Kamis, 4 Mei 2017. Masih Ritual blusukan Kemisan yang lintas batas sampai di Kabupaten Temanggung, setelah dari Situs Sumur Blandung – Makam, kemudian Situs Gandulan dan yoni Doropete kami lanjutkan penelusuran menuju yoni Ngesrep … kandangan Temanggung. Prioritas saya pribadi destinasi yang keempat ini karena fisik yoni berbeda, umumnya kotak namun ini bulat. Terpancing dokumentasi Lek Suryo.
Dari Kaloran kami menuju Kota Temanggung, traffic light pertama kemudian kami
ambil kanan. Cerita panjang sangat lebar sekali mulailah…. Keraguan, tengsin bertanya serta tak ada respon
saat bertanya menjadikan pengalaman berharga kepada kami (untuk lebih
mempersiapkan diri termasuk peta perjalanan). Karena saya membonceng, jadilah
hampir 15x saya bertanya kepada warga tentang daerah xxxxx (yang ternyata
salah).
Kami bahkan sempat ambil kanan dari traffic light pertama tadi kira-kira 10km. balik lagi kemudian menjuju arah kedu traffic light kedua ambil kanan.
Masuk kira-kira 3km… setelah
jembatan menikung (konon mas Imam saat penelusuran sebelumnya sempat jatuh
terpeleset di sini)… eh ragu muncul lagi, yang ternyata ini menuju Yoni pecah
(lagi-lagi duet pelupa rekan saya ini : wis di terke maido, wkwkwkw- tapi saat itu saya mawas diri… ga saya ungkapkan..
hahahahahaha).
Ya Sudah kita cari mie ayam dulu… usul saya, “Mungkin kalian kelaparan, ga fokus lupa semua”, Begitulah… Kami akhirnya makan siiang di Mie Ayam dekat traffic Light Kedu.
Kami bahkan sempat ambil kanan dari traffic light pertama tadi kira-kira 10km. balik lagi kemudian menjuju arah kedu traffic light kedua ambil kanan.
Mie Ayam dulu |
Ya Sudah kita cari mie ayam dulu… usul saya, “Mungkin kalian kelaparan, ga fokus lupa semua”, Begitulah… Kami akhirnya makan siiang di Mie Ayam dekat traffic Light Kedu.
Yoni Ngesrep Desa Kedungumpul |
Magetan, Kandangan Temanggung |
Gila, kami kembali balik arah menuju Kedungumpul, kemudian sekali lagi bertanya pada warga keberadaan dusun Ngesrep Desa Kedungumpul, dan ternyata petunjuk arahnya adalah Papan Nama Desa Magetan ini… (bukan di Jatim—namun Desa Magetan Temanggung). Masuk ikuti jalan beton kampong, melewati persawahan kemudian ada gang ke kanan,
Dari pertigaan ini.. Yoni Bulat sudah terlihat eksotis!
Yoni Ngesrep Desa Kedungumpul Kec. Kandangan Temanggung |
Berada di
pertigaan‘tusuk sate’ tepat di dekat pos
Kamling Dsn. Ngesrep Yoni tak umum ini menjadi tetenger warga mengenai sejarah
para leluhur mereka.
“Dulu Batu ini dari bukit belakang pabrik itu, saat itu sedang musim kemarau, ketika para warga kehausan meminum air di lubang batu itu tak pernah berurang airnya. Karena itulah warga menyebut dengan Watu Blencong (tempat minum kuno)”, urai seorang kakek yang kebetulan sedang leyeh-leyeh di depan poskamling.
“Di bukit yang separuhnya sudah di dozer itu masih ada batu yang bisa berbunyi, namun jika bukan warga sini akan kesulitan masuk, karena saat ini milik perseorangan”, tambah beliau. “Seperti alat musik gamelan”, jelasnya meyakinkan kami.
“Dulu Batu ini dari bukit belakang pabrik itu, saat itu sedang musim kemarau, ketika para warga kehausan meminum air di lubang batu itu tak pernah berurang airnya. Karena itulah warga menyebut dengan Watu Blencong (tempat minum kuno)”, urai seorang kakek yang kebetulan sedang leyeh-leyeh di depan poskamling.
“Di bukit yang separuhnya sudah di dozer itu masih ada batu yang bisa berbunyi, namun jika bukan warga sini akan kesulitan masuk, karena saat ini milik perseorangan”, tambah beliau. “Seperti alat musik gamelan”, jelasnya meyakinkan kami.
Yoni Ngesrep yang berbentuk bulat ini, sungguh berbeda
dengan umumnya Yoni yang biasanya ditemukan di Pulau Jawa. Sangat jarang.
Ditambah detail hiasan teratai disekeliling badan-pelipit Yoni. Sayangnya Lingga pasangan Yoni ini sudah hilang. “Buyut saya juga tak tahu dimana batu yang seperti kalian maksud mirip alu = lingga itu, mungkin hilang saat jaman XXXX” jelas beliau. (maaf saya tulis xxxx biar saya tak kena cekal… hehehehehe)
Ditambah detail hiasan teratai disekeliling badan-pelipit Yoni. Sayangnya Lingga pasangan Yoni ini sudah hilang. “Buyut saya juga tak tahu dimana batu yang seperti kalian maksud mirip alu = lingga itu, mungkin hilang saat jaman XXXX” jelas beliau. (maaf saya tulis xxxx biar saya tak kena cekal… hehehehehe)
Bagian Bawah Yoni Ngesrep Kedungumpul |
Warga Mengenal peninggalan ini dengan Watu Blencong = tempat minum jaman kuno.
Yoni sendiri adalah manifestasi dari Ibu Periwi… dengan pasangan Lingga yang diletakkan dilubang Yoni yang melambangkan kesuburan dalam mitologi agama hindu. Sebagai bahan bacaan saya sertakan beberapa sumber informasi mengenai Lingga :
Yoni sendiri adalah manifestasi dari Ibu Periwi… dengan pasangan Lingga yang diletakkan dilubang Yoni yang melambangkan kesuburan dalam mitologi agama hindu. Sebagai bahan bacaan saya sertakan beberapa sumber informasi mengenai Lingga :
Lingga
berasal dari bahasa Sansekerta yang
berarti tanda, ciri, isyarat, sifat khas, bukti, keterangan, petunjuk, lambang
kemaluan laki-laki terutama lingga Siwa dalam bentuk tiang batu, Patung Dewa,
titik tuju pemujaan,
titik pusat, pusat, poros, sumbu (Zoetmulder, 2000 601).
Sedangkan
pengertian yang umum ditemukan dalam Bahasa Bali, bahwa lingga diidentikkan
dengan : linggih, yang artinya tempat duduk, pengertian ini tidak jauh
menyimpang dari pandangan umat beragama Hindu di Bali, dikatakan bahwa lingga
sebagai linggih Dewa Siwa.
Petunjuk
tertua mengenai lingga terdapat pada ajaran tentang Rudra Siwa telah terdapat
dihampir semua kitab suci agama Hindu, malah dalam berbagai penelitian umat
oleh arkeolog dunia diketahui bahwa konsep tentang Siwa telah terdapat
dalam peradaban Harappa yang
merupakan peradaban pra-weda dengan
ditemuinya suatu prototif tri mukha yogiswara pasupati Urdhalingga Siwa pada
peradaban Harappa. (Agastia, 2002 : 2) kemudian pada peradaban lembah Hindus
bahwa menurut paham Hindu, lingga merupakan lambang kesuburan.
Perkembangan
selanjutnya pemujaan terhadap lingga sebagai simbol Dewa Siwa terdapat di
pusat candi di
Chennittalai pada sebuah desa di Travancore, menurut anggapan orang Hindu di
India pada umumnya pemujaan kepada lingga dilanjutkan kepada Dewa Siwa dan
saktinya (Rao, 1916 : 69).
Di
India terutama di India selatan dan India Tengah pemujaan lingga sebagai
lambang dewa Siwa sangat populer dan bahkan ada suatu sekte khusus yang memuja
lingga yang menamakan dirinya sekte linggayat (Putra, 1975 : 104).
Mengenai
pemujaan lingga di Indonesia, yang tertua dijumpai pada prasasti Canggal di
Jawa Tengah yang berangka tahun 732 M ditulis dengan huruf pallawa dan digubah
dalam bahasa Sansekerta yang indah sekali. Isinya terutama adalah memperingati
didirikannya sebuah lingga (lambang Siwa) di atas sebuah bukit di daerah
Kunjarakunja oleh raja Sanjaya (Soekmono, 1973 : 40).
Sementara, Yoni
Yoni adalah landasan lingga yang
melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang di
bagian tengah – untuk meletakkan lingga.
Relief Teratai di Yoni Ngesrep Kedungumpul Temanggung |
Yoni merupakan bagian dari
bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci,
sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah
badan Yoni terdapat bidang panil.
Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga.
Cerat Yoni Ngesrep :
Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga.
Cerat Yoni Ngesrep :
Yoni Ngesrep secara umum dalam kondisi yang baik,
terutama sudah ada perhatian dari warga, minimal keamanan akan terjaga. Karena
Yoni ini telah menjadi tetenger dusun ini.
Waktu menunjukkan jam 3 sore, menjadikan kami
mengevaluasi destinasi selanjutnya. Karena tentu saja khusus bagi saya yang
terkena durasi jam 5 harus sudah sampai rumah… heheheh maaf kawan : Lek Suryo
dan Mas Imam, Penelusuran Gondosuli dan mampir di Masjid Limbung ditunda.
Sambil istirahat saya usul untuk minta petunjuk arah kepada Mbak Derry Perihal Makam Dowo di Kaloran. Dan Kisah Berlanjut di naskah selanjutnya. Salam Peradaban!
Sambil istirahat saya usul untuk minta petunjuk arah kepada Mbak Derry Perihal Makam Dowo di Kaloran. Dan Kisah Berlanjut di naskah selanjutnya. Salam Peradaban!
Trio Blusukan Kemisan yang tetap semangat walau ndredek kelaparan.. hehehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar