Rabu, 17 Juni 2015
Terimakasih kepada mas Dewagita, atas info situsnya. Maaf ya mas saya sedikit memaksa. Bila panjenengan Mudik, pas ada kesempatan mari Mbolang bersama, masih banyak tujuan lain yang menanti.
Janjian dengan Lek Wahid & Lek Trist kami berkumpul di pertigaan dekat Polres Semarang.(Awalnya saya janjian jam 4. Tapi karena saya dengan koh Singo terlebih dulu ingin menelusuri Arca Nandi di dekat pasar Sapi Ambarawa, jadinya saya agak telat. Ngapurane yo kawan2. dan ternyata sudah telatpun tapi nandi belum ketemu .... penelusuran lanjut keesokan harinya)
Terimakasih kepada mas Dewagita, atas info situsnya. Maaf ya mas saya sedikit memaksa. Bila panjenengan Mudik, pas ada kesempatan mari Mbolang bersama, masih banyak tujuan lain yang menanti.
Janjian dengan Lek Wahid & Lek Trist kami berkumpul di pertigaan dekat Polres Semarang.(Awalnya saya janjian jam 4. Tapi karena saya dengan koh Singo terlebih dulu ingin menelusuri Arca Nandi di dekat pasar Sapi Ambarawa, jadinya saya agak telat. Ngapurane yo kawan2. dan ternyata sudah telatpun tapi nandi belum ketemu .... penelusuran lanjut keesokan harinya)
Gaapura Krajan Susukan : Menuju Situs |
Menuju Lokasi sangat mudah, Dari Semarang cari jalan masuk setelah polres Semarang (Taman Unyil), sebelah kiri Ikuti jalan itu, pertigaan ambil kanan, melewati Klenteng kemudian ambil kiri. Terus saja sampai ketemu dengan Gapura Dusun Krajan.
Masuk Gang tersebut, kira-kira 500m akan melewati jembatan (dibawahnya) tol Semarang-Solo kemudian Ketemu Mushola :
Di seberang mushola ada gang dengan jalan paving. Masuk Jalan Paving kira-kira 20m tengok sebelah kiri:
Berada di kebun millik Bapak Jumian, Situs Ini Berada. Arca Nandi dan umpak Situs Krajan Susukan Ungaran Timur :
Mengenai Nandi :
(Sumber: Makalah Power Point Prof. Timbul Haryono, M.Sc.)
Nandi ada adalah dewa yang pegang peran penting di dalam pantheon Hindu Perwujudannya bisa sebagai zoomorfis (binatang) yang disebut vrsabha putih. Nandi adalah wahana atau kendaraan Dewa Siwa, bersama dengan Mahakala bertugas menjaga pintu gerbang Surga Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Di dalam kitab purana Nandi atau Nandikeswara adalah sapi putih yang berbadan manusia dengan Ciri-ciri bertangan 4 (empat), dua tangan belakang memegang parasu (kapak) dan Murga, Mrga (kijang); sementara dua tangan yang lain dalam sikap añjalihastamudra atau añjalimudra, yaitu sikap menyembah. Ia adalah pengikut setia Dewa Siwa.
Nandi lahir dari tubuh bagian sisi kanan Dewa Wisnu dan menyerupai Dewa Siwa. Racun yang diminum Dewa Siwa keluar dari mulutnya dan jatuh ke tanah dan diminum oleh Nandi, Nandi adalah bentuk theriomorphic Siwa. Oleh karena itu Nandi mendapat perhiasan/hiasan seperti arca independen (mandiri). Dalam bentuk antropomorfik adalah Nandisa, nama teman Siwa (Sivaduta). Ia sendiri melambangkan kesuburan. Sebelum aliran Siwa muncul di dalam agama Hindu telah ada penggambaran lembu jantan
Pada masa peradaban Dravida (3500-1500 SM) yang masyarakat agraris, mereka telah menggambarkan lembu. Di dalam kebudayaan Mesopotamia, Dewa Sin merupakan dewa yang bersifat lunar (rembulan) yang kadang-kadang diwujudkan dalam bentuk seekor lembu. Dalam peradaban kuno di Asia Barat lembu adalah simbol ‘lunar’ (simbol yang berkaitan dengan bulan) karena secara morfologis bentuk tanduknya menyerupai dengan bentuk bulan sabit
Di dalam kebudayaan ‘paleo-oriental’, lembu menjadi perlambangan kekuatan dan tanduk lembu bermakna memiliki kekuatan yang lebih. Menurut Frobenicus, lembu hitam ada kaitannya dengan lambang dunia kematian. Maka ketika ada seorang raja meninggal, ia akan ditempatkan di dalam peti mati yang berbentuk seperti lembu (seperti dalam upacara ngaben di Bali).
Di lukisan Mesir kuno, ada gambar lembu hitam yang membawa mayat di atas punggungnya. Lembu merupakan lambang penghubung atau titik atau wilayah peralihan antara unsur api dan unsur air yang melambangkan penghubung antara surga dan dunia. Lembu juga lambang maskulin, lambang ayah. Dalam perkembangannnya lembu dianggap sebagai simbol Dewi Ibu dan dilarang untuk dibunuh
Pada jaman Wedda sejak 1500 SM sampai 500 SM binatang lembu sudah mulai digunakan di dalam lambang kedewaan. Dewi Pratiwi sebagai penguasa bumi dilambangkan dengan lembu betina. Dewa Dyaus sebagai penguasa langit dilambangkan sebagai lembu jantan. Dewa Rudra dalam salah satu aspeknya ialah sebagai Dewa ternak dan kekuasaan
Di dalam Rgweda, ia dianggap sebagai pelindung binatang dan ia diwujudkan sebagai seekor lembu. Nandi berarti cerminan sifat energi Siwa. Akhirnya lembu pun mendapat penghormatan sendiri dan diarcakan tersendiri di dalam candi seperti di Jainath (Uttarpradesh), candi Vaisnata, Khajauraho (India selatan).
Nandi dikenal sebagai penjaga rumah Siwa dengan nama Viraka Di dalam kitab Braddharadadharma purana, Nandi dikenal sebagai pembantu Siwa, Tantu Panggelaran, menyebutkan Nandi dalam perwujudan sebagai lembu di dalam ceritera pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa untuk menambah beban agar Pulau Jawa tidak goyang, Setelah para dewa berhasil memindahkan Mahameru, Batara Guru memberi hadiah kepada Dewa Brahma seekor Hamsa putih, Dewa Wisnu, memperoleh Garuda, dan Iswara memperoleh Vrsaba putih. (sumber : ://httpwww.arcamahanandi.com/news/110-profesor-arkeometalogi-ugm-berbicara-tentang-arca-maha-nandi.html
Pada masa peradaban Dravida (3500-1500 SM) yang masyarakat agraris, mereka telah menggambarkan lembu. Di dalam kebudayaan Mesopotamia, Dewa Sin merupakan dewa yang bersifat lunar (rembulan) yang kadang-kadang diwujudkan dalam bentuk seekor lembu. Dalam peradaban kuno di Asia Barat lembu adalah simbol ‘lunar’ (simbol yang berkaitan dengan bulan) karena secara morfologis bentuk tanduknya menyerupai dengan bentuk bulan sabit
Di dalam kebudayaan ‘paleo-oriental’, lembu menjadi perlambangan kekuatan dan tanduk lembu bermakna memiliki kekuatan yang lebih. Menurut Frobenicus, lembu hitam ada kaitannya dengan lambang dunia kematian. Maka ketika ada seorang raja meninggal, ia akan ditempatkan di dalam peti mati yang berbentuk seperti lembu (seperti dalam upacara ngaben di Bali).
Di lukisan Mesir kuno, ada gambar lembu hitam yang membawa mayat di atas punggungnya. Lembu merupakan lambang penghubung atau titik atau wilayah peralihan antara unsur api dan unsur air yang melambangkan penghubung antara surga dan dunia. Lembu juga lambang maskulin, lambang ayah. Dalam perkembangannnya lembu dianggap sebagai simbol Dewi Ibu dan dilarang untuk dibunuh
Pada jaman Wedda sejak 1500 SM sampai 500 SM binatang lembu sudah mulai digunakan di dalam lambang kedewaan. Dewi Pratiwi sebagai penguasa bumi dilambangkan dengan lembu betina. Dewa Dyaus sebagai penguasa langit dilambangkan sebagai lembu jantan. Dewa Rudra dalam salah satu aspeknya ialah sebagai Dewa ternak dan kekuasaan
Di dalam Rgweda, ia dianggap sebagai pelindung binatang dan ia diwujudkan sebagai seekor lembu. Nandi berarti cerminan sifat energi Siwa. Akhirnya lembu pun mendapat penghormatan sendiri dan diarcakan tersendiri di dalam candi seperti di Jainath (Uttarpradesh), candi Vaisnata, Khajauraho (India selatan).
Nandi dikenal sebagai penjaga rumah Siwa dengan nama Viraka Di dalam kitab Braddharadadharma purana, Nandi dikenal sebagai pembantu Siwa, Tantu Panggelaran, menyebutkan Nandi dalam perwujudan sebagai lembu di dalam ceritera pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa untuk menambah beban agar Pulau Jawa tidak goyang, Setelah para dewa berhasil memindahkan Mahameru, Batara Guru memberi hadiah kepada Dewa Brahma seekor Hamsa putih, Dewa Wisnu, memperoleh Garuda, dan Iswara memperoleh Vrsaba putih. (sumber : ://httpwww.arcamahanandi.com/news/110-profesor-arkeometalogi-ugm-berbicara-tentang-arca-maha-nandi.html
Nandi Situs Krajan Susukan Ungaran timur |
Yoni Situs Krajan Susukan Ungaran Timur |
Saat kami bertiga sedang berdiskusi, terdengar suara mencurigakan... dan ternyata kang Eka WP nyusul.... masih dengan seragamm kerjanya serta sepatu pantovel... W.O.W... Semangatnya Salut Kang
"Mendadak Mblusuk Bersama" Dari Kiri ke kanan : Mas Wahid, saya, Mas Eka dan Mas Tris
Situs Krajan Susukan Ungaran Timur |
Save This Not Only A Stone
Yoni Krajan Susukan Ungaran : @ssdrmk |
Karena perut keroncongan, kami sepakat untuk kuliner dulu....apalagi suhu kuliner : Mas eka bersama kami. Pilihan Kami "MIE AYAM Kang Nardi" Alun Alun Lama ungaran (Lokasinya persis di Depan Perpustakaan Ungaran... overall nilai 8. Harga + es Teh : Rp. 8000,-
------
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
------
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....
Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA
Mantabz...
BalasHapus