Tampilkan postingan dengan label Ngempon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ngempon. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 September 2018

Ada Yoni di Dekat Candi Ngempon : Blusukan Project Videografi

(1) Di Candi Ngempon











(2) Di Candi Ngempon
       
   Minggu, 23 September 2018. Butuh 2 kali ke lokasi ini, untuk saya memantapkan hati menulis kisah ini... selain itu, pas momentum waktunya dengan salah satu impian pribadi yaiitu membuat video dokumenter. 
      Bersama rekan-rekan yang sama-sama tertarik pula, tak banyak alasan, dan punya level semangat yang sama, kebetulan memanfaatkan ada momentum lomba... jadilah bonus  naskah ini. Untuk projectnya rahasia dulu saja ya... tapi ya masih seputaran dunia persitusan, suatu saat nanti pasti saya ceritakan dalam kisah blusukan/ channel youtube saya. 
      Perjalanan yang pertama Saya, Mas Miko, bu Noorhayati dan Pak Nanang dan bu Nanang setelah blusukan Watu Lumpang di belakang coke merah, tanpa kami rencana, ngumpul di Toko Mas Dhany, di bonusi guide. "Ada watu mirip Yoni plug in", mas Dhany meyakinkan kami.   kemudian mampir di Candi Ngempon 
the couple
    Jadilah, Setelah parkir kemudian menyusuri jalan setapak di samping Candi Ngempon (Saat sampai disini jam 4 candi ngempon sudah terkunci). 
   Melewatinya, melewati temuan baru kemudian menyeberangi sungai. 
     Sungai dengan batuan-batuan besar sungguh sangat eksotis. Walaupun saat kami menyeberang dua rekan senior butuh perjuangan ekstra tapi malah menambah keseruan. Saya membayangkan sungai ini tanpa sampah... pasti sangat indah. 
    "Tanpa sengaja saat saya mencoba blusukan mencari jejak, berkeliling memeriksa sejauh 100m / mengelilingi seperti tentara memeriksa perimeter keadaan sekelilingnya... saat anjlok dari trap diatasnya, yang saya injak ya batu ini. walaupun tertutup daun namun membuat saya histeris sejadi-jadinya", jelas Mas Dhany. Kemudian karena pertimbangan agar batu ini tak dijadikan alas pancikan, atau diinjak-injak, kami berinisiatif memindahkan ke lokasi yang sekarang, 2m kearah atas. Jadi aman", tambah Mas Dhany. 
    Berada dibawah pohon kelapa, 
     Sayangnya, ada 2 musibah... 
Yang pertama, Sandal Jepit Mas Miko pedhot  di sini, hehehehhe. yang kedua... Helm bu Noorhayati hilang di tempat parkir.. (di perjalanan yang kedua, saya dengar kabar pencuri helm yang biasa beroperasi di parkiran Candi Ngempon katanya sudah ditangkap--semoga!)
     Bagian bawah, yang nampaknya adalah potongan, 
Add caption

     Kami memang belum yakin ini yoni, bisa jadi adalah bagian struktur bangunan, baik atap atau dasar sebuah bentuk bangunan. Bagian penampang atas struktur (mirip Yoni) dimana ada lubang lingga. Tapi saya memang ragu. 
di Candi Ngempon : belum teregristrasi
       Bisa jadi itu adalah lubang kuncian. Saya sendiri terus terang masih bingung. Semoga ada pembaca yang memberi pencerahan. 
       Bersama di perjalanan yang pertama, selfie mode on...

saya, Pak Nanang, Mas Miko, Bu Nanang, Mas Dhany dan Bu Noorhayati
     Perjalanan kedua, hari ini, saat selesai mengambil gambar video untuk project bareng tim. Eh ada mahasiswa Arkeolog dari UGM yang tanpa kami duga ketemu saat akan kami jadikan model pengunjung Candi Ngempon. 
    Singkatnya, ketiga mahasiswi ini penasaran juga ingin ikut serta blusukan Yoni. "Lokasi hampir berdekatan dengan Yoni di penelusuran yang pertama", jelas Pak Nanang yang kali pertama menemukan keberadaan Yoni ini. (Ingat, menemukan dalam arti yang saya maksud bukan seperti Graham bell menemukan telepon, atau saat James Watt menemukan lampu lho ya...--kadang ada yang baper mempermasalahkan kata yang sebenarnya tak penting, bukan itu esensinya).
     "Kalau yang satu ini 100% saya yakin Yoni", kata salah satu mahasiswi yang turut diblusukan ini.
     Tak ada informasi mengenai keberadaan Yoni di area ini, apakah awalnya adalah satu bagian dengan Candi Ngempon dan berpindah karena pernah akan di curi. Atau memang insitu, sebagai pendukung keberadaan Candi Ngempon....
Yoni Ngempon
     Mungkin belum teregristrasi pihak terkait, semoga pihak BCB / Juru Kunci Candi Ngempon atau Pamong Budaya ada yang membaca blog saya yang sederhana ini kemudian mengamankan. 
     Jejak masih terlihat bagian Cerat Yoni, 
Cerat Yoni Ngempon
    Lubang Yoni dimana seharusnya lingga berada sudah berisikan tanah.
Lubang Lingga Yoni Ngempon
    Sampai ketemu lagi di blusukan happy selanjutnya, "sedulur kui opo anane!"
Dari kanan : Mas Artdie, Pak Nanang, 3 Masiswa Arkeologi UGM (saya lupa anamanya), Bu Nanang,
Saya dan Mas Eka Budi

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 














     #hobikublusukan


Kamis, 10 September 2015

Watu Lumpang di candi ngempon

Kamis, 10 September 2015

     Mbolang kali ini edisi menemani mas Romi Romeo yang asli Mranggen Demak, berpetualang 'njlajah milangkori'. Beliau penasaran dengan 'Petirtaan Derekan".
     Personil yang respons ajakan beliau awalnya Mas Suryo Idein dan Mas Hendrie. Tak berpikir dua kali saya langsung berangkat. 
     Dengan lebih dulu mampir ke Candi Ngempon, bagi saya pribadi ini kunjungan saya yang keempat kalinya ke Candi Ngempon.
    Rute, dari pertigaan pasar karangjati. Dari Arah Semarang ambil kiri tepat di polsek Bergas. Jalan terus, kira-kira 3km kemudian ada papan petunjuk arah menuju Candi Ngempon yang hanya berjarak 700m dari jalan Raya Pringapus. 
      Melewati Kawasan industri/ Pabrik dan perkampungan kemudian sobat akan disambut Pintu gerbang Candi Ngempon.
     Menyusuri jalan yang lumayan licin jika hujan. Kemaraupun harus berhati-hati karena tak rata. 
   Alangkah menyedihkan... perhatian yang kurang dari instansi yang berwenang. Jika terjadi sesuatu di kemudian hari baru kelabakan saling menyalahkan. Seperti sebuah berita mengenai Petirtaan Derekan yang yang berada di seberang candi ngempon ini : http://regional.kompas.com/read/2012/03/02/09463487/Suasana.Candi.Ngempon.Mirip.Lokalisasi
     Watu Lumpang di Candi Ngempon :
Candi Ngempon 


          Keberadaan Watu Lumpang di Area Candi Ngempon ini, saya belum tahu masih insitu ataukan pindahan di sekitar wilayah candi : Informan yang terbatas. 
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Salah satu fungsi digunakan dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri
      "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah..."
     Selain itu, juga digunakan sebagai salah satu sarana untuk penyiapan sesaji (ditumbuk) dan kemudian dipersembahkan kepada para dewa.



      Blusukan Bersama DEWA SIWA : SayaRomi, Suryo dan  Hendrie
    
Perjalanan Berlanjut ke Petirtaan Derekan. 

      Berlatar Candi Ngempon, Mari Muliakan Titipan Leluhur ini :





Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs
Gabung yukk dengan Komunitas Pecinta Situs DEWA SIWA