Tampilkan postingan dengan label Batang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 September 2019

Candi Bale Kambang : Temuan baru

Candi Bale Kambang 
         Sabtu, 28 September 2019. Rangkaian dari Blusukan Anjangsana Komunitas, Destinasi ke 4. Setelah puncak acara Anjangsana selesai, Mas Fikri kemudian mengarahkan kami untuk menuju Lokasi  tak jauh dari Petirtaan Balekambang. Dimana ada Candi yang tak banyak diketahui oleh Khalayak umum. 
Veronica degroot : Arkeolog Perancis
sumber : radar pekalongan
     Baru setelah ada kegiatan eskavasi keilmuan oleh Arkeolog Perancis Veronica Degroot ---Ini saya tahu tentu saja saat saya cari referensi tentang Candi balekambang ini.

 Apalagi saat ke Petirtaan Balekambang 2016 itu, suasana di sekitar petirtaan Balekambang nampaknya lumayan penuh rimbun pepohonan (dalam bahasa jawa rungkut).
       Dari Petirtaan Balekambang, ada jalan setapak kearah timur. Tidak sampai 100m sampailah kami.
 Maturnuwun kepada Mas Fikri yang rela memberikan koleksi foto pribadinya saat ikut tim penggali (eskavasi).
Candi Balekambang, by Fikri picture
Candi Balekambang, by Fikri picture
     Saya pribadi kekurangan foto di Candi Balekambang ini, karena kamera dan HP sama-sama baterai habis.... temen blogger janji kirim foto ekplore namun sampai hari ini belum (senggol mas Eka Budi). 
    Dari eskavasi, saya pribadi menduga Candi ini menjadi rangkaian ketika ritual ibadah. Sederhananya, mensucikan diri di Petirtaan kemudian beribadahnya di candi Balaikambang. 
     Batang, yang banyak tinggalan tertulis seperti  Prasasti Sojomerto menjadikan dugaan beberapa ahli menjadi pintu masuk peradaban masa itu. Apalagi Batang  adalah daerah pesisir, dimana dulu kapal adalah transportasi utama untuk berpindah antar pulau. 
       Beberapa close up struktur batu baca di Candi Bale Kambang Batang :




   Sementara narasi ini dulu.. Maturnuwun Mas  Eka Budi dan Mas Seno fotonya, juga dapat janji dari mas Fikri cerita - cerita mengenai Candi Bale Kambang. Bersambung--

         Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
      Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya 

#hobikublusukan
Link Rangkaian Destinasi  Anjangsana Komunitas :
Link Utama---- Seluruh kisah tergabung---- , PerDestinasi
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
5. Candi Bale Kambang

Anjangsana Komunitas Dewa Siwa ke Kendal dan Batang : Kendil Wesi dan Pecud

Anjangsana Komunitas Dewa Siwa ke Kendal dan Batang : Kendil Wesi dan Pecud 
       Sabtu, 28 September 2019. Ide Blusukan Silaturahmi Komunitas sebenarnya sudah sejak lama. Beberapakali rekan komunitas inisiatif pribadi berkunjung ke komunitas lain. Namun memang belum secara ‘resmi’ diagendakan. Dalam obrolan dengan Pak Nanang Klisdiarto tanpa sengaja saat relokasi “Bathara Gana Pondansari” beberapa saat kemarin, tercetuslah ide ini…. 
Saat Ide Anjangsana Muncul :
    Segera kami berkomunikasi dengan Mas Fikri, ‘Pecud’ Komunitas di Kendal. Awalnya kami berencana sesederhana mungkin dengan rombongan seadanya pula. Juga dengan destinasi seputaran Kendal saja. Tak harus peninggalan monumental… Watu Lumpang pun cukup bagi kami… yang penting adalah esensi dari silaturahmi itu…. 

      Tapi kami tetap harus manut dengan tuan rumah (Mas Fikri), yang ternyata beliau mengkondisikan 2 komunitas yang di ikuti beliau : Kendil Wesi dan Pecud (Pecinta Cagar Budaya Kendal-Batang-Pekalongan)…. 
  Pak Nanang tak mau kalah mengajak komunitas Exsara Unnes (Ekspedisi Sejarah), juga mencoba mengajak komunitas Klaten Herritage. Walaupun pada akhirnya Pak Yoan berangkat atas nama pribadi...heheheh, dan ini adalah kolaborasi 5 komunitas. Sebuah upaya menyatukan visi pecinta situs dalam ikhtiar melestarikan Cagar Budaya… semoga harapan kami tak terlalu tinggi… hehehhe. 

       Beberapa persiapan kecil juga kami lakukan, seperti produksi merchandise, MMT dan koordinasi keberangkatan. Titik kumpul kami tetapkan di pertigaan Boja (pertemuan Jalur Limbangan-Semarang-Boja, dekat dengan Makam Pahlawan. Sesuai perjanjian kami kemudian start dari Boja jam 9, perjalanan sedikit tersendat dengan adanya pengejaan cor Jalan di Jalur Boja-Kaliwungu. 
     Awal keberangkatan kami, prediksi peserta dengan 5 motor : Saya, Mas Age Bersama Mas Beny, Mas Ardi bersama Bintang, Mas Seno dengan Pak Mustain Pak Nanang, Pak Yopie. Juga 1 mobil : Pak Yoan, Bu Nanang K, Mas Eka Budi dan bu Shanti : jumlah 13 orang. Karena Exsara sampai detik terakhir mungkin memilih untuk langsung ke rumah Mas Fikri…yang kami tetapkan memang menjadi titik awal Kegiatan.
Kumpul di Pertigaan Boja : Anjangsana Komunitas

      Di sepanjang perjalanan, pelan-pelan kami susuri jalur alternatif Boja Kaliwungu ini. Walaupun kemarau membuat gersang pepohonan, namun suasana masih sejuk…semilir angin tetap terasa menyegarkan…. 

     Dan tiba-tiba Mas Age Kharisma, memberikan tanda untuk kami berhenti ….. 

      Surprise ! Lapik Sajen Magelung
Lapik Magelung Kendal

     Berada Di Pinggir Jalan raya Boja - Kaliwungu Kabupaten Kendal Selengkapnya di Naskah tersendiri….. : Link  mampir di Situs Magelung kaliwungu

      Merasa cukup kami kemudian melanjutkan perjalanan. Kejadian lucu tapi 'mesakke', terjadi saat kami menuju rumah mas Fikri yang dipandu dari shareloc... Gang ditutup karena ada orang punya hajat... Eh ada seseorang yang memberi tanda untuk mengikutinya. Kami pikir orang ini adalah rekan komunitas mas Fikri yang tahu kegiatan kami. 
      Dengan PD-nya satu motor didepan saya (kalau tidak salah mas Ardie) ikut masuk gang, otomatislah saya ikut, kebetulan saya dengan jarak terdekat, sementara motor lain cukup jauh. Tapi.... Orang itu dengan agak kaget, bingung sekaligus mimik muka akan tertawa bilang...  "Njenengan lurus saja, jangan ikuti saya".... Saya terbengong dan langsung putar haluan. Tentu dengan diiringi tertawaan motor lain. Hahahaha.




 
         Sesampainya di rumah Mas Fikri, tawa kami langsung pecah.....


   Setelah beristirahat sejenak, beramah tamah dan menikmati hidangan ... kami kemudian melanjutkan perjalanan destinasi 2 (link kisah selengkapnya ): Candi Boto Tumpang 1
Candi Boto Tumpang 1 Kendal
    Menuju Destinasi ke 3, Candi Boto Tumpang 2. Masih di Dusun yang sama yaitu Dusun Boto Tumpang. Perjalanan dengan jalan kaki tak terlalu jauh. Kurang dari 5 menit sampailah kami.
      Masih di pandu oleh mas Fikri, 
Anjangsana Komunitas si Candi Boto Tumpang 2
    Candi Boto Tumpang 2, kalau saya menduga mirip dengan Kompleks Candi Batu Jaya di Karawang. Mungkin pula sejaman.
    Untuk detail cerita di Candi Boto Lumpang klik saja Link : Candi Boto  Tumpang 2.  Foto bersama :
Anjangsana Komunitas di Candi Boto Tumpang 2 Kendal
    Perjalanan Berlanjut, Kali ini menuju Kabupaten Batang. Khusus Situs Petirtaan Balekambang saya tak menulis ulang, karena sekitar tahun 2016 saya dan rekan lintas Batas (Lek Sur, Lek Trist) pernah menyambangi Situs Balekambang yang elok ini. Walaupun saat ini banyak sekali perubahan. Seperti saat ini banyak penjual makanan, Struktur Batuan yang dulu masih terpisah, saat ini sudah tertata rapi. Dan yang paling membedakan adalah adanya jalan yang bisa dilalui kendaraan roda 2. Beda dengan saat kami kesini tahun 2016. Kami harus menyusuri rel kereta api dengan naik motor. Sensasi menakutkan bila Kereta lewat plus suara tlakson kereta yang cukup membuat telinga harus kami tutup karena terlalu dekat (deg-deg an takut)
       Sambil menunggu rekan-rekan lain mengeksplor, saya bisa ngopi dan udud. Beristirahat sekaligus mengenang  nostagila perjalanan saya tahun 2016. 
     Acara Anjangsana Komunitas, puncaknya kami acarakan di Situs Petirtaan Balekambang ini. Sederhana, beralaskan tikar & deklit kami berkumpul untuk tukar pengalaman, sharing, dan ngobrol santai ngalor ngidul, tak kalah penting adalah perkenalan. Walaupun mungkin karena saking banyaknya banyak yang lupa namanya. Bayangkan saja lima komunitas bersatu, meriung bersama tanpa sekat... belum yang independent.
Anjangsana Komunitas Dewa Siwa : Balekambang Batang
       Setelah itu, kami makan bersama. Gudeg buatan Ibu Wahyuni, dan beberapa makanan pelengkap lain dari donatur. 



      Untuk makanan - minuman di acara Anjangsana ini berasal dari gotong royong dari rekan-rekan yang ikut kegiatan ini. Beberapa dokumentasi guyub rukun  Anjangsana Komunitas.
Add caption
         Behind the Scene foto diatas,
Maturnuwun yang mengambil momentum ini

    Foto Bersama di Situs Petirtaan Balekambang
Anjangsana Komunitas di Situs Balekambang
    Penelusuran berlanjut ke Candi Balekambang yang baru saja di teliti oleh Arkeolog Perancis : Veronica DeGroot.  Jarak Kurang dari 100m. Link Naskah detail di : 
Link Candi Balai Kambang
    Setelah itu destinasi selanjutnya..... Arca Ganesha Tersono Batang. Namun sayangnya jam sudah tidak memungkinkan bagi saya. Jadi saya pulang duluan.
     Namun tetap saya ambilkan dokumentasi saat rekan-rekan lain di lokasi. Arca Ganesha Tersono,

      Foto Bersama

      Bapak Bhabinkamtibmas Pejaten Batang turut serta mendampingi Penelusuran Anjangsana Komunitas,
Bapak Heri Prasetyo, Bhabinkamtibmas yang mendampingi Anjangsana Komunitas penelusuran di Arca Ganesha Tersono 

…..Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 

       Sampai Ketemu di Penelusuran Bersama Berikutnya, Juga nantikan silaturahmi ke komunitas lain..... 



#hobikublusukan
Link Rangkaian Destinasi  Anjangsana Komunitas :
Link Utama---- Seluruh kisah tergabung---- , PerDestinasi
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
6. Arca Ganesha Tersono

Minggu, 24 Januari 2016

Mengunjungi Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

Arca Ganesha Silurah, Batang
Minggu 24 Januari 2016
     Kisah Blusukan Lintas Kota Batang, Lanjutan dari perjalanan di Situs Balekambang, gringsing Batang. 
Peta Batang
    Dari Kecamatan Gringsing kami keluar menuju Jalan Pantura, kemudian seperti tergambar di peta yang jadi pedoman kami (peta batang), kami kemudian langsung menuju Subah, (rencana yang telah kami buat rute Subah-Pecalungan-Bandar-Wonotunggal-SILURAH). 
ngopi - udud dulu
    Sampai di pasar Subah kami rehat sebentar untuk sekedar mengisi perut dan mengobati dahaga, selain mengecek beberapa info/ pertanyaan saya tentang situs di sekitar subah (dari info telat kang Rahwan, ternyata ada satu yang terlewat : Yoni Kemiri Subah, yang ternyata sudah terlewat), Kembali lagi lumayan menghabiskan waktum padahal tujuan utama kami Arca Ganesha Silurah. Jadi Kami Putuskan blusukan lintas kota next saja.
     Karena tujuan kami masih jauh, sebentar saja, 2 batang rokok lah. Kemudian Kami melanjutkan perjalanan. Beberapakali bertanya, karena minim petunjuk arah (Bagi kami orang luar batang, harap maklum. Tak tahu medan dan sangat mengandalkan papan petunjuk).
@ssdrmk : menuju silurah Batang
      Akhirnya sampailah di Gerbang Selamat Datang Kawasan Silurah,     Tak Sabar rasanya, Segera sampai.... Finally
di gerbang silurah, batang
 'Ritual perpisahan', sebelum memasuki gerbang desa Silurah,  dengan Motor saya yang sudah menemani blusukan kemana saja sejak tahun 2010
bayar tiket dulu : menuju Silurah
     Dari Gerbang ini kemudian kami melanjutkan menuju lokasi. kira-kira 2km kemudian ketemu dengan loket penjaga karcis (@5rb per orang). Ternyata di Silurah ini terdapat pula wisata air terjun. Namun tujuan kami hanya situs Arca Ganesha saja. 
     Karena jalan cukup licin, kami tak berani sampai di area pedagang, motor kami parkir di area datar. 
Silurah : masuk area perhutani

     Kami lanjutkan dengan jalan kaki, "Kalau patungnya,  sudah dekat kok mas, 3 kali jalan menurun", jelas ibu bakul yang kami temui. Sempat menghidupkan semangat kami melawan lelah, letih perjalanan jauh dari Balekambang Gringsing tadi. Namun ternyata... 
Video amatir perjuangan menuju lokasi :
     Setelah berjuang cukup keras, Jalan cukup licin , namun tertolong titian dan pegangan yang secara swadaya dibuat oleh warga masyarakat. Salut! Dan akhirnya sampailah kami di Situs Silurah 
Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang


     Belum banyak dilakukan penelitian dan kajian tentang situs silurah ini, hanya diketahui keberadaan Prasasti Canggal diduga mempunyai keterkaitan dengan Silurah. (Prasasti Canggal pernah saya unggah di naskah Candi Gunung wukir, dimana prasasti itu ditemukan)
Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang
      Prasasti Canggal sebagai bukti sejarah Indonesia yang dibuat pada tahun 732 M atas perintah Raja Sanjaya menyebutkan bahwa “di Pulau Jawa yang masyhur ada seorang raja bernama “Sanna” atau Mahasanna (Sanna yang agung), yang memerintah rakyatnya dengan adil dalam waktu yang lama. Mahassana kemudian berubah menjadi Mahasin, yang kini dikenal dengan sebutan Masin, sebuah desa di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 
     Pada tahun 684 M Mahasin digempur oleh Sriwijaya. Senna bersama dengan putra mahkotanya lari selatan mendirikan padepokan di Desa Silurah, ditandai dengan adanya situs misterius dengan patung Ganesya dan peninggalan purbakala bercorak Hindu lainnya, sedangkan Sanjaya sebagai putra mahkota diungsikan ke daerah gunung Merapi. Itulah penjelasan yang dikutip situs pemerintah setempat. (sumber : kompasiana)
Dari Sisi Belakang : Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

    Dari beberapa sumber yang saya baca terdahulu, ada mitos di Silurah ini. "Bila seorang mempunyai jabatan datang ke situs ini niscaya akan terjadi masalah". 
     Dari wikipedia :  Ganesa (Dewanagari): adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umatnya, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
    Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Sementara dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 
     Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.


     Di samping arca Ganesha Silurah ini, tepatnya disebelah kiri dengan posisi lebih rendah berlantai plester biasa, arca tanpa kepala : konon menurut info yang saya dapat Arca ini adalah dewa Siwa.

    Keterbatasan informasi, arca ini insitu atau pindahan saya belum jelas. Namun bila benar ini dewa siwa... 
   Ganesha kan anaknya, "lha apa ga kuwalat? posisinya diatas Siwa?" 
heheheheh... cuma mengerutkan dahi saja... tak lebih.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
     Esensi Arca ini memang tlah hilang, sejak dipenggalnya kepala arca. namun bagi saya pesona arca ini masih mengagumkan.  
    Walaupun jejak vandalisme terlihat jelas, Namun aura wibawamu masih terlihat jelas.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
Dari Belakang : Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
 Sayangnya ada pemasangan MMT di depan arca ini, sehingga pemandangan cukup mengganggu.       MMT di depan Arca Dewa Siwa, saya pikir ini mengganggu pemandangan, walaupun tujuanya memang baik. 
mmt tutupi arca siwa
    Ada narasi tentang Arca Dewa siwa.... Namun malah nutupi arca Desa Siwa. (Semoga yang tersindir tak mengapa).


Relief Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang





    Detail relief Arca Dewa Siwa

Umpak Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
       Selain Keberadaan Arca Ganesha dan Siwa Juga terdapat umpak dan watu candi lain. Umpak di tempatkan di sebelah kanan ganesha dekat pagar masuk.
    Adapula beberapa struktur watu candi yang ditata di sekitar rumah arca ini








watu candi berpola, Silurah batang

    Watu candi kotak dan berpola yang ditata di jalan sebelum pintu masuk rumah arca
    Cerita sisi yang berbeda : Awalnya, naskah ini saya rencanakan ada detail foto dari arca Ganesha. Saya sudah pesan Lek Trist. Namun setelah saya tagih jawabanya : "Hilang semua file foto yang didalam pagar, tak logika, padahal foto diluar masih ada", jelas Lek Trist. Kami memang memaksa masuk area rumah arca ini untuk mendapatkan foto secara detail, mungkin itulah yang menjadikan foto di kamera lek Trist Hilang. "Padahal sudah uluk salam", "Saat lompat pagar kakimu injak umpak ga?"tanya saya. Hanya terkekeh... dan langsung..."Pasti itu, ada yang tak berkenan", jawab saya. "Ya Sudah lah"... yang penting niat kami menelusuri jejak peradaban leluhur dengan 'uri-uri' peninggalan nya sudah terlaksana. Mohon Maaf dan ampunan jika tak berkenan, lain waktu kami kembali dengan lebih baik lagi.. Mohon maaf penjaga/ juru kunci, lain waktu kami kesini di waktu yang agak siang.
     
gambar kami samarkan
Untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras, Bekal dari Lek Tristno kami buka di Warung dekat Rumah Arca ini. (Maturnuwun ibu yang punya warung. Beberapa propertynya kami pinjam sebentar untuk makan. Piring dan Sendok, Bila ada yang cuci piring tak bersih cari Saja yang namanya Lek Suryo di facebook.. hahahaha video nya : 
 











   
melepas penat setelah menelusur silurah
Karena Hari sudah beranjak Gelap, Kami putuskan petualangan Silurah ini usai. Perjalanan nampaknya lebih berat. karena jalan pulang sangat menanjak....... no pict, no video... melangkah saja susah, teramat berat, jadi ta sempat ambil gambar.

      Trio Blusukan Lintas Batas Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist : 
di Situs Silurah batang
Mari Kunjungi dan Lestarikan