Situs Nglimut Gonoharjo Boja Kendal |
Pulang tutorial di Singorojo, ku sempatkan mbolang dulu, kebetulan salah seorang mahasiswa ada yang berdomisili di Desa Gonoharjo.... thank's to Sufyan
gambar 1 : menuju Gonoharjo |
Jalurnya dari terminal cangkiran, ikuti jalan menuju Gonoharjo, yang terkenal dengan wisata Pemadian air panas Nglimut Gonoharjo.
Sampai ketemu dengan pertigaan dengan papan petunjuk :(gambar 1)
Sampai ketemu dengan pertigaan dengan papan petunjuk :(gambar 1)
gambar 2 : menuju Gonoharjo |
Lanjut ke pertigaan ke 2
(gambar 3)
Kira-kira 500 meter... ada tanjakan S ... tingkungan pertama ambil yang kanan... Gambar 4 saya ambil dari atas. Sobat langsung ambil kanan
Tak sampai 100m (hati-hati jalan menurun dengan kondisi paving yang ga rata) sobat akan sampai di Situs Nglimut Gonoharjo
Yoni Situs Nglimut Gonoharjo |
Kondisi situs secara keseluruhan 'watu candi" hampir 90 % ditutupi lumut... sudah ada pagar keliling, namun kondisi pagar sudah rusak. Dari pencarian saya belum ada kode inventarisir dari dinas terkait yang nampak....
Yang kita temui di situs ini :
1. Yoni,
2. Lingga,
Kura Kura dan Ular naga di Bawah Cerat Yoni :
KURA-KURA
NAGA
Dibawah naga ada relief :
2. Lingga,
Penggambaran Siwa selain sebagai manusia, seringkali digambarkan dalam bentuk lingga. Lingga yang digambarkan sebagai kelamin laki-laki biasanya dilengkapi dengan Yoni sebagai kelamin wanita. Persatuan antara Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. Dalam mitologi Hindu, yoni merupakan penggambaran dari Dewi Uma yang merupakan salah satu sakti (istri) Siwa.
Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita (vagina). Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah untuk meletakkan lingga.
Bentuk Yoni yang ditemukan di Indonesia pada umumnya berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga.
Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.
cerat yoni situs nglimut |
Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.
Cerat Yoni Situs Nglimut |
Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca.
Kura Kura dan Ular naga di Bawah Cerat Yoni :
Kura2 Yoni Nglimut |
Ular Naga Yoni Nglimut |
KURA-KURA
Kura kura adalah salah satu, dari sepuluh Dasa Awatara dalam agama hindu. yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia.
Dalam kitab purana Kurma Awatara / sang kura-kura, muncul saat Satya Yuga :
Satyayuga atau Kertayuga, merupakan tahap awal dari empat (catur) Yuga. Siklus Yuga merupakan siklus yang berputar seperti roda. Setelah Satyayuga berakhir, untuk sekian lamanya kembali lagi kepada Satyayuga. Satyayuga berlangsung kurang lebih selama 1.700.000 tahun. Setelah masa Satyayuga berakhir, disusul oleh masa Tretayuga. Setelah itu masa Dwaparayuga, lalu diakhiri dengan masa kegelapan, Kaliyuga. Setelah dunia kiamat pada akhir zaman Kaliyuga, Tuhan yang sudah membinasakan orang jahat dan menyelamatkan orang saleh memulai kembali masa kedamaian, zaman Satyayuga.
Satyayuga merupakan zaman keemasan, ketika orang-orang sangat dekat dengan Tuhan. Hampir tidak ada kejahatan. Pelajaran agama dan meditasi (mengheningkan pikiran) merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman ini. Konon rata-rata umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup pada zaman ini. Menurut Nathashastra, di masa Satya Yuga tidak ada Natyam karena pada masa itu semua orang berbahagia.
Pada masa Satyayuga, orang-orang tidak perlu menulis kitab, sebab orang-orang dapat berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Pada masa tersebut, tempat memuja Tuhan tidak diperlukan, sebab orang-orang sudah dapat merasakan di mana-mana ada Tuhan, sehingga pemujaan dapat dilakukan kapanpun dan di manapun. (sumber : wikipedia)
NAGA
Ular Naga atau yang dikenal dengan nama Taksaka, bertugas menjaga candi. Wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangkar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.
Yoni : relief di bawah naga |
Dibawah naga ada relief :
RELIEF KALA DI CERAT YONI :
Batara Kala adalah sosok rakasa ganas sebagai dewa penguasa waktu dan berhubungan dengan sisi perusak dari Dewa Siwa. Kala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai raksasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma.
Relief Betara Kala digambarkan dengan kepala yang besar dengan rahang atas yang besar dibatasi oleh gigi taring besar, tetapi tanpa rahang bawah.
3. Umpak
Fungsi umpak adalah sebagai fondasi atau tatakan tiang penyangga sebuah bangunan. Umpak mempunyai peranan yang penting pada sebuah bangunan, karena merupakan titik kekuatan sebuah bangunan Umpak berbentuk persegi besar dan terbuat dari bongkahan batu yang biasanya pada sisi-sisinya dihiasi ukiran.
Penggunaan umpak juga berkembang dan diadaptasi pada masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Pada masa itu umpak banyak digunakan sebagai tatakan penyangga tian-tiang besar di bangunan kraton dan tempat pemujaan, seperti candi.
Bahkan pada masa itu terdapat beberapa rumah-rumah penduduk yang sudah menggunakan umpak di dalamnya. Awalnya Umpak hanya berbentuk bongkahan batu dengan hiasan ukiran yang sangat sederhana, dengan bagiah ada lubang untuk tiang. Namun umpak mengalami perkembangan dari segi arsitektur dan nilai kegunaannya.
Batu candi : Situs Nglimut |
Bersama Mas Muhammad Sufyan Alwi :
Terimakasih mas..!!!
Situs ini memang sudah ber pagar (namun ala kadarnya alias sudah rusak), namun belum tercover BPCB kah? belum ada Papan tanda peringatan dan papan petunjuk situs....
To be continue....
bersambung situs di kawasan wisata gonoharjo......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar