari lokasi yang sekarang. “Saya selamatkan, saya bawa pulang daripada hanyut, kemudian rusak”, cerita bapak tadi. Pun demikian dengan 2 lumpang yang berada didekatnya.
Lubang di penampang atas Yoni, tempat seharusnya Lingga berada. berubah menjadi pot bunga.
Yoni Ngblak Srumbung |
Cerat adalah bagian Yoni yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air suci saat ritual upacara.
2 Lumpang, tak kan saya kupas lebih detail, sahabat baca naskah lain di blog saya saja ya... bukan berarti saya yang di remehkan karena blusukan lumpang trus mutung, tapi memang perlu untuk buat kalimat ini... hehehe. "Lumpang tetap lumpang, punya arti!!
Yang sangat unik, (seperti) gapura terbuat dari pohon yang hidup dan membentuk pintu gerbang. Ini proses yang sangat lama dan sangat sangat keren sekali!
2 Lumpang, tak kan saya kupas lebih detail, sahabat baca naskah lain di blog saya saja ya... bukan berarti saya yang di remehkan karena blusukan lumpang trus mutung, tapi memang perlu untuk buat kalimat ini... hehehe. "Lumpang tetap lumpang, punya arti!!
Watu Lumpang Ngablak Srumbung Magelang |
Salam pecinta situs dan watu candi
Terimakasih kepada semua pihak yang berperan mewujudkan blusukan sekaligus kerja ini. Termasuk pihak yang pura-pura baik tapi sebenarnya sebaliknya. Hahahahaha. (intermezzo)
*-----
*-----
Mohon dimaklumi saya buat minim keterangan lokasi karena agak sedikit 'terancam'. Setelah bercerita takutnya yang membaca itu salah satunya mafia Kolekdol, hobinya jual benda cagar budaya, memang banyak oknum ba#$%&t itu dan anehnya tak tersentuh hukum, malah semakin banyak mendapatkan curian BCB itu.
Dan kenapa kalimat awal saya seperti itu, saya dianggap jadi salah satu kambing hitam penyebab hilangnya beberapa situs...hehehehe. karena ternyata kata-nya orang yang membaca kisah blusukan saya ini ada penyusup....
Tapi bagi saya, biarlah... karena mungkin memang beda ideologi persitusan saja...--- case close!----
Sampai ketemu blusukan berikutnya.... "Ketahui, Lestarikan"
Sampai ketemu blusukan berikutnya.... "Ketahui, Lestarikan"
nb :
setelah kesini lagi , bisa membuat Vlog nya :
#hobikublusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar