Ganesha Situs Banjaran Karangjati |
24 Maret 2015
Hasil penelusuran informasi di internet beberapa tahun lalu, masih tersimpan. Ternyata membuat saya bersemangat lagi... Mbolang kali ini memang butuh perjuangan yang ekstra. Karena berada di dekat jalur PP saya kerja, niat saya menyempatkan berangkat/pulang mbolang terlebih dahulu. saya hitung ada 4 kali saya berusaha nyari Situs Dewa Ganesha ini,baru keempat kalinya bisa ketemu... mulai dari kurang tepatnya info dari web site yang saya dapat...., masyarakat sekitar juga ga tahu keberadaannya, juga kendala cuaca. Berbagai hambatan yang saya temui itu, tak mengurangi semangat saya.
Jalurnya arah Semarang sebelum pasar Karangjati ada jalan masuk ke Ngobo, ati2 ketika di gang masuk ini... selain termasuk jalan berkategori 'blindspot' juga sering macet dan rawan. Masuk kira-kira 100m ketemu dengan gang Jl. Suka Rukun.
PT USG Congol : gambar saya ambil dari parkir motor depan rumah warga |
Jalan menuju Situs ini tepat di depan PT. USG Congol ambil kanan arah persawahan, Parkir Motor di depan rumah warga.
ganesha Karangjati |
Sempat "clingak-clinguk", karena tak terlihat dewa Ganesha di sekitar sawah di depan ku... info gambar dari Dinas Pariwisata, Keterangan sumber gambar : Arca ganesha ini berada di tengah sawah milik ibu Siti warga Ngimbun Karangjati
Karena keterangan seperti itu, ketika kusampai ku langsung mengedarkan pandangan... namun setelah beberapa lama ga terlihat juga, sempet mau mutung. Beruntung ada seorang ibu-ibu (beliau ga berkenan diketahui namanya), , karena saya saking senengnya diantar ke situs, saya lupa foto beliau... namun tak mengurangi hormat saya, beribu terimakasih saya ucapkan pada beliau melalui tulisan ini, sudah repot mau menunjukkan lokasi Situs Arca Ganesha.
Beliau pun dengan yakin, "Saya 'bejo' ketemu dengan ibu itu, soalnya kalo orang lain belum tentu tahu keberadaan Situs ini, karena banyak warga yang sekitar saat ini pendatang..
jadi untuk peninggalan leluhur ini jarang yang peduli apalagi memperhatikan", jelas beliau.
Petualangan sebenarnya menanti, Jalurnya melewati pematang sawah, pas saya mbolang ke sini tanah pematang sawah baru saja dicangkul.jadi untuk peninggalan leluhur ini jarang yang peduli apalagi memperhatikan", jelas beliau.
Telusuri pematang sawah itu sampai ketemu dengan sungai, kemudian sebrangi...
Arca Dewa Ganesha ada di tengah kebun dan disela-sela pohon sengon (dibawah tulisan merah)
Ganesha: Dewa pengetahuan, kecerdasan, kebijaksanaan dan pelindung terhadap segala bencana
Ganesha Situs Banjaran karangjati |
Ganesha (Dewanagari) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala / bencana serta Dewa kebijaksanaan. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).
Ganesha Situs Banjaran karangjati |
Kondisi Arca Ganesha Situs banjaran Karangjati ini cukup memprihatinkan. Pelapukan oleh alam dan diperparah dengan pembiaran arca ini di sini menjadikan Ganesha nampak seperti ini dari dekat.
Menurut informasi yang ada arca tersebut sudah beberapa kali akan dipindahkan namun tidak berhasil.
Menurut informasi yang ada arca tersebut sudah beberapa kali akan dipindahkan namun tidak berhasil.
Ganesha Situs Banjaran karangjati |
Ganesa berkepala gajah dengan perut buncit. Patungnya memiliki empat lengan, yang merupakan penggambaran utama tentang Ganesa.
Ganesha karangjati |
Dia membawa patahan gadingnya dengan tangan kanan bawah dan membawa kudapan manis, yang ia comot dengan belalainya, pada tangan kiri bawah. Motif Ganesa yang belalainya melengkung tajam ke kiri untuk mencicipi manisan pada tangan kiri bawahnya. Dalam perwujudan yang biasa, Ganesa digambarkan memegang sebuah kapak atau angkusa pada tangan sebelah atas dan sebuah jerat pada tangan atas lainnya.
Cerita mengenai Ganesha :
Ganesa lahir dengan tubuh dan kepala manusia, kemudian Siwa memenggalnya ketika Ganesa mencampuri urusan antara Siwa dan Parwati. Kemudian Siwa mengganti kepala asli Ganesa dengan kepala gajah. Detail kisah pertempuran dan penggantian kepala, memiliki beragam versi menurut sumber yang berbeda-beda.
Dalam kitab Brahmawaiwartapurana terdapat kisah yang cukup menarik. Saat Ganesa lahir, ibunya,Parwati, menunjukkan bayinya yang baru lahir ke hadapan para dewa. Tiba-tiba, Dewa Sani (Saturnus), yang konon memiliki mata terkutuk, memandang kepala Ganesa sehingga kepala si bayi terbakar menjadi abu. Dewa Wisnu datang menyelamatkan dan mengganti kepala yang lenyap dengan kepala gajah. Kisah lain dalam kitab Warahapurana mengatakan bahwa Ganesa tercipta secara langsung oleh tawa Siwa. Karena Siwa merasa Ganesa terlalu memikat perhatian, ia memberinya kepala gajah dan perut buncit.
Dalam kitab Siwapurana dikisahkan, suatu ketika Parwati (istri Dewa Siwa) ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki. Ia berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan hanya boleh melaksanakan perintah Dewi Parwati saja. Perintah itu dilaksanakan sang anak dengan baik.
Alkisah ketika Dewa Siwa hendak masuk ke rumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa ia suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Akhirnya Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan anaknya sendiri. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala si bocah. Ketika Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Siwa sadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.
Atas saran Brahma, Siwa mengutus abdinya, yaitu para Gana, untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. Ketika turun ke dunia, gana mendapati seekorgajah sedang menghadap utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa. Akhirnya Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa Keselamatan.
Alkisah ketika Dewa Siwa hendak masuk ke rumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa ia suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Akhirnya Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan anaknya sendiri. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala si bocah. Ketika Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Siwa sadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.
Atas saran Brahma, Siwa mengutus abdinya, yaitu para Gana, untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. Ketika turun ke dunia, gana mendapati seekorgajah sedang menghadap utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa. Akhirnya Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa Keselamatan.
Sebagian badannya terpendam sehingga tidak dapat diketahui secara pasti apakah arca ini beralas atau tidak.
Dari dekat :
Dari Samping :
Dari belakang:
Bila tetap dibiarkan seperti ini, tak butuh waktu lama, Arca Ganesha Banjaran karangjati ini lapuk!!!! .... Adakah cara untuk membuat sedikit melindungi? Lapor ke pada siapakah seharusnya.......------
Patut Kita Wacanakan..... diskusi welcome di 081805803200 / fb : Saya
nb:
Saat perjalanan pulang....saya ketemu dengan seorang kakek, Setelah kujelaskan saya dari mana... Beliau bercerita.... Arca Ganesha ini masih ada hubungannya dengan Arca Ganesha Mbah Dul Jalal.
"Mbah Gono", masyarakat jaman dulu menyebut arca itu..... sampai saat inipun kadang masih ada beberapa yang melakukan ritual di arca itu" jelas kakek iu
---Bila dihubungkan dengan fakta keberadaan 3 buah arca ganesha di daerah sekitar bergas ini... (Satu lagi arca ganesha pondansari) kemudian beberapa sisa batu-batu candi di Situs Kalitaman Wujil bergas--- bolehkah saya menyimpulkan kawasan ini dulunya semacam kawasan pusat pendidikan?, dengan fakta pendukung letak di bawah lereng gunung ungaran yang berdiri kokoh Candi Gedong songo...
Namun sahaya hanya menduga saja.... Saya yakin suatu saat kebenaran sejarah akan terkuak......
sip...nyusul,
BalasHapusKeren mas! Salut bwt usaha panjenengan menelusuri jejak peradaban masa lampau :)
BalasHapusMemang benar, patut diduga, kawasan lereng Ungaran merupakan suatu komunitas masyarakat yang besar dan berpengaruh dlm lalu lintas peradaban di Tanah Jawa kala itu, utamanya masa peradaban Hindu. Bisa jadi, dahulunya menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, peribadatan maupun sentra seni (misalnya kerajinan pahat dgn industri pembuatan arcanya). Lantas seperti apa bentuk kewilayahannya? Naaah itu dia, yang menarik, J.G Casparis dlm bukunya yg berjudul Prasasti Indonesia II (1956) pernah menyebutkan bahwa daerah Merakmati sekarang ini dahulunya berasal dari kata "i mamratipura" yakni ibukota Kerajaan Medang (Mataram Kuno) di masa pemerintahan Rakai Pikatan. Kita semua tahu bahwa daerah di sekitar Bawen, Bergas, Ungaran dan kawasan sekitar begitu banyak ditemukan peninggalan purbakala masa Mataram Kuno :)
BalasHapusMenengok peradaban yang telah lampau baik dari cerita, dongeng maupun dengan mitos-mitosnya adalah kegiatan yang sangat menarik...
BalasHapusAwesome, lanjutkan!
Max Trist Cavalera : mas aku enthuk info anyar ning daerah klipang... parani yo... tapi aku sisan terke sing kebontaman.wkwkwk
BalasHapusTri Subekso : Sangat menarik pak, itulah kenapa saya pingin banget diskusi dan ngangsu kawruh sama panjenengan...biar wawasan saya bertambah sekaligus punya jujugan informasi.....
Wachid Elkhawarizm : ayo mas sekali2 ikut mbolang... saya ada rencana ke Krajan bedono...