Tampilkan postingan dengan label kab Semarang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kab Semarang. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juni 2020

Blusukan Silaturahmi 1441H # Part 2 : Situs Lingga Bergas Lor

Situs Lingga Bergas Lor       
     Lanjutan dari Blusukan Silaturahmi Situs Ndompon Bergas,  Link di : https://www.sasadaramk.com/2020/06/blusukan-silaturahmi-situs-lingga.html, penelusuran berlanjut masih satu area. Saat kami bepapasan dengan warga, ternyata salah satunya kenal dengan Mas Dhany. Sangat heran, "Apa iya di dekat tempat tinggalnya ada batu kuno?"... tapi faktanya memang bertebaran (=berserakan). 
      Kurang dari 2 menit kami sampai di lokasi yang kedua, dan masih ada adegan nyasarke sik khas Mas Dhany. Tapi karena mata kami (Saya dan Mas Eka WP sudah mata watunen (mirip istilah mata hijau ketika ada uang) gak akan dapat menipu kami engkau si raja tengil. Walaupun sudah 10 meter melewatkan, tapi kami tetap berhenti tepat didepan Lingga Krajan Bergas Lor. 
Situs Lingga Bergas Lor 
      Orang awam tak akan menyangka Batu yang berdiri ini adalah jajak peradaban hindu klasik yang pernah menghuni area ini.

      Berada di depan rumah warga, Kondisi Lingga lebih baik dari yang sebelumnya. Masih utuh.
      "Dulu ada di talud, saat saya benahi ada saudara dari luar kota yang menyarankan untuk mengangkat. Karena menurutnya itu batu tinggalan kuno. Ya sudah saya angkat, karena menurut saya memang batu itu unik dan niat saya akan saya jadikan salah satu ornamen hiasan di taman yang rencana saya buat di depan rumah", jelas empunya rumah panjang lebar.
Sebelumnya memang Lingga ini menjadi salah satu batu yang tertata menjadi talud saluran air. tanpa ada yang ngeh jika ini Lingga
     Obrolan kami tentang kemungkinan - kemungkinan di sini (apakah Linga ini insitu atau tidak), merembet ke beberapa informasi situs di sekitar bergas Lor. Semoga lain waktu kami bisa menelusuri ulang informasi dari beliau. karena mungkin saja terkait dan bisa menjadi cerita yang utuh.
      Close up Lingga Bergas Lor:
Situs Lingga Bergas Lor 




























       Walaupun puncak Lingga sudah tak semulus yang seharusnya, tapi membayangkan Yoni pasangannya bagaimana bentuk dan besarnya cukup membuat angan angan kami tinggi membayangkan keindahan karya nenek moyang.
Situs Lingga Bergas Lor 

     Kami  meyakini Lingga ini berasal tak jauh dari lokasi Lingga sekarang. Kondisi kontur alam memungkinkan.
      Dan perjalanan Blusukan silaturahmi 1441H masih belanjut ke destinasi yang ketiga. (Bersambung)
Mas Dhany, Saya dan Mas Eka WP
      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
#Hobiku Blusukan

Blusukan Silaturahmi 1441H part 1 : Situs Lingga Dompon Bergas Lor

Situs Lingga Ndompon Bergas Lor
      Jumat, 5 Juni 2020. Ketika persahabatan blusukan dipaksa  social distancing - physical distancing selama masa pandemi, ditambah adat silaturahmi lebaran membuat banyak orang termasuk saya seperti ranjau yang diinjak, siap meledak. Saya terakhir blusukan situs sekitar 3 bulan  lalu yang menjadikan 'harus hari ini' kalau tidak  ranjau bisa booooom!!! .. heheheh. 
Dhany Putra
Berawal dari kiriman gambar mas Dhany yang berpose santuy (sandaran kaum ambyar) dengan Lingga, jiwa blusukan saya seketika bergejolak, segera saya menghubungi rekan yang merespon unggahan mas Dhany. dan ternyata sama, Mas Eka pun kangen blusukan. 
    Apalagi clue  mas Dhany menambah semangat kami. "Daerah Bergas, cuman belakang toko!", jelas Mas Dhany. (Beliau Juragan e TB Dhany Putra Traffict Light Karangjati). 
      Seketika memori kami langsung teringat bejibun situs terserak di sekitar area yang ditunjuk mas Dhany itu, dan hanya sebagian kecil yang sudah saya telusuri. Baik sendiri, atau bersama rekan komunitas Dewa Siwa. 
       Beberapa diantaranya situs Silowah, Situs Kalitaman, Situs Sawah Reco, Arca Mbah Dul Jalal, Beberapa situs watu lumpang. --- ada di blog ini - search saja di kolom pencarian di kanan atas mu.
Nginting sik
     Tak menunda, esok paginya kami langsung meluncur menuju rumah Mas Dhany, walaupun diminta siang namun kalau siang durasi membatasi kami, jadilah jam 10 an kami sampai. Karena konon WFH, eh jam 10 baru bangun, OMG!!. salah satu enake Bos yo ngono. Tak ketemu lama menjadikan bahan ngobrol ngalor ngidul tiada habisnya, apalagi didukung ketersediaan turbo (turahan bodho) yang terjamin. Plus kopi-wedang uwuh dan tembakau lintingan, lengkap sudah. 
    Setelah Jumatan, memakai masker, membawa hand sanitizer kamipun siap meluncur ke tujuan. Tak membutuhkan waktu yang lama, namun bukan Mas Dhany kalau tak ngerjani dulu, kami diarahkan untuk mengikutinya, muter-muter dulu, padahal gang yang seharusnya lurus sudah sampai, jadi hati-hati dan waspada tetap awasi pandangan, bila guide blusukan mu Mas Dhany. 
     Karena pasti pura-pura belum sampai, setelah terlewati... ngakak model kuntolanak akan keluar. Kami cuman mengeluh pelan, namun tetap dalam hati dendam pasti terbalaskan, bahkan lebih kejam, suatu saat, kami yakin.... hahahhaha... finnaly sampailah kami.
Lingga di Ndompon Bergas Lor
           Berawal dari jalan tak tentu arahnya mas Dhani, saat bosan di rumah, katanya sambil jalan pulang silaturami ke saudara (hanya 1 saudara namun jalan seperti mencari kitab di barat), dari ungaran entah kok bisa nyasar sampai sini Ndompon, tapi berkat seperti itu cerita ini bisa saya tulis.
       Berada di pekarangan Bapak Basori, dusun Ndompon, Bergas Kidul lingga ini berada. "Sebelum saya tempatkan disitu, dulunya menjadi talud depan rumah, saat perbaikan talud tersebut saya putuskan untuk mengangkat. Karena saya merasa  eman dengan watu kuno tersebut. Konon sudah ada sejak sebelum mbah buyut saya", jelas beliau panjang lebar.
Situs Lingga Dompon Bergas Lor
    Namun sisik melik sejarah tak ada yang tahu, bahkan ibu Bapak Basori juga hanya menyebut bahwa Lingga ini tinggalan kuno.
     Kondisi Lingga juga sudah sedari dulu tinggal separuh bagian bawah saja. Tak ada yang tahu sejak kapan berwujud seperti itu. 

     Selain lingga, ada satu batu struktur candi yang kami duga awalnya berbentuk kotak, dan mungkin ada kaitannya dengan lingga ini.
Ndompon, Bergas Lor

     Tak jauh, sebenarnya ada makam sepepuh desa mbah Ndompon, yang konon ada di puncak Gumuk. menjadikan kami bertiga saling berpandangan... seketika dimata terbitlah asumsi kemungkinan berasal dari area gumuk tersebut. kemungkinan lain struktur OCB lain di sana... serta banyak kemungkinan apa lagi....
    Setelah saya merasa cukup mendokumentasikan jejak peradaban Lingga Ndompon, kami kemudian pamit dan blusukan silaturahmi 1441H masih berlanjut di Area Bergas Kidul.... (bersambung)
      Berfoto bersama walau belum sepenuhnya normal, 
Mengunjungi Situs Lingga Di Ndompon Bergas Lor

    Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
ssdrmk
#hobikublusukan
IG : @sasadaramanjer
FB : sasadara manjer kawuryan

Senin, 24 Februari 2020

Jangan Lupa Menengok Watu Lumpang Cemoro Sewu saat wisata ke Gumuk Reco Sepakung

      Senin, 24 Februari 2020. Lagu milik Patty Smith 'Sometimes love just ain't enough' menjadi latar cerita kali ini.      
Watu Lumpang Cemoro Dewu Sepakung banyubiru
         Awalnya setahun lalu saya ikut kegiatan 'one day trip with blogger" yang diadakan Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang. Salah satu destinasi-nya menuju Wisata Gumuk Reco Desa Sepakung Banyubiru. Saat itu karena hanya peserta jadi tidak bisa mampir ke Cemoro Sewu, walaupun lokasi wisata ini hanya berjarak kurang lebih 100m dari Gumuk Reco Sepakung, yang bikin merana itu di Cemoro Sewu Ada ODCB yaitu Watu Lumpang. 
Gumuk Reco Sepakung 



















     
     Cukup lama sebenarnya saya dan istri merencanakan quality time berdua ke Gumuk Reco Sepakung ini.
     Di lokasi Wisata Gumuk Reco Sepakung, seperti namanya ada batu yang dipercaya warga adalah arca = reco. Nama lokasi pun konon dari batu ini. 

Ayunan Langit Gumuk Reco Sepakung
       Ayunan Langit, Ondo langit juga Helipad dan sarang burung adalah spot selfie favorit di Wisata Gumuk Reco ini. banyak yang instagrammable! Tiket masuk, parkir dan voucher wifi total saya berdua Rp. 27rb.  
     Sarang Burung, 















      View selama perjalanan sangat memukau, puncaknya  tentu bermain Ayunan Langit dengan pengalaman seru. Tentu bagi yang berani! Saya? Enggak lah.. wekekek.  Cukup RP. 10 rb untuk menikmati sensasi adrenalin itu, melihat istri saya berayun diatas jurang saja ngilu.
         Teringat 2 anak masih kecil. wkwkwk... saya cukup jadi yang mendokumentasikan aja. Hahahaha...
Ondo Langit Sepakung
      Untuk "Ondo Langit" tiketnya 25 ribu. Saya memberanikan diri, agar dirumah tak diejek istri terus, plus dapat foto romantis, karena sometime love just ain't enough!
       Cikal bakal 'Gumuk Reco' : Gumuk berarti Bukit, sedangkan Reco adalah Arca = "Bukit yang ada Arcanya".  Saat di Gumuk Reco saya melihat ada beberapa monyet liar mencari makan di atas Ondo Langit. semoga gak nakal... tapi menjadi daya tarik sendiri masih ada monyet liat berarti alam Desa Sepakung masih original.
       di Lokasi Watu 'Gumuk Reco' :
Gumuk Reco Sepakung : Batu Cikal bakal nama Gumuk Reco 
    Setelah menghabiskan waktu berdua di Gumuk Reco, kami kemudian menuju Cemoro Sewu, walaupun kondisi mulai gerimis tapi kepalang tanggung, saya harus ke Cemoro Sewu!, Kali ini saya tak boleh melewatkan begitu saja.      Karena hujan, saya akhirnya naik sendiri... sementara Istri nunggu di parkiran. 
Cemoro Sewu Sepakung
      Saat penelusuran, melihat fasilitas Cemoro Sewu saat ini nampaknya lama ga di rawat = terbengkalai. Mulai dari Mushola yang lama tak digunakan, toilet yang lama tak dibersihan. Spot foto ayunan, flying fox juga Pintu Surya yang sempat firal tak terurus. Semoga ada perbaikan lagi😭 Sambil celingak-celinguk saya mencari dimana watu Lumpang Cemoro Sewu Berada. Sampai puncak Cemoro Sewu Alhamdulillah hujan reda. Saya terus jalan kaki sendiri.. sampai di puncak, ketika napas sudah ngos-ngosan,  dan mendaki cukup membuat saya mulai ragu. 
Watu Lumpang Cemoro Dewu Sepakung banyubiru
      Dipuncak Cemoro Sewu saya sampat menyibak grumbul rumput, walau was-was ada binatang yang tersembunyi, belum lagi  monyet monyet liar tadi, bila mereka naik dan berjumpa.. bagaimana jal? Deg deg plas jadinya ....   wkwkwk 
      Akhirnya saya pasrah... tak semangat. Dalam batin saya malu sama istri, nanti jawab apa ya..

     Langkah lunglai menuruni Semoro Sewu, saya yang awalnya ingin selfie di Pintu Surya jadi tak bersemangat. Benar benar patah arang. Namun masih mencoba mengedarkan pandangan mata .. eh bila jodoh tak akan kemana... Ternyata saya lewati... 
Watu Lumpang Cemoro Dewu Sepakung banyubiru : Tepat di depan Ankringan bambu





















       Watu Lumpang Cemoro Sewu ada di Balik pohon Pinus... Sedikit tersamarkan rumput. Tepat di depan angkringan bambu. 
Watu Lumpang Cemoro Sewu Sepakung
Watu Lumpang Cemoro Dewu Sepakung Banyubiru
     Sayangnya dibeberapa kesempatan, saya ngobrol dengan warga Sepakung dan pengelola Wisata Gumuk reco tak ada yang tahu, bahkan kaget kok saya tahu, padahal menurut saya Watu Lumpang Cemoro Sewu bisa dijadikan lokasi dijadikan wisata sejarah wisata- religi bahkan bisa dijadikan kajian untuk tahu sejarah desa Sepakung bahkan Banyubiru.
Watu Lumpang Cemoro Sewu
     Watu Lumpang, atau yang dikeramatkan oleh para pendahulu kita sebagai Sang Hyang Kulumpang,  menempati tempat yang mulia di kehidupan ribuan tahun silam. 
      Di masa itu, Watu Lumpang sebagai sebuah media atau sarana untuk upacara keagamaan saaat masa mulai panen atau setelah panen sebagai wujud terimakasih atas karunia yang melimpah kepada Dewi Sri.
    Pemimpin upacara, dengan sarana watu lumpang ini menyiapakan sesajen juga sebagai pusatnya ritual memberikan persembahan hasil pertanian.
     Beberapa temuan lain, ada watu lumpang yang berelief atau beinkripsi sengkala tahun yang menandakan watu lumpang itu spesial. Digunakan sebagai sarana penetapan tanah perdikan= shima.
     Versi lain, watu lumpang yang lebih sederhana memang erat kaitan di kehidupan masa Hindu Klasik, Bahkan sebagai urat nadi kehidupan karena watu lumpang digunakan untuk menumbuk biji yang diolah sebaga bahan makanan. 
Watu Lumpang Cemoro Sewu
      Kondisi Watu lumpang masih lumayan, walaupun dugaan saya bentuknya sudah tak seperti dulu lagi, Namun masih mempesona sebagai sebuah saksi nyata peradaban.
Watu Lumpang Cemoro Sewu
       Sebagai bahan tambahan pemikiran di sepakung ada 2 situs sayng jaraknya cukup dekat : perlu dibaca pula 2 link situs ini. 
1. Yoni Truwangi Sepakung
2. Lapik Arca Tigorejo Tegaron
(ada di kisah blusukan berjamaah : Bblusukan Syawalan )
       Semoga. Harapan tetap ada....
      Segera saya hub istri untuk foto berdua. Bagaimanapun hobi dan keluarga haruslah harmonis.... "Sometime Love Just ain't enough".

Warung Bu Dar Karangjati

     Pemungkas Blusukan couple, kami kemudian mampir di Warung Makan Sop "Bu Dar" Karangjati. Menu Klangenan yang seger sekali....
di Watu Lumpang Cemoro Dewu Sepakung Banyubiru 
       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
sasadara Manjer Kawuryan
#hobikublusukan

Senin, 17 Februari 2020

Tak Sengaja ketemu Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang

Watu Lumpang Sambirejo, Bringin
       Senin, 17 Februari 2020. Sama sekali tak ada pertanda perasan untuk ketemu sesuwatu saat saya ditugaskan playanan perpustakaan keliling ke Daerah Bringin Kabupaten Semarang. 
    Di awal perjalanan menuju lokasi pertama yaitu desa Kalikurmo (di desa ini dulu saya pernah menelusuri sebuah petilasan Syekh Siti Jenar dan berulangkali di ajak untuk menguak jejak kolonialisme oleh seorang rekan yang kebetulan perangkat desa.. namun memang bukan passion saya hehehhe). Tujuan yang kedua SD Sambirejo Bringin. Setelah dari SD, sebelum perjalanan kami lanjutkan, partner saya (Mas Teguh ) entah kesambet apa tiba-tiba nawari ngantar blusukan kalau ada tujuan di dekat area Bringin. 
Berada di depan rumah warga : Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang
      Eh.. tepat saat nawari tadi pandangan saya beralih ke kiri jalan, dan langsung bersirobrok dengan sesu’watu’. Watu Lumpang!
     Saya langsung histeris berteriak, “Stop, kita mundur, Ada Watu Lumpang”, jelas saya. “Salahe mau ngejak blusukan”, tambah saya lagi sambil tertawa. 
Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang
     Mas Teguh bingung, “Ono Watu?”, tanyanya. Tak saya jawab, karena langsung buka pintu mobil saya segera turun dan mohon ijin kepada warga yang kebetulan ada di dekat rumah. 
     Berada di depan rumah, Watu lumpang ini berbeda dengan biasanya lumpang biasa (tidak kuno). Bila yang biasa berbentuk kotak cenderung prisma. Ini berbentuk sedikit kotak dengan penampang atas ada pembatas tipis dibagian tepi. Berbeda dengan watu lumpang modern dimana penampang atas pembatasnya relatif kaku. 
Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang
     Watu lumpang yang digunakan sebagai ritual permulaan masa tanam menempati posisi spesial bagi sarana ritual di masa agraris saat zaman Hindu klasik/kuno. 
      Tak banyak yang bisa saya korek informasi sisik melik tentang watu lumpang ini. Warga yang saya minta ijin tadi ternyata sudah pergi ke ladang. 
       Walaupun berada di pinggir jalan, saya yakin bahkan warga Sambirejo pun mungkin tak ada yang tahu ada watu lumpang kuno desa mereka. Semoga dilain waktu saya bisa ketemu dengan si empunya rumah. Agar bisa tahu sejarah dan kemungkinan “nguri-uri” Watu Lumpang ini.
      Semoga Watu Lumpang Sambirejo, Bringin ini tetap lestari. Bukti jejak peradaban masa silam.
Partner Blusukan Tak Sengaja : Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang
    Bersama Partner ini pula saya dulu pernah juga tak sengaja bertemu dengan Yoni Santren Wonokerto Bancak (Coba ya baca juga kisah serunya) 
     Salam pecinta Situs dan Watu Candi 
Watu Lumpang Sambirejo, Bringin, Kabupaten Semarang
#hobikublusukan

Kamis, 31 Oktober 2019

Roadshow Wisata Kabupaten Semarang with Blogger 2019 #2: Serunya Desa Wisata Sepakung Banyubiru

       Kamis, 31 Oktober 2019. Trip lanjutan dari One Day Trip 2019 with Generasi Milenial Kabupaten Semarang 2019. Dari Destinasi sebelumnya : Link Cerita Roadshow Wisata, Rombongan menyusuri jalanan antara Bandungan- Ambarawa- dan Banyubiru. Perjalanan yang menurut saya sangat berpotensi untuk paket destinasi wisata yang tiada duanya. 
Desa Wisata Sepakung Banyubiru
      Destinasi wisata alam seperti Gunung Ungaran - Rawa Pening-Gunung Telomoyo, juga wisata sejarah ; Candi Gedongsongo -Museum Palagan Ambarawa - Museum Kereta Api belum lagi berbagai destinasi lain macam kuliner, instagrammable
      Yang akan kita datangi ini salah satu Desa Wisata yang lagi nge-Hits. Ada Ondo Langit dan Ayunan Langit. Tapi bagi saya pribadi, terus terang saja… harap-harap cemas semoga trip ini tak hanya ke Gumuk Reco, tapi juga mampir ke Cemoro Sewu. Karena yang tersisa situs-nya ada di Cemoro Sewu. Sementara Gumuk Reco hanya sebuah nama (tak ada yang tahu dimana Reco = penyebutan nama biasanya identik dengan lokasi tersebut---sayangnya tak ada yang bisa saya temui dan kemudian mendapatkan cerita), kembali ke Cemoro Sewu, dari info teman komunitas, ada Watu Lumpangnya. Semoga secepatnya saya bisa melengkapi naskah ini (bersambung), dengan foto dan cerita lain di Cemoro Sewu yang berjarak kurang dari 500m saja. 
      Desa Sepakung, yang berada di Kecamatan Banyubiru, berada di antara gunung Telomoyo… petunjuk arahnya selain lewat Gmaps, misalnya dengan manual … Cari saja Pasar Tegaron, kemudian ambil kanan. Ikuti jalan tersebut. Sahabat akan menikmati pemandangan yang menakjubkan. Dimana landscape Rawapening terlihat indah di kejauhan. Namun tentu saja ada sisi lain… Adrenalin tentu saja harus bernyali… Bagaimana tidak… Jalan sempit, di kanan tebing sementara di kiri jurang yang dalam. 
      Bagi yang tak biasa berpergian naik kendaraan dengan medan terjal, naik turun serta berbelok-belok saya sarankan membawa obat anti mabuk.
   Dan ternyata kami hanya lewat saja tak mampir di Cemoro Sewu... (semoga segera saya bisa ke lokasi unuk melengkapi naskah ini). Untuk sementara saya ambilkan dari postingan rekan pecinta situs di FB, plus sedikit ceritanya.  
ini dia Watu Lumpang Cemoro Sewu, 
sumber foto : fb sabakuseno

         Kisah Watu Lumpang Cemoro Sewu, yang konon akan kembali ke titik semula jika dipindahkan..... kisah menarik lain tunggu ya di penelusuran ulang ... dan ini hasil Penelusuran Ulang saya ke Cemoro Sewu : Watu Lumpang 
      Gumuk Reco Sepakung, Lokasi wisata yang dikelola oleh pemerintah Desa Sepakung ini, tepatnya berada di dusun Kenongo. Mulai viral sekitar tahun 2017 saat ini sudah dilengkapi dengan beberapa spot foto tambahan yang sangat menarik.
    Masuk lokasi wisata, tiket Rp. 10.000,-
Desa Wisata Sepakung Banyubiru
    Suasana kesegaran hutan Pinus, langsung terasa.... 
Desa Wisata Sepakung Banyubiru
       Beberapa spot di Gumuk reco Sepakung, Banyubiru yang berlatang pemandangan menakjubkan :

landskape Salatiga dari Gumuk Reco Sepakung Banyubiru
Sangkar Burung,
Sangkar Burung Gumuk Reco Sepakung Banyubiru
Helipad, 
helipad, Gumuk Reco Sepakung
    Nampaknya Romantis spot, (misal ada bunga atau detail lain akan menambah menarik....) :
Gumuk Reco Sepakung
     Saat saya sedang menata hati untuk mencoba ondo langit.. (baca ragu-ragu--takut), pas sudah yakin berani eh hujan.... wkwkkwk
      Ayunan Langit, (foto saya ambilkan di grup WA peserta one day trip 2019)... mohon ijin...
Ayunan Langit, Gumuk Reco Sepakung
     Juga Ondo Langit, entah adrenalin saya hari ini tak terlalu tangguh. 
Ondo Langit Gumukreco Sepakung

     Menyesal? pasti... apalagi saat menulis cerita ini. Segera saya ingin ulang kembali penelusuran ke Gumuk Reco dan Cemoro Sewu Sepakung, karena saking takjubnya saya melewatkan beberapa spot. Terutama yang bikin menyesal adalah Batu Gumuk Reconya.... Saya dapat dari awanhero.com :
by awanhero.com
Batu Gumuk Reco Sepakung Banyubiru

       Batu inilah saya duga menjadi cikal bakal nama  Gumuk Reco. Konon bila bila dlihat dari atas secara tegak lurus akan nampak sesosok wajah. Benar atau tidak memang perlu untuk penelusuran ulang.
Ibu Ika Sari Hendrastuti, paling kiri dari Dinas Pariwisata Kab. Smg
sumber foto : Grup WA onedaytrip2019
     Di akhir cerita.... saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjelajahi beberapa lokasi wisata. Juga bagi teman-teman blogger lain yang menginspirasi terutama 2 blogger yang memprovokasi saya untuk beralih ke domain '.com' . Makasih awanhero.com dan travellerscouple.id
      Bagi saya pribadi yang selama ini blog hanya untuk menceritakan hasil penelusuran situs, tapi dengan pengalaman yang saya peroleh, bisa 'mengkolaborasikan', situs cagar budaya dengan lokasi wisata bisa menambah warna di blog saya ini.    Terimakasih. Salam Budaya...
#hobikublusukan