Makam dan Lumpang Situs Sumur Blandung : Part 2 |
Kamis, 4 Mei 2017. Beberapa bulan yang lalu, sesaat setelah posting naskah blog serta posting foto hasil blusukan ke situs sumur Blandung di Kaloran Temanggung di akun facebook, ada beberapa rekan yang berkomentar “Gak Mampir sekalian di Makam Kuno, disitu ada Lumpang, Kala, kemuncaknya?, Hanya 10 langkah lho!!!”…. secara pribadi saya gelo tenan. Saat saya jawil rekan blusukan waktu itu, Lek Sur… idem pula… dan ternyata lebih gelo dari pada saya.
Makam Situs Sumur Blandung |
Alhasil, hari
ini saya diajak lagi (beruntungnya saya---), ritual kemisan berlanjut. Start
dari perpustakaan Ambarawa, kemudian kami lewat Sumowono, yang ternyata rekan
lain sudah menunggu… Mas Imam… jadilah kami bertiga. Rencananya selain
menelusuri ulang area Situs Sumur Blandung, juga blusukan di beberapa situs
lain.
Beberapa saat
kemudian sampailah kami. Saya tak sabar segera menelusuri jejak keberadaan
peninggalan purbakala masa kerajaan, dan ternyata lek Suryo ingin mengulang
mendokumentasikan sumur Blandung ini bersama Mas Imam (yang beru pertama ini),
karena saat saya dan lek Suryo kesini waktu itu hujan sangat deras dari kami
tiba sampai kami pulang. Jadilah… saya duluan mengeskplor.
Struktur Batu Candi di Situs Sumur Mblandung |
Dari Sumur
Blandung, sangat dekat hanya terpisahkan oleh rumpun bambu yang cukup lebat,
wajar jika kami tak melihat saat pertama kemarin, tentu saja kurang jeli
ditambah factor hujan dan belum lengkapnya informasi yang kami dapat. Saking
lebatnya Bambu, jalan beton / cor-coran menuju makam tertutup lumut. Jadi
berhati-hatilah.
Area makam
kuno ini sudah dibangun pagar sekelilingnya dari bata, yang ditumbuhi lumut
pula. Namun disisi kiri ada batu bata yang tanggal. Ada 3 makam di dalam
bangunan ini, dengan salah satu makam yang nampak menonjol dengan tatanan nisan
dari batuan candi. Sedangkan Watu Lumpang ada di bagian depan pagar makam.
Watu Lumpang Situs Blandung kaloran Temanggung |
Watu Lumpang
berdimensi cukup, tak terlalu besar dengan kondisi penampang atas watu lumpang
sudah tak rata lagi, aus yang bisa saja
berbagai penyebabnya (mungkin).
Watu Lumpang |
Sejarah
makam, kurang kami tahu… siapa yang dimakamkan disini. Pastinya warga di sini
men-sakralkan dengan membangun pagar pelindung yang mengelilingi. Namun dari
tananan dari watu candi kami menduga bukan orang dari kalangan kebanyakan.
Yang jadi
pusat perhatian saya tentu saja keberadaan relief Mahakala, yang umumnya
diletakkan dibagian atas pintu sebuah bangunan suci (saat ini orang mengenal
dengan nama Candi---), kemudian kemuncak (yang jadi patokan makam), terletak di bagian atas bangunan suci.
Belum lagi struktur batu yang berbentuk (persegi-berpola) yang kuat diduga menjadi bagian struktur bangunan suci tersebut.
Ketika warga menyebut ini adalah makam kuno, saya menduga ada sebuah bangunan suci dengan masa lebih kuno lagi yang pernah tegar berdiri di area ini. Kebenaran akan menemukan jawaban sendiri….
Belum lagi struktur batu yang berbentuk (persegi-berpola) yang kuat diduga menjadi bagian struktur bangunan suci tersebut.
Ketika warga menyebut ini adalah makam kuno, saya menduga ada sebuah bangunan suci dengan masa lebih kuno lagi yang pernah tegar berdiri di area ini. Kebenaran akan menemukan jawaban sendiri….
Sayangnya,
keberadaan rimbunan bambu, kemudian luangan
(bahasa jawa-kubangan) ditengah-tengahnya… dijadikan tempat pembuangan
sampah. Banyak sampah berceceran di sekitar makam, sayang sekali. Terkesan
kumuh dan Jorok, apalagi di area ini kelembaban cukup tinggi.
Salam
Peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar