31 Oktober 2015
Masih saat menemani mas Awan (arek kediri) di Gonoharjo Nglimut Boja, Setelah dari Air terjun 2 dan Candi Argosumo 1 dan 2, Kami kembali menuju Area Sumber Air panas, Karena kata mas Awan, "Setelah capek, diakhiri berendam di air panas... badan pasti terasa nyaman".
Namun sebelum ke lokasi kami mampir terlebih dahulu di warung yang berjejer. Tujuan kami membasuh dahaga dengan 'es teh'. Saat ngobrol dengan Ibu bakoel warung inilah, "Di Bawah kolam renang itu juga ada mas, watu candi. Dulu masih ada watu lumpangnya" jelas Ibu itu sambil menunjuk arah di lereng bawah depan warung persis tepat di bawah kolam renang air dingin.
Segera setelah Es Teh tandas dan beberapa gorengan tertelan, kami segera turun, rasanya seperti tak sabar ingin cepat menelusuri. Ambil jalan memutar, kami mengelilingi Kolam renang air dingin dengan tujuan atau petunjuk di bawah pohon Kresen.
Sebelumnya mohon maaf jika membaca judul diatas, mungkin terbayang pemandian putri raja yang eksotis... karena Petirtaan Gonoharjo ini tak lagi tersisa, walaupun cuma ingatan itupun sudah terkikis.
Dan apa yang kami lihat ini benar-benar mencengangkan!!!!
Terlihat dengan jelas watu candi, yang sementara ini saya menyebut 'kemuncak'.
Langsung semangat berlipat-lipat. Segera kami turun ke area luar pagar yang nampaknya penuh misteri (rapatnya rumput ditambah tanah lembek aliran air juga tak kalah banyak sampah berserakan), jadilah petualangan seru kami mulai.
Penuh Tantangan.
1 meter dari pagar, terlihat banyak watu candi berukuran besar yang berpola. Sebagian yang berhasil tertangkap kamera
Nampak lama tak terjamah manusia.
Dari cerita Bakoel makanan tadi, watu candi bekas petirtaan ini memang sengaja di 'pancali', di buang ke lereng ta terpakai ini.
Saat menelusuri ini memang sangat memacu adrenalin, takut ular, menginjak rumputpun sangat pelan-pelan karena salah-salah bisa terperosok lumpur sampah bahkan 'guling kebawah' karena ini nampaknya lereng cukup curam. Yang Terlihat karena rapatnya tanaman liar.
Perlu alat bantuan, selain tongkat tentu saja sabit... pertimbangan itulah yang menjadikan niat kami mencari sampai ketemu info keberadaan watu lumpang disini kami tunda.... Barangkali watu lumpang itu telah tertutupi rumput atau malah terguling sampai bawah (sungai). Jika nunggu kering juga tak mungkin. Karena sumber mata air terus mengalir, belum lagi air panas belerangnya.
Mau kami teruskan sangat beresiko. Akhirnya kami menutuskan untuk menyudahi, barangkli suatu saat suatu waktu dengan tambahan personil bisa lebih detail lagi dalam menelusuri.... bagaimana kawan-kawan????
Foto-foto by awan dilangit :
di area ini petunjuk bakul tersebut : ada watu lumpang |
berjalan menuju bekas petirtaan |
Sebelumnya mohon maaf jika membaca judul diatas, mungkin terbayang pemandian putri raja yang eksotis... karena Petirtaan Gonoharjo ini tak lagi tersisa, walaupun cuma ingatan itupun sudah terkikis.
Watu candi sisa petirtaan Honoharjo |
Terlihat dengan jelas watu candi, yang sementara ini saya menyebut 'kemuncak'.
Langsung semangat berlipat-lipat. Segera kami turun ke area luar pagar yang nampaknya penuh misteri (rapatnya rumput ditambah tanah lembek aliran air juga tak kalah banyak sampah berserakan), jadilah petualangan seru kami mulai.
Penuh Tantangan.
1 meter dari pagar, terlihat banyak watu candi berukuran besar yang berpola. Sebagian yang berhasil tertangkap kamera
Nampak lama tak terjamah manusia.
Dari cerita Bakoel makanan tadi, watu candi bekas petirtaan ini memang sengaja di 'pancali', di buang ke lereng ta terpakai ini.
Saat menelusuri ini memang sangat memacu adrenalin, takut ular, menginjak rumputpun sangat pelan-pelan karena salah-salah bisa terperosok lumpur sampah bahkan 'guling kebawah' karena ini nampaknya lereng cukup curam. Yang Terlihat karena rapatnya tanaman liar.
Perlu alat bantuan, selain tongkat tentu saja sabit... pertimbangan itulah yang menjadikan niat kami mencari sampai ketemu info keberadaan watu lumpang disini kami tunda.... Barangkali watu lumpang itu telah tertutupi rumput atau malah terguling sampai bawah (sungai). Jika nunggu kering juga tak mungkin. Karena sumber mata air terus mengalir, belum lagi air panas belerangnya.
Mau kami teruskan sangat beresiko. Akhirnya kami menutuskan untuk menyudahi, barangkli suatu saat suatu waktu dengan tambahan personil bisa lebih detail lagi dalam menelusuri.... bagaimana kawan-kawan????
Foto-foto by awan dilangit :
watu candi : kuncian khas bangunan masa lalu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar