watu lumpang situs kalongan ungaran |
4 November 2015
Butuh 2 kali survey untuk menelusuri Watu Lumpang Situs Kalongan Ungaran ini. Awalnya informasi dari teman kerja, di Dekat Kuburan desanya ada watu Lumpang. Saat itu Senin tanggal 2 November saya mencoba survey terlebih dahulu. Seperti biasa, saya cari sumber informan warga terdekat untuk mengetahui lokasi persis. kali ini Warung di seberang jalan. Sambil beli minuman, saya bertanya, " Oh iya ada mas, diantara rumput liat itu", sambil menunjuk ke arah lahan tak terurus. "Dulu itu lahan punya bapak saya, kemudian dijual. Dulu saat kecil, lahan itu ditanami kopi dan saya tahu ada watu lumpang itu disana". tambah beliau. "Lha mas, mau apa? kok nyari-nyari watu seperti itu?" tanya nya lagi. "Tak usahlah saya jelaskan jawaban saya, bosan saya..... hehehehe."
Walaupun sudah mblasuk-blasuk ilalang setinggi saya, Sampai tak perlu menunduk untuk melewati, bahkan saya berdiripun kalah tinggi. Tak menghiraukan lagi ada hewan liar, walau juga takut ada ular. Tapi karena banyak burung 'Gemak' berterbangan saya jadi yakin tak ada ular.
Sampai sepatu saya tak berwarna hitam lagi, tetap watu lumpang itu ga ketemu, karena selain waktu sudah mepet, badan juga terasa gatal-gatal. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan lain hari dengan informasi lokasi pasti yang lebih jelas.
Dari pengalaman kemarin, kali ini saya buat postingan terlebih dahulu, ngajak Kawan DEWA SIWA yang lain, biar kalo gagal ketemu bisa ada teman senasibnya.... heheheheh. Kali ini yang merespon adalah kawan hendri Samosier dan Suryo Idein. Sebenarnya ada lagi satu rekan cewek yang tertarik ikut. Namun tak ada kabar lagi.
Setelah sebelumnya saya memastikan posisi Watu lumpang kepada rekan kerja, (Kebetulan beliau sehari sebelumnya tahlilan di makam di samping watu lumpang ini, sempat mencari serta ketemu pula)
Akhirnya kami janjian jam 4 di area dekat Kuburan kalongan. Kebetulan saya sampai terlebih dahulu, kemudian langsung menelusuri jejak Watu lumpang itu. Kali kedua saya kesini, ada nampak bekas pembersihan dan rumput kering yang dibakar. Mengurangi usaha saya menuju lokasi alias jalan lebih mudah. Walaupun nambah bekas arang di baju saya, tapi itu sudah resiko.
Dan inilah, Watu Lumpang Kalongan itu
Berada di Desa kalongan, Kecamatan Ungaran barat Kabupaten Semarang.
Tepatnya di samping kuburan desa di tengah lahan kosong bekas pabrik penggergajian kayu (masih ada bekas tembok di sekelilingnya.
Setelah coba saya singkirkan rumput kering yang menutupi watu lumpang, terlihat lebih segar watu lumpang ini;
Walaupun sudah mblasuk-blasuk ilalang setinggi saya, Sampai tak perlu menunduk untuk melewati, bahkan saya berdiripun kalah tinggi. Tak menghiraukan lagi ada hewan liar, walau juga takut ada ular. Tapi karena banyak burung 'Gemak' berterbangan saya jadi yakin tak ada ular.
Sampai sepatu saya tak berwarna hitam lagi, tetap watu lumpang itu ga ketemu, karena selain waktu sudah mepet, badan juga terasa gatal-gatal. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan lain hari dengan informasi lokasi pasti yang lebih jelas.
Dari pengalaman kemarin, kali ini saya buat postingan terlebih dahulu, ngajak Kawan DEWA SIWA yang lain, biar kalo gagal ketemu bisa ada teman senasibnya.... heheheheh. Kali ini yang merespon adalah kawan hendri Samosier dan Suryo Idein. Sebenarnya ada lagi satu rekan cewek yang tertarik ikut. Namun tak ada kabar lagi.
Setelah sebelumnya saya memastikan posisi Watu lumpang kepada rekan kerja, (Kebetulan beliau sehari sebelumnya tahlilan di makam di samping watu lumpang ini, sempat mencari serta ketemu pula)
Akhirnya kami janjian jam 4 di area dekat Kuburan kalongan. Kebetulan saya sampai terlebih dahulu, kemudian langsung menelusuri jejak Watu lumpang itu. Kali kedua saya kesini, ada nampak bekas pembersihan dan rumput kering yang dibakar. Mengurangi usaha saya menuju lokasi alias jalan lebih mudah. Walaupun nambah bekas arang di baju saya, tapi itu sudah resiko.
Dan inilah, Watu Lumpang Kalongan itu
watu lumpang kalongan |
Berada di Desa kalongan, Kecamatan Ungaran barat Kabupaten Semarang.
watu lumpang kalongan |
Setelah coba saya singkirkan rumput kering yang menutupi watu lumpang, terlihat lebih segar watu lumpang ini;
watu lumpang Kalongan |
Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Difungsikan untuk menumbuk padi dan digunakan pula dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri.
Watu Lumpang kalongan |
"Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni'" .... selalu yang ditumbuk adalah pilihan. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah...
Kondisi Watu Lumpang, Situs Kalongan Ungaran ini menggambarkan lamanya terakhir kali dipakai untuk ritual persembahan. Jangankan ritual, diperhatikan pun tak pernah barang sekali. Terlihat dari kondisi dan posisi watu lumpang ini, ditutupi tertutup tanah, rimbunan ilalang mati dan banyak warga yang tak tahu. Saya beberapakali tanya anak muda, walaupun sudah bisa ditebak jawabnya. "Tak tahu".
Situs Kalongan Ungaran |
Padahal keberadaan Watu lumpang ini, bisa menceritakan sejarah area kalongan in. Dulunya Agraris, pertanian, subur dsb. Lupa sejarah... itu yang terjadi..... ---
Semoga usaha yang sekecil ini bisa memberitahukan ke masyarakat pentingnya mengetahui, menghargai dan kembali ke jatidiri kita sendiri..... Budaya kita sendiri apapun pasti lebih baik.....--daripada niru-niru.
Save This, Not Only a Stone!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar