Laman

Kamis, 05 November 2015

Candi Tempel, Jatisari Mijen Semarang

Candi Tempel, Jatisari Semarang
Kamis, 5 Nopember 2015
    Berawal dari 'iming-Iming' Beliau Pak Tri Subekso, pecinta Sejarah sejati.... yang memposting berita di koran Radar Semarang,  jadi Gatal saya ingin segera kesana. Berita tersebut : http://www.radarsemarang.com/2015/11/02/lagi-temukan-situs-candi-di-jatisari.html.
    Awalnya di 'warning', jika tak beruntung susah masuh area Situs. "Ada di tengah Peternakan". Tapi terkadung suka mbusuk, patut kami coba dulu, nothing to lose, cuma mengandalkan keberuntungan saja, serta ijin yang berkuasa tentunya.
     Segera, tiga hari sebelum hari H, saya membuat postingan ajakan beserta info lengkapnya, Setelah berkomunikasi ada beberapa rekan yang tertarik. 
lekker isi mie
Gambar petunjuk 1 (foto by wahid)
   Berangkat dari perpustakaan Ambarawa, saya dan lek Suryo pilih Jalur memutari Gunung lewat Sumowono, Limbangan Boja. kemudian transit di masjid Tambanan Mijen, Sambil nengok yoni yang ada di depan masjid. Sambil nunggu, ada jajanan anak kecil yang menggugah selera, Lekker isi mie... hehehe. Lumayan pengganjal perut.
            Beberapa waktu menunggu... ternyata beberapa Rekan DEWA siwa membatalkan keikutsertaanya... Akhirnya kami langsung meluncur ke petunjuk kedua "Pasar Ace Jatisari Mijen", sambil Menunggu Rekan Lain : Kang Trist. 
     Dari arah Boja menuju Semarang, Saat di Pasar Ace  Jatisari Mijen ini, Ambil Gang ke Kiri. (Gambar petunjuk 1), 

Gambar petunjuk 2.
Kemudian ikuti gang tersebut. Sampai ketemu dengan Masjid Dusun Tempel yang diseberangnya ada gang (Gambar petunjuk 2). 
   Area peternakan ada di Ujung gang ini.

    Saat mencari keberadaan ternak inilah, kebetulan saya tanya warga yang ada di pinggir jalan waktu itu. "Wis ayo bareng karo aku, mengko ta terke", sambil beliau mbonceng motor saya. "Omahku kulone" Tambah Beliau. Singkat cerita, nama beliau Bapak Ahmadi, rumahnya sebelum peternakan berjarak 20m (3 rumah). 
Restricted area!
     Setelah sampai, beberapa saat kami menunggu diluar, teringat cerita dari Pak Tri Subekso yang mungkin saja masuknya sulit, juga pengalaman rekan yang gak bisa masuk, saya Cuma pasrah saja. Apalagi Bapak Ahmadi mengetuk dengan keras berulang kali tak ada jawaban.
    Dan, keberuntungan kami akhirnya datang. Istri dari Bapak Ahmadi datang sambil membawa peralatan untuk mencari makanan ternak. "Ewangi golek rambanan pak ning njero ternak"..., setelah beberapakali mencoba berteriak kembali, kemudian dari dalam tampak ada seorang yang mendekat, membuka pintu... dan kemudian bisa-lah kami masuk. 
hasil ngitip
Gambar diambil melalui lubang pintu
    Sempat mengintip melalui lubang di pintu, nampak candi tempel di tengah area peternakan. 
    Masih dengan sikap tak ramahnya pula sambutan kepada kami. Walaupun sudah dijelaskan oleh Bapak Ahmadi Tujuan kami. Bahkan Bapak Ahmadi dengan serius, "Mereka tak jamin, wong mung tilek watu candi kok ga oleh... udah ayo mas nyantai saja..." Ajak beliau meyakinkan kami. Kami jadi bersemangat dan lebih percaya diri dengan keberadaan Bapak Ahmadi. Niatnya kami baik, sama sekali ga mengganggu area ternak. Cuma niliki candi saja kok..... semoga si pemilik ternak memahami maksud kami. 
    Walaupun begitu kami tetap tak tenang, kawatir pemilik ternak datang dang mengusir kami. Sambil berharap-harap cemas Kang Trist Segera datang dan bergabung. Karena kesempatan langka nan terbatas ini.
Yoni Candi Tempel
      Segera saya ambil gambar, terasa sekali saya terburu-buru, clingak-clinguk takut yang punya datang.
     Candi yang kini hanya tinggal reruntuhan saja,  terdiri atas 1 yoni utuh, 1 patung nandi, 4 umpak, 4 kemuncak candi dan sejumlah batu yang diperkirakan bagian dari dinding penyusun candi. Melihat bentuknya, sejumlah batu bisa diperkirakan sebagai sudut penampang candi. Patung nandi di tempat ini dalam kondisi patah di bagian kepala, namun patahan tersebut masih ada.
Bapak ahmadi dan Yoni Candi tempel
    Yoni 

    Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang di bagian tengah untuk meletakkan lingga. 
     Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci tersebut. 
Yoni Candi Tempel Jatisasri Mijen
   Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkal di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. 
    Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca
     Arca Nandi, Patah di leher, namun kepala masih ada didekatnya

Arca Nandi Candi Tempel Jatisari Mijen Semarang




      Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati. 
Arca Nandi  Candi Tempel : kepala arca patah

     Candi/ Bangunan suci yang mempunyai arca Nandi dikategorikan sebagai candi untuk pemujaan agama Hindu Siwa. Nandi juga adalah guru dari 18 Master/  Siddha.
   Arca Nandi biasanya di posisi menghadap Yoni (tuan-nya).
Arca Nandi Candi tempel Jatisari Mijen Semarang
      Umpak.
Umpak di Candi Tempel Jatisari Mijen
         Di Candi Tempel Jatisari mijen ini juga masih tersisa umpak. Yang membuktikan dulunya ada sebuah bangunan suci. Yang kemungkinan dengan tiang kayu sebagai penyanggga atap bangunan tersebut.
    Kemuncak
Kemuncak Candi tempel
          Kemuncak candi,  dan sejumlah watu candi lain yang juga unsur sebuah bangunan suci.
   Selain kemuncak, yang tersisa dari peninggalan Candi Tempel ini banyak batu berpola. 
     Menurut Bapak Ahmadi, saat kecil dulu lebih banyak lagi watu bertumpuk di area ini. "Dulu sebelum ada peternakan ini, saya sering bermain di sekitar tumpukan watu candi ini. Banyak sekali watu yang ada reliefnya. Tempat ini kata simbah saya wingit dan dijauhi oleh warga. konon karena itulah dijual kepada pengusaha ternak ini", jelas Bapak Ahmadi.
     "Air yang ada di Tengah lubang Yoni, dulu dipercaya warga berkhasiat untuk mengobati rasa sakit", Tambah Bapak Ahmadi. Namun saat kami kesini air di lubang Yoni ta nampak bekasnya. Mungkin efek kemarau panjang (tapi yoni/ lumpang lain kemarau panjang sekalipun air kok masih ada ya? Rasa penasaran dalam hati saya----), ataupun sudah hilang energi positif Yoni tersebut.
     Masih Bapak Ahmadi Bercerita, "Saat ramai togel beberapa tahun lalu, hampir tiap malam ada saja yang ritual disini." Warga juga menyayangkan perilaku tersebut, wong ini tempat suci kok di pakai untuk seperti itu. namun Kami ta sanggup untuk melarang...." Imbuh beliau.

    Sebagian watu Candi berpola itu, 



watu berpola di Candi tempel

   Dilihat dari sisa-sisa yang masih tersimpan di area peternakan Tempel jatisari mijen ini, Nampak nyata keindahan Bangunan suci tersebut.
Foto selfie by maxtrist

      


 Lewat tulisan ini, saya ingin ucapkan terimakasih kagem beliau Bapak Ahmadi yang menemani kami, mendampingi kami dan menjadi narasumber kami. "Matursembahnuwun bapak.... sanesh wedal sowan teng ndaleme panjenengan...."



Keterangan foto selfie : Paling depan ke belakang berurutan : Max Trist, bapak Ahmadi, @SSDRMK dan Lek Suryo.






Mbolang bersama : Saya, Kang Trist, Lek Suryo

Salam Pecinta Situs

Save This Not Only a Stone....
Mari Kunjungi dan Lestarikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar