Candi Lawang : Sentuhan sedikit saja pasti menjadi mengagumkan
Candi Lawang |
Setelah dari Candi Sari, perjalanan
langsung menuju Candi Lawang, masih berlokasi di satu kecamatan dengan Candi
Sari, yaitu Kecamatan Cepogo. Tepatnya di Desa Gedangan. Sebenarnya rute yang
saya lalui langsung dari Candi Sari, tapi resikonya sobat mesti harus tanya
terus.
Maka saya mencoba menuliskan rute
saya pulang, tentunya saya balik, karena banyak petunjuk menuju Candi Lawang
setelah itupun relatif sangat mudah apabila sobat pingin juga ke Candi sari.
Tugu Dk. Narsopuro |
Setelah sampai di Cepogo cari tugu
ini
Gerbang Pratjimohardjo |
Tidak berapa lama melewati SMA N 1 Cepogo, kemudian Gerbang
Pratjimohardjo. Ambil saja ke kanan. Melewati kantor Desa Paras
Cepogo, kemudian SDN Negeri Paras III.
Dusum Panderojo |
Setelah itu sobat akan menemui gerbang
di Dukuh Panderojo.
Sesudah gerbang tadi ada tugu selamat datang Desa
Sumbung (ada patung sapinya). Berturut-turut, kantor Desa Sumbung, SDN
Sumbung I.
Setelah melewati pertigaan, Sobat
akan menemukan petunjuk ke Candi Lawang. Di petunjuk tersebut, selain mencantukan keberadaan Candi
Lawang, juga menuliskan arah ke TAPAK NOTO dan SUSUH ANGIN. Menurut masyarakat
sekitar, ada tapak yang konon adalah jejak nabi, sedangkan SUSUH Angin adalah
sumber angin yang sangat kencang (fenomena alam) berasal dari goa di lereng
gunung. Sayangnya karena kurangnya informasi di awal perjalanan ini saya
melewatkannya. Padahal tentu sungguh menarik tempat tersebut. Semoga masih ada
waktu yang lain. Seperti papan petunjuk tersebut, jarak Candi Lawang hanya 500m
saja, perjalanan mulai dengan tanjakan (saat saya kesini) aspal pun belum jadi
masih berupa krikil, jadi harus berhati-hati agar tidak “kepleset”.
Arah ke candi lawang |
Tidak berapa lama, sobat pasti
menemukan petunjuk ini.
Sampailah
Candi Lawang : sedikit nampak dari Jalan |
Sesuai dengan namanya, yang
terlihat dari jalan pun yang menjulang hanya pintunya saja (jawa:lawang)
lorong Candi Lawang |
Pintu masuk berbentuk lorong ke
Candi Lawang, Kok sempit ya???????
Candi Lawang |
Candi ini lebih terlihat sedikit
bentuknya dari pada Candi Sari. Candi Lawang merupakan Hindu, dengan adanya
Yoni di dalam Candi, atap yang berbentuk ratna.
Candi lawang : Berlomba dengan ilalang |
Berada di belakang rumah penduduk,
Saat saya ke Candi ini tidak saya temui satupun orang yang bisa saya jadikan
narasumber. Banyaknya ilalang di sela sela reruntuhan memperlihatkan Candi ini
kurang diperhatikan.
Candi lawang : hanya pintu yang masih tersisa |
Reruntuhan di sekitar Candi Lawang,
merupakan Candi Perwara. Tak ada yang berbentuk, kecuali candi utama yang masih
terlihat Lawangnya saja.
padmasara |
Candi Lawang: Yoni unik |
Di Candi Utama ada Yoni yang ada
lubang saluran airnya, jika sekarang sic mungkin mudah, tapi pada jaman itu
pakai teknik bagaimana yach????? Ada
juga Padmasara yang berada di reruntuhan di depan Candi Utama.
Saat berkeliling lihat batu candi,
pandangan terbentur pada
bagaimana tidak shock, hmmm
mungkin pemilik rumah ini menyindir “mumpung ga dipakai ya dimanfaatkan dulu”….
Tapi membuktikan juga, Badan Purbakala Jateng ga pernah menengok candi ini
lagi, kalau menengok liat hal tersebut mosok diam aja????
Candi Lawang : Batu candi dipakai ganjal.... |
Candi lawang : Kucing bersantai |
Tak terasa hari sudah mulai gelap,
saat saya ingin pulang banyak bermunculan burung Gagak di sekitar Candi,
setelah kuselidiki memang di sekitar candi, di atas pepohonan banyak sarang
burung. Semoga Pemburu Burung tidak baca tulisan saya ini, karena mereka
merusak ketenangan…. Dan suara Gagak menambah syahdu sore itu kala saya
beranjak pulang.
.Bersiap Pulang, dan merencanakan
lagi perjalanan mencintai candi selanjutnya…
ciaaooo..
Tambahan : saat perjalanan Pulang saya banyak menemui
Situs-Situs Peninggalan Kuno. Semoga lain hari secepatnya saya bisa berkunjung.
Cabean Kunthi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar