Tampilkan postingan dengan label Demak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Demak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Oktober 2021

Arca Keramat tinggalan Masa Hindu Klasik di Bogoreco,Kec. Guntur Demak

Arca di Situs Bogoreco, Guntur-Demak
     Minggu 10 Oktober 2021. Pandemi membuat segalanya menjadi berat, mulai dari pembatasan mobilitas sampai yang terberat kehilangan rekan blusukan, menjadikan semangat ngedrop pula. Berimbas dengan hasil blusukan yang tertunda bahkan hampir hilang.
     Butuh usaha keras mengingat kembali cerita blusukan yang sudah dilakoni, bagaimana tidak? sudah hampir setahun, naskah tak saya tulis. Saya mulai coba menggali informasi tentang blusukan terakhir yang belum tertulis, sampai memeriksa satu-persatu folder di komputer, laptop dan google drive. Setelah perjuangan, akhirnya ketemu satu lokasi .... dokumen Situs Bogoreco, Kecamatan Guntur kabupaten Demak. Juga menghubungi kembali mas Romi (guide blusukan saat itu) untuk mendapatkan informasi penting yang barangkali terlewat.
Diskusi setelah resik resik situs Tugu, Semarang : Saya, ssdrmk kaos Hitam, Mbak erni Mas Luthfan dan Mas Romi (yang berselfie)
     Kisah dimulai ketika, obrolan saat ketemu di resik-resik situs Watu Tugu, Jrakah Semarang. Saat itu disela-sela ngobrol, kami mendiskusikan ada sebuah informasi dari Mas Romi tentang hasil penelusurannya di dekat kampung halamannya (=dekat mranggen). 
    Saat itu, ditengah mepetnya waktu ketika ada keperluan mendesak di area Pucanggading. Saya melihat celah kesempatan waktu, hit n run .... saya janjian jam 4 dan rencana saya langsung meluncur, dan mas Romi kok kebetulan berkenan....
     Singkat cerita, jam 4 sudah berada di titik awal petunjuk menuju rumah Mas Romi, yang entah mengapa setiap ke rumah mas Romi saya selalu kesasar... aneh. Dari Mranggen, kami kemudian meluncur menuju kecamatan Guntur, motor sata bawa agak laju karena pertimbangan hari mendekati petang. 
   Arah maupun petunjuk benar- benar terlupa, pingin minta tolong mas Romi untuk mencari titik di google map satelite sangat rikuh... heheheh. jadi saya lompati saja ya.... (tapi entah nanti barangkali beliau berkenan memberikan titik di google map... nanti saya update).
     Yang saya ingat, kami masuk di jalan menuju persawahan, saat itu banyak tatapan tanda tanya dari warga. Kemudian kami parkir di sela-sela rimbunan Bambu, tepat dimana tujuan kami sudah ada di depan mata. 
Demak
Situs Bogoreco, Bogosari guntur Demak
    Berada di Dusun Bogoreco Desa Bogosari, dimana kemungkinan asal nama dusun ini karena keberadaan arca ini ( jawa = reco). Sementara di google baik kamus sansekerta maupun kawi tak ada arti untuk kata bogo.  Semoga sahabat ada yang berkenan memberikan pencerahan. 
     Walaupun di vlog nanti kami lebih mengarah arca ini Dewi Durga, namun kami tak juga menutup kemungkinan arca ini Rsi Agastya.  Ciri khas durga menginjak Kerbau (setelah lebih seksama tak nampak) tak ada. namun sekali lagi saya menerima pencerahan, bukan apa-apa... minim dokumentasi dan detail gambar menjadikan tulisan ini jauh dari kata layak.  Jadi semoga banyak lagi blusuker yang mengupas arca ini agar warga masyarakat menjadi tahu.
     "Lupa juga", kata Mas Romi saat saya tanya posisi Arca ini saat ini dimata warga ; bagaimana, legenda/ sejarah yang berkembang .. mungkin saya harus kembali lagi kapan-kapan untuk melengkapi lagi cerita saya ini. Selain banyak yang terlewat, HP saya juga mati, alhasil 90% dokumentasi di Bogoreco saya meminjam HP mas Romi.
     Versi Video vlog amatir di : https://youtu.be/qBx6j_Ezq_s


Maturnuwun mas Romi
Mas Romi, Mranggen
     Salah satu partner andalan, yang sering menuruti permintaan saya.. hehee... kapan-kapan njenengan ku antar kemana mas? heheheh ..
     Salam pecinta Situs dan watu Candi!
Spiritmu tetap kubawa kawan #lektrist
#hobikublusukan

Selasa, 24 Desember 2019

Keindahan Situs Blerong, Guntur Demak

www.sasadaramk.com
Situs Blerong, Guntur Demak
     Selasa 24 Desember 2019. Kadang sesuatu yang tiba tiba itu mengejutkan. Hari ini pas pulang Mranggen tiba tiba terbesit ide blusukan. Pinjam motor kakak ipar, hubungi mas Romi trus gass. Karena tiba tiba persiapan blusukan kurang matang, mungkin karena panik, saya jadi lupa rumah Mas Romi dimana. Padahal sudah tiga kali saya main. Karena Gmaps dan berulang kali panduan online, tepat ketika sampai HP mati. 
    Kepalang tanggung, saya nekat alias 'ndableg', minta juga dokumentasi pakai hp nya Mas Romi. (Moga moga beliau maklum wkwkkw) "Sudah minta antar, hp pinjam pula", mungkin begitu. Hehehehe. Semoga amal-mu menjadi berkah mas. Wkwkkw. 
       Dari rumah mas Romi kami meluncur melewati perempatan pasar Mranggen. Menyusuri jalan tersebut, kira kira 4/6 km tepat di perempatan Bulusari, ambil kanan. Kemudian ketemu dengan jembatan langsung ambil kiri, Ikuti jalan cor ke kanan satu kali terus lurus 200m lalu Situs Blerong nampak, dan sampailah kami.      
sasadaramk.com
Situs Blerong, Guntur Demak
     Situs Blerong sudah terawat rapi. Konon warga dan Bapak Kades sangat memperhatikan situs ini. Dapat kiriman gambar dari Mas Seno, Jika musim kemarau saja sekeren ini... bayangkan saat musim hujan ketika disekelilingnya hamparan padi menghijau. (Tapi HP Mati, jadi tak bisa dokumentasi ,apes banget😭)
foto by Seno
Situs Blerong Guntur Demak (foto : Seno)

    Yoni, Arca Ganesha, dan Arca yang sudah rusak (dugaan saya, masih belum pasti antara Mahisasuramardini dan Nandi) serta Lingga Patok. (Saya membatasi dua dugaan itu (pertimbangannya kurangnya ilmu dan ini nampaknya situs ini tempat suci agama Hindu, Seringkali bila ada Yoni, ada Nandi, ada Mahisasuramardini (Dewi Durga), ada arca Ganesha pula. sederhananya satu paket, walaupun banyak juga yang saya temui hanya satu ODCB saja.
     Yoni, 
Yoni Situs Blerong, Guntur Demak

       Yoni, Manifestasi dewa siwa. dan shaktinya. Dewa Siwa dilambangkan dengan Lingga (Yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya--semoga masih terpendam bukan hilang). 
www.sasadaramk.com
Lubang Lingga di Yoni Situs Blerong, Guntur Demak 
     Dibagian salah satu sisi Yoni,  terdapat tonjolan yang bernama cerat. Sayangnya Yoni situs Blerong ini cerat sudah rusak, penyangga cerat juga sudah hilang. 
Cerat Yoni Situs Blerong, Guntur Demak
      Diatas cerat ada relief Kala sebagai penjaga dari hal-hal negatif, kemudian penyangga berupa Kura-Kura dan Ular sebagai pertanda dunia atas dan bawah.  Cerat juga menghadap ke arah Utara dimana Shakti dewa Siwa bersemayam.
Arca Ganesha,
www.sasadaramk.com
Arca Ganesha Situs Blerong, Guntur Demak

     Dewa Ganesha adalah anak dari Dewa Siwa yang merupakan dewa pendidikan, kebijakan.
www.sasadaramk.com
Situs Blerong, Guntur Demak
       Perut gendut, kepala Gajah dan taring patah satu adalah ciri khasnya. Sayangnya bagian kepala sudah rusak, entah aus karena lapuk atau dirusak tak ada yang mengetahuinya. 

      Lingga Patok,
www.sasadaramk.com
Lingga Situs Blerong, Guntur Demak

     Saya menduga ini Lingga Patok, karena bila dipasangkan dengan Lubang Yoni ukuran sedikit berbeda.
 Lingga Patok Situs Blerong, Guntur Demak
    Keberadaan Lingga Pathok ini biasanya berjumlah genap, 4/8   Untuk menandakan batas suci. Dimana di dalamnya ada bangunan tempat pemujaan. mungkin dengan wilayah sekelas kadipaten atau diatasnya. 
Malah barangkali pembangunanya diinisiasi pejabat wilayah atau bahkan raja vassakl siapa tahu?
    Ayo para generasi muda Blerong dan sekitarnya cari tahu sisik melik sejarah desa kalian...
     Untuk situs Blerong, karena komplit, ada Yoni, Ganesha juga arca (mungkin dewi Durga), saya meyakini Situs Blerong Kecamatan Guntur Kabupaten Demak ini dulunya spesial dan menempati tempat yang istimewa bagi masyarakat kala itu saat peradaban masa hindu kuno berdiam di sekitar Blerong.
     Bila melihat di Situs Candisari Mranggen juga ada jejak kemuncak yang masih bisa kita lihat. Juga Yoni di daerah Kadilangon Desa Kebonbatur Mranggen masih di seputaran Mranggen, Tentu banyak lagi situs sekitar yang lain yang jelas menjadi bukti. (Letak kecamatan Guntur-Mranggeh bersebelahan).
     Arca, (dugaan sementara {Mahisasuramardini}, mohon pencerahannya para suhu😀.
Dewi Durga Situs Blerong, Guntur Demak

    Yang menguatkan dugaan saya, nampak samar-samar dibagian bawah seperti penggambaran Mahesasura (=kerbau), jadi siapa lagi kalau bukan dewi Durga sang Penakhluk raksasa Kerbau. 
Dewi Durga Situs Blerong, Guntur Demak
     Suasana Situs Blerong mengingatkan saya pada keindahan Situs Petungkriyono Pekalongan. sama-sama ditengah sawah. Beberapakali sudah saya melewatkan acara blusukan bareng ke Blerong. Memang jika sudah waktunya tiba tiba pun jadi.
   "Mbah Dudukan", seorang warga menjelaskan tentang masyarakat menamai situs ini. Konon bisa disebut begitu karena penemuannya tiba tiba saat petani membuat sumur untuk pengairan di musim kemarau. 
     "Diduga masih ada 2 watu yang masih terpendam", jelas mas Romi. Belum di gali karena sesuatu hal. Dugaan guru spiritual itu ada arca dan lingga pasangan Yoni ini. 
    Sekian dulu episode tiba-tiba penelusuran kali ini, semoga ada pencerahan juga cerita lain yang masih tersimpan misteri.
     Link channel youtube : (segera setelah di edit)
    Tiba-tiba pakai Surjan tanpa janjian, Hahahah. Maturnuwun Mas Romi,
Mas Romi dan Saya di Situs Blerong Guntur Demak
      Sampai ketemu dipenelusuran berikutnya😀. 
 Saya di Situs Blerong Guntur Demak
     Salam pecinta situs dan watu candi😀. 
     #hobikublusukan

nb : link berita tentang situs ini 

Jumat, 25 Oktober 2019

Legenda peminta hujan : Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak

    Jumat 25 Oktober 2019. Awalnya tak sengaja ada tampilan rekomendasi dari youtube... (Link channel Youtube itu  semarangtv) judulnya sekilas situs. Tentu saja langsung play on... 'eh salah satu yang nampak kok pakai kaos DS (Dewa Siwa)... segera ku tonton dengan seksama. setelah itu tentu saja langsung WA Mas Romi untuk minta tolong di beri petunjuk...
Kumpul dulu : ngopi dulu
     Setelah mendapat kabar menggembirakan, Jumat dengan beberapa rekan menuju lokasi (sebelumnya saya menyiapkan strategi untuk mengurangi efek durasi...hahhaa --).
        Janjian Jam 1 di Lapangan depan Kantor Kecamatan Ungaran Timur, (berturut-turut kedatangan) saya, Mas Eka dan Mas Puji Anthony, Pak Nanang Klisdiarto serta Bu Wahyuni, sambil ngopi juga diskusi rencana kedepan Komunitas kami menunggu Mas Ardie.
    Setelah Komplit kami kemudian melewati jalur kawengen... Jadi teringat situs Watu Pawon Kawengen serta Watu Kebo Kawengen Ungaran
     Kami mampir dulu di rumah Mas Romi. Artis DS yang masuk tipi.... Beristirahat sebentar, menikmati mangga panenan depan rumah Mas Romi. kami kemudian segera meluncur. Tak butuh waktu lama, kurang dari 5 menit kami sampai. Yang ternyata cukup dekat dengan kediaman Mas Romi, bahkan jalur ini sering saya lewati kalau pulang ke Mranggen. 
      Sampailah kami, 
Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Yoni Kadilangon ini ditemukan oleh warga secara tak sengaja saat menggali sumur untuk pengairan sawah, sekitar tahhun 1980-an.
      Kebetulan saat penggalian waktu itu juga musim kemarau, setelah Yoni secara tak sengaja ditemukan beberapa saat kemudian hujan. Sejak saat itu.... warga mempercayai Yoni ini sebagai pemanggil hujan. 
Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Entah kebetulan atau memang demikian.... setelah digali, beberapa hari lalu memang Wilayah Kadilangon dan Sekitrnya Hujan Deras.
       Sementara sebagian masyarakat lain mempercayai, bahwa batu ini adalah umpak Wali. Walaupun kenyataannya Batu ini adalah Yoni peninggalan Masa Hindu Klasik.
   Dugaan sementara, kenapa Yoni dikubur adalah semata-mata untuk menyelamatkan dari aksi perusakan. Seperti yang kita ketahui bersama Demak adalah Pusat dari Kerajaan Islam. Jadi Penguburan Yoni menjadi cara aman untuk menyelamatkan. Jika melihat kondisi situs lain yang berada di Demak, Situs  Pidodo Karangtengah Demak yang keberadaanya terlihat bernasib malang.
      Dari informasi.... Saat digali terdapat 2 buah batu bulat yang berada di depan Yoni. Tapi sayangnya saat kami kesini sudah raib.
    Kondisi Yoni masih bagus, tak ada lumut/ lapuk (keuntungan terpendam tanah). Relief Kala di bagian atas Cerat Yoni :
Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak ;Relief Kala di Cerat
    Cerat atau tempat keluarnya air (suci) untuk ritual keagamaan, 
Certa Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
       Lubang Cerat, 
Lubang Cerat Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Penampang Atas Yoni, dimana Ada Lubang untuk Lingga (Lingga belum diketahui keberadaannya), 
Lubang Lingga Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Badan Yoni berdias pelipit sederhana, namun tegas dan indah sangat presisi, 
Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Dibeberapa titik terlihat remukan struktur bangunan dari Batu bata, (Yang memunculkan dugaan struktur Candi (Bangunan Suci) tak terbuat dari Batu Andhesit. Bisa dari Bata atau kombinasi. Sebuah kemungkinan yang dahsyat.
Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak
      Untuk Link video amatir :

     Rombongan Komunitas DEWA Siwa :
Dewa Siwa lintas batas :Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak 
       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya....

Yoni Kadilangon Kebonbatur Kec. Mranggen Demak :ssdrmk
      Seputaran Demak Masih Banyak.....
#hobikublusukan

Senin, 10 Agustus 2015

Situs Candisari Mranggen Demak

Situs Candisari Mranggen Demak
Minggu, 9 Juli 2015
      Berjudul "Blusukan Morotuwo", mbolang ke situs di area Demak ini saya lakukan bersepakat dengan Max Trist, yang ternyata  punya mertua di Mranggen juga (Taman sari) sementara saya daerah Kembangarum. Setelah mencari hari yang tepat, nego dengan istri masing-masing (mesti kaget, ga biasane kok ngajak pulang--- ternyata modus... hahahahaha).
    Ku-coba ngabari rekan Romi Romeo, yang asli Mranggen juga (Batursari), jadilah kami janjian di SPBU Mrangen. Lewat naskah ini pula, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. paling telat ya. "Mbocengke berbadan2 ga wani ngebut". Ternyata mas Suryo dan Mas Indra ikut juga. Wah jadilah kami berlima, Serasa Pandawa lima..... (foto by mas trist)
MTsN Mranggen Demak
    Tujuan Mbolang kali ini ada 3 lokasi, Yang pertama Candisari Mranggen, Kemudian Pidodo Karangtengah dan Pilangrejo Wonosalam. Tak menunggu lama, kami langsung menuju lokasi. 
'Ponpes Al Ma'ruf Candisari mranggen
       Melewati Taman Sari, Singgah sebentar di Rumah Mertua Kang Trist. Lewat Taman Sari kemudian ambil jalan menuju Candisari.  Penelusuran yang pertama ini cukup mudah. Karena Mas Trist sudah pernah ke lokasi. 
     Petunjuk yang paling mudah, cari saja MTsN Mranggen Demak, kemudian di samping MTsN ini ada Area Kampus Pondok Pesantren Al Makruf .




     Situs berada di halaman Rumah Beliau Kyai Masrur Kholil. Beginilah nampak Situs Candisari Mranggen :  
Situs Candisari Mranggen                 

Begitulah, kondisi saat saya datang kesini..... 

     "Watu candi ini, hasil pindahan dari sawah yang ta jauh dari rumah beliau", jelas Mas Trist saat memberikan penjelasan kepada kami karena Tuan Rumah, Beliau Kyai Masrur sedang pergi. "Bahhkan menurut Pak Kyai, pemindahan itu dilakukan setelah jam 12 yang sebelumnya slametan terlebih dulu", tambah Mas Trist seperti yang dijelaskan oleh Bapak Kyai Masrur.

      Saat kami ke sini, ya wujudnya seperti ini :
Situs Candisari Mranggen

    Kemudian, setelah minta ijin dulu dengan bu Nyai (yang ijin mas trist tentunya).  Kami menyingkirkan terlebih dulu 'kalabendu' itu.... jadilah nampak sisa keindahan itu :
Situs Candisari Mranggen Demak


     Ketidakjelasan bentuk, membuat kami sangat penasaran penampang tengah. Berlubang seperti umpak/ yoni atau berbentuk apa. Akhirnya berempat mencoba mengangkat, sementara saya tugasnya hanya jepret saja. paling ringan tentu saja... hahahahaha. 
Situs Candisari Mranggen Demak
     Dan memang terlihat berat dari ekspresi ke empat rekan saya.... hehehehe

      Saat pertama kami kesini, mas Tris berhasil memperoleh informasi tentang watu candi ini, "Kui watune ceritane jaman wali songo, salah sawijine wali ditugasi gowo watu kui di nggo masjid Agung Demak.. tapi ora entuk ngerti uwong sak durunge jago kluruk...lha berhubung tekan kono ono pitek kluruk ..akhire di tinggal.." jelas Mbah Kyai Masrur Kholis seperti yang dituturkan Mas Trist kepada kami..

     
Kemuncak Situs Candisari Mranggen
Masyarakat Candisari menyebutnya watu papak. Sementara kami menyimpulkan watu candi bagian atas adalah kemuncak walau masih penuh keraguan. Jika Kemuncak Candi sebesar ini (kadang pagar bangunan candi/kuil suci) maka tentunya begitu banyak reruntuhan candi yang lain. Jika bukan apakah ini...? Karena mengalami K(P)erusakan yang hebat (monggo mo baca pake huruf k/p)... bentuk aslinya terkaburkan. Cerita dan fungsi juga sudah berbeda pula.
Situs Candisari Mranggen

     Sementara yang bagian bawah masih terjadi perdebatan, namun saya pribadi lebih menduga ada beberapa kemungkinan,       
     Antara Umpak dan lapik arca. Saya hampir yakin penempatannya pun hanya melihat asal cocok/ pas saja. Bahkan mungkin penemuan dengan lokasi yang berbeda antar batu kemuncak dan watu lapik/umpak tersebut.
Situs Candisari Mranggen
   Seperti yang saya singgung sebelumnya, jika itu umpak candi maka diperlukan bahan pembuat candi yaitu batu yang berjumlah banyak. Sementara daerah demak ini didominasi dengan batu cadas, Batu kapur dan batu karang. (Yang dulu Demak ini sebagian besar adalah bekas lautan). 
Vandalisme di situs Candisari
     
     Saat ambil gambar close up ada tulisan yang asal-asalan dan malah memperburuk kerusakan watu candi ini. Tulisan " Batu Peninggalan"
    
    Selain batu peninggalan tersebut, didekatnya ada batu candi pecahan yang berukuran kecil :
Watu Candi di Situs Candisari Mranggen Demak
    Setelah mendokumentasikan, sampil beramah tamah dengan santri, niat kami sambil nunggu Beliau Bapak Kyai, eh malah anak-anak santri memberikan info yang menarik. Ada lagi sumur yang cukup tua. "Kata Beliau Kyai masrur, Sumur itu zaman wali", santri tersebut bercerita. "Tak jauh kok dari sini, mari kami antar, kami jalan kami kakak2 langsung menuju lanan di samping MTsN aja.", ajaknya. Ta Sanggup menolak. Akhirnya kami ikuti saja.
Sumur bersejarah : Situs Candisari Mranggen demak
     Ajaib bagi kami, para santri tersebut berjalan kaki, dan kami naik motor.... namun jalan mereka begitu cepat sekali ya....???.
Sumur bersejarah tersebut
     Tak pernah mengering dan selalu jernih. Ukuran batu bata lumayan besar dan tidak umum untuk jaman modern ini. Sebagai sumber air utama pula, untuk semua kegiatan Pondok.
    Perjalanan kami lanjutkan, mencoba menelusuri kembali lokasi awal. Namun hasilnya nihil, walaupun Makam kami telusuri, puluhan warga kami tanyai warga hanya menggelengkan kepala. 
     Kesimpulan saya....
Wajarlah, Situs Agama Hindu ini dulunya berada dekat dengan Kesultanan Islam Demak, ada proses 'aneksasi' mungkin saja. Tapi itulah kehidupan. Yang Lama akan digantikan yang baru, Tak ada yang abadi!

     Kemudian Perjalanan kami Lanjutkan Menuju Situs Pidodo Karangtengah Demak.

Mbolang "Mblusuk Morotuwo"
Di Situs Candisari Bersama Santri Ponpes Al Ma'ruf Candisari Mranggen Demak
Salam Pecinta Situs


Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....
















Gabung yuk...
di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Senin, 04 Agustus 2014

Situs Batu Bale Batursari Mranggen Demak

Situs Megalitikum
Situs Batu Bale
Potensi Wisata yang terlupakan.... Digarap sedikit saja, para wisatawan pasti berdatangan...
     
  30 Juli 2014, 
         Mudik masih saja cari situs?..." celetuk seorang kawan. hahahha.....I can't stopped!
          Mudik ke Mranggen, lebaran kali ini nambah semangat, kala dapat info ada situs di Batursari Mranggen. dan kebetulan kakak ipar aslinya daerah situ.. tepatnya hari ketiga, mulailah :
    Kali ini bersama Anak, Istri, Keponakan dan Ipar. (tertular virus situs....hahaha).
    Jalur : Sebelum Pasar Mranggen, bila dari Semarang masuk gang sebelah kanan. Ikuti saja jalan gang itu sampai ketemu batuan besar berdampingan. 
      oia... blusukan ku jadwalkan dari Watu Nganten, Watu Lumbung dan diakhiri dengan Batu Bale.
Watu Nganten

watu nganten
   Masyarakat menamakan :  "Watu Nganten"..., Batuan yang dikeramatkan oleh masyarakat, konon bila masih lajang datang kesini akan dekat jodohnya.... Buktikan saja....
     Berada di Watu Nganten, sangat sejuk, sehingga tidak mengherankan bila sering dijadikan tempat nongkrong anak muda. 
    







Bersama istri, anak dan Ipar
     Setelah Watu Nganten, Blusukan spesial Idul Fitri 1435H kulanjutkan ke Watu lumbung. Dari Watu Nganten terus saja ikuti jalan, bila hari biasa akan banyak dumptruck (ikuti saja), dan ternyata Watu Lumbung berada di atas bukit yang menjadi lokasi penambangan Batu Padas.
Di Lokasi Watu Lumbung
          Di salah satu bukit yang tersisa itulah dulu ada Watu Lumbung, Info yang terbatas tentang keberadaan Watu Lumbung, menjadikan ku tunda untuk mendaki. Karena lebaran aktivitas penambangan berhenti,, sehingga tak ada seorangpun yang bisa kutanya keberadaan Watu Lumbung kini dimana.
       Foto bareng di Sekitar Lokasi Watu Lumbung

     Bila dari Watu Lumbung, Menuju Situs Batu Bale kembali ke arah kita datang... jadi dari Pasar Mranggen Situs Batu Bale sebelum Watu Nganten.
      Situs Batu Bale
       Menuju Situs Batu Bale (masyarakat menyebut Watu Bale) untuk memudahkan ku coba ambil penanda, cari pertunjuk Perumahan ini, Situs Batu Bale ada didekat perumahan Bumi Argo Residence 2.


         Ikuti Gang masuk perumahan ini. Penanda Selanjutnya : 

       Setelah Ketemu Perum Batursari regency ini, tengok Kekiri, Cari Penanda ketiga ini : 


      Masuk gang, sekitar 50m ketemulah papan nama Situs Batu Bale : 
Situs Batu Bale Batursari Demak
       Situs Batu bale tepatnya berada di Jalan Pucang Argo Utara, Perumnas Pucang Gading, Kelurahan Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Berada di Areal Persawahan warga situs ini cukup sejuk karena berada di bawah 2 pohon bringin yang lumayan besar.
Situs Batu Bale
      Situs Batu Bale terdiri dari Berbagai ukuran. yang utama ada 3 batuan berukuran besar termasuk 1 batuan besar yang berbentuk lebar dan rata. Selain banyak batuan yang berserakan disekelilingnya.
Situs Batu Bale di Persawahan







Coba sedikit berimajinasi, batu diatas itu berbentuk apa?
sebuah keunikan penuh misteri...

---untuk fungsi dan kenapa diberi nama Situs batu bale, saya belum dapat informasi lebih lanjut, semoga suatu saat bisa kulengkapi.----

nb : informasi terbaru (update tgl 8/8/14) : Situs ini berasal dari Jaman Batu/ megalitikum. Dan Situs Batu Bale ini beruba Batuan Datar yang ujungnya terdapat 2 Menhir

menhir : 


     Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik, dari kata men (batu) dan hir (panjang).
   Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi juga ada yang diletakkan terlentang di tanah. Menhir, bersama-sama dengan dolmen dan sarkofagus, adalah megalit. Sebagai salah satu penciri utama budaya megalitik, pembuatan menhir telah dikenal sejak periode Neolitikum (mulai 6000 Sebelum Masehi). Beberapa menhir memiliki pahatan pada permukaannya sehingga membentuk figur tertentu atau menampilkan pola-pola hiasan. Menhir semacam ini dikenal sebagai menhir arca (statue menhir).        Pada kebanyakan kebudayaan, tradisi pembuatan menhir telah berlalu, diganti dengan pembuatan bangunan; namun demikian di beberapa tempat, terutama di Nusantara, tradisi ini masih dilakukan hingga abad ke-20. Para arkeolog melihat bahwa menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penarwah nenek moyang. (wikipedia)--------------

     Bila diartikan secara harfiah, bale berarti rumah. Bila masyarakat menyebutnya watu bale, berarti batuan berbentuk rumah/ berfungsi sebagai rumah karena saking besarnya ( ini ku coba mengartikan sendiri... myembahan ohon maaf)
Mariyatul Qibtiyah
Video Amatir : 
Desember 2017

Salam Penyuka Candi.....
ssdrmki di watu bale demak
      Perlu dikaji fungsi, dan sejarah situs ini. agar bisa menjadi pelajaran bagi anak cucu kita... (ssdrmk)