Jumat, 17 Agustus 2018

Watu Lumpang Kawah yang mempesona : Desa Wonorejo Pringapus

Watu Lumpang Dusun Kawah  Desa Wonorejo Pringapus
      Jumat 17 Agustus 2018. Masih di Blusukan Hari Merdeka lanjutan dari 2 Watu Lumpang Jatipelen Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Saat kami beristirahat, Mas Eka WP yang sebelumnya ban Bocor Karena tidak kuat dibonceng kembarannya, ternyata nyusul juga, walau secara pribadi sempat khawatir beliau mutung dan balik kanan. Tapi salut dengan pantang menyerahnya, dan tetap mencari kami. Sempat melihat Watu Lumpang Jatipelen 1, secara ikhlas Mas Eka WP sepakat lanjut ke Lumpang berikutnya. (saya merasa aneh, kok dadi apikan ya? Opo karena blusukan karo mahasiswi KKN ya?hehehe!!). 

      Tujuan kami masih di desa Wonorejo, hanya beda dusun. Yaitu Dusun Kawah. Dalam perjalanan, Mas Eka Budi bungkam, tak memberi cerita apapun batu cagar budaya yang akan kami lihat ini. “Pokoknya Lumpang ini sangat menarik!”, kata Mas Eka Budi penuh misteri. 

     Kira-kira 5 menitan kemudian setelah melewati gang menuju makam dusun, sampailah kami. Petunjuk keberadaan Watu Lumpang nya adalah gubuk di tengah lapang. (sebenarnya jika dimusim hujan gubuk tersebut berada di tengah sawah). 
     Pemandangan cukup indah!, 
Watu Lumpang Kawah yang mempesona : Desa Wonorejo Pringapus
      Dari rekan facebook, (maturnuwun : rekan dengan akun 'kyai tapak angin', memberikan tambahan informasi. Cukup mencengangkan. Bahwa di sebelah utara, jika musim hujan  di area persawahan ada fenomena alam yang mengagumkan. "Semacam semburan uap panas yang meletup-letup. Itu hanya terjadi saat musim hujan. Semakin besar letupan gas tersebut semakin panas airnya", jelas Kyai Tapak Angin.
      "Nama Kawah konon juga berasal  dari letupan gas tersebut", imbuhnya. Kami semua tak sabar, ingin segera masuk. Untungnya tidak dikunci. 
     Yang pertama masuk adalah tentu saja sang guide, namun tiba-tiba keluar dengan heboh lebay, “Waaahh ada kulit ular!”, Mas Eka Budi Histeris, (saking alaynya dengan aksen jawa serta bahasa wajah yang lucu, tak tega saya ceritakan..maaf), beberapa dari kami kaget namun setelah mencermati ‘hanya’ kulit ular, kami berturut turut mengintip dan kemudian masuk. 
      Sebuah pertanda bahwa di lokasi ini tentunya sangat nyaman, yang berarti tenang, nyatanya ular saja berganti kulit dilokasi ini.
     Saya jadi teringat teman yang sangat takut dengan ular, bahkan lebih kecil dari jari kelingkingnya. (mantan rekan blusukan tadi, apa kabar?) 

Istimewa, sangat!
Watu Lumpang Kawah yang mempesona : Desa Wonorejo Pringapus
     Adalah kesan pertama saya, istimewa dari bentuknya yang masih sempurna, istimewa dari perhatian warga pula. Keren pokoknya. Warga menyebutnya dengan Mbah Godek. Dikeramatkan dan masih sering dipakai untuk ritual tertentu.

Close up.,
Watu Lumpang Kawah Desa Wonorejo Pringapus
     Karena masjid sudah mulai adzan, waktunya kami untuk menyudahi blusukan ini.
     Bagaimanapun juga blusukan adalah hiburan sementara kewajiban kami Jumatan tetap harus kami laksanakan. 

Eka WP dan Mahasiswa KKN Unnes
     Sampai ketemu lagi di Blusukan, Penelusuran situs berikutnya. Maturnuwun Mas Eka Budi dan Eka WP juga teman-teman KKN yang turut serta blusukan Jumat Seru ini, Semoga kelak bisa berjumpa lagi. 
Eka Budi dan Mahasiswa KKN Unnes
     Sukses untuk project pelestarian Cagar Budaya di Kelurahan Gedanganak!

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Bersama Jagad di Watu Lumpang Kawah Desa Wonorejo Pringapus
#hobikublusukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar